PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut-sebut sebagai sillent killer
mengalami tanda dan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk, dan sering
2012 hipertensi adalah salah satu yang memegang andil yang penting untuk
penyakit jantung dan stroke yang dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan
umur 55-64 tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75 tahun.
umur ≥18 tahun adalah sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung
1
Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan angka
kesakitan hipertensi primer pada tahun 2016 sebanyak 34.660 orang dan pada
36.772 orang. Berdasarkan catatan rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah 45
hipertensi primer. Pada tahun 2016 hipertensi primer di rawat inap sebesar 8,74 %
dari sepuluh besar penyakit dan menempati peringkat ke 5 dan pada tahun 2017
Sedangkan pada rawat jalan tahun 2016 penyakit hipertensi primer sebesar
15,38% dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi sebesar 19,86%.
poliklinik rawat jalan yang berusia 20-55 tahun prevalensinya cukup tinggi dan
risiko lebih kecil dari pada pantai. Meskipun daerah pegunungan jumlah penderita
2
Berdasarkan data hasil Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL 1) adapun
masyarakat yang belum memasuki masa usia lanjut/ lansia di Desa Jamberama
pembinaan bagi ibu kader untuk menambah wawasan dan keterampilan tentang
penyakit dan pencegahan hipertensi. Hasil pertemuan dan diskusi dengan mitra
dan keterampilan ibu kader dalam mencegah penyakit hipertensi (3) Peningkatan
keterlibatan perguruan tinggi dalam menyusun buku saku dengan tujuan untuk
hipertensi serta memberikan pelatihan kepada ibu kader agar dapat menggunakan
3
alat pengukur tekanan darah manual untuk melakukan pengecekan berkala
terhadap masyarakat.
Berdasarkan data (Kesehatan, 2013), dilihat dari cara pengolahan sampah saat
dengan cara dibakar (50,1%), ditimbun dalam tanah (3,9%), dibuat kompos
Provinsi Jawa Barat sendiri dalam seharinya menghasilkan 2.700 ton sampah.
Desa Jamberama yang berkaitan dengan lingkungan yaitu terkait dengan sampah.
masalah sampah menjadi prioritas masalah yang harus segera diselesaikan. Hal ini
sesuai dengan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dimana 100% dari
4
penyakit tidak menular hipertensi dan masalah sampah sebagai prioritas masalah
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
yang paling tepat dalam mengatasi masalah sampah yang ada di Desa
2019.
5
4. Untuk melakukan intervensi sebagai upaya penanggulangan untuk
1.3 Manfaat
sampah sembarangan.
6
hipertensi dan masalah sampah di desanya sesuai dengan kondisi
7
BAB II
(PBL II)
a. Waktu
b. Tempat
Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi masalah dan
mencari solusi alternatif masalah yang paling tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada. Berikut adalah gambaran tahapan yang harus dilalui dalam
8
Latar Belakang
fasilitas
9
Identifikasi Alternatif Penyelesaian Masalah Kesehatan
melibatkan pihak lain yang terkait (puskesmas, desa, bidan desa, kader)
membuat how-how diagram atau mind map. Hal demikian harus didasarkan
atas bukti atau data dan informasi yang kuat, dapat berdasarkan pengalaman
dari setiap penyebab masalah dapat diberikan lebih dari satu penyelesaian
10
a. Analisis Kelayakan Penyelesaian Masalah Kesehatan
adalah agar menghasilkan soslusi yang tepat serta dikerjakan dengan sumber
organisasi atau mekanisme, teknologi atau cara dan Sumber Daya Manusia
(SDM).
sumber daya yang ada, maka sebaiknya dilakukan dengan melihat program
dengan masyarakat dana tau stakeholder). Tujuan dari hal tersebut agar
tidak terjadi overlapping program atau kegiatan, namun tetap selaras dengan
11
partisipatif (ada dukungan stakeholder) maka kegiatan dapat berjalan
yang harus masuk antara lain : jenis kegiatan, volume kegiatan, dana yang
dikerjakan, berapa banyak dan besar kegiatan tersebut, berapa banyak biaya
yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan dan siapa yang
matang agar kegiatan yang telah disusun dapat dilakukan dan berjalan
dengan lancar.
12
intervensi yang diperlukan. Untuk menyusun kebutuhan yang diperlukan
monitoring adalah dengan cara membuat daftar pantau atau check-list dari
kegiatan tersebut.
13
2.1 Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Heriana (2015), ada 4 tahap dalam pengolahan data yang harus
dilakukan, yaitu :
a. Pengolahan Data
sering kali orang menjadi bingung "mau diapakan data yang sudah
penelitian? Untuk itu data yang masih mentah (data mentah) perlu diolah
tidak ada empat tahapan dalam pengelolaan data yang harus dilalui, yaitu:
1. Editing
terbaca
jumlah anak.
14
2. Coding
3. Processing
program yang akan digunakan untuk entri data adalah paket program
4. Cleaning
15
b. Analisis Data
selanjutnya adalah analisis data. Data mentah (raw data) yang sudah susah
payah kita kumpulkan tidak akan ada artinya jika tidak diimplementasikan.
Interpretasi memiliki dua arti, yaitu arti sempit dan arti luas.Interpretasi
dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data dilakukan hanya sebatas
dalam arti luas (analitik) yaitu interpretasi guna mencari makna data hasil
16
1. Memperoleh gambaran/deskripsi masing-masing variabel.
ditemukan.
4. Mencari penjelasan apakah konsep baru yang diuji berlaku umum atau
17
BAB III
a. Keadaan Geografis
menjadi 2 Dusun dan 12 RT. Dusun Cilimus terdiri dari 6 RT, Dusun Surian
terdiri dari 6 RT. Adapun keadaan geografis Desa Jamberama secara lebih
18
Tabel 3.1 Batas Wilayah Desa Jamberama Kecamatan Selajambe
19
Tabel 3.3 Luas Wilayah Desa Jamberama Kecamatan Selajambe,
No Wilayah Luas
1 Luas Desa 5323.25 Ha
2 Tanah Bengkok 5.569 Ha
3 Tanah Titisara --
4 Tanah Pengangonan --
5 Pemukiman 10.433 Ha
6 Kuburan 5.420 Ha
7 Tanah Sawah 63.190 Ha
8 Tanah Tegalan 124 Ha
9 Tanah Perkebunan 30.000 Ha
10 Hutan Rakyat --
11 Hutan Negara --
12 Hutan Lindung 361.000 Ha
13 Perikanan 1.000 Ha
14 Tanah Lainnya --
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
perkebunan.
20
Tabel 3.4 Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) Desa Jamberama
Orbitasi Jarak
Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 1 km
Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten 36 km
Jarak dari pusat pemerintahan provinsi 161 km
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
b. Keadaan Demografi
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
(N) (%)
Laki-Laki 911 orang 49,1%
Perempuan 943 orang 50,9%
Total 1.854 orang 100%
Jumlah Kepala Keluarga 554 KK
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
21
Pendidikan Jumlah
Sekolah Dasar (SD) 7,670 orang
SMP 3,395 orang
SMA 1,339 orang
SMK 117 orang
D1/D2 34 orang
D3 69 orang
S1 119 orang
S2 46 orang
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
c. Keadaan Ekonomi
Pekerjaan Jumlah
Petani 752 orang
Buruh Tani 155 orang
PNS 19 orang
Pensiunan 8 orang
Pegawai Swasta 28 orang
Wiraswasta 43 orang
Lain-lain 2 orang
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
22
Berdasarkan tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
masyarakat Desa Jamberama bekerja sebagai petani atau buruh tani. Hal ini
sosial tersebut yaitu pengajian rutin setiap hari Jum’at, arisan Ibu-Ibu,
23
SMA --
Pondok Pesantren/MD --
Madrasah Diniyah (MD) 2 Buah
Olah Raga
Lapangan Sepakbola 1 Buah
Lapangan bulutangkis 1 Buah
Lapangan Meja Pingpong 1 Buah
Seriousness, Growth)
Kriteria Urutan
No. Masalah Kesehatan Total Priorit
U S G
as
1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah 3 4 4 11 III
2 Akses Pelayanan Kesehatan 4 4 4 12 II
3 Hipertensi 5 5 4 14 I
(Sumber : Data Primer, 2019)
4 = Besar
24
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
Nilai/skor yang diberikan didapat dari hasil MMD yang dibimbing oleh
tinggi, yaitu 5 karena apabila masalah ini bila tidak segera diatasi, maka
akan berdampak buruk bagi kesehatan yang berakibat sangat fatal dan
(G) masalah hipertensi diberi nilai/skor tertinggi, yaitu 4 karena hal ini
akibat yang ditimbulkan juga sangat berbahaya dan dalam jangka pendek
berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.
