PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer, S. C.,
& Bare, B. G, 2013). Gagal ginjal dikatakan jika glomerulus filtration rate
(GFR) secara mendadak berkurang sebesar 50% atau lebih, kasus gagal
Gagal ginjal kronis saat ini menjadi salah satu penyakit yang banyak
(ESRD) yang lazim terus meningkat sekitar 20.000 kasus per tahun dengan
total pasien 746,557 sebanyak 14.5 % pasien yang dirawat diseluruh dunia,
sebanyak 3,8 % dengan total 499.800 orang. Jumlah penderita gagal ginjal
kronis terendah pada usia 15-24 tahun sebanyak 1,3%, prevalensi gagal
2
55-64 tahun sebanyak 7,21%, pada usia 65-74 tahun sebanyak 8,23% dan 75
4,17% dan 3,52% perempuan. Prevalensi lebih tinggi terjadi pada penduduk
banyak diderita oleh orang yang belum atau tidak pernah sekolah 5,73% dan
gagal ginjal kronis paling banyak pada orang-orang yang sudah tidak
bekerja yaitu 4,76%. Tercatat data prevalensi yang pernah atau sedang
mengalami cuci darah terbanyak ada di daerah DKI yaitu 38,7%, Bali dan
kali seminggu selama 3-4 jam per kali terapi atau sampai mendapatkan
ginjal baru melalui transplantasi ginjal (Mutaqqin & Sari, 2012). Insiden
sebesar 86,9%, dimulai dengan dialisis peritoneal (PD) sebesar 10,1%, dan
merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit
akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga
dengan ketakutan dan ancaman kematian (Melo, Ribeiro & Costa, 2015).
Hal ini menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada berbagai dimensi
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dalam jangka panjang (Jhamb, M.,
Fatigue merupakan rasa letih luar biasa dan penurunan kapasitas kerja
fisik dan jiwa pada tingkat yang biasanya secara terus menerus (Kamitsuru,
gangguan tidur yang buruk (Fari, A., I., Sofiani, Y., & Warongan, A., W.
2019).
4
gejala yang paling umum dirasakan oleh pasien yang menjalani hemodialisis
dengan prevalensi kejadian fatigue antara 60% sampai 97% (Sari, Bakar,
penting dari sisi kesehatan, ekonomi, pendamping terapi medis dan minim
efek samping (Rao, 2016). Jenis terapi non farmakologi seperti diet,
2017). Terapi CAM dapat dilakukan dengan intervensi CBT salah satunya
terapi ini mampu memberikan respon pada saraf simpatis dan parasimpatis
merelaksasikan otot tubuh, dengan teknik latihan dalam posisi duduk atau
berbaring yang dapat dilakukan dimana saja (Herlina, S., Sitorus, R., &
pembuluh darah sehingga akan memberikan efek relaksasi otot (Fari, A., I.,
dalam posisi semi fowler. Aktivitas fisik yang tepat dan dilakukan selama
Progressive muscle relaxation (PMR) pada pasien Gagal Ginjal Kronis yang
Selain itu menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Fari, A., I.,
(RBE) terhadap Tingkat Fatigue dan Selfcare pasien GGK” dengan sampel
kelompok intervensi PMR (p= 0,000) dengan kelompok selfcare (p= 0,017).
bahwa peran terapi non farmakologi sangat penting, maka peran perawat
fatigue setiap pasien dan jumlah aktivitas yang dilakukan sampai menyusun
terhadap tingkat Fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
menjalani hemodialisis.
2. Tujuan Khusus
menjalani hemodialisis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
relaxation.
2. Manfaat praktik
hemodialisis.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) yang ditandai dengan
2. Etilogi
menyebabkan gagal ginjal kronis yang utama dan lebih dari 30% klien
ginjal kronis, selain itu yang mengakibatkan gagal ginjal kronis antara
lain:
glumerulonefritis
renalis)
9
10
sklerosi sistemik)
f. Nefropati toksik
3. Manifestasi Klinis
a. Kardiovaskuler
hiperlipidemia.
b. Integumen
tipis.
c. Paru-paru
d. Saluran cerna
e. Neurologik
f. Muskuloskeletal
g. Reproduksi
h. Hematologi
4. Klasifikasi
yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih
a. Pemeriksaan Laboratorium
jenis urin.
b. Pemeriksaan Radiologi
fungsi ginjal
6. Patofisiologi
2011).
Batticaca, 2011).
7. Pathway Gagal Ginjal Kronik Gagal Ginjal Kronis
18
19
B. Hemodialisis
1. Pengertian
dialisis yang dikenal secara awam dengan istilah cuci darah (Yasmara,
2014)
2. Tujuan hemodialisis
19
20
gradien tekanan, dimana air bergerak dari daerah dengan tekanan yang
Madjid, A, 2013).
