OLEH
KELOMPOK 2
OLEH
1. Oliviya., S.Kep NIM 052311101022
2. Santi Mukti Urifa., S.Kep NIM 052311101040
3. Chrismalla A.B.Y.A, S.Kep NIM 052311101052
4. Anita Fatarona, S.Kep NIM 052311101067
5. Decy Arzaqia, S.Kep NIM 052311101074
6. Ni Ketut Putri MS, S.Kep NIM 062311101009
7. Linda Nurvidiana Ika, S.Kep NIM 062311101020
8. Yusuf Arif P, S.Kep NIM 062311101044
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, penulisan proposal Kegiatan “Terapi
Aktivitas Kelompok Latihan Rentang Gerak Aktif dan Pasif Pada Lansia Di
Wisma Sedap Malam PSLU Puger Kabupaten Jember“ dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, Proposal kegiatan ini
tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu memberi doa dan dukungannnya;
2. dr. Sujono Kardis, Sp. KJ, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember;
3. Hanny Rasni, M.Kep, selaku PJMK Mata Kuliah Keperawatan Gerontik;
4. Ns. Latifa Aini S, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan
Gerontik;
5. Ns. Tantut S, M. Kep, Sp. Kom selaku Mata Kuliah Gerontik;
6. Pembimbing Lapangan Mata Kuliah Keperawatan Gerontik;
7. Pihak PSLU Puger Kabupaten Jember.
8. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Profesi Ners senasib dan
sepenanggungan yang selalu kompak;
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kegiatan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan kegiatan ini. Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan
kegiatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jember, Desember 2011
Penulis
Kelompok 2 Mahasiswa Profesi Keperawatan Gerontik
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Seseorang dikatakan
lansia jika memiliki umur lebih dari 45 tahun (WHO, 1999). Lansia memiliki
keterbatasan fisik maupun psikologi. Keterbatasan fisik lansia ini bisa dari sistem
indera, sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem syaraf
dan sistem muskuloskeletal. Penurunan muskuloskeletal pada lansia dapat
menyebabkan penurunan dalam rentang gerak lansia.
Lansia di UPT PSLU Propinsi Jawa Timur Kabupaten Jember Kecamatan
Puger berjumlah 140 lansia yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Wisma Sedap
Malam merupakan salah satu wisma di UPT tersebut yang memiliki lansia dengan
perawatan khusus (Total Care). Jumlah total lansia di Wisma Sedap Malam sebanyak
17 orang, dengan 35,3% lansia berumur 65-74 tahun, 29,4% berumur 75-90 tahun.
Berdasarkan keluhan yang diderita, terdapat 70,58% lansia mengeluh linu-linu (nyeri
sendi). Sedangkan berdasarkan riwayat kesehatannya, terdapat 5,88% lansia
mempunyai riwayat stroke dan 5,88% mempunyai riwayat asam urat. Berdasarkan
tingkat kemandirian lansia dalam memenuhi ADL, terdapat 11,76% lansia memiliki
kemandirian pada semua aktivitas kecuali mandi; berpakaian; dan satu fungsi
tambahan, 23,53% lansia mempunyai kemandirian pada semua aktivitas kecuali
mandi, berpakaian, toileting dan satu fungsi tambahan; dan 64,70% mempunyai
kemandirian semua aktivitas hidup kecuali mandi, berpakaian, toileting dan
berpindah.
Berdasarkan data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia yang berada di
wisma Sedap Malam UPT PSLU Propinsi Jawa Timur Kabupaten Jember Kecamatan
Puger sebagian besar (64,70%) mengalami gangguan dalam memenuhi ADL masing-
masing. Hal ini dapat disebabkan 70,58% lansia mengeluh linu-linu dan terdapat
riwayat penyakit stroke serta asam urat. Dengan demikian diperlukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi ataupun mengatasi masalah tersebut. Salah satu
intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kelompok dengan latihan
rentang gerak aktif dan pasif.
B. Rumusan Masalah
Apakah terapi rentang gerak secara pasif dan aktif dapat meningkatkan
fleksibilitas sendi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu memelihara dan memulihkan stabilitas sendi.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kekuatan otot;
b. Klien dapat meningkatkan toleransi otot;
c. Klien dapat mengembangkan koordinasi khususnya pada klien yang
mengalami gangguan fungsi otak;
d. Klien dapat mempertahankan ROM;
e. Mempercepat program rehabilitasi pada kasus neuromuscular.