25
ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat mengakibatkan kematian
3 = Cukup Berpengaruh
2 = Berpengaruh
1 = Kurang Berpengaruh
26
Berdasarkan tabel matriks MCUA pada tabel 3.10 skor kali bobot
Rendahnya Kesadaran
Masyarakat Melakukan Check
Up Rutin
27
Pelatihan kader anti hipertensi dilakukan dengan melatih kader
pemeriksa tekanan darah secara rutin dan diberikan buku saku yang
3. Arisan Hipertensi
agar nantinya setiap rumah memiliki 1 alat ukur tekanan darah yang
nantinya dapat digunakan untuk mengecek tekanan darah secara rutin oleh
masyarakat.
28
3.2.3 Analisis Kelayakan Penyelesaian Masalah
kesehatan melalui metode force filed analysis. Analisis ini bertujuan untuk
Skor L Skor
T
Tingkat pendidikan rendah
3 tersedianya alat pengukur
3 I
tekanan darah
H
A
Partisipasi kader
Keterbatasan media N 3
2
Kurangnya kesadaran
2
masyarakat untuk
melakukan cek kesehatan
13 jumlah
29
rendah yang diberi skor 3, keterbatasan media dengan skor 3 dan keterbatasan
biaya dalam pengadaan alkes yang diberi skor 2. Sedangkan factor pendukung
pelatihan yaitu partisipasi kader terhadap pelatihan diberi skor 3, adanya kenaikan
angka hipertensi pada tahun sebelumnya diberi skor 3, kurangnya tenaga medis
diberi skor 2, dan ketersediaan alat pengukur tekanan darah diberi skor 2. Oleh
karena itu skor factor pendukung lebih besar dari factor penghambat.
E
Skor Skor
N
Y
Tingkat pengetahuan Adanya izin atau
3
kader rendah U dukungan dari pihak desa
3
L
jumlah
Analysis
30
Berdasarkan diagram diatas alternative masalah kedua adalah penyuluhan
pengetahuan kader rendah diberi skor 3 dan keterbatasan media diberi skor 2
sedangkan factor pendukungnya antara lain adanya izin atau dukungan dari pihak
desa diberi skor 3, ketersediaan buku saku hipertensi diberi skor 4, dan partisipasi
kader diberi skor 3. Oleh karena itu nilai factor pendukung lebih besar dari factor
penghambat.
K
Skor E Skor
B
Kurangnya dukungan Tingginya Partisipasi
3 I
stakeholder masyarakat terhadap
4
J penanganan sampah
Keterbatasan biaya dalam
A
pembuatan tempat 3
pembakaran sampah K
Jumlah 9
31
Berdasarkan diagram diatas alternative masalah ketiga adalah kebijakan pada
partisipasi masyarakat terhadap penanganan sampah diberi skor 4. Oleh karena itu
cara menyusun tabel Plan of Action (PoA). Bertujuan agar kegiatan intervensi
32
Jamberama
Identifikasi
kebutuhan Adanya Mahasi 17
swa Septemb
pelaksanaan kebutuhan er 2019
pelaksanaan
dan dapat
digunakan.
Anna
Penyampaia Materi dan
n materi tersampaikan Trie
kepada peserta
Pelatihan
penggunaan Peserta
alat mengerti dan Mahasi
swa
pengukuran bisa
tekanan menggunakan
darah alat pengukur
tekanan darah.
33
Tanya Keikutsertaan Anna
dan
Jawab peserta dalam
Trie
Tanya jawab
Post-test sebagian
peserta dapat
menjawab
semua
pertanyaan
dengan tepat
Pelaksanaan Identifikasi 1x Mahasis Adanya Mahasi 23
kegiatan kebutuhan wa kebutuhan swa Septemb
advokasi pelaksanaan pelaksanaan er 2019
penanganan dan dapat
sampah di digunakan.
Desa
Jamberama Advokasi Peserta
penanganan mengerti
sampah dengan
advokasi yang
disampaikan
oleh penyuluh
Tanya Peserta
Jawab antusias dalam
Tanya jawab
34
3.2.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Intervensi
No Perencanaan kegiatan
1. Advokasi
2. Bank Sampah
3. Pengangkutan Sampah
35
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan kegiatan yang
tercapai dalam kegiatan intervensi adalah Pelatihan Kader Anti Hipertensi (PEKA
dalam mengecek tekanan darah secara rutin. Sedangkan untuk Home Care
Hipertensi tidak dapat tercapai karena menemui kendala yaitu harus adanya rumah
yang digunakan secara sukarela sebagai pusat kegiatan pengecekan tekanan darah.
Dan kegiatam Arisan Tensi (1 Rumah 1 Tensi) tidak dapat tercapai karena
pembiayaan pembuatan tempat pembakaran sampah skala besar pada tahun 2020.
timbulan sampah yang ada di Desa Jamberama. Sedangkan untuk Bank Sampah
36
tidak tercapai karena tidak adanya tempat yang dapat dijadikan sebagai Bank
tercapai karena keterbatasan dana masyarakat dalam membayar petugas yang akan
a. Jenis Kegiatan
advokasi.
c. Media Penyuluhan
37
d. Materi Penyuluhan
a) Pengertian Hipertensi
b) Klasifikasi hipertensi
e) Komplikasi Hipertensi
f) Pencegahan Hipertensi
e. Instrument Penilaian
advokasi ini berupa alat test (Pre-test dan Post-test) dengan tujuan
Tahun 2019
No Waktu Kegiatan
38
pengisian alat test
test
7. 30 menit Diskusi
8. 15 menit Post-test
berjalan sesuai dengan yang telah diharapkan atau tidak berjalan sama sekali.
39
hipertensi dan advokasi sampah dengan pelaksanaan kegiatan intervensi.
40
Tabel 3.17 Monitoring Intervensi Penyuluhan dan Pelatihan Kader PEKA
Hipertensi di Desa Jamberama Tahun 2019
No Tahapan Kegiatan Ketersediaan Hambatan dan Sumber Metode/cara Waktu Petugas Keterangan dan
pemateri, diundang
peserta,
stakeholder
41
dan tempat materi sehingga proses menit a menunjang proses
absensi, kursi,
tempat, alat
pengukuran
tekanan darah,
camera
handphone
-
-
Alat Tulis - -
Mahasisw
a
Identifikasi 5 menit
42
kebutuhan
pelaksanaan
tulis, kamera
handphone
Kuisioner 90 Mahasisw
Pelatihan Peserta, alat Peserta mengerti Wawancara Menit a -
43
(Demontran alat) (stetoskop, tensi) pelatihan
menggunakan
tensimeter
dengan baik
Pertanyaan
- Ana dan
Tanya Jawab Peserta antusias Observasi 10 Trie -
Menit
peserta saat langsung
mempraktekan/
menggunakan
alat tekanan
darah
Peserta antusias
44
permintaan
peserta untuk
penambahan alat
kesehatan
pengukuran
tekanan darah
45
Evaluasi dari kegaiatan yang telah dilakukan bahwa program Intervensi
sesuai rencana, namun ada beberapa kendala pada saat melakukan pelatihan
praktik pengecekan tekanan darah secara langsung, warga merespon dengan baik
cukup jauh.
dengan benar kurang dari 40%, pengetahuan cukup bila menjawab dengan benar
50-70%, dan pengetahuan baik bila menjawab dengan benar lebih dari 70%.
46
Tabel 3.18 Pretest Pengetahuan
Kurang 0 0
Cukup 2 20%
Baik 8 80%
Total 10 100%
Kurang 0 0
Cukup 2 20%
Baik 8 80%
Total 10 100%
sikap cukup sebanyak 2 orang atau 20% dan responden yang memiliki sikap baik
47
Tabel 3.20 Posttest Aspek Tindakan
Kurang 0 0
Cukup 3 30%
Baik 7 70%
Total 10 100%
memiliki tindakan cukup sebanyak 3 orang atau 30% dan responden yang
Kurang 0 0
Cukup 0 0
Baik 10 100%
Total 10 100%
48
Tabel 3.22 Posttest Aspek Sikap
Kurang 0 0
Cukup 3 30%
Baik 7 70%
Total 10 100%
sikap cukup sebanyak 3 orang atau 30% dan responden yang memiliki sikap baik
Kurang 0 0
Cukup 0 0
Baik 10 100%
Total 10 100%
Hasil normalitas data menunjukan nilai p < 0,05, sehingga data tidak
berdistribusi normal maka menggunakan uji wilcoxon. Uji wilcoxon adalah uji
49
untuk mengetahui perbedaan hasil pretest dan posttest. Adapun hasil uji sebagai
berikut :
Posttest-Pretest N
Negative Ranks 3a
Positve Rank 5b
Ties 2c
Total 10
dilakukan penyuluhan.
Hasil uji wilcoxon dengan p = 0,13, p > 0,01artinya tidak ada perbedaan
hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada responden setelah dilakukan
50
i. Hasil implementasi advokasi
Hasil dari advokasi sampah yang dilakukan di Desa Jamberama yaitu adanya
51
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
media.
media.
52
4. Berdasarkan penyusunan metode force filed analysis juga dapat
sampah sembarangan.
penanganan sampah.
4.2 Saran
53
a. Pihak Desa sebaiknya menyediakan alat kesehatan dan tenaga
dibuang ke TPS.
sampah sembarangan.
54