Anda di halaman 1dari 21

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019

Keperawatan Universitas Jember

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN WALKING EXERCISE PADA


KLIEN Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI WISMA SEDAP MALAM UPT
PSTW JEMBER KABUPATEN/KOTA JEMBER TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

oleh
Maya Muftiyani Syilvia, S.Kep
NIM 192311101103

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Lansia merupakan orang yang telah mengalami penurunan fungsi tubuh
akibat beberapa permasalahan. Hipertensi adalah suatu penyakit tekanan darah
yang masih menjadi perhatian khusus dalam masalah kesehatan baik di dunia
maupun di Indonesia. Hipertensi merupakan penyakit naiknya tekanan darah
dengan karakteristik tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90
mmHg (American Heart Association, 2017). Menurut WHO tahun 2019
diperkirakan 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi dan sepertiga
tinggal di negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Hipertensi menjadi masalah serius yang perlu diperhatikan di Indonesia
karena bisa menjadi “silent killer” jika tidak segera ditangani. Berdasarkan
Riskesdas (2018), secara nasional 34,1% penduduk di Indonesia menderita
penyakit hipertensi angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2013. Di
Jawa Timur, angka kejadian hipertensi mencapai 13,47% kasus. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember tahun 2018 ditemukan sebanyak 30.511 kasus
penderita hipertensi. Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara non
farmakologi yaitu terdiri dari latihan walking exercise atau latihan berjalan,
latihan rentang gerak aktif/pasif atau ROM (Susanti, 2019).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada
tanggal 03 bulan Septemper 2019 pada klien Ny. S di wisma Sedap Malam di
UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember ditemukan data sebagai berikut :
klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan saat melakukan aktivitas karena
adanya perubahan bentuk tubuh, yang ditandai dengan tekanan darah 180/100
mmHg, suhu 36.5oC, nadi 80x/menit, pernapasan 21x/menit dengan skala mors 75
yang mengartikan bahwa klien memiliki resiko jatuh tinggi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan analisa situasi diatas dapat ditarik satu permasalahan yang
terjadi pada Ny. S yaitu mempunyai keterbatasan dalam bergerak dan beraktivitas
akibat perubahan bentuk tubuh karena proses penuaan.

1
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan Walking Exercise ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan status kesehatan klien Ny. S di wisma Sedap Malam UPT
PSTW Jember
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dibuatnya preplaning ini adalah
sebagai berikut:
1. Klien Ny S. mampu mengetahui tujuan dilakukan latihan Walking
Exercise,
2. Klien Ny. S mampu memperaktekkan latihan Walking Exercise secara
mandiri, dan
3. Klien Ny. S mampu mempertahankan aktivitas latihan Walking Exercise
untuk meningkatkan kekuatan otot, menjaga keseimbangan dan
mempertahankan rentang gerak sendi.

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi klien
Klien mampu menerapkan dan mempertahankan latihan
Walking Exercise dalam kehidupan sehari-hari sehingga klien dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Kegiatan latihan Walking Exercise diharapkan dapat menambah
informasi mengenai intervensi kepada lansia yang mengalami
hipertensi dimana salah satunya dapat digunakan untuk menurunkan
tekanan darah.

2
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Lansia merupakan orang yang telah mengalami penurunan fungsi tubuh
akibat beberapa masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang terjadi
yaitu penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit naiknya tekanan darah
dengan karakteristik tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90
mmHg (American Heart Association, 2017). Salah satu pemulihan yang dapat
dilakukan pada klien dengan hipertensi yaitu dengan latihan walking exercise
dimana untuk meningkatkan kemampuan kemandirian aktivitas sehari-hari dan
mampu mempertahankan rentang gerak sendi dalam menjaga keseimbangan
(Moorhead, S., 2013). .
Adapun teknik dari terapi ini berbeda dengan senam pada umumnya. Terapi
ini dilakukan secara bertahap dan tidak boleh melewati batas kemampuan status
fisik dan kebutuhan tubuh. Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini
adalah dengan menagajarkan langsung walking exercise kepada lansia hipertensi.
Melalui kegiatan ini mahasiswa mengharapkan adanya dampak positif pada lansia
yaitu dengan memberikan kesempatan pada lansia untuk memahami tentang
gambaran umum senam jantung dan dapat melakukanya secara mandiri.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah

PENGKAJIAN

PENGUMPULAN DATA SUBYEKTIF DAN


OBYEKTIF

PENGOLAHAN DATA

MENETAPKAN MASALAH
KEPERAWATAN

MENETAPKAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

MELAKUKAN IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

MELAKUKAN EVALUASI
KEPERAWATAN

MENULISKAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN

3
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Latihan walking exercise merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku lansia yang kondusif untuk kesehatan yang optimal. Salah
satu tujuan yang diharapkan yaitu tentang peningkatan pengetahuan lansia dan
meningkatkan kesehatannya. Kegiatan latihan walking exercise akan dilaksanakan
pada hari Kamis, 05 September 2019 jam 11..00-11.30 WIB di UPT PSTW
Jember.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan latihan walking exercise ini adalah lansia
kelolaan yang berada di UPT PSTW Jember. Pelatihan ini dilakukan untuk
membantu lansia agar dapat menjaga kekuatan sendi dan menjaga keseimbangan
tubuh.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori : diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindak lanjut sasaran

= Mahasiswa

= Klien

4
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya


Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka:
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Mahasiswa telah mengontrak waktu untuk dilakukan intervensi
latihan walking exercise pada klien kelolaan
2. Lansia menyetujui dan bersedia mengikuti kegiatan intervensi
latihan walking exercise
3. Tercipta lingkungan yang nyaman, kondusif dan semangat
selama proses latihan walking exercise
4. Latihan terapi walking exercise yang dipraktikkan sangat
mudah untuk dilaksanakan
5. Mahasiswa mampu melakukan komunikasi dan diskusi yang
baik dengan klien kelolaan mengenai latihan yang dilakukan
5.1.2 Evaluasi Proses
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang latihan walking exercise
dan klien mampu mempraktikkannya dengan baik
2. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat dan tujuan latihan
walking exercise
3. Lansia kelolaan sangat kooperatif saat dilakukan intervensi
latihan walking exercise dibuktikan dengan lansia mengikuti
setiap tahapan kegiatan yang dilakukan.
5.1.3 Evaluasi Hasil
1. Lansia merasa nyaman setelah dilakukan walking exercise
2. Lansia dapat menurunkan tekanan darah dan mampu
memperkuat otot-otot tubuh akibat kekakuan otot sebelumnya.
3. Lansia sangat antusias dan bersemangat selama mengikuti
intervensi kegiatan latihan walking exercise

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Kegiatan walking exercise sangat mudah digunakan dan sangat
mungkin dapat dilakukan kapanpun.
2. Adanya bina hubungan saling percaya antara klien kelolaan dengan
mahasiswa sehingga lansia mampu kooperatif atas terapi latihan
yang diberikan.
3. Klien bersedia mengikuti evaluasi pertanyaan diakhir untuk kegiatan
latihan walking exercise.

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan ini adalah:
1. Lansia mengalami penurunan kekuatan fisik
2. Lansia terkadang kurang jelas memahami instruksi mahasiswa
sehingga terdapat gerakan yang terlewati

5
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

3. Lansia terkadang kesulitan melakukan gerakan yang di instrusikan


mahasiswa

6
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Hasil dari intervensi latihan walking exercise yang dilakukan di
wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember yaitu proses selama kegiatan
berjalan dengan lancar. Latihan walking exercise dapat dilakukan sesuai
tahapan dan mendapatkan respon kooperatif dari lansia kelolaan yang
mengikuti sebagai peserta latihan.

