Anda di halaman 1dari 13

Tugas 1 : Keperawatan Jiwa

Dosen : Arsad Suni, M.Kep

RINGKASAN
“PENERAPAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA DI
TATANAN PELAYANAN KESEHATAN”

OLEH

NAMA : TARA ZAGITA MARASABESSY

NIM : 21144010100

KELAS : IV/B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan Rahmat- Nya sehingga Makalah Keperawatan Jiwa ini dapat selesai
dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Dalam
kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga
Allah senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Kami menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Ternate, 17 January 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5

A. Model Konseptual Keperawatan..............................................................................5


B. Model Konseptual Keperawatan Jiwa.....................................................................5
C. Model Sosial Berdasarkan Pradikma Keperawatan.................................................7
D. Peran Perawat Dalam Model Sosial Keperawatan Jiwa..........................................7
E. Peran Pasien Dalam Model Sosial Keperawatan Jiwa............................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................9

A. Kesimpulan..............................................................................................................9
B. Saran .......................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga,


masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang
strategis dalam pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya
masyarakat yang sehat memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, yakni
manusia yang amat dibutuhkan dalam pembangunan (Zulkarnaen, 1991 dalam
Suliswaty, 2004)
Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri dan
hal-hal yang menarik sehingga selalu saja menantang manusia untuk
mengadakan study intensif terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya
disebabkan oleh tidak mampunya orang mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan
yang misterius itu, akan tetapi oleh sebab faktor-faktor penyebabnya bersifat
multifaktor sehingga gejala-gejalanya juga bisa didekati dari berbagai macam
perspektif. (Videbeck, 2008 dalam Yosef, 2009)
Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul
pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan
jiwa dengan perawatan umum yaitu adanya terapi sikap. Perawat menggunakan
sikap yang baik dalam menyembuhkan pasien. (Videbeck, 2008 dalam Yosef,
2009)
Dalam mengimplementasikan terapi ini, perawat mendemonstrasikan
penerimaan, pengertian tentang klien, meningkatkan interest dan partisipasi.
Pada realitas, klien diperlakukan secara individual dan unik, jadi sikap perawat
harus sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien. (Zulkarnaen, 1991 dalam
Suliswaty, 2004)

B. Tujuan
1) Untuk menambah wawasan Mahasiswa tentang konseptual model
keperawatan jiwa khususnya model sosial.
2) Untuk meningkatkan keterampilan Mahasiswa tentang bagaimana cara
memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.
3) Untuk memudahkan Mahasiswa dalam proses belajar mengajar pada mata
kuliah keperawatan jiwa.

C. Manfaat.
1. Dengan memahami isi makalah berarti mahasiswa akan dapat mengetahui
apa dan bagaimana konseptual model keperawatan jiwa khususnya model
sosial.
2. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana konseptual model keperawatan
jiwa khususnya model sosial dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan
sasaran yang di inginkan bersama.
3. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran perawat dalam model sosial
dalam keperawatan jiwa.
4. Mahasiswa akan mengetahui bagaimana peran pasien dalam model sosial
dalam keperawatan jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Konseptual Keperawataan.


Perawatan kesehatan jiwa adalah proses berhubungan yang meningkatkan
dan mempertahankan perilaku yang akan menyokong integritas fungsi. Yang
dimaksud klien meliputi individu, kelompok, keluarga, organisasi atau
masyarakat. (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)
Menurut American Nurses Association (ANA) divisi perawatan kesehatan
jiwa, mendefinisikan perawatan kesehatan jiwa sebagai area khusus dalam
praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia dan diri sendiri
secara terapeutik untuk meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan
jiwa klien dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.
(Brockopp, 1999 dalam Potter, 2009)
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana
perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi
pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang
harus perawat kerjakan (Brockopp, 1999 dalam Potter, 2009).
Model konseptual keperawatan jiwa mengurai situasi yang terjadi dalam
situasi lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa
menciptakan perubahan yang adaktif dengan menggunakan sumber-sumber yang
tersedia. Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan upaya menolong
orang tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang
positif unutk mengatasi stresor ini (Videbeck, 2008 : 54 dalam Yosef, 2009).

B. Model konseptual keperawatan jiwa khususnya sosial model

Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu


dan pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku,
kondisi sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang
dianggap normal pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada
daerah yang lain. Individu yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan
diri dengan norma lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan
perawatan/dirawat.

Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya. Individu


tersebut harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan yang
diharapkan masyarakatnya.

Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa.


Oleh karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder dan tersier sangat penting.
Situasi yang dapat menjadi pencetus:

a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.


b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system.
Situasi tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah.
Proses terapi:
a. Prevensi primer
b. Kesehatan jiwa masyarakat
c. Crisis intervensi (Zulkarnaen, 1991 dalam Suliswaty, 2004)
1. Faktor - faktor perubahan prilaku (Anna, 2004)
Di dalam kehidupan sosial masyarakat, individu memiliki beberapa
aspek factor terjadinya ganguan prilaku sosial terhadap individu.
a. Fisik
Kondisi fisik adalah salah satu kondisi tejadinya kehilangan organ tubuh
akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi terhadap
kondisi fisiknya. Tetapi disini lingkungan tidak dapat menerima dan
memberikan adaptasi yang baik sesuai dengan keadaan normal sebelumnya.
Maka hal ini bisa menyebabkan sesorang tidak mau bersosialisasi pada
masyarakat sekitarnya. Ini merupakan salah satu factor pemicu terjadinya
HDR pada sesorang tersebut.
b. Psikologi
Berbagai masalah psikologi yang dialami masyarakat atau individu seperti
ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat di karenakan
kondisi suatu peristiwa atau insiden yang terjadi di lingkungan pada masa
lalu.
c. Sosial
Dimana seseorang akan mengalami keadaan duka dan konflik
berkepanjangan seperti kehilangan keluarga yang di cintai, kehilangan
pekerjaan, tempat tinggal dan harta benda akibat musibah yang melanda.
Akibat tidak adanya pelayanan dari berbagai sektor dapat memicu
ketidakpuasan dalam kehidupan sosial.
d. Budaya
Semakin berkembangnya budaya idealism di dalam masyarakat kita menjadi
lebih mementingkan diri masing – masing, yang seharusnya budaya lebih
mementingkan kebersamaan untuk menciptakan masyarakat yang lebih
nyaman. Hal ini lah yang dapat membuat terjadinya kesenjangan di dalam
masyarakat.
e. Spiritual
Nilai – nilai agama yang terlalu kuat di dalam masyarakat dapat menimbulkan
deskriminasi terhadap agama minoritas. Potensi inilah yang dapat
berkembang di masyarakat terjadinya konflik dan berbagai masalah yang
tidak dapat terselesaikan.
2. Model Terapi
Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah
pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di
masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri.
Sedangkan terapis berupaya menggali system sosial klien seperti suasana
dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja. (Anna, 2004)

C. Model sosial berdasarkan paradigma keperawatan


Paradigma Keperawatan terdiri dari :
1. Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan
bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai
kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga
diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan
tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk
berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi
koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang
dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap
individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.
4. Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan
menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan
jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya
interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya
dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien
bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat
untuk mengatasinya.
Untuk mengatasi masalah ini perlu mengetahui adanya permasalahan
dalam keperawatan jiwa seperti masalah psikososial. Masalah psikososial
terutama yang kami buat ini salah satunya masalah kehilangan dan berduka.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian
atau keseluruhan ( limbert dan lambert, 1985 ).

D. Peran perawat dalam model sosial keperawatan jiwa


Menurut Weiss (1947) yang dikutip oleh Stuart Sundeen dalam Principles
and Practice of Psychiatric Nursing Care (1998), peran perawat Atitude
Therapi, yakni:
1. Mengobservasi perubahan, baik perubahan kecil atau yang menetap yang
terjadi pada klien.
2. Mendemonstrasikan penerimaan.
3. Respek.
4. Memahami klien.
5. Mempromosikan ketertarikan klien dan berpartisipasi dalam interaksi.

Selain itu menurut (Anna, 2004), peran perawat adalah sebagai berikut :
1. Peran perawat kesehatan jiwa adalah dalam pemberian terapi sikap. Perawat
menggunakan sikap yang baik dalam menyembuhkan pasien.
2. Peran perawat kesehatan jiwa adalah dalam pemberian terapi yang
dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien di
masyarakat. Dan aktivitas yang dilakukan adalah penyuluhan terhadap
kelompok masyarakat dan konseling
3. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
4. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
5. Berperan serta dlm pengelolaan kasus
6. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh
penyakit mental - penyuluhan dan konseling
7. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
8. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan

E. Peran Pasien dalam model sosial keperawatan jiwa (Caplan dalam Stuart
1998)
1. Peran pasien adalah mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya
dengan yang diharapkan masyarakatnya.
2. Bekerja samalah dengan terapis dengan menceritakan seluruh masalah yang
dialaminya dan aktif terlibat dalam proses pemulihan. Disini tujuannya yaitu
perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan klien
mengalami gangguan jiwa, selain itu klien juga dapat membina hubungan
baik antara perawat sehingga lebih mudah dalam proses pemulihan.
3. Menggunakan sistem pendukung sosial. yang dimaksud kan system
pendukung sosial disini adalah selain terapis dalam proses pemulihan juga
diharapkan berperannya anggota keluarga lain yang dapat membantu karena
klien akan lebih mudah mengerti tujuan utama yang diharapkan oleh terapis
jika yang menyampaikan adalah orang terdekat klien. Selain itu dalam
proses sosialisasi juga dibutuhkan alat bantu pendukung seperti gambar,
buku cerita sehingga klien lebih mudah untuk mengerti.
4. Mengubah perilaku sehingga menjadi sehat
Disini klien diharapkan secara bertahap mampu untuk memulihkan prilaku
yang kurang baik menjadi baik, juga klien dapat mengerjakan sesuatu
dimulai dari hal yang terkecil seperti mengurusi mandi sendiri pada setiap
hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Model sosial merupakan salah satu contoh model yang dapat dikembangkan dan
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan khususnya keperawatan
jiwa. Fokus model sosial ini adalah lingkungan sosial yang dapat berpengaruh
terhadap individu dan pengalaman hidupnya.
Aplikasi model sosial ini dapat diterapkan pada proses keperawatan jiwa yaitu
pada saat perawat mengkaji pasien dengan gangguan sosial dan saat melakukan
tindakan keperawatan. Dengan mengaplikasikan model sosial ini maka
diharapkan dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa.

B. Saran.
1. Perawat diharapkan dapat menerapkan model konseptual keperawatan jiwa
khususnya model sosial dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa
dirumah sakit maupun dilingkungan masyarakat.
2. Institusi pelayanan keperawatan khususnya rumah sakit maupun puskesmas
diharapkan mampu melayani masyarakat dengan menggunakan model
konseptual sosial kepada masyarakat baik yang mengalami gangguan
maupun tidak.
3. Institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan pendidikan yang
mendalam mengenai model konseptual khususnya model sosial sehingga
ketika turun kelapangan mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan
perawatan yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia dkk.2009. Fundamental Keperawatan (Fundamental Of Nursing)


Jakarta; Salemba Medika

Stuart, sundeen. 1998. Buku saku Keperawatan jiwa edisi 3. Jakarta ; EGC

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan jiwa. Bandung : PT Refika Aditama

Suliswati, Dkk. 2004. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC

Anna, budi. 2004. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC 

Anda mungkin juga menyukai