D. Manfaat
1.1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrerampilan mahasiswa dalam
memberikana asuahan keperawatan pada lansia.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan terapi kepada
lansia
1.2 Bagi Lansia
Meningkatkan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas kelompok
Menigkatkan fleksibilitas otot lansia dan kemampuan lansia dalam
menggerakkan persendian
Meningkatkan interaksi lansia dalam berinteraksi dengan lansia yang lan
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
1. Pengertian.
Latihan Rentang Gerak adalah ruang lingkup gerak sendi. Latihan rentang gerak
adalah tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara
normal dan lengkap, meliputi kegiatan sendi secara rutin dan efektif. Latihan aktif
adalah pasien secara mandiri dapat menggerakkan persendian melalui latihan
rentang geraknya secara penuh (latihan isotonik). Latihan aktif adalah perawat
memberikan dorongan seminimal mungkin. Latihan rentang gerak pasif adalah
pasien tidak mampu bergerak secara bebas dan perawat menggerakkan setiap
persendian melalui latihan rentang gerak. Rentang gerak adalah jumlah
maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh: sagital, frontal, dan transversal..
2. Tujuan
Melakukan rentang gerak bertujuan untuk melatih aktivitas seluruh sendi tubuh
sehingga sendi-sendi tersebut tidak kaku, dan tidak terjadi kecelakan saat tubuh di
gerakan. Menjamin keadekuatan mobilisasi sendi.
3. Manfaat
a. Sistem kardiovaskuler
· Meningkatkan curah jantung
· Memperbaiki kontraksi miokardial, menguatkan otot jantung
· Menurunkan tekanan darah istirahat
· Memperbaiki aliran balik vena
b. Sistem respiratori
· Meningkatkan frekuensi dan kedalam pernafasan
· Meningkatkan ventilasi alveolar
· Menurunkan kerja pernapasan
· Meningkatkan pengembangan diafragma
c. Sistem metabolik
· Meningkatkan laju metabolisme basal
· Meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak
· Meningkatkan pemecahan trigliserida
· Meningkatkan motilitas lambung
· Meningkatkan produksi panas tubuh
d. Sistem musculoskeletal
· Memperbaiki tonus otot
· Meningkatkan mobilisasi sendi
· Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
e. Toleransi aktivitas
· Meningkatkan toleransi
· Mengurangi kelemahan
f. Faktor psikososial
· Meningkatkan toleransi terhadap stress
· Melaporkan “perasaan lebih baik”
1. Kriteria klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok di wisma sedap malam
PSLU Provinsi Jawa Timur Kabupaten Jember Puger adalah klien dengan
keterbatasan rentang gerak dan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
2. Masalah Keperawatan
- Hambatan Mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal.
3. Persiapan
a. Analisa Situasi
1). Waktu Pelaksanaa
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Desember 2011
Waktu : Pukul 10.00 – 10.40 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Tahap kerja (15 menit)
Terminasi dan evaluasi (5 menit)
2). Jumlah Perawat
Mahasiswa PSIK : 8 Orang (2A dan 2B)
Perawat Ruangan : 1 orang
b. Antisipasi Masalah
1) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2) Bila klien menghentikan latihan sebelum selesai :
- Tanya alasan klien
- Apabila klien kelelahan, berikan penjelasan bahwa klien dapat
menghentikan latihan dan melanjutkan kembali setelah beristrahat
3) Bila ada klien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa terapi ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada terapi lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi latihan saat kegiatan berlangsung
c. Setting tempat
Keterangan:
: leader
: Observer
: fasilitator : Klien
E. Metode
Simulasi
F. Langkah Kegiatan
(terlampir)
G. Hasil yang diharapkan
1. Klien dapat melakukan rentang gerak
2. Klien dapat melakukan ambulasi dengan bantuan ringan dan tanpa bantuan.
3. Kemampuan klien dalam pemenuhan ADL meningkat
H. Rancangan Evaluasi TAK
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 8 orang dibagi menjadi 2 yaitu 2A dan 2B (@ 4orang)
yang terdiri atas 1 leader, 2 fasilitator dan 1 observer
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c. Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok.
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannnya permainan
d. 70% klien yang mengikuti aktivitas kegiatan dengan aktif dari awal sampai
selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok dengan klien yang diamati,
hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 70% klien yang mengikuti aktivitas dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal sampai selesai.
b. 70% dari jumlah klien mampu menirukan/mempragakan yang sudah di
ajarkan.
c. 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditentukan
.
Lampiran: SOP
JUDUL SOP:
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
15. Latihan I
Letakkan kaki yang sehat di bawah lutut kaki yang lemah
Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang
sehat berada di bawah pergelangan kaki yang lemah
Angkat kaki yang lemah ke atas dengan bantuan kaki yang
sehat kemudian turunkan pelan-pelan
16. Latihan II
Angkat kaki yang lemah menggunakan kaki yang sehat ke
atas kurang lebih 3 cm
Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kea rah satu sisi
kemudian ke sisi sebelahnya
Kembali ke posisi semula dan ulangi lagi
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH: