Anda di halaman 1dari 16

1.

Pengertian Kesehatan Matra


Matra adalah pada kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi tingkat
kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa terjadi di darat (lapangan), laut
maupun udara. Kondisi matra akibat lingkungan yang berubah bermakna ini bisa terjadi karena
sudah direncanakan maupun tidak direncanakan. Sedangkan kondisi Matra adalah
keadaan dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup
dalam lingkungan tersebut. Sehingga kesehatan matra dapat diartikan sebagai
upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
serba berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.
Kesehatan Matra diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat.

2. Tujuan Kesehatan Matra


Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk :
a. Mewujudkan upaya kesehatan pada Kondisi Matra secara cepat, tepat,
menyeluruh dan terkoordinasi guna menurunkan potensi Risiko Kesehatan,
meningkatkan kemampuan adaptasi, dan mengendalikan Risiko Kesehatan.
b. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
menurunkan risiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam
menghadapi Kondisi Matra agar tetap sehat dan mandiri.
c. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi
apapun.

3. Peran aktif masyarakat dalam kesehatan matra :


a. Penyusunan rencana kesiapsiagaan
b. Dukungan sumber daya
c. Dukungan dalam situasi kedaruratan
d. Dukungan dalam upaya pemulihan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 61 tahun 2013, pasal 31,
pendanaan penyelenggaraan Kesehatan Matra dapat bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
masyarakat, atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Pengawasan dan Pembinaan

Menteri, Menteri terkait, Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian


terkait, Gubernur, Bupati atau Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Kesehatan Matra.

a) Pembinaan penyelenggaraan Kesehatan Matra dilakukan melalui:

a. Peningkatan pemberdayaan masyarakat

b. Pendayagunaan tenaga kesehatan

c. Pembiayaan program.

b) Pengawasan penyelenggaraan Kesehatan Matra dilakukan terhadap :

a. Pelaksanaan kegiatan

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

c. Pengelolaan sumber daya.

5. Sumber Daya Kesehatan Matra

Penyelenggaraan Kesehatan Matra wajib didukung oleh :

a. Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan teknis serta
manajemen yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan

b. Sarana, prasarana, dan teknologi tepat guna.


Kemampuan dan keterampilan teknis dibuktikan dengan dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Jenis Kesehatan Matra

Kesehatan pada kegiatan di area tertentu diselenggarakan pada saat :

a. Persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan.


Kegiatan pada saat persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan, seperti :
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Komunikasi Risiko Kesehatan
- Pemeriksaan kesehatan
- Penyiapan pelayanan kesehatan primer
b. Pelaksanaan selama berlangsungnya kegiatan, meliputi :
- Penyiapan rumah sakit rujukan
- Penyiapan dan mobilisasi sumber daya
- Surveilans Kesehatan
- Inspeksi sanitasi dan perbaikan kualitas air bersih dan sanitasi.
c. Kegiatan selama berlangsungnya kegiatan, meliputi :
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Surveilans kesehatan
- Inspeksi sanitasi dan perbaikan kualitas air bersih dan sanitasi
- Komunikasi dan informasi.

Contoh lain dari kesehatan di tempat tertentu ini adalah di Pegunungan


misalnya ketika kita mendaki. Para pendaki akan banyak menemukan
hambatan untuk mencapai puncak. Hambatan-hambatan tersebut, seperti :

1) Medan tertutup dan berbukit-bukit


2) Ketinggian
3) Rute yang menanjak dan licin
4) Cuaca yang tidak terduga (hujan, kabut, panas)
5) Ancaman dari binatang

Jika tidak ada kesiapan, pelatihan khusus dan kurang berhati-hati ketika
melakukan kegiatan mendaki maka para pendaki akan dengan mudah
menderita gangguan kesehatan, seperti kelelahan (fatique), kehilangan
orientasi, hipoksia, keracunan gas, radiasi, kelapaan, sianosis, gigitan
binatang, trauma atau cedera akibat cedera,tenggelam atau terperosok.
Sehingga sebelum kita datang ke tempat yang belum pernah kita kunjungi
seperti ketika mendaki, diperlukan pengetahuan, ketarampilan dan
kesiapan khusus, meliputi :

