Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan di era perkembangan jaman ini menyebabkan manusia


lebih menyukai sesuatu yang instan untuk mempermudah dalam
kehidupan sehari – hari . Sehingga menjadikan perubahan gaya hidup
seperti jarang berolahraga , pola makan yang salah dan juga kebiasaan
merokok . Dari uraian terebut dapat menyebakan penyakit tidak
menular seperti hipertensi . Sesuai dengan pendapat Puspitorini dalam
buku Sholehatu mahmudah,dkk. (2015) Gaya hidup yang tidak sehat
seperti kurangnya aktivitas fisik dan stress dapat menjadi penyebab
terjadinya hipertensi .
Dengan perubahan gaya hidup yang semakin instan
tersebut menjadikan tingginya angka kejadia hipertensi . Menurut
Word Health Organization pada tahun 2010-2014 menunjukkan, di
seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi
mengidap hipertensi. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
29,2% di tahun 2025, di mana dari 972 juta pengidap hipertensi, 333
juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia (WHO, 2014). Sedangkan di
Indonesia Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kenaikan prevalensi
yang terus meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi . Di


Jawa Timur menduduki urutan ke 6 provinsi terbanyak kejadian
hipertensi di Indonesia . hal tersebut terus meningkat sejak 2007
hingga 2018 dengan kenaikan lebih dari 34.1 % . Berdasarkan data
Riskesdas Provinsi Jawa Timur tahun 2018 prevalensi hipertensi di
kota Malang sebesar 10% dan berada di urutan ke-2 terbanyak setelah
Probolinggo .
Seiring dengan angka kejadian hipertensi yang tinggi maka
akan menambah permasalahan hipertensi. Hipertensi yang tidak
terkontrol dapat menimbulkan kerusakan pada tubuh secara langsung
maupun tidak langsung . Hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan beberapa komplikasi seperti stroke , penyakit ginjal dan
juga gagal jantung (Yanti, Rahayuningrum and Arman, 2019).
Secara umum untuk menangani komplikasi hipertensi diatas
dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan non farmakologi .
Terapi secara farmakologis dapat dilakukan dengan menggunakan obat
– obatan sesuai petunjuk dokter . Sedangkan secara non farmakologis
dapat dilakukan dengan menjalani pola hidup sehat dan melakukan
terapi relaksasi salah satunya foot massage .

Sesuai pendapat Sunarni dalam yanti ( 2019) , yang


menyatakan dengan adanya terapi relaksasi dapat membuat lebih
relaks dan tenang , sehingga membuat tekanan darah menjadi normal .

Berdasarkan dengan penatalaksanaan hipertensi di atas, terapi


relaksasi dengan terapi foot massage atau terapi pijat kakai merupakan
pilihan yang bisa dipertimbangkan untuk meminimalkan efek samping
yang ditimbulkan dari terapi farmakologis. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1109 tahun 2007 menyebutkan
pengobatan dengan terapi relaksasi merupakan pengobatan meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dengan keamanan dan efektifitas tinggi salah satu
terapi relaksasi tersebut adalah terapi pijat refleksi kaki.

Terapi Pijat refleksi kaki merupakan suatu metode memijat


titik-titik tertentu pada tangan dan kaki. Manfaat pijat refleksi untuk
kesehatan sudah tidak perlu diragukan lagi. Salah satu khasiatnya yang
paling populer adalah untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh.
Manfaat lainnya adalah mencegah berbagai penyakit, meningkatkan
daya tahan tubuh, membantu mengatasi stress, meringankan gejala
migrain, membantu penyembuhan penyakit kronis, dan mengurangi
ketergantungan terhadap obat obatan. Teknik-teknik dasar yang sering
dipakai dalam pijat refleksi diantaranya: teknik merambatkan ibu jari,
memutar tangan dan kaki pada satu titik, serta teknik menekan dan
menahan. Rangsangan rangsangan berupa tekanan pada tangan dan
kaki dapat memancarkan gelombang gelombang relaksasi ke seluruh
tubuh (Wahyuni, 2014). Baru masuk penelitian penunjang yang
mendukung terapi massae atau terapi pijat
Menurut Churniawati dalam Yanti (2016) menunjukkan bahwa
terapi relaksasi seperti foot massage yang dilakukan secara teratur
dapat menurunkan tekanan darah. Hal tersebut diperkuat lagi oleh hasil
penelitian Putri safitri (2009) tentang efektivitas masase kaki dengan
minyak esensial lavender terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi dengan kesimpulan dapat penurunan tekanan
darah .(Chanif and Khoiriyah, 2016)
Hasil penelitian Widowati (2015) di kota Pekalongan tentang
pemberian masase kaki dengan minyak sereh wangi terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi disimpulkan bahwa masase kaki
dengan minyak sereh wangi berpengaruh signifikan terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di kota pekalongan. (Chanif and
Khoiriyah, 2016)
Ditambah dengan penelitian akoso tahun 2016 dalam chanif,
(2016) yang mengatakan ini sejalan dengan kebenaran teori yang
menyebutkan menyebutkan bahwa terapi (masase) dapat merangsang
jaringan otot, menghilangkan toksin, merilekskan persendian,
meningkatkan aliran oksigen, menghilangkan ketegangan otot sehingga
berdampak terhadap penurunan tekanan darah .
Berdsarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang foot massage terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi dengan menggunakan teknik yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut , maka
rumuskan masalah penelitian ini adalah “bagaimanakah pengaruh food
massage terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi .

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
food massage terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tekanan darah pada hipertensi sebelum food
massage
b. Mengidentifikasi tekanan darah pada hipertensi setelah food massage
c. Menganalisis pengaruh food massage terhadap tekanan darah tinggi

D. Manfaat penelitian
1. Secara Praktis
a. Mempertimbangkan pemilihan terapi non farmakologis foot
massage terhadapt perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi
b. Diharapan penulis dapat memperoleh pengalaman dalam
melaksanakan aplikasi riset keperawatan di dalam pelayanan
keperawatan , pada penelitian tentang food massage terhadap
perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi

2. Secara Teoritis
a. Diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat dalam rangka pengembangan
ilmu keperawatan. Khusus nya penanganan hipertensi dengan foot
massage.
b. Diharapkan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya menggunakan
metode yang berbeda pada pasien hipertensi

Anda mungkin juga menyukai