Anda di halaman 1dari 12

AFT

KESEHATAN MATRA
“Analisis Matra Bawah Tanah”

Dosen Pengampu :

Cecep Heriana, SKM, MPH

Disusun oleh :

Amalia Hulfalah CMR0160003

KESEHATAN MASYARAKAT

REGULER A

SEMESTER VI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2019
AFT

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berisikan tentang Analisis Matra Bawah Tanah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Kuningan, 10 Agustus 2019

Penyusun
AFT

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah ...............................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kesehatan Matra ...........................................................................................

2.2 Pengertian Kesehatan Lapangan (Kesehatan Bawah Tanah) ..........................................

2.3 Jenis Kegiatan Matra Bawah Tanah ...............................................................................

2.4 Pengertian Tambang Bawah Tanah ................................................................................

2.5 Syarat-syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah ...........................................................

2.6 Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah ........................................................................

2.7 Metode Tambang Bawah Tanah .....................................................................................

BAB III ANALISIS JURNAL

3.1 Judul Artikel ....................................................................................................................

3.2 Artikel .............................................................................................................................

3.3 Analisis Artikel ...............................................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .....................................................................................................................

4.2 Saran ...............................................................................................................................


AFT

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matra adalah pada kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi
tingkat kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bias terjadi di darat
(lapangan), laut maupun udara. Kondisi ini akibat lingkungan yang berubah bermakna ini
bias terjadi karena sudah direncanakan maupun tidak direncankan. Sedangkan kondisi matra
adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan
tersebut.
Kesehatan bawah tanah merupakan kesehatan matra yang dilakukan terhadap pekerja
bawah tanah, yang diselenggarakan pada saat persiapan sebelum kegiatan dilakukan, kegiatan
operasional, dan setelah kegiatan operasional sampai dengan 24 jam. Kesiapan bagi pekerja
bawah tanah yaitu, kesehatan fisik dan mental, pemahaman situasi dan kondisi lingkungan
tempat kerja, keterampilan dan kemampuan antisipasi perubahan situasi di bawah tanah.
Kesiapan pemberi kerja dan atau penyelenggara kegiatan yaitu, penyuluhan keselamatan dan
kesehatan, penyediaan peralatan keselamatan, petugas pengawas dan atau pendamping,
system rujukan kesehatan, jejaring keselamatan dan kesehatan, komunikasi dan informasi,
serta penyediaan sarana pelayanan kesehatan.
Kesiapan pelayanan kesehatan yaitu, penyuluhan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja,
pendataan demografis pekerja, pemeriksaan kesehatan pekerja, pelatihan kesehatan
menghadapai situasi kerja di bawah tanah, kesiapan pelayanan kesehatan di sekitar tempat
kerja bawah tanah dan jejaring pelayanan kesehatan dan rujukan.

Secara umum tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau batubara
seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan matra?
2. Apa yang dimaksud dengan matra lapangan bawah tanah?
3. Apa jenis kegiatan matra bawah tanah ?
4. Apa yang dimaksud dengan penambangan bawah tanah?
5. Apa syarat-syarat penambangan bawah tanah?
6. Apa saja ruang lingkup penambangan bawah tanah?
7. Apa saja metode yang digunakan dalam penambangan bawah tanah?
8. Bagaimana analisis artikel kasus penambangan bawah tanah ?
AFT

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan matra
2. Untuk mengetahui pengertian matra lapangan bawah tanah
3. Untuk mengetahui jenis kegiatan matra bawah tanah
4. Untuk mengetahui pengertian penambangan bawah tanah
5. Untuk mengetahui syarat-syarat penambangan bawah tanah
6. Untuk mengetahui ruang lingkup penambangan bawah tanah
7. Untuk mengetahui metode penambangan bawah tanah
8. Untuk mengetahui analisis kasus penambangan bawah tanah
AFT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kesehatan Matra

Matra adalah pada kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi
tingkat kesehatan seseorang atau kelompok. Lingkungan tersebut bias terjadi di darat
(lapangan), laut maupun udara. Kondisi ini akibat lingkungan yang berubah bermakna ini
bias terjadi karena sudah direncanakan maupun tidak direncankan. Sedangkan kondisi matra
adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan
tersebut. Sehingga kesehatan matra dapat diartikan sebagai upaya kesehatan dalam bentuk
khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di
lingkungan darat, laut, maupun udara. Kesehatan matra diselenggarakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

2.2 Pengertian Kesehatan Lapangan (Kesehatan Bawah Tanah)

Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan di darat
yang temporer ;ingkungan yang berubah. Kesehatan bawah tanah merupakan kesehatan matra
yang dilakukan terhadap pekerja bawah tanah, yang diselenggarakan pada saat persiapan
sebelum kegiatan dilakukan, kegiatan operasional, dan setelah kegiatan operasional sampai
dengan 24 jam.