Mengikuti pembinaan, seperti :


a. Pengorganisasian dan pelatihan
b. Pelatihan dan informasi
c. Meningkatkan daya tahan
d. Keterampila khusus
e. Persiapan bekal dan logistik
f. Persiapan orang dan petugas
g. Mempelajari peta yang akan dikunjungi
h. Informasi khusus mengenai medan,flora, fauna dan keadaan cuaca
i. Hygiene dan sanitasi lapangan.

A. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air


Kesehatan kelautan dan bawah air adalah kesehatan matra yang berhubungan
dengan pekerjaan atau kegiatan di laut dan berhubungan dengan keadaan
lingkungan yang bertekanan tinggi (hiperbarik). Kesehatan Kelautan dan
bawah air meliputi :
a. Kesehatan penyelaman
b. Kesehatan pelayaran dan lepas pantai
c. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di laut.
Dalam kesehatan kelautan dan bawah laut ini, kami menggunakan contoh
kesehatan penyelam. Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan di
bawah permukaan air, dengan atau tanpa meenggunakan peralatan,untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Tentunya lingkungan penyelaman memiliki
berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi. (Ricard larn dan Whisler
Rex,1993). Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi
perubahan fisiologi pada tubuh manusia sesuai dengan hukum fisika yang
berlaku, yang berisiko menimbulkan penyakit yang berakhir pada kecacatan
hingga kematian apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur
yang benar. Untuk ketepatan dalam mendiagnosis penyakit akibat
penyelaman, perawat perlu mengetahui prosedur penyelaman yang benar
disamping pengetahuan tentang riwayat penyelaman, bahaya dalam
penyelaman dan gejala atau tanda klinisnya, karena cepat dan tepatnya
diagnosis menentukan nasib dari penderita tersebut.
Peran Perawat dalam Kesehatan Penyelaman
• Penyuluhan kesehatan penyelam
• Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan penyelam sebelum yang
bersangkutan menyelam
• Pelayanan gawat darurat penyelam beserta rujukan medik
• Pengawasan atau pemeriksaan berkala terhadap instruktur (dive master).
Lingkungan bawah laut memiliki potensial hazard biologi antara lain binatang
laut yang berbahaya karena sengatan atau gigitannya. Untuk mengantisipasi
keparahan penyakit akibat sengatan atau gigitan, maka dokter perlu
mengetahui penatalaksanaan penyakitnya.