3. Indikasi hemodialisis
4. Kontraindikasi
berikut:
c. Hipertensi berat
d. Hipotensi
e. Hematoma subdural
f. Demam tinggi
5. Komplikasi
a. Hipotensi
serum.
2016).
C. Fatigue
1. Pengertian
untuk kerja fisik dan mental pada tingkat yang lazim (Herdman, H &
2. Etiologi
2016).
25
(Cahyani, 2018).
26
3. Pengukuran Fatigue
item pertanyaan antara lain terganggu oleh rasa lelah, mudah merasa
a. Ansietas
b. Depresi
c. Gangguan tidur
e. Hambatan lingkungan
27
g. Malnutrisi
i. Stressor
menjalani hemodialisis
1. Pengertian
oksigen.
c. Mengalami kecemasan
d. Mengalami keletihan
29
relaks
a. Persiapan
Persiapan klien.
mengikat ketat.
semakin relaks
b. Langkah- langkah:
oto dan keadaan otot yang rileks. Lakukan hal yang sama pada
dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan
rahang
punggung atas.
sebanyak 2 kali.
34
E. Kerangka Penelitian
Gagal Ginjal Kronis
Menjalani Hemodialisis
Depresi Anemia
Stress Hipotensi
Ansietas
Fatigue
Penatalaksnaan Progressive
muscle relaxation untuk
mengatasi Fatigue
Fatigue dapat
berkurang
Sumber : Nasution (2016); Sulistini (2015); Cahyani (2018); Setyoadi & Kushariyadi, (2011)
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
a. Paradigma Penelitian
untuk kerja fisik dan mental pada tingkat yang lazim (Kamitsuru, S. &
kontraksi otot polos (Guyton & Hall, 2014). Dampak dari fatigue yang
37
38
menjadi lebih tenang dan relaks serta dampak akhir akan memberikan
b. Rancangan Penelitian
c. Variabel Penelitian
relaxation.
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
dan pembahasan.
b. Kriteria Ekslusi
1. Tahap Awal
2. Tahap Pelaksanaan
Hemodialysis.
www.scholar.google.com, dan
Hemodialisis.
43
D. Analisis Data
E. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian data primer yaitu terdiri dari: justice,
respec for person dan advantage karena data yang diambil berasal dari
manusia. Etika penelitian dalam penelitian data sekunder yang berasal dari
artikel jurnal orang lain, etika yang digunakan peneliti dengan batas plagiat
A. Hasil Penelitian
1. Bagan PRISMA
identification
Total
N= 174 Artikel
44
include
45
46
Nama
Tahun
1. Herlina, S., mengetahui 32 Responden kuantitatif, Progressive Dalam penelitian ini Terdapat pengaruh
Sitorus, R & pengaruh (16 responden design Quasi muscle didapatkan bahwa fatigue yang signifikan
Masfuri Progressive kelompok eksperimen relaxation di pengaruhi oleh beberapa pemebrian latihan
muscle relaxation intervensi dan dengan Pretest faktor psikologis (stess, PMR terhadap
terhadap tingkat 16 responden Posttest control depresi, anisetas dan penurunan tingkat
Fatigue pada kelompok group, analisis gangguan pola tidur) dan fatigue pada pasien
Sofiani, Y & efektivitas dengan kriteria Randomized muscle pada penelitian ini bahwa (paired sample
Warongan, progressive inklusi yang Clinical Trial, relaxation perubahan fisiologis yang test)ada perbedaan
A. W (2019) muscle relaxation menajalani pretest dan dan terjadi pada usia tua sangat yang signifikan
dan relaxation hemodialisis posttest three relaxation memungkinkan pasien pada selfcare
breathing exercise seminggu 2 group, alat ukur breathing lebih mudah mengalami sebelum dan
terhadap tingkat kali, usia yang digunakan exercise fatigue. 30 responden sesudah diberikan
care pada pasien tahun, nilai Hb Fatigue Scale kelompok yaitu 10 orang penggabungan
gagal ginjal perempuan (Cronbach alfa kelompok Progressive antara PMR dan
kronis, >9,7 gr/dL dan = 0,646) dan muscle relaxation (PMR), RBE, dengan p
selfcare.
3. Amini, et. Al untuk mengetahui 100 responden, kuantitatif, progressive Pada penelitian ini Intervensi PMR
(2016) efek dari dibagi menjadi Random muscle dilakukan selama 60 hari, dan aerobic
pemberian 3 kelompok assigned to three relaxation peneliti sudah melakukan exercise sebelum
progressive (kelompok gorups (PMR, dan aerobic kontrak dengan pasien dan sesudah
muscle relaxation progressive aerobic exercise exercise untuk melakukan diberikan dengan
exercise terhadap relaxation, alat ukur pada diberikan CD yang Terdapat perbedaan
pada pasien gagal exercise dan kuesioner tidur pasien harus dan kualitas tidur.
51
ginjal kronis serta kelompok cemas, kualitas melakukan intervensi p value <0,05.
dilakukannya gerakan.
4. Hadadian, F. mengetahui 65 responden, kuantitatif, Progressive pada penelitian ini Tidak ada
et,al (2019) pengaruh teknik dengan kriteria Eksperimen muscle didapatkan bahwa perbedaan efek
52
progressive telah menjalani dengan relaxation relaksasi dilakukan selama positif terhadap
pada pasien bulan, bersedia sampling dengan peneliti dan peneliti tidak
dilakukan intervensi
disediakan.
5. Siregar, C. T untuk 20 Responden kuantitatif, Teknik Pada penelitian ini Terdapat pengaruh
& Nasution, menentukan dengan design pre test Progressive didapatkan bahwa fatigue yang signifikan
R. A. (2017) perbedaan tingkat populasi yang and post test muscle mengakibatkan kurangnya terhadap tingkat
fatigue pada telah menjalani without control relaxation konsentrasi, lemah, kurang fatigue sebelum
pasien gagal hemodialisis group, alat ukur tidur, emosi tidak stabil dan sesudah
responden mengalami
responden, mengalami
sedang 10 responden.
Teknik Progressive
muscle relaxation
Setelah diberikan
intervensi pasien
rekomendasikan kepada
perawat untuk
menurunkan angka
penurunan fatigue.
6. Kaplan, E S., mengetahui efek 96 reponden Kuantitatif, Progressive pada penelitian ini Dalam penelitian
Ovayolu, N dari latihan dibagi menjadi desain Relaxation didapatkan bahwa sebelum eksperimental
terhadap nyeri, dan 48 control random, dan interview terlebih dahulu Progressive
kualitas hidup. menerima ukur digunakan pertama dilakukan kepada mengurangi skala
rumah sakit, untuk nyeri gerakan latihan progresif. rata-rata nyeri, dan
gangguan CD.
mental.
7. Antoni, A., untuk melihat 66 responden kuantitatif, progressive hasil penelitian Terdapat pengaruh
R & Harahap, progressive kelompok (33 menggunakan relaxation fatigue dipengaruhi oleh terhadap penurunan
I. A (2016) muscle relaxation kelompok quasi usia dan jenis kelamin gejala fatigue
terhadap gejala intervensi dan experimental (wanita lebih besar pasien Diabetes
tindakan mandiri
progressive muscle
intervensi menunjukan
kelompok kontrol
Mengalami perubahan
setelah diberikan
7,22.
3. Resume Diagram Prisma
sebanyak 27 temuan.
B. Pembahasan
artikel yang paling baik dan efektif dari segi hasil akhir penelitian.
(2019) serta Amini (2016) prevalensi terjadinya fatigue pada pasien gagal
ginjal kronis yang menjalani hemodialisis berkisar 60-90 %. Hal ini perlu
diperhatikan karena menjadi salah satu masalah perawat yang harus diatasi.
kondisi kesehatan diikuti oleh Kaplan (2019) bahwa efek dan keparahan
eksperimen. hal itu dapat dilihat dari Siregar (2016) menggunakan Pretest
Pretest Posttest Control Gorup. Diikuti Fari (2019) dan Amini (2016)
hal ini memungkinkan setiap pasien memiliki pengalaman atau kondisi yang
tingkat fatigue.
teridentifikasi dengan baik begitu juga intervensi dan outcome yang ingin
ada perbedaan yang signifikan pada tingkat fatigue dan selfcare sebelum
64
terhadap anxietas dan kualitas tidur. Pada penelitian ini teknik progressive
mereduksi fatigue namun efek bahagia dan ketenangan lebih tinggi pada
teknik progressive muscle relaxation selama ± 15-25 menit dalam satu sesi.
darah yang memberikan efek nyaman. Hal ini juga memiliki kesamaaan
65
kelompok otot-otot besar ditubuh manusia dari kepala sampai kaki yang
bahasan yang lebih luas dimana gerakan relaksasi atau latihan fisik
muskuloskeletal.
digunakan dengan efek samping yang minim, seperti yang dikatakan bahwa
waktu yang fleksibel dan aman untuk digunakan. Waktu yang paling lama
(2016) dan Fari (2019) serta waktu yang paling singkat dilakukan oleh
Herlina (2015) dengan kurun waktu 3 minggu sebanyak 5 kali latihan pada
dari beberapa penelitian dengan rentang 20-100 sampel yang dibagi secara
ini lebih banyak sampel yang digunakan pada kelompok kontrol. Sehingga
efisen dan efektif terhadap pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
terapi yang bisa dilakukan dengan beberapa gerakan dan posisi terlentang
SIMPULAN
A. Simpulan
durasi ±15-25 menit per sesi untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 6
B. Saran
sampel yang cukup sedikit. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis dengan jumlah