2.3 Jenis Kegiatan Matra Bawah Tanah

a. Kegiatan selama persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan sebagaimana dimaksud


meliputi :
1. Kesiapan bagi pekerja bawah tanah yaitu, kesehatan fisik dan mental, pemahaman
situasi dan kondisi lingkungan tempat kerja, keterampilan dan kemampuan antisipasi
perubahan situasi di bawah tanah.
2. Kesiapan pemberi kerja dan atau penyelenggara kegiatan yaitu, penyuluhan
keselamatan dan kesehatan, penyediaan peralatan keselamatan, petugas pengawas dan
atau pendamping, system rujukan kesehatan, jejaring keselamatan dan kesehatan,
komunikasi dan informasi, serta penyediaan sarana pelayanan kesehatan.
AFT

3. Kesiapan pelayanan kesehatan yaitu, penyuluhan keselamatan dan kesehatan bagi


pekerja, pendataan demografis pekerja, pemeriksaan kesehatan pekerja, pelatihan
kesehatan menghadapai situasi kerja di bawah tanah, kesiapan pelayanan kesehatan di
sekitar tempat kerja bawah tanh dan jejaring pelayanan kesehatan dan rujukan.

b. Kegiatan selama kegiatan operasional sebagaimana dimaksud meliputi :


1. Pemberian informasi keselamatan dan kesehatan bagi pekerja
2. Penemuan kasus
3. Pelayanan kesehata bagi pekerja
4. Surveilans kesehatan.

c. Kegiatan setelah kegiatan operasinal sampai dengan 24 jam sebagaimana dimaksud


meliputi :
1. Penemuan kasus
2. Pelayanan kesehatan bagi pekerja
3. Surveilans bagi pekerja
4. Pemulihan kesehatan

2.4 Pengertian Tambang Bawah Tanah

Secara umum tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau
batubara seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan udara terbuka.
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan
dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bias
diambil melalui metode seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak
cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk
mencapai lokasi cadangan. Seperti yang kita ketahui ketika untuk memilih system
penambangan bawah tanah yang paling utama adalah ketingkat keekonomisannya disbanding
dengan menggunakan tambang terbuka. Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah
adalah memilih metode penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter endapan
mineral dan batuan yang akan ditambang dengan memperhatikan batasan tentang keamanan,
teknologi dan ekonomi.
AFT

2.5 Syarat-syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah

1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit

2. Karakteristik geologi dan hidrologi

3. Karakteristik geoteknik

4. Faktor-faktor tekonologi

5. Faktor lingkungan

2.6 Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah

1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan.

2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah meliputi pembuatan jalan masuk utama,
pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier.

3. Kegiatan eksploitasi dengan pemboran dan peledakan, pemuatan, pengangkutan.

4. Penanganan dan operasi pendukung, penyanggaan, penerangan, ventilasi, penirisan,dan


keselamatan kerja.

2.7 Metode Tambang Bawah Tanah

1. Open Stope Methodes, adalah system tambang bawah tanah dengan ciri-ciri sedikit
memakai penyangga atau hampir tidak ada, umumnya merupakan cara penambangan
sederhana atau tradisional, bias menggunakan buruh yang tidak terlatih, cocok untuk
endapan bijih.

2. Supported Stope Methodes, adalah metode penambangan bawah tanah yang


menggunakan penyangga dalam proses penambangannya dengan ciri-ciri cocok untuk
endapan bijih serta batuan iduk yang lunak, cara penambangannya secara sistematis.

3. Caving Methodes, disebut juga metode ambrukan yang dibagi emnjadi dua yaitu top
slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan penutup
yang lemah atau mudah runtuh. Sub level caving merupakan suatu cara penambangan
yang mirip top slicing tetapi penambangan dari sub level, penambangan dari atas ke
bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi
seluruh ketebalan bijih.
AFT

BAB III

ANALISIS ARTIKEL
3.1 Judul Artikel
Karyawan Freeport Tewas di Lokasi Tambang karena Gas Beracun
3.2 Artikel

Hendri Monardi karyawan perusahaan subkontraktor PT Freeport Indonesia


ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, diduga akibat menghirup gas beracun di lokasi
tambang bawah tanah Big Gossan, Tembagapura pada Rabu (18/10/2017) dini hari sekitar
pukul 00.20 WIT. Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Rabu
(18/10/2017) mengungkapkan selain korban meninggal, juga ditemukan dua karyawan
lain dalam keadaan pingsan di lokasi kejadian tepatnya Area Big Gossan Level 2640
Cross Cut Under Ground. "Dua orang masih bisa diselamatkan, tapi satu rekan mereka
dinyatakan meninggal dunia," kata Victor, Rabu (18/10/2017) seperti dikutip dari Antara.

