Anda di halaman 1dari 25

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TERAPI RELAKSASI OTOT


PROGRESIF (ROP) PADA KLIEN NY.W DENGAN ANSIETAS DAN
HAMBATAN KEMAMPUAN BERPINDAH DI WISMA ANGGREK
UPT PSTW BONDOWOSO KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Aisyah Imaniar, S.Kep
NIM 152310101225

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB I. LATAR BELAKANG


1.1 Analisis Situasi
Gangguan kecemasan atau anxiety disorder adalah rasa cemas berlebihan
yang bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang, umumnya terjadi pada
orang dewasa di atas usia 55 tahun. Dalam Journal of American Geriatrics Society
dinyatakan bahwa 3-14 dari setiap 100 orang lansia memiliki gangguan
kecemasan. Hasil penelitian di Amerika Serikat didapatkan bahwa sebanyak
17,67% lansia mengalami kecemasan. Kecemasan pada usia 50-64 tahun
sebanyak 12,7% lebih banyak daripada kecemasan pada usia lebih dari 65 tahun.
Sedangkan kecemasan pada usia lebih dari 65 tahun yaitu sebanyak 7,6. Secara
keseluruhan, studi epidemiologi menilai kecemasan pada akhir kehidupan
memberikan kisaran prevalensi dari 1,2 hingga 15% (Ramos, 2017).
Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia meningkat
sekitar dua kali lipat (1971-2017), yakni menjadi 8,97 persen (23,4 juta) di mana
lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki
(9,47 persen banding 8,48 persen). Selain itu, lansia Indonesia didominasi oleh
kelompok umur 60-69 tahun (lansia muda) yang persentasenya mencapai 5,65
persen dari penduduk Indonesia, sisanya diisi oleh kelompok umur 70-79 tahun
(lansia madya) dan 80+ (lansia tua). Pada tahun ini sudah ada lima provinsi yang
memiliki struktur penduduk tua di mana penduduk lansianya sudah mencapai 10
persen, yaitu : DI Yogyakarta (13,90 persen), Jawa Tengah (12,46 persen), Jawa
Timur (12,16 persen), Bali (10,79 persen) dan Sulawesi Barat (10,37 persen)
(Badan Pusat Statistik, 2017). Sebanyak 10-20% dari populasi lansia di Indonesia
pada tahun 2017 mengalami ansietas (Laka, 2018)
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada
tanggal 03 September 2019 pada klien Ny.W di Wisma Anggrek UPT PSTW
Bondowoso Kabupaten Bondowoso didapatkan bahwa: klien mengatakan bahwa
sering cemas karena dijanjikan untuk di jemput oleh keluarganya dan susah untuk
berjalan serta penglihatan menurun, tekanan darah klien adalah 90/70 mmHg.
Menyikapi hal tersebut, untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan lansia dan
untuk melatih otot lansia, mahasiswa PSP2N stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universias jember bermaksud untuk melakukan terapi
Relaksasi Otot Progresif yang akan dilakukan di Wisma Anggrek UPT PSTW
Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi diatas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan ini adalah pelaksanaan terapi Relaksasi Otot Progresif pada klien Ny.W
di Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi
Jawa Timur
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) ini bertujuan untuk
membantu meningkatkan status kesehatan klien dengan membantu
mengurangi kecemasan yang dirasakan lansia di Wisma Anggrek UPT
PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur.

2.1.2 Tujuan khusus


1. Klien Ny.W di Wisma Anggrek mampu merasakan manfaat terapi
Relaksasi Otot Progresif
2. Klien Ny.W di Wisma Anggrek mampu melakukan Relaksasi Otot
Progresif
3. Klien Ny.W di Wisma Anggrek mampu mengurangi kecemasan yang
dirasakan

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi klien
Kegiatan terapi Relaksasi Otot Progresif dapat menurunkan kecemasan dan
mampu mengurangi gangguan tidur lansia serta dapat memberikan efek
relaksasi dan melatih otot bagi lansia untuk mengurangi efek dari
kecemasan yang dirasakan. Sehingga apabila lansia dapat merasakan relaks,
lansia dapat mengendalikan fikiran dan emosi.