6.2 Saran
6.1.1 Bagi Klien
Lansia diharapkan dapat melakukan kegiatan intervensi latihan
walking exercise secara rutin untuk menurunkan tekanan darah dan untuk
membantu menjaga ketahanan otot-otot tubuh.
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Kegiatan intervensi walking exercise ini diharapkan dapat dilakukan
secara berkelanjutan pada lansia-lansia di UPT PSTW Jember sebagai upaya
preventif terjadinya hipertensi dan kekakuan otot. Terapi ini dapat
dianjurkan untuk dilakukan secara berkelompok/mandiri disetiap wisma dan
dijadikan sebagai kegiatan rutin.

7
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2017. Highlights from the 2017 Guidline for the
Prevention, Detection, Evaluation and Management of High Blood Pressure
in Adults.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. 2016. Data Prevalensi Hipertensi Kabupaten
Jember. Jember: Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018
Provinsi Jawa Timur. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan : Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Hipertensi Penyakit Paling
Banyak Diidap Masyarakat.
Susanti, dan Bistara, D. 2019. Pengaruh Range of Motion Terhadap Kekuatan
Otot pada Pasien Pasca Stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional 4.(2) ISSN
2541 -0644
World Health Organisation (WHO). 2019. Hypetension.
https://www.who.int-/news-room/fact-sheets/detail/hypertension. Diakses
pada tanggal 4 September 2019.

8
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran :
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standard of Procedure (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media (Leaflet)
Lampiran 7 : Dokumentasi

Jember, 05 September 2019


Pemateri

Maya Muftiyani Syilvia, S.Kep


NIM 192311101103

9
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

BERITA ACARA

Pada hari ini, Kamis tanggal 05 bulan September 2019 jam 11.00 – 11.30
WIB di wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember
Provinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan Terapi Walking Exercise.

Jember, 05 September 2019


Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004

10
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 2 : Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan walking exercise. Pada hari ini, Kamis tanggal 05 bulan September
2019 jam 11.00 – 11.30 WIB di Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember
Kabupaten/Kota Jember Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh :

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.

Jember, 05 September 2019


Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom., Ph.D


NIP. 19800105 200604 1 004

11
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Latihan Walking Exercise


Sasaran : Klien kelolaan Ny. S
Waktu : Jam 11.00 – 11.30 WIB
Hari/Tanggal : Kamis, Tanggal 05 Bulan September Tahun 2019
Tempat: Wisma Sedap Malam UPT PSTW Jember
Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, maka sasaran akan mengerti dan
memahami tentang cara dan manfaat melakukan latihan walking exercise bagi
lansia
1. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 menit.
Klien mampu untuk :
a. Memahami tentang pengertian latihan walking exercise minimal 70%
dengan benar;
b. Memahami tentang manfaat dan tujuan latihan walking exercise
minimal 70% dengan benar;
c. Melaksanakan kegiatan latihan walking exercise secara mandiri
minimal 75%
2. Pokok Bahasan : Latihan Walking Exercise
3. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian latihan walking exercise pada lansia
b. Tujuan dan manfaat latihan walking exercise pada lansia
c. Demonstrasi melakukan latihan walking exercise pada lansia
4. Waktu : 30 menit
5. Bahan/Alat yang Diperlukam : Materi
6. Model Pembelajaran :
a. Jenis model penyuluhan : demonstrasi
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
c. Menetapkan tindak lanjut sasaran
7. Setting Tempat
Keterangan :
1. Pemateri

2. Peserta

8. Persiapan
Pemyuluhan menyiapkan materi tentang walking exercise pada lansia
untuk Ny. S kemudian membuat media pembelajaran

12
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka  Menjawab 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
umum dan tujuan dan
khusus memperhatikan
Penyajian 1. Menjelaskan materi  Menjawab
tentang: pertanyaan
a. Pengertian latihan penyuluhan
walking exercise  Mendengarkan
pada lansia dan
b. Tujuan dan memperhatikan 20 menit
manfaat latihan  Bertanya pada
walking exercise penyuluh bila
pada lansia masih ada yang
c. Langkah-langkah belum jelas
melakukan
latihan walking
exercise pada
lansia
2. Memberikan
kesempatan kepada
Ny.S untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
kesempatan kepada
Ny.S untuk
menjelaskan kembali
dan mempraktikkan
materi yang sudah
disampaikan
Penutup 1. Mengevaluasi hasil  Memperhatikan 5 menit
pendidikan kesehatan  Menjawab
2. Menyimpulkan pertanyaan
materi yang telah bersama
diberikan  Memperhatikan
3. Memberikan leaflet dan menjawab
tentang walking salam
exercise
4. Salam penutup

10. Evaluasi

13
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

a. Jelaskan pengertian latihan Walking Exercise?


b. Sebutkan tujuan latihan Walking Exercise?
c. Sebutkan tahapan latihan Walking Exercise?

Lampiran 4 : SOP Walking Exercise

14
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

THERAPEUTIC EXERCISE
WALKING PADA LANSIA
FKEP
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO. HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT:
1.` PENGERTIAN Therapeutic Exercise adalah gerakan tubuh atau
bagian-bagiannya untuk mencapai gerak bebas
sebagai tanda dan berfungsinya pergerakan.
2. TUJUAN Therapeutic Exercise digunakan untuk mengembangkan
dan melatih kembali otot-otot, untuk memulihkan
kembali gerakan normal yang memungkinkan untuk
mencegah kelainan, untuk merangsang fungsi berbagai
organ-organ dan sistem tubuh, untuk membangun
kekuatan dan daya tahan dan untuk meningkatkan
relksasi.
3. INDIKASI Penurunan aktivitas fisik yang dihasilkan dari
penyakit atau perawatan dapat menjurus kepada
kecemasan, depresi, kelemahan kelelahan dan
nausea. Latihan secara reguler dan moderat dapat
mencegah perasaan tersebut dan membantu
kesehatan seseorang untuk merasakan kembalinya
energi.
4. KONTRAINDIKASI -
5. PERSIAPAN PASIEN Sebelum mulai setiap program latihan, sebaiknya
memeriksakan diri karena dengan demikian dapat
dipilih jenis dari latihan yang terbaik. Apapun jenis
latihan yang dipilih mempunyai tujuan untuk
mempertahankan program latihan yang regular,
moderat untuk meningkatkan kesehatan secara
emosional dan secara fisik. Latihan itu perlu
melibatkan kelompok otot besar melalui gerakan
yang dinamis sekitar 20 menit, 3 atau lenih banyak
per minggu. Latihan yang dilakukan tidak melewati
batas kemampuan status fisik dan kebutuhan tubuh.
6. PERSIAPAN ALAT Berjalan secara berirama adalah latihan yang paling
murah, tanpa memerlukan peralatan atau seragam
khusus. Gunakan pakaian yang nyaman sehingga
tubuh dapat bergerak bebas. Menggunakan sepatu
dengan jenis yang benar. Penggunaan sepatu yang
salah dapat menyebabkan nyeri, sperti tendonitis.
Pilih sepatu yang dirancang untuk berjalan, latihan

15
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

berlari konstan, atau berlari. Gunakan arloji untuk


mengukur denyut jantung, juga merupakan
persiapan yang penting.
7. CARA KERJA Ada dua hal utama dalam melakukan dan
memelihara satu program latihan yaitu membuat
latihan merupakan bagian dari gaya hidup dan
menghindari terjadinya injuri. Bebrapa hal yang
membuat latihan agar aman dan dapat merupakan
bagian dari satu gaya hidup meliputi :
1. Mulai dari latihan yang ringan, dan lakukan
dengan senang
2. Hindari berlatih selama 2 jam setelah makan,
dan tidak makan selama 1 jam setelah latihan
3. Lakukan pemanasan sedikitnya 10 menit untuk
menyegarkan latihan/olah raga berjalan yaitu
dengan warm up of stretching dan berjalan
pelan dan pendinginan (cooling down)
4. Gunakan peralatan dan pakaian yang tepat
5. Latihan yang dilakukan sehari-hari dapat
memberikan gambaran terhadap pencapaian
sukses dan manfaat latihan bagi tubuh (misalnya
melihat tonus, atau meraih berat badan ideal)
6. Mencatat pengukuran setiap minggu mengenai
berat badan, tekanan darah dan denyut nadi
7. Berfokus pada manfaat dan latihan,
mnemelihara perasaan dan membandingkan
perbedaan-perbedaan dalam relaksasi, energi,
konsentrasi dan pola tidur
8. Melakukan latihan secara terstruktur
9. Latihan dihentikan atau sedikit diperlambat
7 dan konsulkan dengan praktisi apabila ada
sesuatu yang tidak biasa, dan muncul gejala-
gejala yang biasanya tidak terjadi seperti
nyeri dada, palpitasi, denyut jantung
irreguler, pusing, sakit kepala, mual,
muntah, keringat dingin, kelelahan yang
hebat dan pucat.
10. Beri penghargaan untuk diri sendiri untuk
latihan yang telah dilakukan terhadap
pencapaian tujuan latihan, membeli
sepasang sepatu baru untuk olah raga
berjalan.
Program latihan atau Olahraga Berjalan Berirama
Berjalan berirama berdiri atau berjalan dengan
cepat, lengan yang terayun, maka seluruh tubuh
dapat dapat dilibatkan di dalam irama dari gerakan
dan laju denyut jantung meningkat. Latihan ini