Almarhum Hendri Monardi merupakan karyawan dari PT RUC dengan nomor ID


80016371 dan tinggal di Barack AB nomor 155 Ridge Camp, Tembagapura. Rencananya
almarhum akan dipulangkan ke kampung halamannya di Batam, Provinsi Riau
menggunakan penerbangan melalui Jakarta pada Rabu siang ini. Sementara dua korban
lainnya atas nama Nofi Rizal Fachrudhin S yang berasal dari gawi Jawa Timur dan Sri
Giri Dino Haryanto asal lebak, Banten sampai saat ini kondisi keduanya stabil dan
mendapat perawatan intensif di RS SOS Tembagapura. Menyikapi kejadian tersebut, saat
ini pihak kepolisian setempat telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi untuk
selanjutnya akan segera melakukan olah kejadian perkara."Tim kami masih menunggu
informasi lanjutan dari Tim Departemen Underground PT Freeport apakah lokasi itu
sudah steril untuk dilakukan olah TKP. Untuk sementara waktu operasi tambang di area
tersebut dihentikan sementara. Sedangkan di area tambang bawah tanah lainnya masih
tetap beroperasi seperti biasa," jelas Victor.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, setelah menerima adanya laporan


karyawan yang jatuh di area Big Gossan Level 2640 Cross Cut 21 Under Ground pada
Rabu dini hari, Tim Emergency Response Group PT Freeport bersama tim medis, tim
Safety dan SRM langsung menuju ke lokasi kejadian. Kemudian pihak Rescue dan Crew
Ventilasi melakukan pengujian pada kadar udara di lokasi tersebut. Hasilnya menunjukan
AFT

kadar gas CO melebihi ambang batas yakni 1.500 PPM. Ambang batas maksimal yaitu 25
PPM.

Tiga orang karyawan PT RUC tersebut berhasil dievakuasi pukul 00.40 WIT dari
lokasi kejadian ke tempat yang aman untuk dilakukan pertolongan pertama. Dr Reza dari
RS SOS Tembagapura yang menangani para korban menyatakan Hendri Monardi
dinyatakan telah meninggal pada Rabu dini hari sekitar pukul 01.15 WIT dan dua orang
rekannya dalam kondisi kritis. Jenazah Hendri Monardi selanjutnya dibawa menuju RS
SOS Tembagapura untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

3.3 Analisis Kasus


Tiga korban karyawan perusahaan sukontraktor PT Freeport Indonesia yang bernama
Hendri Monardi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sedangkan dua karyawan yang
bernama Nofi Rizal Fachrudhin S dan Sri Giri Dino Haryanto ditemukan dalam keadaan
pingsan. Tiga korban karyawan tersebut ditemukan oleh Tim Emergency Response Group
PT Freeport bersama tim medis, tim Safety dan SRM dilokasi kejadian tepatnya Area Big
Gossan Level 2640 Cross Cut Under Ground. Tiga orang karyawan PT RUC tersebut
berhasil dievakuasi pukul 00.40 WIT dari lokasi kejadian, Dr. Reza dari RS SOS
Tembagapura yang menangani para korban menyatakan Hendri Monardi dinyatakan telah
meninggal pada pukul 01.5 WIT dan dua orang rekannya dalam kondisi kritis.
Kejadian tersebut diduga akibat tiga korban karyawan menghirup gas beracun di
lokasi tambang bawah tanah Big Gossan, pihak Rescue dan Crew Ventilasi melakukan
pengujian pada kadar udara di lokasi tersebut. Hasilnya menunjukan kadar Gas CO
melebihi ambang batas yakni 1.500 PPM, ambang batas maksimal yaitu 25 PPM.
Sehingga mengakibatkan korban meninggal dan pingsan.
AFT

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan di
darat yang temporer ;ingkungan yang berubah. Kesehatan bawah tanah merupakan
kesehatan matra yang dilakukan terhadap pekerja bawah tanah, yang diselenggarakan
pada saat persiapan sebelum kegiatan dilakukan, kegiatan operasional, dan setelah
kegiatan operasional sampai dengan 24 jam.
4.2 Saran
Harus diterapkannya syarat-syarat dalam penambangan bawah tanah agar tidak
adanya korban para karyawan dalam pekerjaan penambangan bawah tanah.
AFT

DAFTAR PUSTAKA
KemenKes, Undang-undang No. 61 th. 2013 tentang Kesehatan Matra
Karyawan Freeport Tewas di Lokasi Tambang karena Gas Beracun – Tirto.ID
hhtps://tirto.id/karyawan-freeport-tewas-di-lokasi-tambang-karena-gas-beracun-cyyn. 10
Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai