Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL

PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF


KEPERAWATAN JIWA DAN PERAN PERAWAT JIWA

DI SUSUN OLEH:
RETNO NOFTALIA (2214201156)
III C KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Amelia Susanti, M.Kep, Sp.Kep J

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN ALIFAH PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT karena limpahan karunia dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PROSES TERJADINYA
GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN JIWA DAN PERAN
PERAWAT JIWA”. Shalawat dan salam selalu tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW,
karena menjadi suri tauladan bagi kita semua dan telah menuntun kita pada jalan yang benar.
Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
JIWA DAN PSIKOSOSIAL”. Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Makalah
ini juga tentunya belum sempurna dan terdapat kesalahan di dalamnya, karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya makalah yang baik.

Padang, 25 SEP 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………......………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….....………… 3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah………………………………………………….................................... 5

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….............................. 5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian dari perawat jiwa……………………………………………………………….6

B. Bagaimana peran dari perawat

jiwa ………………...………………………………………...........................…………… 7

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………......................…………………………9

B. Saran……………………………………….....................………………………………....9

DAFTAR PUSTAKA…………………………......…………………………………………10

3
P

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah masalah kesehatan yang kompleks dan sering kali memiliki
dampak yang signifikan pada individu, keluarga, dan masyarakat. Gangguan jiwa mencakup
berbagai kondisi seperti depresi, kecemasan, skizofrenia, dan banyak lagi. Proses terjadinya
gangguan jiwa melibatkan faktor-faktor psikologis, biologis, sosial, dan lingkungan yang
kompleks. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang proses ini sangat penting
dalam praktik keperawatan jiwa.

Kesehatan jiwa merupakan bagian dari kesehatan jiwa menyeluruh, bukan sekedar gangguan
jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat.Secara medis,kesehatan jiwa di
terjemahkan sebagai suatu kondisi yang perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang
optimal dari seseorang.Perkembangan selaras dengan keadaan orang lain.

Himpitan hidup yang semakin berat di alami hampir oleh semua kalangan masyarakat

mengakibatkan gangguan kesehatan jiwa.Pelayanan kesehatan jiwa yang komperehensif yang


di fokuskan pada pelayanan kesehatan jiwa primer,sekunder dan pelayanan kesehatan jiwa
yang holistic yaitu pelayanan yang difokuskan pada aspek kultural dan spiritual dengan
perawatan mandiri individu dan keluarga.

B.Rumusan masalah

1.Apa pengertian dari perawat jiwa

2. Bagaimana Peran dari Perawat jiwa?

C.Tujuan
Agar pembaca dapat memahami tentang keperawatan kesehatan jiwa, mulai dari pengertian,
peran perawat jiwa itu sendiri.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian perawat jiwa


Perawat jiwa merupakan tenaga kesehatan yang mempelajari ilmu keperawatan dan
melanjutkan spesialisasi keperawatan kesehatan jiwa sehingga memiliki ketrampilan dalam
memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

Definisi kesehatan Jiwa


Keperawatan jiwa merupakan merupakan sebagian dari penerapan ilmutentang perilaku
manusia, psikososial, bio-psik dan teori-teori kepribadian,dimana penggunaan diri perawat itu
sendiri secara terapeutik sebagai alat atau instrument yang digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan.

Peran Perawat Jiwa


Peran perawat kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi dan spesifik Aspek dari
peran tersebut meliputi kemandirian dankolaborasi diantaranya adalah yang pertama yaitu
sebagai pelaksana asuhan keperawatan, yaitu perawat memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas.Dalam menjalankan
perannya,perawat menggunakan konsep perilaku manusia, perkembangan kepribadiandan
konsep kesehatan jiwa serta gangguan jiwa dalam melaksanakan asuhankeperawatan kepada
individu, keluarga dan komunitas.
Perawat melaksanakanasuhan keperawatan secara komprehensif melalui pendekatan proses
keperawatan jiwa, yaitu pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, perencanaan
tindakankeperawatan, dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap
tindakan tersebut.
Peran perawat yang kedua yaitu sebagai pelaksana pendidikan keperawatan yaitu perawat m
kesehatan jiwa kepada individu, keluarga dan komunitas agar mampu melakukan perawatan
pada keluarga dan anggota masyarakat lain. Pada akhirnya diharapkan setiap anggota
masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa.
Peran yang ketiga yaitu sebagai pengelola keperawatan adalah perawat harus kepemimpinan
dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan
perannya ini perawat diminta menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan,

6
menggunakan berbagai strategi diperlukan, berperan serta dalam aktifitas pengelolaan kasus
dan mengorganisasi pelaksanaan berbagai terapi keperawatan.
Peran perawat yang kekempat yaitu sebagai pelaksana penelitian yaitu perawat
mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa danmenggunakan hasil penelitian
serta perkembangan ilmu dan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan jiwa.

Peran Perawat Jiwa


Perawat jiwa memiliki peran dalam tingkat pelayanan kesehatan jiwa yaitu:
• Peran dalam prevensi primer
• Peran dalam prevensi sekunder
• Peran dalam prevensi tersier

Peran dalam prevensi primer


❖ Memberikan penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat jiwa
❖ Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan, tingkat kemiskinan,&
Pendidikan
❖ Memberikan Pendidikan Kesehatan
❖ Melakukan rujukan yang sesuai dengan sebelum gangguan jiwa terjadi
❖ Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah psikiatri dimasa mendatang
❖ Bersama sama keluarga memberi dukungan pada anggota keluarga &meningkatkan
fungsi kelompok
❖ Aktif dalam kegiatan masyarakat & politik yang berkaitan dengankesehatan jiwa

Peran dalam prevensi sekunder


❖ Melakukan skrining & pelayanan evaluasi kesehatan jiwa
❖ Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan
❖ Memberikan konsultasi
❖ Melaksanakan intervensi krisis
❖ Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok padaberbagai tingkat usia
❖ Memberikan intervensi pada komunitas & organisasi yang telah teridentifikasi
masalah yang dialaminyananganan dirumah
❖ Memberikan pelayanan kedaruratan psikiatri di RSU
❖ Menciptakan lingkungan yang terapeutik
❖ Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan
❖ Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri

7
Peran dalam prevensi tersier
❖ Melaksanakan latihan vokasional & rehabilitasi
❖ Mengorganisasi “after care” untuk klien yang telah pulang dari fasilitaskesehatan jiwa
untuk memudahkan transisi dari rumah sakit kekomunitas
❖ Memberikan pilihan “partial hospitalization” (perawatan rawat siang)pada klien.

8
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif makakeluarga,
perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi satudengan yang lainnya.
Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-
masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan
dapat menjadi kekuatanuntuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif
antara anggotatim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa
yang berkualitas.Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah
dalamkeperawatan jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin,
meliputiketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim, struktur organisasi
ygkonvensional, konflik peran dan tujuan, kompetisi interpersonal, status dankekuasaan, dan
individu itu sendiri.

B. Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari kata
sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi bentuk maupun materi yang kami uraikan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saranyang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya

9
DAFTAR PUSTAKA
Berger, J. Karen and Williams. 1999. Fundamental Of Nursing; Collaborating
forOptimal Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA
Dalami E, 2016. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media
Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat dalam Praktik Kepeawatan Jiwa.
Jakarta: TransInfo MediaFebriani, 20018. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Universitas Sumatera Utara. SumateraUtara.Hawari, 20019. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Universitas Sumatera Utara. SumateraUtara

10

Anda mungkin juga menyukai