16
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

adalah program regular yang dapat bermanfaat bagi


setia sistem tubuh. Suatu rencana latihan yang baik
dimulai secara perlahan-lahan, dan membiarkan
tubuh melakukan penyesuaian. Latihan berjalan
berirama dilakukan secara regular setiap hari, atau
sedikitnya berselang sehari, sdikitnya 20 menit, per
minggu 3 hari atau lebih banyak. Jenis yang benar
dari latihan apabila tidak pernah membuat/
merasakan kelelahan dan kekakuan/kesakitan pada
otot. Setiap orang yang berlatih di luar rumah perlu
identifikan, sebagian orang suka membawa satu
botol air susu atau satu botol air soda. Untuk
membawa materi ini, dapat dikemas dalam tas
ransel punggung atau pinggul yang kecil sehingga
tangan-tangan dapat berayun dengan bebas.

Latihan untuk Kesehatan Jantung


Apabila seseorang dalam proses pemulihan dari
penyakit jantung, maka program olahraga/latihan
berjalan dapat direkomendasikan untuk membantu
pemulihan namun dengan nasehat tenaga
kesehatan. Program ini juga baik dilakukan oleh
seseorang yang telah lama tidak melakukan latihan
asalkan melakukan control tekanan darah untuk
menghindari perubahan terhadap kardiovaskuler.
Latihan yang dilakukan adalah untuk melancarkan
sirkulasi, menurunkan tekanan darah, membantu
mengontrol berat badan, dan meningkatkan
kekuatan otot, juga dapat membantu istirahat tidur
lebih baik, perasaan lebih senang dan lebih baik.
8. HASIL Respon Verbal :
1. Tidak muncul tanda-tanda seperti nyeri
dada, palpitasi, denyut jantung irreguler,
pusing, sakit kepala, mual, muntah, keringat
dingin, kelelahan yang hebat dan pucat.
2. Menyatakan melakukan latihan secara rutin
minimal seminggu 3 kali.
3. Menyatakan adanya manfaat yang dirasakan
setelah melakukan latihan/olahraga berjalan.
Respon Non Verbal :
1. Tubuh lebih bugar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Latihan aerobic (aktivitas secara berirama pada kelompok-kelompok


otot yang besar, yang memerluka sejumlah besar oksigen) meningkatkan

17
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

denyut jantung, stroke volume, peningkatan pernafasan dan relaksasi pembuluh


darah. Kebugaran kardiovaskuler dan peningkatan stamina/daya tahan
merupakan sasaran dari latihan ini. Selain itu lemak tubuh juga dapat
dikurangi. Latihan aerobic termasuk berlari, jogging, berenang dan aerobic
dance.
Berjalan mempertimbangkan psikomotor tanpa menimbulkan risiko
dari olahraga dan dapat menyesuaikan diri terhadap cuaca, kondisi geografi,
jadwal, kepribadian dan tipe tubuh. Dan suatu aktivitas yang dapat dilakukan
secara sosial atau sendiri, secara terorganisir atau tidak terorganisir. Dampak
jangka panjang dalam hubungan organ-organ adalah regular, stabil, menjadi
bertenaga, dan adanya laporan yang menunjukkan bahwa isnsiden kerusakan
muskuloskeletal lebih rendah dibandingkan dengan latihan yang memerlukan
hentakan.
Therapeutic Exercise dilakukan kepada bebrapa orang dengan risiko
penyakit seperti Hipertensi, Obesitas, Diabetes Mellitus. Selain itu juga untuk
meningkatkan kemampuan kemandirian usia lanjut akibat perubahan fisik dan
psikologis, karena dapat mengurangi depresi, kecemasan dan osteoporosis.
Efek dari Therapeutic Exercise berdasarkan McCloskey & Bulchek (1996)
dalam NOC (Nursing Outcome Clasification) yang berhubungan dengan
latihan ini adalah dapat mengendalikan kecemasan, keseimbangan,
meningkatkan efektifitas pompa jantung, meningkatkan sirkulasi, daya tahan,
level mobilitas, kualitas hidup, tidur, perfusi jaringan jantung dan perifer.
Selain itu dalam McCloskey & Bulchek (1996) juga terdapat beberapa exercise
therapy yang meliputi exercise promotion : stretching, walking : exercises
therapy : ambulation :exercise therapy : balance : exercise therapy : joint
mobility ; dan exercise therapy muscle control.

Program latihan berjalan dapat dilakukan seperti berikut :


Minggu Waktu Berjalan Jarak
1 5 menit ¼ mile
2 5 menit ¼ mile
3 10 menit 1/2 mile
4 10 menit 1/2 mile
5 15 menit ¾ mile
6 15 menit ¾ mile
7 20 menit 1 mile
8 20 menit 1 ½ mile
9 30 menit 2 mile
Minggu ke 10-12
Minggu Waktu berjalan Jarak
10 40 menit 2 mile
11 40 menit 2 mile
12 60 menit 3 mile
Lampiran 5 : Materi

MATERI HIPERTENSI DAN WALKING EXERCISE

18
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah
diastolik > 90 mmHg. Suatu peningkatan tekanan darah sistolik atau diastolik
yang tidak normal.
2. Penyebab Hipertensi
a. Riwayat hipertensi/tekanan darah tinggi dalam keluarga
b. Umur
c. Asupan garam tinggi
d. Stres
e. Kegemukan / obesitas
f. Merokok
g. Minum Alkohol
h. Kurang Aktifitas Fisik
3. Tanda Gejala Hipertensi
a. Pusing
b. Rasa berat ditengkuk
c. Sulit tidur
d. Rasa mudah lelah
e. Cepat marah
f. Sesak Napas
4. Cara Mencegah
a. Latihan fisik sesuai kemampuan dan teratur
b. Istirahat yang cukup
c. Mengurangi makanan yang mengandung lemak dan garam
d. Menjaga pola hidup sehat

5. Walking Exercise
a. Definisi
Walkimg Exercise adalah latihan khusus yang ditujukan untuk membantu
meningkatkan kekuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan
sistem vestibular/kesimbangan tubuh. Latihan keseimbangan sangat penting pada
lansia (lanjut usia) karena latihan ini sangat membantu mempertahankan tubuhnya
agar stabil sehingga mencegah terjatuh yang sering terjadi pada lansia.
b. Tujuan
Walking Exercise digunakan untuk mengembangkan dan melatih kembali
otot-otot, untuk memulihkan kembali gerakan normal yang memungkinkan untuk
mencegah kelainan, untuk merangsang fungsi berbagai organ-organ dan sistem
tubuh, untuk membangun kekuatan dan daya tahan dan untuk meningkatkan
relaksasi.
c. Indikasi
a. Penurunan aktivitas fisik
b. Kelemahan otot
c. Membantu seseorang untuk mengembalikan energinya

19
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 6. Media Leaflet

20

Anda mungkin juga menyukai