2.2.2 Bagi tenaga kesehatan


Menambah wawasan mengenai terapi non farmakologis untuk mengatasi
dan mengurangi kecemasan yang dirasakan lansia dan meningkatkan
relaksasi otot.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Seperti halnya periode lainnya dalam rentang lansia ditandai dengan
perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek dari perubahan ini untuk
menentukan, sebagian besar apakah pria dan wanita lanjut usia akan melakukan
penyesuaian pribadi dan sosial yang baik atau buruk. Sebagian besar gangguan
kecemasan dimulai pada dewasa awal hingga dewasa menengah, tetapi beberapa
muncul untuk pertama kalinya setelahnya usia 60 tahun (Tak dkk, 2016).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya (Stuart, 2006). Kecemasan adalah
kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dna
merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan tidak berdaya
serta tidak menenu yang disebabkan oleh suatu hal yang tidak jelas (Annisa dan
Ifdil, 2016).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Upaya untuk mengurangi kecemasan adalah dengan meghilangkan sebab-


sebabnya, diantaranya adalah pikiran harus dalam kondisi positif, menerima
bahwa yang dilalui adalah bagian dari proses hidup, cukup waktu istirahat,
menikmati liburan dan menikmati hidup. Selain itu, sebagai seorang perawat,
harus mendorong partisipasi aktif klien lansia untuk melakukan sesuatu dengan
melibatkan psikomotornya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan
terapi Relaksasi Otot Progresif (Stanley dan Beare, 2006).
Terapi Relaksasi Otot Progresif adalah teknik sistematis untuk mencapai
keadaan relaksasi yang dikembangkan oleh Edmund Jacobson. Terapi relaksasi
otot progresif merangsang pengeluaran zat-zat kimia yang merangsang sinyal otak
untuk membuat otot rileks dan meningkatkan aliran darah ke otak. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa terapi relaksasi otot progresif dapat digunakan
sebagai terapi dalam mengatasi masalah ansietas (Sysnawati, 2007). Hal ini
dibuktikan pada klien yang melakukan relaksasi otot progresif secara kontinu
selama 3 hari, dan hasilnya dapat menurunkan rasa khawatir dan lebih rileks.
Sebuah penelitian menyatakan adanya penurunan ansietas dan depresi serta
peningkatan kemampuan relaksasi dan kemampuan memaknai hidup.

3.2 Kerangka Penyelesaian


Pengabaian oleh keluarga

Cemas dan gelisah

Strategi koping efektif Strategi koping tidak efektif

Kesiapan meningkatkan koping Gangguan tidur dan banyak fikiran

Relaksasi Otot Progresif

Evaluasi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada
Hari/tanggal : Rabu, 4 September 2019
Jam : 12.00-12.30 WIB
Tempat : Wisma Anggrek

4.2 Khalayak Sasaran


Sasaran dari kegiatan ini adalah klien Ny.W di Wisma Anggrek UPT PSTW
Bondowoso Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur yang mengalami
gangguan kecemasan.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran: ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori : diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindak lanjut sasaran

Keterangan:

: Sasaran

: Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya


Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka:
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Tempat yang akan digunakan untuk kegiatan relaksasi otot progresif telah
siap digunakan
2. Materi dan media yang akan disajikan terkait kegiatan relaksasi otot
progresif telah siap untuk disajikan
3. Persiapan mahasiswa telah dilakukan
4. Persiapan klien telah dilakukan
5. Mahasiswa bersikap empati dan mengutamakan kebutuhan klien selama
kegiatan terapi relaksasi otot
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

5.1.2 Evaluasi Proses


1. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan relaksasi otot
progresif pada klien
2. Mahasiswa mampu mengajarkan dan mendemonstrasikan relaksasi otot
progresif pada klien
3. Mahasiswa dapat memberikan motivasi pada klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif yang telah diajarkan
4. Klien dapat kooperatif dalam pelaksanaan kegiatan relaksasi otot progresif
5. Kegiatan relaksasi otot progresif yang dilaksanakan berjalan dengan lancar
sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan.

5.1.3 Evaluasi Hasil


1. Kegiatan relaksasi otot progresif dapat terlaksana
2. Klien dapat fokus pada kegiatan relaksasi otot progresif yang dilakukan
3. Klien dapat mengulang kembali teknik relaksasi otot progresif yang telah
diajarkan
4. Klien dapat menghafal gerakan yang dilakukan

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Ketersediaan klien untuk melakukan kegiatan relaksasi otot progresif
2. Materi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien, sehingga mudah
diterima oleh klien
3. Waktu pelaksanaan kegiatan adalah waktu saat bersantai
4. Klien kooperatif dalam melaksanakan kegiatan relaksasi otot progresif

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung (lantai lembab dan sering
basah)

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Gangguan kecemasan atau anxiety disorder adalah rasa cemas berlebihan
yang bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang, umumnya terjadi pada
orang dewasa di atas usia 55 tahun. Dalam Journal of American Geriatrics Society
dinyatakan bahwa 3-14 dari setiap 100 orang lansia memiliki gangguan
kecemasan. Gangguan kecemasan pada lansia adalah penyebab distres, kecacatan,
gangguan kognitif ringan, dan risiko kematian yang seringkali tidak disadari.
Gejala depresif ini banyak terjadi pada lansia namun juga sering diabaikan.
Berbagai penyakit fisik yang dialami lansia juga dapat memperparah kondisi
depresif. Terapi yang dapat diberikan adalah terapi Relaksasi Otot Progresif.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Terapi ini merupakan teknik sistematis untuk mencapai keadaan relaksasi. Terapi
relaksasi otot progresif merangsang pengeluaran zat-zat kimia endorphin dan
ensephalin serta merangsang signal otak yang menyebabkan otot rileks dan
meningkatkan aliran darah ke otak memiliki tujuan meningkatkan rasa kebugaran,
konsentrasi, memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres dan mengatasi
insomnia, depresi, kelelahan, serta spasme otot. Dalam melakukan pendidikan
kesehatan ini secara keseluruhan berjalan lancar dan klien kooperatif.

6.2. Saran
6.2.1 Bagi Klien
Klien diharapkan dapat mempraktikkan latihan Relaksasi Otot Progresif
untuk mengurangi kecemasan, menenangkan fikiran dan mempertahankan fungsi
otot.

6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan tenaga kesehatan dapat mempelajari dan memahami Relaksasi
Otot Progresif sebagai terapi non farmakologis untuk mengatasi nyeri dan
kecemasan pada klien sehingga dapat di praktikkan untuk mengatasi masalah
klien.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Dona F., Ifdil. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Koselor. Vol. 5, No. 2.
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/download/6480/5041
Badan Pusat Statisti, 2017. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2017. [serial online].
https://www.bps.go.id/publication/2018/04/13/7a130a22aa29cc8219c5d153/
statistik-penduduk-lanjut-usia-2017.html
Gail, W Struart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Alih bahasa: Ramona P.
Kapoh dan Egi Komara Yudha. Jakarta: EGC
Laka, O.K., D. Widodo., W. Rahayu. 2018. Hubungan Hipertensi dengan Tigkat
Kecemasan pada Lansia di Posyandu Lansia Desa Banjarejo Kecamatan
Ngantang Malang. Nursing News. Vol 3. No 1.
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/749
Ramos, K., M. A. Stanley. 2017. Anxiety Disorders in Late Life. Psychiatric
Clinics of NA. (152).
Stanley, M. Dan P.G Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC
Syisnawati, M., B. A. Keliat., Y.S. Putri. 2017. Penerapan Terapi Relaksasi Otot
Progresif pada Klien Ansientas di Kelurahan Ciwaringin Bogor. Journal of
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Islamic Nursing. Vol 2, No. 2. https://journal.uin-


alauddin.ac.id/index.php/join/article/download/3983/3660
Tak G. S., S. K. Maheshwari, Kaur M. 2016. Effectiveness of Progressive Muscle
Relaxation Technique on Anxiety Among Elderly. International Journal of
Therapeutic Applications. Volume 32, 48-54.
https://www.researchgate.net/publication/302477644_EFFECTIVENESS_O
F_PROGRESSIVE_MUSCLE_RELAXATION_TECHNIQUE_ON_ANXI
ETY_AMONG_ELDERLY

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standard of Procedure (SOP)
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media (Leaflet)
Lampiran 7 : Dokumentasi Foto Kegiatan

Bondowoso, 04 September 2019

Pemateri,

Aisyah Imaniar, S.Kep. .


NIM 152310101225
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 1. Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat, 04 September 2019 jam 12.00-12.30 WIB bertempat di
Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa
Timur telah dilaksanakan Kegiatan terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) oleh
Mahasiswa PSP2N Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti
oleh 1 orang (daftar hadir terlampir)

Bondowoso, 04 September 2019

Mengetahui,

Pembimbing
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 2. Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan Terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP) oleh Mahasiswa PSP2N Fakultas
Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Rabu, 04 September 2019 jam
12.00-12.30 WIB di Wisma Anggrek UPT PSTW Bondowoso Kabupaten
Bondowoso Propinsi Jawa Timur dihadiri oleh:

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. Watijah Kalisat 1.
2. Aisyah Imaniar Bondowoso 2.

Bondowoso, 04 September 2019

Mengetahui,

Pembimbing
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Topik : Relaksasi Otot Progresif
Sasaran : Ny.W di Wisma Anggrek
Waktu : 12.00-12.30 WIB
Hari/Tanggal : Rabu, 04 September 2019
Tempat : Wisma Anggrek UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Bondowoso Propinsi Jawa Timur
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat memahami tentang
Relaksasi Otot Progresif serta dapat menerapkannya.

