Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KEGIATAN PRAKTIK PROFESI (NERS) SEMINAR

KEPERAWATAN JIWA DENGAN KASUS GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN PADA TN. J
DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

OLEH:
MAHASISWA PRAKTIK PROFESI (NERS) 2018
1. ANA SUSILOWATI 18.08.3.149.011
2. ANISA FAJAR TINA 18.08.3.149.014
3. DIAN ERLINDA UTAMI 18.08.3.149.024
4. EVY SHOLIHATIN NI’MAH 18.08.3.149.035
5. MUNHIDHOTUL UMMAH 18.08.3.149.065
6. NURSANTI PRASTIKA 18.08.3.149.071
7. RIA AMINATUS S. 18.08.3.149.071
8. SHOLIKHATUN NI’AM 18.08.3.149.086
9. SITI MUSTAANAH 18.08.3.149.088
10. SITI NOVIYANTI 18.08.3.149.089

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA
TUBAN
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang


telah memberikan kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “Seminar Keperawatan Jiwa dengan
Diagnosa Keperawatan Waham Keagamaan di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proposal ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan tugas praktik
keperawatan jiwa Ners pada Program Pendidikan Profesi Ners di STIKES
Nahdlatul Ulama Tuban. Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak
menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Siswo S. Kep., Ns selaku kepala ruangan Kenari RSJ Menur
Surabaya.
2. Bapak Dwi Nur Cahyono selaku CI ruangan dan pembimbing klinik ruang
Kenari RSJ Menur Surabaya.
3. Ibu Hanim Nurfa’izah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing akademik
STIKES Nahdlatul Ulama Tuban.
4. Seluruh mahasiswa di Program Profesi Ners yang turut memberi semangat
dalam pembuatan proposal ini.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
ikut mendukung atas terselesaikannya profesi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan proposal ini sangat penulis harapkan. Semoga
proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 13 September 2018

Penulis

2
I. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan
jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal
yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan
bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. (Menkes, 2005).
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan
yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan
manusia baik fisik, mental dan sosial yang dapat membuat kemampuan manusia
mengalami keterbatasan diri dalam mencapai kepuasan dan kesejahteraan hidup,
sehingga sering menimbulkan tekanan atau kesulitan dalam menghadapi masalah
kehidupan. Hal ini sering menimbulkan tekanan dan akan mengarah pada
dampak negatif seperti timbulnya stress atau kecemasan, bila kecemasan tidak
segera diatasi atau ditangani akan menyebabkan menurunnya kemampuan
individu untuk berkonsentrasi dan berorientasi pada realita.
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan klien menilai dan
berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan
eksternal, tidak memberi respon secara akurat, sehingga tampak perilaku yang
sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Gangguan pada fungsi kognitif dan
persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. Gangguan
fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespon terganggu
yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh dan perilaku
verbal) penampilan hubungan sosial karena gangguan atau respon yang timbul
disebut pula respon neurobiologik.
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang di seluruh dunia terkena dampak
permasalahan jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat. Pada
studi terbaru WHO di 14 negara menunjukkan bahwa pada negara-negara
berkembang, sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa tergolong parah dan tidak dapat
pengobatan apapun. Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan
data Departemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan
mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan
tidak tertangani akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis
ekonomi dunia yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di
dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan sekitar 50 juta atau
25% dari juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa.

3
Gangguan kejiwaan merupakan masalah klinis dan sosial yang harus diatasi
karena sangat meresahkan masyarakat baik dalam bentuk dampak penyimpangan
perilaku maupun semakin tingginya jumlah penderita gangguan jiwa. Penyakit
mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan keluarganya.
Semakin tingginya persaingan dan tuntutan dalam memenuhi kebutuhan dapat
menyebabkan seseorang mengalami stress atau merasa tertekan. Jika seseorang
mengalami stress maka ia akan cenderung mengalami atau menunjukkan gejala
gangguan kejiwaan sehingga ia menjadi maladaptif terhadap lingkungan.
Gangguan atau masalah kesehatan jiwa yang berupa proses pikir maupun
gangguan sensori persepsi yang sering adalah halusinasi. Halusinasi merupakan
persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indera seseorang yang
terjadi pada keadaan sadar. Halusinasi merupakan satu gejala skizofrenia.
Skizofrenia merupakan kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan
kontak pada kenyataan (psikosis).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang berbicara (Kusumawati, 2010).
Berdasarkan data di atas gangguan sensori persepsi: halusinasi berada pada
urutan pertama yaitu berjumlah 222 kasus (93,2%), apabila tidak segera
mendapatkan perawatan dapat menyebabkan terjadi perilaku kekerasan yang
diakibatkan dari sensori persepsi tanpa adanya stimulus dari luar. Oleh karena itu,
perawat sangat berperan dalam proses penyembuhan penderita gangguan jiwa
melalui promosi kesehatan tentang pendidikan kesehatan jiwa dengan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat cara meningkatkan kesehatan jiwa,
preventif tentang bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan jiwa, seperti
dengan mengajarkan sikap asertif, kuratif tentang pengobatan pada klien
gangguan jiwa yang dilakukan perawat berkolaborasi dengan dokter dan
rehabilitatif meliputi dukungan keluarga serta lingkungan pada klien dengan
gangguan jiwa agar kembali bisa berinteraksi dengan orang lain.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk membuat makalah
ilmiah dengan masalah: “Asuhan Keperawatan pada Tn J. dengan Halusinasi
Penglihatan di Ruang Kenari Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya”

4
II. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien jiwa dengan
diagnosa keperawatan Halusinasi Penglihatan
III. Target Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap pasien dengan
Halusinasi Penglihatan
2. Mahasiswa dapat menyusun diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Halusinasi Penglihatan
3. Mahasiswa dapat melakukan intervensi terhadap pasien dengan
Halusinasi Penglihatan
4. Mahasiswa dapat melakukan implementasi terhadap pasien dengan
Halusinasi Penglihatan
5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap pasien dengan Halusinasi
Penglihatan
IV. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan ini difokuskan untuk Mahasiswa yang praktik profesi di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

V. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Waktu : 08.00-11.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Ruang Skill Lab RSJ Menur Surabaya

VI. Pelaksana Kegiatan


Pelaksana dalam kegiatan ini adalah Mahasiswa Profesi Ners STIKES NU
Tuban yang praktik profesi Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

VII. Susunan Acara


Terlampir 1

VIII. Susunan Panitia


Terlampir 2

IX. Anggaran Dana


Terlampir 3

X. Materi

5
Terlampir 4

XI. Penutup
Demikian proposal ini kami buat sebagai pertimbangan dalam kegiatan yang
akan dilaksanakan. Semoga kegiatan yang di rencanakan bersama dapat berjalan
dengan baik sesuai harapan. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat
yang kurang berkenan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Surabaya, 13 September 2018
Mengajukan,
Ketua Panitia Sekretaris

Dian Erlinda Utami Siti Noviyanti


NIM. 18.08.3.149.024 NIM. 18.08.3.149.089

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Hanim Nur Faizah, S.Kep., Ns., M.Kep. Iskandar, S.Kep.,Ns


NIK. 45115030 NIP. 19760114 199703 1 003

Mengetahui,
Kepala Ruang Kenari
RSJ Menur Surabaya

Siswo, S.Kep., Ns
NIP: 19591201 198110 1 004

6
Lampiran 1
SUSUNAN ACARA KEGIATAN
SEMINAR KESEHATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG KENARI
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Penanggung Keterangan


Jawab
Kamis, 13 09.00 – 09.05 Pembukaan Panitia -
September 09.05 – 09.35 Penyuluhan
2018 09.35 – 09.40 Evaluasi
08.40 – 09.45 Penutup

7
Lampiran 2
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR KESEHATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG KENARI
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Katua : Dian Erlinda Utami


Sekretaris : Siti Noviyanti

Bendahara : Nursanti Pastika


Sie Acara : Evy Sholihatin N.
Sie Perlengkapan : Siti Mustaanah
Sie Dekdok : Sholihatun Ni’am
Sie Humas : Anisa Fajar Tina
Sie Konsumsi : Muhidhotul Ummah
Pembawa Acara : Ana Susilowati
Moderator : Ana Susilowati
Notulen : Ria Aminatus S

8
Lampiran 3
ANGGARAN DANA
SEMINAR KESEHATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG KENARI
RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Type Perihal Jumlah Harga Per @ Total

A. ATK - 200.000 200.000

B. Konsumsi

Makan Siang 15 20.000 300.000

Snack 15 10.000 150.000

Air Mineral 15 3.000 45.000

TOTAL Rp. 695.000

Anda mungkin juga menyukai