a. Faktor-Faktor Yang Memperberat Risiko Penyelaman


1. Faktor Peselam (SDM)
- Kondisi fisik
- Kondisi mental
2. Faktor Peralatan
- Tanpa peralatan selam (penyelaman tahan nafas): Googling
dan snorkeling. Peralatan selam minimal: Masker, snorkel,
sirip apung, rompi apung sabuk pemberat. Peralatan selam
lengkap: Masker, snorkel, sirip apung, rompi apung sabuk
pemberat, pakaian selam, pengukur kedalaman, jam selam,
pisau selam, tas kemas
3. Faktor Lingkungan
- Tekanan tinggi
- Binatang laut berbahaya
- Suhu rendah
Untuk meminimalkan dampak penyakit pada penyelaman, dokter
harus mengetahui prosedur penyelaman yang benar, yaitu sebagai berikut:
1) Kondisi fisik harus prima
2) Naik ke permukaan harus perlahan mengikuti gelembung gas
pernafasan
3) Jangan menahan nafas waktu naik kepermukaan
4) Jangan panik
5) Rencanakan kegiatan penyelaman dengan baik. Rencanakan lokasi
penyelaman, lakukan review prakiraan cuaca, rencanakan kedalaman
dan lama menyelam.
6) Makan-makanan berprotein tinggi 24 jam dan karbohidrat sedang
sebelum menyelam, makanan karbohidrat tinggi dan protein sedang 2
jam sebelum menyelam.
7) Lakukan nitrogen wash out dengan TOHB (Terapi Oksigen
Hiperbarik) setidaknya 2-7 hari sebelum penyelaman berikutnya
8) Lakukan pemanasan dan peregangan dipermukaan selama 10 menit.
Selalu ditemani oleh minimal satu orang. Pada penyelam profesional
pun beresiko terjadi vertigo saat penyelaman (sd 36%). Vertigo yang
terjadi bawah laut adalah hal yang sangat membahayakan.
b. Penyakit Akibat Kerja Karena Penyelaman
Lingkungan penyelaman memiliki banyak faktor risiko yang berpengaruh
pada kondisi fisik peselam sehingga dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dan kecacatan sampai dengan kematian.
Penyakit dan kecelakaan akibat kerja penyelaman :
1. Penyakit Dekompresi
Penyakit penyelaman akibat naik ke permukaan dengan cepat sesuai
dengan hukum Henry. Hukum Henry menyatakan bahwa banyaknya
gas yang larut dalam cairan adalah sebanding dengan tekanan gas
tersebut di atas air. Semakin dalam kita menyelam, kelarutan gas
dalam cairan tubuh semakin tinggi, sehingga bila peselam naik ke
permukaan terlalu cepat, gas yang larut dalam cairan tubuh akan
mengembang dengan cepat membentuk gelembung gas nitrogen yang
akan menyebabkan penyumbatan (pembuluh darah, otot, otak, tulang,
dll).
Faktor risiko :
- Usia di atas 40 tahun
- Jenis kelamin
- Menggigil selama atau sesudah menyelam
- Obesitas
- Dehidrasi
- Latihan berat selama atau sesudah menyelam
- Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur
- Pekerja setelah mengkonsumsi alkohol mempercepat
- Terjadinya gelembung nitrogen.
- Udara yang dihirup banyak yang mengandung CO2
- Riwayat penyakit Dekompresi
- Peselam naik pesawat kurang dari 24 jam setelah menyelam
- Trauma atau injury
- Menyelam tidak mengikuti prosedur
- Penyelaman berulang
Tanda dan gejala umum :
Penyakit dekompressi dibagi menjadi 2 (dua) tipe menurut gejala
klinisnya, yaitu:
a) Tipe 1 (Pain Only Bends)
Gejala Utama: Nyeri di daerah persendian dan otot-otot sekitarnya.
Gejala lainnya: Kelelahan berlebihan setelah menyelam, mengantuk
atau pusing ringan, gatal-gatal pada kulit (skin bends)
b) Tipe 2
Penyakit dekompresi serius yang menyerang sistem saraf pusat
Gejala neurologis : Penglihatan kabur sampai menurun.
Pengobatan :
Pertolongan pertama dilakukan dengan 3 (tiga) tindakan:
- Oksigenisasi
Jika pasien dalam kondisi tidak sadar berikan oksigen
- Rekompresi
Jika pasien masih sadar lakukan penyelaman kembali ke kedalaman
semula didampingi oleh penolongnya atau dirujuk pada fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat yang memiliki chamber (golden period < 6 jam). Jika
melebihi 6 jam kemungkinan timbul kecacatan lebih besar.
2.Penyakit Barotrauma
Pengertian :
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidak
seimbangan antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh dengan
tekanan udara di lingkungan sekitarnya. Hukum fisika yang berlaku adalah
Hukum Boyle: ”Bila temperatur dipertahankan konstan, volume gas
berbanding terbalik dengan tekanan.”
Faktor risiko
• Pemakaian alat yang tidak sesuai.
• Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
Baik pada saat menyelam (barotrauma turun) maupun pada saat naik ke
permukaan air dengan cepat (blow up atau barotrauma naik)
• Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas (sinusitis,
influenza, asma, dll)
• Panik
Tanda dan gejala umum :
- Barotrauma telinga
Nyeri yang bervariasi intensitasnya pada telinga yang terkena
barotrauma, perdarahan dari telinga, kadang-kadang dijumpai
perdarahan di sekitar hidung dan mulut, gangguan pendengaran, tinnitus.
Terapi :
• Dilarang menyelam
• Dekongestan
• Anti Biotik
• Barotrauma sinus
• Barotrauma gigi
Nyeri pada gigi yang ditambal dengan tidak sempurna sehingga masih ada
rongga pada tambalan tersebut.
- Barotrauma wajah
Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan facial khususnya di
bawah mata, haemorhagi conjungtiva dan prostusi mata.
Terapi:
Kompres es pada bagian yang udema atau yang mengalami perdarahan

3. Penyakit Akibat Keracunan Karbonmonoksida (CO)


Pengertian :
Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO 200 kali lebih besar
daripada oksigen sehingga mengakibatkan eliminasi CO yang sangat lambat
dan mengakibatkan hb tidak dapat mengangkut oksigen.
Tanda dan gejala umum :
Sakit kepala, sesak nafas, mual, delirium sampai dengan kehilangan kesadaran
dan mati.
Penatalaksanaan :
- Hiperbarik oksigen, anti konvulsi (bila kejang)
- kortikosteroid
Pencegahan
Penggunaan alat kompresor yang aman.
4. Penyakit Akibat Gigitan Binatang Laut
Pengertian :
Binatang laut yang berbahaya karena gigitannya: hiu, bara kuda, groper.
Tanda dan gejala umum :
- Secara lokal perdarahan hebat
- Secara umum pre shock sampai shock

5. Penyakit Akibat Sengatan Binatang Laut


Pengertian :
Binatang yang berbahaya karena racunnya: ikan pari, ular laut, kalajengking,
ikan sembilang, ubur-ubur, kerang lonjong, bulu babi.
Faktor Risiko :Pakaian selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum : Nyeri sampai paralisis, preshock sampai shock

6. Hipotherma
Pengertian :
Kehilangan panas tubuh lebih besar dari panas yang dihasilkan.
Faktor Risiko :Peralatan selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum :
Gejala Lokal:
- Diawali ujung-ujung jari tangan dan kaki dingin.
- Kemantapan kekuatan lengan menggenggam menurun
- Timbul rasa sakit dan baal mulai dari tangan dan kaki
Gejala Sistemik:
- Vaso konstriksi pembuluh darah
- Tekanan darah meningkat
- Curah jantung meningkat
- Berlanjut metabolic rate menurun, kardiak output menurun akhirnya
kesadaran menurun.

B. Kesehatan Kedirgantaraan
Kesehatan Kedirgantaraan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan
penerbangan dan kesehatan ruang angkasa dengan keadaan lingkungan yang
bertekanan rendah (hipobarik). Kesehatan kedirgantaraan meliputi :
- Kesehatan penerbangan dirgantara
- Kesehatan dalam operasi dan lathan militer dirgantara
- Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan berkala awak atau crew
- Pilot pesawat yang sakit -Penyuluhan kesehatan penerbangan
- Evakuasi medis.
a. Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan
1. Kesehatan penerbangan dan ruang angkasa merupakan Kesehatan Matra
yang dilakukan terhadap pekerja dan/atau pelaku kegiatan penerbangan dan
ruang angkasa yang diselenggarakan pada saat:
a. Persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan
Kegiatan pada saat persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan meliputi :
1) Kesiapan awak penerbangan
2) Kesiapan olahragawan kedirgantaraan, meliputi :
 Pemeriksaan atau pengujian fisik dan mental
 Kesiapan peralatan keselamatan
 Kegiatan lain untuk menunjang kesiapan bagi
olahragawan.

3) Kegiatan kesiapan penyelenggara kegiatan, meliputi :


 Penyuluhan kesehatan dan keselamatanpenyediaan
peralatan keselamatan
 Petugas pengawas dan atau pendamping
 Penyediaan sarana dan prasarana kedaruratan kesehatan
penerbangan
 Sistem rujukan kesehatan
 Jejaring keselamatan dan kesehatan
 Kegiatan lain untuk menunjang kesiapan penyelenggara
kesehatan.
4) Kesiapan pelayanan kesehatan penerbangan dan ruang angkasa,
meliputi :
 Penyebarluasan media penyuluhan kesehatan dan
keselamatan
 Pemetaan lokasi dan persebaran pelaku kegiatan
 Pendataan demografis awak penerbangan dan penumpang
 Pmeriksaan dan pengujian kesehatan
 Penyediaan peralatan dan perbekalan kesehatan
 Pelatihan kesehatan penerbangan bagi petugas kesehatan
 Sistem rujukan kesehatan
 Rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan penerbangan
 Simulasi kedaruratan kesehatan penerbangan
 egiatan lain untuk menunjang kesiapan penumpang.
5) Kesiapan penumpang, meliputi :
 Penyuluhan kesehatan dan keselamatan
 Pemeriksaan kesehatan.

b. Kegiatan operasional, meliputi :


 Penyuluhan kesehatan dan keselamatan
 Pemeriksaan dan pengujian kesehatan
 Pemeriksaan kelaikan terbang bagi penumpang
 Pelayanan kesehatan primer
 Surveilans Kesehatan
 Pemulihan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.61 pasal 23 mengenai kesehatan
dalam operasi dan latihan militer di udara.
1. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara merupakan
Kesehatan Matra untuk mendukung kesehatan terhadap personil di
satuan militer dan pemberian pertolongan medik terhadap para korban
dalam operasi atau latihan militer di udara.
2. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara
diselenggarakan pada saat:
a. sebelum pelaksanaan tugas operasi dan latihan militer;
b. selama pelaksanaan tugas operasi dan latihan militer; dan
c. setelah pelaksanaan tugas operasi dan latihan militer.
3. Kegiatan kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara
meliputi:
a. Pelayanan kesehatan
b. Kegiatan kesehatan promotif dan preventif
c. Kegiatan kesehatan kuratif dan rehabilitative
d. Kegiatan pembekalan kesehatan
e. Kegiatan administrasi kesehatan.

Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan di luar maupun di dalam ruangan
yang tentunya dengan situasi dan kondisi yang serba berubah, tidak dapat diprediksi
yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan
manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut. Sehingga diperlukan suatu upaya
kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan yang dapat meningkatkan
kemampuan adaptasi, dan mengendalikan risiko kesehatan, meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam menurunkan risiko serta memelihara
kesehatan masyarakat dan mandiri. Selain itu, upaya dalam meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba
berubah secara bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara. Agar mampu
meminimalkan risiko gangguan kesehatan yang mungkin ditimbulkan ketika
melakukan suatu kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arnold dan dkk .2002. A member of the holder headline group. Great Britain : Diving
Subaquatic Medicine.

Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik.
Jakarta : Erlangga

Fiskes.2013.Hiperbarik. (Online). Available :


http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2013/08/hiperbarik-
oksigen-terapi.html. Diakses pada Rabu, 11 Maret 2015, pukul 17.00 wita.

Kementerian kesehatan. 2013. Kesehatan Matra Direktorat Jenderal Peraturan


Perundang. (Online). Available :
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?
czozMjoiZD1ibisyMDEzJmY9Ym4xMjAzLTIwMTMucGRmJmpzPTEiOw.
Diakses pada Jumat, 13 Maret 2015, pukul 04.15 wita.

Larn Richard dan Whistler Rex .1993. Commercial Diving Manual. USA : Best
Publishing Company.

Susan dan Supondha Erick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena
Pajanan Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman. (Online).
Available :
http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/09/tatalaksana-
penyakit-akibat-kerja.html. Diakses pada Rabu, 11 Maret 2015, pukul 17.15
wita.

Yapor Y dan Wesley .2002. On-Site of Scuba Diving and Boating Emergencies. USA
: Diversification series.

Anda mungkin juga menyukai