Anda di halaman 1dari 9

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019

Keperawatan Universitas Jember

PREPLANNING LATIHAN TERAPI ANKLE PUMPING EXERCISE PADA


LANSIA DI WISMA DAHLIA UPT PSTW JEMBER KABUPATEN
JEMBER TAHUN 2019

Oleh:

Kelompok 5
Ilya Farida, S.Kep NIM 192311101058
Lidyawati, S.Kep NIM 192311101074
Reka Saputri M.R.S., S.Kep NIM 192311101128

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

PREPLANNING LATIHAN TERAPI ANKLE PUMPING EXERCISE PADA


LANSIA DI WISMA DAHLIA UPT PSTW JEMBER KABUPATEN
JEMBER TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:

Kelompok 5
Ilya Farida, S.Kep NIM 192311101058
Lidyawati, S.Kep NIM 192311101074
Reka Saputri M.R.S., S.Kep NIM 192311101128

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB 1. LATAR BELAKANG

1.1 Analisa Situasi


Usia lanjut merupakan suatu kelompok orang yang sedang mengalami suatu
proses penuaan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Lanjut usia (lansia)
adalah tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap orang yang
tidak dapat dihindari (Notoatmodjo, 2007). Lansia akan mengalami berbagai
perubahan dalam aspek kehidupan seperti aspek dukungan psikologis, spiritual,
dan psikososial. Menurut World Population Ageing (2017) lansia merupakan
kelompok penduduk yang telah berusia ≥ 60 tahun dan secara global jumlah lansia
pada tahun 2017 adalah 962 juta jiwa. Populasi lansia berusia > 60 tahun di
Indonesia sejumlah 20,24 juta jiwa (8,03%) pada tahun 2014 (Badan Pusat
Statistik, 2015). Persentase lansia di Jawa Timur mencapai angka 11,5% dari
keseluruhan populasi (Susenas 2015 dalam TNP2K, 2017).
Lansia mengalami proses kemunduran yang dapat mengganggu proses
fisiologis dan psikologis pada diri lansia (Handayani et al, 2019). Salah satu
kemunduran yang terjadi adalah penurunan sirkulasi darah. Penurunan sirkulasi
perifer menempatkan seseorang pada peningkatan risiko terjadinya ulkus, gangren
(luka yang berakhir dengan kematian saraf) bahkan amputasi (Smith, 2007;
PERKENI, 2015). Gangguan sirkulasi darah perifer dapat terjadi karena
hiperglikemia yang berkepanjangan (Tarwoto et al, 2016). Dampak dari
komplikasi kaki diabetik menyebabkan perubahan fungsi pada kaki penyandang
DM. Ulkus kaki diabetik juga dapat menyebabkan kesakitan dan memerlukan
biaya yang mahal serta waktu yang lama dalam melakukan perawatan pada
lukanya (Nurhanifah, 2017). Gangguan sirkulasi darah perifer dapat dicegah
dengan melakukan evaluasi pada sirkulasi darah perifer, seperti dengan
melakukan pengukuran nilai ankle brachial index (ABI) (ADA, 2018).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan
Universitas Jember pada tanggal 03 September 2019 pada lansia di Wisma Dahlia
di UPT PSTW Jember Kabupaten Jember ditemukan data sebagai berikut: kaki
klien sering merasa kesemutan, kaku atau nyeri saat beraktivitas, dan bengkak.
Berdasarkan pengkajian tersebut, mahasiswa Profesi Ners akan memberikan
intervensi latihan Terapi Ankle Pumping Exercise.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana cara melakukan teknik Terapi
Ankle Pumping Exercise untuk mengatasi resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer pada lansia yang tinggal di Wisma Dahlia UPT PSTW Jember Kabupaten
Jember?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan latihan terapi Ankle Pumping Exercise. ini bertujuan untuk
membantu meningkatkan status kesehatan lanisa dengan mengatasi resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada lansia yang tinggal di Wisma Dahlia
UPT PSTW Jember Kabupaten Jember.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Lanisa mampu mengerti tentang latihan terapi Ankle Pumping Exercise.
2. Lansia mampu mengetahui tujuan dan manfaat latihan terapi Ankle
Pumping Exercise
3. Lansia mampu mempraktikkan latihan terapi Ankle Pumping Exercise

2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Adapun manfaat yang didapat dari latihan terapi Ankle Pumping Exercise
antara lain:
1. Menambah pengetahuan lansia mengenai terapi Ankle Pumping Exercise
2. Menambah keterampilan lansia dalam mempraktikkan latihan terapi
Ankle Pumping Exercise
3. Membantu meningkatkan status kesehatan lanisa dengan mengatasi
resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada lansia.

2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan latihan terapi Ankle Pumping
Exercise yaitu menambah keterampilan tenaga kesehatan dalam memberikan
asuhan keperawatan atau pelayanan kesehatan pada lansia melalui askep biologis.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Proses menua yang dialami oleh lansia menimbulkan hilangnya secara


perlahan-lahan kemampuan jaringan dan penurunan organ kardiovaskular. Salah
satu akibat menurunnya kemampuan jaringan dan penurunan organ
kardiovaskular pada lansia mengakibatkan melemahnya system peredaran darah
perifer (Smith, 2007; PERKENI, 2015). Akibat penurunan jumlah neuron fungsi
neurotransmitter juga mengalami kemunduran, sehingga sinyal lelah dan
mengantuk tidak dapat diterima dengan baik (Hartono et al, 2019). Selain itu
lansia juga akan mengalami penurunan pada gelombang alfa dan mengalami
peningkatan frekuensi terbangun pada malam hari, hal ini yang dapat
menyebabkan masalah insomnia pada lansia (Sumirta dan Laraswati, 2015).
Insomnia pada lansia terjadi karena perubahan pola tidur yang menyerang tahap 4
(tidur dalam). Insomnia merupakan suatu gejala dengan ketidakmampuan untuk
tertidur, sering terbangun, susah untuk kembali tertidur, dan terbangun pada dini
hari (Stanley dan Beare, 2006). Maka perhatian khusus harus diberikan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur dan pada kebiasaan tidur yang buruk.

3.2 Kerangka Penyelesaian


Kerangka penyelesaian masalah pada lansia yang tinggal Wisma Dahlia
UPT PSTW Jember Kabupaten Jember adalah melalui latihan terapi Ankle
Pumping Exercise. Latihan terapi Ankle Pumping Exercise yang dilakukan mampu
membantu klien untuk mengatasi resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
dengan keluhan kaki klien sering merasa kesemutan, kaku atau nyeri saat
beraktivitas, dan bengkak

Pemateri mengajarkan teknik latihan terapi Ankle


Pumping Exercise

Pemateri mendemontrasikan dan mengajarkan


BAB IV. RENCANA
teknik PELAKSANAAN
latihan terapi TINDAKAN
Ankle Pumping Exercise
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Waktu : Senin, 09 September 2019
Tempat : Wisma Dahlia
Klien UPT
lansia PSTW
dapat Jember latihan teknik
melakukan
Pukul : 10.30-Selesai
latihan terapi Ankle Pumping Exercise

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan
Memberikan ini adalahpositif
reinforcement klienkepada
lansia yang
klien tinggal Wisma
Dahlia UPT PSTW Jember Kabupaten Jember
lansia
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran: demonstrasi
2. Landasan teori : latihan
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengidentifikasi pilihan tindakan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

c. Menetapkan tindak lanjut sasaran

: Sasaran

: Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-hasilnya


Setelah kegiatan ini dilakukan maka:
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Persiapan kegiatan latihan ankle pumping exercise dari laporan
preplanning, berita acara, daftar hadir, SAP, SOP, materi, dan media
leaflet.
2. Kegiatan latihan ankle pumping exercise dilakukan pada hari Senin, 09
September 2019 pukul 10.30 WIB - selesai di Wisma Dahlia UPT PSTW
Jember.
3. Mahasiswa menyiapkan diri dengan bersikap ramah dan empati
menghargai para lansia.
4. Membina mutual relationship dan trust relationship mahasiswa dengan
lansia.

5.1.2 Evaluasi Proses


1. Proses demonstrasi latihan ankle pumping exercise pada klien berjalan
dalam waktu selama 15 menit.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

2. Klien bersikap kooperatif selama latihan ankle pumping exercise.


3. Tujuan umum dan tujuan khusus tercapai setelah latihan ankle pumping
exercise.

5.1.3 Evaluasi Hasil


1. Memahami manfaat latihan ankle pumping exercise.
2. Lansia dapat mengikuti praktik latihan ankle pumping exercise dan
memperagakan dengan sendiri meskipun gerakannya tidak lengkap.

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Terciptakan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan lansia.
2. Klien kooperatif saat diajarkan latihan ankle pumping exercise.
3. Klien mengikuti latihan ankle pumping exercise dengan baik.
4. Mau melakukan latihan ankle pumping exercise walaupun tanpa
pendampingan mahasiswa

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan kegiatan ini adalah:
1. Klien mengalami penurunan pada daya ingatnya, sehingga klien sering
lupa.
2. Faktor lingkungan eksternal seperti teman sekamarnya mengalami batuk
pada malam hari sehingga membuat fungsi latihan ankle pumping exercise
tidak bekerja secara efektif.
3. Gangguan tidur kronis yang dialami klien menyebabkan ankle pumping
exercise tidak bekerja secara maksimal meskipun latihan dilakukan setiap
hari.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan latihan ankle pumping exercise, lansia
dapat mengikuti dan mempraktekkan latihan dengan kooperatif, namun hanya
beberapa gerakan yang dipraktikkan klien lansia. Hal ini berkaitan dengan kondisi
kognitif lansia yang sudah mengalami penurunan.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Klien
Lansia dapat menerapkan latihan ankle pumping exercise meskipun tidak
ada yang memandu sehingga bisa meningkatkan kualitas tidur klien.

6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan diharapkan selalu mengembangkan dan meningkatkan
latihan ankle pumping exercise untuk lansia dengan insomnia, sehingga kesehatan
dan kesejahteraan lansia menigkat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Ibrahim, R. C., H. Polii, dan H. Wungouw. 2015. Pengaruh Latihan Peregangan
terhadap Fleksibilitas Lansia. Jurnal E-Biomedik. 3(1):328–333.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurhanifah, Dewi. 2017. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Ulkus Kaki
Diabetik Di Piliklinik Kaki Diabetik (factors related to diabetik Ulsers legs
in policlinic of diabetic leg). Healthy-Mu Journal. 1 (1).
Stanley, Mickey dan P.G. Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik
(Gerontological Nursing: A Health Promotion/Protection Approach).
Jakarta: EGC.
Smith, J. L., dan J. N. Egan. 2007. Sinyal-sinyal Bahaya Tubuh Anda: Body Signs
Dari Ujung Rambut Hingga Ujung kaki. Cetakan 1. Penerjemah L. rahmah.
Jakarta: Ufuk Press. [Serial Online]. https://books.google.co.id [31 Januari
2019].
Tarwoto, Wartonah, I. Taufiq, dan L. Mulyati. 2016. Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: CV. Trans Info Media.
TNP2K. 2017. Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program
Perlindungan Sosial Bagi Lansia.
World Population Ageing. 2017. Ecconomic & Sosial Affairs. New York:
Departement Ecconomic and Sosial Affairs.

Anda mungkin juga menyukai