1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit klien
Ny. W mampu untuk:
a. Memahami tentang pengertian Relaksasi Otot Progresif
b. Memahami tentang manfaat terapi Relaksasi Otot Progresif
c. Melaksanakan Relaksasi Otot Progresif

2. Pokok Bahasan
Relaksasi Otot Progresif

3. Subpokok Bahasan
a. Pengertian Relaksasi Otot Progresif
b. Tujuan dan manfaat Relaksasi Otot Progresif
c. Pelaksanaan terapi Relaksasi Otot Progresif

5. Waktu
1 x 30 menit

6. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran : Ceramah dan demonstrasi
b. Landasan teori : Diskusi dan tanya jawab
c. Landasan pokok:
a) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b) Mengidentifikasi pilihan tindakan
c) Menetapkan tindak lanjut sasaran

7. Setting Tempat

Keterangan:

1. Pemateri

2. Perserta
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

8. Persiapan
Penyuluh mencari referensi terkait konsep dasar tentang Relaksasi Otot Progresif
mulai dari pengertian dan penatalaksanaan.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang: Memperhatikan 20 menit
a. Pengertian Relaksasi Otot
Progresif
b. Tujuan dan manfaat
Relaksasi Otot Progresif
c. Penatalaksanaan
Relaksasi Otot Progresif
2. Memberikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan kesempatan Menanggapi
klien untuk menjelaskan dengan pertanyaan
kembali dan mempraktikkan
materi yang sudah
disampaikan
5. Melaksanakan Relaksasi Otot Berpartisipasi
Progresif
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan 5 menit
telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
1. Apa pengertian Relaksasi Otot Progresif?
2. Apa tujuan dan manfaat terapi Relaksasi Otot Progresif?
3. Bagaimana penatalaksanaan Relaksasi Otot Progresif?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 4. Standard of Procedure (SOP)

FORMAT STANDARD OF PROCEDURE (SOP)


PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2019/2020

STANDARD OF PROCEDURE
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 5. Materi

FORMAT MATERI
PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2019/2020

Terapi Relaksasi Otot Progresif

1. Definisi
Relaksasi Otot Progresif adalah gerakan mengencangkan dan melemaskan
otot otot pada satu bagian tubuh dalam satu waktu untuk memberikan perasaan
relaksasi secara fisik

2. Tujuan
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher punggung, tekanan
darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik
2. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen
3. Meningkatkan rasa nyaman dan relaks
4. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika sadar
5. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi
6. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
7. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan
8. Membangun emosi positif

3. Cara melakukan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Atur posisi klien berbaring atau duduk di kursi dengan kepala ditopang
3. Jelaskan tentang empat kelompok utama bagian tubuh yang akan digunakan
dalam teknik relaksasi antara lain:
a. Tangan, lengan bawah, dan otot
b. Kepala, muka, tenggorokan, dan bahu, termasuk pemusatan perhatian pada
dahi, pipi, hidung, mata, rahang, bibir, lidah dan leher
c. Dada, lambung, punggung bagian bawah
d. Paha, pantat, betis, dan kaki
e. Tangan, lengan bawah, dan otot biseps
4. Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman
5. Bimbing klien untuk melakukan teknik relaksasi dibawah ini (prosedur
diulang paling tidak satu kali). Jike area tetap tegang dapat diulang lima kali
dengan melihat respons klien.
6. Kepalkan kedua tangan, lalu kencangkan biseps dan lengan bawah selama
lima sampai tujuuh detik
7. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk
merasakannya, dan tegangkan oto sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30
detik
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

8. Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama, tekan-tekan kepala sejauh
mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan kebalikannya. Kemudian
anjurkan psien untuk mengerutkan otot muka seperti kenari: cemberut, mata
dikedip-kedipkan, bibir dimonyongkan kedepan, lidah ditekan kelangit-langit,
dan bahu dibungkukkan selama lima sampai tujuh detik. Bimbing klien
kedaerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan rasanya dan
tegangkan otot sepenuhnya kemudian rileks selama 12-30 detik.
9. Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik napas dalam, tekan
keluar lambung, tahan, lalu rileks. Tarik napas dalam, tekan keluar perut,
tahan, dan rileks
10. Tarik kaki dan ibu jari kebelakang mengarah ke muka, tahan, relaks. Lipat ibu
jari secara serentak, kencangkan betis, paha dan pantat selama lima sampai
tujuh detik, dan tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30
detik.
11. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respon non verbal klien. Jika klien
menjadi agitasi/ tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika klien terlihat
kesulitan, relaksasi hanya pada bagian tubuh saja. Lambatkan kecepatan
latihan dan berkonsentrasi pada bagian yang tegang (klien harus mengetahui
dari awal bahwa lathan ini dapat dihentikan kapanpun).
12. Dokumentasikan dalam catatan perawat, respons klien terhaadap teknik
relaksasi dan perubahan tingkat kenyamanan klien.
13. Berikan reinforcement pada klien.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 6. Media (Leaflet)

FORMAT MEDIA (Leaflet)


PSP2N STASE KEPERAWATAN GERONTIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER T.A 2019/2020
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

Lampiran 7. Dokumentasi Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai