Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KESEHATAN MATRA BAWAH TANAH


Dosen Pengampuh: Damir Umanailo, S.Kep, M.Kes

OLEH :
KELOMPOK V

1 Susan J Hi. Muhammad (ketua) 21144010098


2 Agrianto Souw 21144010056
3 Amartiya Setyadini A. Djaku 21144010058
4 Faradhila Amanda Safrudin 21144010068
5 Kamariyanti Junaidi 21144010071
6 Nursani Yakub 21144010084
7 Priskilia Saban 21144010087

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Kesehatan Matra : Di bawah tanah.” Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Matra

Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, atas semua bantuan, bimbingan
dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih belum sempurna sehingga kritik, koreksi dan saran dari semua
pihak untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan
tangan terbuka.

Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Damir Umanailo,
S.Kep, M.Kes selaku dosen yang telah memberikan serta membimbing kami untuk tugas
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami
maupun kepada pembaca umumnya.

Ternate, 14 Februari 2023

KELOMPOK 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 61 Tahun 2013 tentang
kesehatan matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun
udara. Matra adalah berpindahnya/perubahan dari satu tempat ke tempat lain yang tidak
sama tempatnya dan berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan manusia dalam
lingkungan tersebut.
Upaya kesehatan berguna untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
terhadap lingkungan yang berubah baik di lingkungan darat, laut dan udara. Ruang
lingkup kesehatan matra adalah kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,
kesehatan kedirgantaraan. Kesehatan lapangan meliputi kesehatan haji, kesehatan
transmigrasi, kesehatan dalam penanggulangan korban bencana, kesehatan di bumi
perkemahan, kesehatan dalam situasi khusus, kesehatan lintas alam, kesehatan bawah
tanah, kesehatan dalam penanggulangan keamanan dan ketertiban masyarakat, kesehatan
dalam operasi dan latihan militer di darat. Kesehatan kelautan dan bawah air meliputi
kesehatan pelayaran dan lepas pantai, kesehatan penyelaman dan hiperbarik, kesehatan
dalam operasi dan latihan militer di laut. Sedangkan kesehatan kedirgantaraan meliputi
kesehatan penerbangan dirgantara dan kesehatan dalam operasi dan latihan militer
dirgantara. Salah satu bagian dari kesehatan lapangan tersebut adalah kesehatan bawah
tanah.
Kesehatan bawah tanah merupakan Kesehatan Matra yang dilakukan terhadap
pekerja bawah tanah yang diselenggarakan pada saat persiapan sebelum kegiatan
dilaksanakan, kegiatan operasional dan setelah kegiatan operasional sampai dengan 24
jam.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami tentang Kesehatan Matra Bawah Tanah.
2. Mahasiswa mengetahui berbagai macam upaya kesehatan yang dilakukan pada
kesehatan matra bawah tanah.
C. Manfaat
1. Menambah ilmu pengetahui tentang Upaya Kesehatan Matra Bawah Tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Kesehatan Bawah Tanah


Upaya kesehatan matra untuk meningkatkan fisik dan mental pekerja bawah tanah
agar mampu bertahan dalam lingkungan yang berubah secara bermakna. Kesehatan
bawah tanah diselenggarakan mulai dari persiapan sebelum melakukan kegiatan dan
selama kegiatan berlangsung dibawah tanah.
1) Perencanaan
Untuk memperoleh perencanaan yang baik diperlukan data atau informasi,
dengan melakukan persiapan-persiapan sumber daya tenaga, sarana, prasarana,
logistik, pendanaannya. Perencanaan meliputi persiapan perencanaan, penyusunan
rencana, kebutuhan fasilitas kesehatan, penyusunan kebutuhan perbekalan
kesehatan,
penyusunan rencana pembiayaan.
1) Persiapan perencanaan
Untuk melaksanakan kegiatan persiapan perencanaan perlu tersedia :
a) Data umum pekerja
(1) Umur
(2) Jenis kelamin
(3) Pendidikan
(4) Daerah asal
(5) Agama
b) Data kesehatan pekerja
(1) Kondisi fisik
(2) Penyakit yang pernah atau sedang diderita
(3) Hasil pemeriksaan ulang
(4) Jenis resiko kesehatan matra dilokasi kegiatan
(5) Lama bekerja
2) Penyusunan rencana kebutuhan tenaga
a) Jenis tenaga
(1) Dokter
(2) Perawat
(3) Ahli kesehatan dan keselamatan kerja
(4) Ahli gizi
b) Jumlah
Jumlah untuk masing-masing jenis tenaga yang diperlukan disesuaikan dengan
kebutuhan.
3) Penyusunan rencana kebutuhan fasilitas kesehatan
a) Sarana pelayanan kesehatan antara lain RS, poliklinik
b) Ambulance/evakuasi
4) Penyusunan rencana kebutuhan perbekalan kesehatan
a) Obat-obatan
b) Peralatan medik
c) Peralatan non medik
(1) Pengukuran temperatur
(2) Pengukuran tekanan udara
(3) Pengukuran konsentrasi debu
(4) Pengukuran kondisi ventilasi
(5) Pengukuran kecepatan aliran udara
(6) Pengukuran pencahayaan
(7) Pengukuran kelembaban
(8) Pakaian dan perlindungan kesehatan kerja
5) Rencana pembiayaan
Rencana pembiayaan meliputi :
a) Peralatan medik dan obat-obatran
b) Rujukan/ evakuasi
c) Biaya oprasional petugas
d) Peningkatan sumber daya tenaga kesehatan dan pekerja
e) Biaya peralatan non medik

2) Pengorganisasian
Pengorganisasian meliputi struktur organisasi, mekanisme kerja dan koordinasi.
1) Struktur organisasi
Organisasi kesehatan bawah tanah dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan penanganan kesehatan bawah tanah. Pemilik dan pengelola
kegiatan bawah tanah menjadi penaggung jawab dari organisasi yang ada.
2) Mekanisme kerja
a) Penanggung jawab
Penanggung jawab upaya kesehatan bawah tanah adalah dinas kesehatan
setempat, dengan pelaksana adalah unit kesehatan pengelola kegiatan bawah
tanah.
b) Peran dan tugas
Penyelenggara kegiatan bawah tanah bertanggung jawab menyiapakan sarana
kesehatan dilokasi, penyediaan tenaga, termasuk penyediaan pelatihan tenaga
kesehatan dan para pekerja.
3) Koordinasi
Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan bawah tanah secara rutin
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait.

3) Kegiatan operasional
1) Lingkup kegiatan
Lingkup kegiatan dalam kesehatan bawah tanah meliputi :
a) Pemeriksaan kesehatan awal
b) Pemeriksaan kesehatan periodik
c) Penyuluhan
d) Pelatihan
e) Penatalaksanaan pelayanan medik dan keperawatan
f) Higiene dan sanitasi
g) Pengamatan penyakit

4) Pelaksanaan kegiatan
1) Persiapan
Persiapan yang dimaksud adalah penyiapan tenaga kerja bawah tanah dan
penyiapan perbekalan kesehatan :
a) Penyiapan tenaga pekerja bawah tanah
b) Melakukan pemeriksaan awal terhadap setiap tenaga pekerja baru
c) Memberikan pelatihan mengenai cara pencegahan penyakit dan kalau terjadi
secara tiba-tiba kondisi matra yang berubah secara bermakna.
2) Penyiapan pembekalan kesehatan
Pengelola usaha kegiatan bawah tanah harus menyiapkan perbekalan logistik,
terutama untuk menghadapi kondisi matra meliputi :
a) Peralatan medik
b) Obat-obatan sesuai kebutuhan
c) Peralatan untuk perlindungan kalau terjadi kondisi matra seperti tanah longsor,
kecelakaan, semburan gas dan sebagainya.
d) Pelayanan kesehatan bawah tanah
1) Tenaga kerja baru :
a) Pemeriksaan kesehatan, dilakukan terhadap para pekerja yang baru.
Pemeriksaan dilakukan terhadap fisik dan penyakit tertentu yang pernah
diderita pekerja dan atau sedang dideritapekerja yang dapat mengganggu
kegiatan bekerja selama dibawah tanah.
b) Penyuluhan kesehatan
c) Pelatihan gladi penaggulangan matra bawah tanah.
2) Tenaga kerja lama :
a) Pemeriksaan ulang secara priodik
b) Pengobatan penderita
c) Sanitasi
3) Evakuasi kesehatan bawah tanah dilakukan melalui kegiatan :
a) Pengukuran temperatur udara
b) Kondisi ventilasi
c) Kecepatan aliran udara
d) Ukuran jalan udara
e) Jumlah dan mutu udara
f) Lokasi pengukuran aliran udara
g) Laporan pengukuran udara
h) Pengukuran konsentrai debu
i) Perubahan arah atau penyebaran aliran udara
e. Pencatatan dan pelaporan
Seluruh kegiatan kesehatan bawah tanah secara periodik dicatat dan dilaporkan
kepada kepada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat.
1) Pencatatan
a) Kegiatan pelayanan dan rujukan
b) Kejadian penyakit dan kematian
c) Kegiatan pengamatan penyakit
d) Evaluasi kesehatan bawah tanah (seperti ventilasi, udara dan debu)
2) Pelaporan
Hasil kegiatan secara periodik dilaporkan keinstansi kesehatan setempat
(Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota)
f. Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan terhadap kesehatan bawah tanah dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten / kota setempat
1) Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk :
a) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian secara teknis dan
operasional pelaksanaan kegiatan kesehatan bawah tanah
b)Terpenuhinya kebutuhan dan meminimalkan kesenjangan kebutuhan
pelayanan kesehatan bawah tanah bagi para pekerja
c) Mekanisme dan tatalaksana kerja dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien sehingga operasionalisasinys berjalan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan
d) Tercapainya keterpaduan seluruh jajaran kerja yang terkait
e) Terselenggaranya koordinasi antara unit yang terkait
2) Kegiatan pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui :
a) Supervisi dan bimbingan teknis secara terpadu
b) Pemantauan hasil kegiatan secara rutin dan periodik
c) Pembinaan oleh unit tterpadu baik instalasi kesehatan maupun pengelola
usaha kegiatan bawah tanah
d) Pelatihan tenaga kesehatan dalam menangani masalah kesehatan bawah
tanah.
g. Pemantauan dan evaluasi
Pemantauan dan evaluasi mulai tahap persiapan dan pelakasanaan
kegiatan selama dibawah tanah. Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan
oleh unit terkait untuk perbaikan program baik kuantitas maupun kualitas
pelaporan. Evaluasi kesehatan bawah tanah dilakukan melalui kegiatan
pengukuran udara, kondisi ventilasi, kecepatan aliran udara, ukuran jalan
udara, jumlah dan mutu udara, lokasi pengukuran aliran udara, laporan
pengukuran, pengukuran konsentrasi debu, perubahan arah, atau penyebaran
aliran udara. Pengukuran temperatur udara dilakukan secara berkala pada
tempat bekerja tertentu sesuai ketentuan yang berlaku, yang pertama 50 meter
dari masuknya udara dan tempat kerja yang terakhir 50 meter dari ujung
keluarnya udara. Hasil pengukuran temperatur udara dimaksud dipertahankan
antara 18 – 24 derajat celcius dengan kelembaban relatif maksimum 85%.
Apabila temperatur efektif melebihi 24 derajat celcius maka tempat tersebut
harus diperiksa setiap minggu. Kondisi ventilasi harus diukur sekurang-
kurangnya setiap 8 jam selama minimal 15 menit.
Ukuran jalan harus mempunyai ukuran tertentu. Jalan dan mutu udara
yang mengalir pada masing-masing lokasi atau tempat kerja atau sistem
ventilasi harus ditentukan dengan tenggang waktu yang tidak melebihi satu
bulan. Lokasi penyaluran aliran udara meliputi setiap jalan masuk udara,
tempat terbaginya udara ditempat kerja dan lokasi udara keluar.

B. Tujuan Kesehatan Bawah Tanah


Untuk megantisipasi kemungkinan bahaya kesehatan bagi pekerja dan petugas bawah
tanah (pertambangan) selama melaksanakan kegiatan di bawah tanah.

C. Sasaran
Pekerja Bawah Tanah (Pekerja Tambang)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Upaya kesehatan matra untuk meningkatkan fisik dan mental pekerja bawah tanah
agar mampu bertahan dalam lingkungan yang berubah secara bermakna. Kesehatan
bawah tanah diselenggarakan mulai dari persiapan sebelum melakukan kegiatan dan
selama kegiatan berlangsung dibawah tanah.
2. Upaya-upaya Kesehatan Matra :
 Pemeriksaan kesehatan awal
 Pemeriksaan kesehatan ulang secara periodik
 Penyuluhan kesehatan
 Pelatihan gladi penanggulangan matra bawah tanah
 Pengobatan penderita
 Sanitasi (lingkungan dan personal hygiene)
 Evakuasi

B. Saran
Dalam mengetahui berbagai upaya kesehatan matra bawah tanah maka diharapkan
dapat mengetahui upaya-upaya pencegahan yang akan di hadapi oleh para pekerja bawah
tanah sekaligus dapat menanggulangi kecelakaan dengan upaya – upaya pencegahan dan
pertolongan, sehingga dapat meminimalisirkan korban dalam suatu kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 61 Tahun 2013 Tentang Kesehatan Matra. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PP-PL Direktorat Sepim-Kesma Subdit
Kesehatan Matra. Jakarta-2006.

Anda mungkin juga menyukai