Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“KEPERAWATAN JIWA”

DOSEN PENGAMPU:
Ns.Elsa Gusriati.,S.kep.,M.SiMed
Disusun oleh:
Ndaru Hidayat(PO7220123 1984)
Nur Asri Voni(PO7220123 1986)
Nabila Sapira(PO7220123 1982)
Oktafrianty Narwan(PO7220123 1988)
Sri Rahayu(PO7220123 2000)
Mutiara Alni(PO7220123 1980)
Nita Oktavia Tampubolon(PO7220123 1985)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
KEPERAWATAN JIWA tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen
pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Konsep Dasar
Keperawatan(KDK). Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan Jiwa......................................................5
2.2 Perkembangan Pada Pelayanan Keperawatan Jiwa......................................................................5
BAB III................................................................................................................................................11
PENUTUP...........................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat merupakan suatu profesi karena memiliki Ilmu Pengetahuan (body of
knowledge) yaitu Ilmu keperawatan. Perawat dididik dalam suatu pendidikan khusus
sesuai kaidah profesi keperawatan sehingga memiliki kewenangan mandiri untuk
melakukan pelayanan yaitu memberikan asuhan keperawatan secara holistic baik dalam
kondisi sehat ataupun sakit. Sedangkan perawat jiwa merupakan spesifikasi profesi
perawat yang memiliki latar belakang keilmuan dasar (generalis) maupun lanjut dan
pengalaman kerja di berbagai tatanan Pelayanan Kesehatan Jiwa.
Pelayanan keperawatan jiwa merupakan pelayanan kesehatan yang profesional didasarkan
pada ilmu perilaku. ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan
dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-
sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi
terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.Untuk dapat
memberikan pelayanan keperawatan jiwa, maka seorang perawat jiwa harus memiliki
kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa yang ditempuh dalam
pendidikan formal maupun nonformal.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan pendidikan keperawatan jiwa
2. Bagaimana perkembangan pelayanan pada keperawatan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengembangan pendidikan keperawatan jiwa
2. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan keperawatan jiwa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Dan Penataan Pendidikan Keperawatan Jiwa

Peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi merupakan tantangan untuk meningkatkan


pelayanan keperawatan jiwa yang berkualitas . Kegiatan penelitian keperawatan jiwa
merupakan elemen penting dalam peningkatan pelayanan keperawatan jiwa berbasis
evidence.
Upaya meningkatkan motivasi perawat kesehatan jiwa dalam melakukan penelitian di area
keperawatan jiwa salah satunya adalah publikasi hasil penelitian. IPKJ memfasilitasi peneliti
perawat kesehatan jiwa untuk terlibat dalam publikasi hasil penelitiannya pada acara
Konferensi Nasional Keperawatan Kesehatan Jiwa.
IPKJI sebagai wadah perawat jiwa berperan dalam perkembangan penelitian keperawatan
jiwa dari tahun ke tahun. Peran serta seluruh anggota IPKJI dalam kegiatan penelitian
penelitian masih perlu ditingkatkan lagi.
Jumlah penelitian belum mewakili semua provinsi yang menjadi wilayah IPKJI. Terbatasnya
informasi penelitian yang masuk menjadi hambatan, sehingga untuk menggambarkan
perkembangan penelitian keperawatan jiwa perlu strategi yang lebih baik lagi antara lain
memotivasi dan memfasilitasi perawat kesehatan jiwa dalam melakukan penelitian dalam
area keperawatan jiwa, meningkatkan minat mahasiswa dalam melakukan penelitian
deskriptif sederhana serta mengalokasikan dana penelitian untuk perawat jiwa. Adanya
partisipasi semua pihak diharapkan terjadinya peningkatan jumlah penelitian.
Pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa mengalami perkembangan. Pergeseran
latar belakang pendidikan perawat jiwa dari tingkat pendidikan menengah (SPR-SPK)
bergeser ke pendidikan tinggi yaitu pendidikan vokasional (D III Keperawatan) sampai
professional (ners, ners spesialis) dan Doktoral.
Pendidikan D3 Keperawatan yang berkembang di tahun 1960an merupakan cikal bakal
pendidikan vokasi keperawatan. Perkembangan pendidikan profesional ditandai dengan
adanya program S1 Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
di tahun 1985 yang diikuti di perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya. Perkembangan ilmu
keperawatan jiwa semakin meningkat dengan dimulainya program pendidikan S2
Keperawatan , program Ners spesialis Keperawatan Jiwa pada tahun 2005 dan program
doktoral di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun 2008.
2.2 Perkembangan Pada Pelayanan Keperawatan Jiwa
keperawatan jiwa, kita mengenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi core
keperawatan jiwa, yang terbagi dalam beberapa periode. Pada awalnya perawatan pasien
dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (Custodial Care) (tidak oleh
tenaga kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan. Mereka ditempatkan dalam
suatu tempat khusus, yang kemudian berkembang menjadi Primary Consistend of Custodial
Care.
Baru sekitar tahun 1945-an fokus perawatan terletak pada penyakit, yaitu model kuratif
(model Curative Care). Perawatan pasien jiwa difokuskan pada pemberian pengobatan. Baru
tahun 1950 fokus perawatannya mulai befokus pada klien, anggota keluarga tidak dianggap
sebagai bagian dari tim perawatan. Obat-obat psychotropic menggantikan Restrains dan
seklusi (pemisahan). Deinstitutionalization dimulai, mereka bukan partisipan aktif dalam
perawatan dan pengobatan kesehatan mereka sendiri. Hubungan yang terapetik mulai
diterpakan dan ditekankan. Fokus utama pada preventiv primer. Perawatan kesehatan jiwa
diberikan di rumah sakit jiwa yang besar (swasta atau pemerintah) yang biasanya terletak
jauh dari daerah pemukiman padat.
Sekitar dekade berikutnya, pada saat terjadi Pergerakan Hak-Hak Sipil (The Civil Rights) di
1960-an, penderita gangguan jiwa mulai mendapatkan hak-haknya. The Community Mental
Health Centers Act (1963) secara dramatis mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan
jiwa. Undang-Undang inilah yang menyebabkan fokus dan pendanaan perawatan beralih dari
rumah sakit jiwa yang besar ke pusat-pusat kesehatan jiwa masyarakat yang mulai banyak
didirikan.
Pada tahun 1970-1980, perawatan beralih dari perawatan rumah sakit jangka panjang ke lama
rawat yang lebih singkat. Fokus perawatan bergeser ke arah community based care / service
(Pengobatan berbasis komunitas). Pada tahun-tahun ini banyak dilakukan riset dan
perkembangan teknologi yang pesat. Populasi klien di rumah sakit jiwa yang besar
berkurang, sehingga banyak rumah sakit yang ditutup. Pusat-pusat kesehatan komunitas jiwa
sering tidak mampu menyediakan layanan akibat bertambahnya jumlah klien. Tunawisma
menjadi masalah bagi penderita penyakit mental kronik persisten yang mengalami
kekurangan sumber daya keluarga dan dukungan sosial yang adekuat.
Baru pada akhir abad ke-20, biaya perawatan kesehatan yang tinggi dan kebutuhan
pembatasan biaya menjadi focus nasional. Pada saat ini sistem manajemen perawatan
mengatur hubungan antara pembayar, penyedia jasa, dan konsumen layanan kesehatan.
Sistem ini memantau distribusi pelayanan, tindakan penyedia jasa, dan hasil perawatan.
Tujuan dari sistem ini adalah mengurangi biaya sambil tetap meningkatkan mutu pelayanan.
Hubungan antara penyedia jasa dan pengguna layanan tidak lagi bersifat primer. Manajer dan
pihak asuransi kesehatan memantau hubungan antara penyedia jasa dan konsumen layanan
kesehatan. Perkembangan pendidikan keperawatan jiwa merupakan suatu upaya
menghasilkan lulusan perawat jiwa yang kompeten dan berkualitas dalam memberikan
asuhan keperawatan jiwa.
Upaya pemerintah yang dilakukan untuk menjaga kualitas institusi pendidikan keperawatan
melalui akreditasi dan uji kompetensi lulusan sebelum mendapatkan Surat Tanda Registrasi
sebagai seorang perawat. Institusi tidak hanya bertanggungjawab dalam menyediakan sarana
prasarana yang menunjang pembelajaran keperawatan jiwa tetapi juga menyiapkan
lulusannya memiliki kompetensi keperawatan jiwa.
Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) merupakan organisasi seminat
keperawatan jiwa di bawah organisasi profesi PPNI memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu institusi pendidikan. Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengurus
Pusat (PP) IPKJI secara berkala melakukan survei untuk mengetahui proses pembelajaran
keperawatan jiwa, menemukan kendala-kendala yang dihadapi para dosen (pengampu) mata
ajar keperawatan jiwa dalam melakukan proses pembelajaran dan memfasilitasi
(menjembatani) penyelesaian masalahnya serta rekomendasi untuk pendidikan keperawatan
jiwa. Hasil tersebut tersebut diharapkan memberikan gambaran pendidikan keperawatan jiwa
Indonesia.
Awal abad 21, fokus perawatan pada preventif atau pengobatan berbasis komunitas, yang
menggunakan berbagai pendekatan, antara lain melalui pusat kesehatan mental, praktek,
pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care, home visite dan hospice care. Pada saat ini
banyak terjadi perubahan yang signifikan dalam perawatan kesehatan jiwa. Managed care
menghubungkan struktur dan layanan baru. Seorang manajer kasus ditugaskan untuk
mengkoordinasikan pelayanan untuk klien individu dan bekerja sama dengan tim
multidisipliner. Alat-alat manajemen klinis yang menunjukkan organisasi, urutan dan waktu
intervensi yang diberikan oleh tim perawatan untuk satu gangguan yang teridentifikasi pada
klien. Pemberian dan pemfokusan layanan pencegahan primer (bukan hanya perawatan
berbasis penyakit); mencakup identifikasi kelompok-kelompok berisiko tinggi dan
penyuluhan untuk mencegah gaya hidup guna mencegah penyakit
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Pembaca yang budiman, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik
dari segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu kami berpesan kepada
pembaca, ambilah sesuatu yang positif dari sebuah coretan yang kami buat, dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun pembaca. Dan menjadi wawasan kita dalam
memahami bahasa kita sendiri dan sebagai kata, marilah terus berusaha untuk menggapai
sebuah cita-cita yang luhur .
DAFTAR PUSTAKA

https://ipkji.org/article/perkembangan-pendidikan-keperawatan-jiwa-di-indonesia-tahun-
2015/

Anda mungkin juga menyukai