Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

Negara sedang berkembang, dimana keadaan kesehatan masyarakat dan

lingkungannya merupakan hal yang masih perlu mendapatkan perhatian

karena sangat berkaitan terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat

yang sedang menghadapi perbaikan. Kesehatan merupakan aspek penting

yang harus memperoleh perhatian dimana pengelolaannya harus dilakukan

oleh seluruh masyarakat. Langkah paling sederhana yang menjaga kesehatan

dapat dilakukan melalui tindakan preventif dan promotif. Demikian pula

pencegahan terhadap timbulnya penyakit dapat diusahakan melalui

pemberdayaan perilaku hidup bersih dan sehat (PROMKES Pusat Promosi

Kesehatan, 2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang

dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan

berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi

Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti

tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Penerapan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) pada masyarakat Indonesia masih merupakan

suatu masalah. Hal ini dikarenakan pengetahuan mengenai manfaat hidup

sehat tergantung berbagai faktor. Kebiasaankebiasaan awam yang dilakukan

oleh generasi terdahulu, seperti buang air maupun mandi disungai merupakan

1
2

kejadian sehari-hari yang masih banyak dijumpai. Padahal jika dilihat dari

kemajuan pembangunan fisik di Indonesia, hampir 50-60 persen penduduk

Indonesia yang berada dalam kota, tidak memiliki fasilitas sanitasi dasar

(Millenium Developments Goals Indonesia, 2011).

Perilaku hidup bersih dan sehat sendiri merupakan semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau

keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat

berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku

hidup bersih dan sehat perlu diterapkan dalam berbagai tempat di mana

sekelompok orang hidup, bekerja, bermain dan saling berinteraksi agar

derajat kesehatan dapat meningkat sehingga produktivitas sekelompok orang

yang menempati berbagai tempat tersebut akan mengalami peningkatan

(Khumayra & Sulisno, 2012).

Perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggota keluarga agar sadar, mau dan mampu

melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan

melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat (Mulyawan, 2008).

Fenomena perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia masih

terbilang sangat minim. Rumah tangga yang telah mempraktikkan perilaku

hidup bersih dan sehat baru mencapai 38,7%. Upaya peningkatan perilaku

sehat di perumahan penduduk pada tahun 2015 belum menunjukan hasil yang

nyata, yaitu masih 24,9% penduduk yang telah memiliki rumah sehat Kondisi
3

sanitasi dasar pada rumah penduduk masih jauh menunjukan harapan

(Taufiqet al., 2016).

Riau termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki

tingkat PHBS pada 2015 masih rendah yaitu 36,7% dari target 60% yang

ditetapkan. Kabupaten Kuantan Singingi sebagai salah satu kelompok yang

memiliki tingkat PHBS yang cukup tinggi bila dibandingkan daerah lainnya.

Walaupun demikian dari 15 indikator PHBS yang diterapkan ternyata untuk

data kepemilikan jamban yang saniter, tempat sampah dan sistim

pembuangan air limbah masih menujukan prosentasi yang masih rendah.

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dikalangan masyarakat di

Kabupaten Kuantan Singingi secara umum masih perlu dinilai dan di teliti,

apakah data nya menunjukan kondisi yang merata di semua kecamatan

maupun pedesaan. Karena hal tersebut masih sering dikaitkan dengan

timbulnya penyakit menular (Dwiyanti, 2014).

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi perilaku hidup bersih dan

sehat. Mengingat perilaku hidup bersih dan sehat memiliki kaitan langsung

terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti diare, demam berdarah,

leptospirosis, infeksi saluran nafas (ISPA), penyakit kulit maupun infeksi

saluran pencernaan. (Singgih, 2014).

Berbagai faktor yang menghambat masyarakat menjalankan perilaku

hidup bersih dan sehat antara lain adalah meliputi pendidikan dan

pengetahuan terhadap PHBS. Masing-masing faktor ini saling berinteraksi

dan pengaruh terhadap fase akhir, yaitu praktek PHBS. (Anies, 2006).
4

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2017)

tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang perilaku hidup bersih

dan sehat didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan (p=0,029) dan sikap (p=0,012) dengan perilaku hidup bersih dan

sehat.

Berdasarkan hasil penelitian Yusra Guspita (2017) tentang hubungan

sosial ekonomi keluarga dengan penerapan PHBS dalam rumah tangga

didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi

keluarga dengan penerapan PHBS dengan nilai p value=0,011.

Penelitian ini memilih Desa Kampung Tengah karena masih didapati

beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya PHBS dibandingkan di Desa

lainnya, diantaranya prasyarat pembuangan air limbah yang masih belum

memenuhi syarat, sebagai rumah tangga yang menjalani PHBS, kemudian

rumah yang tidak memiliki jamban masih berjumlah 7 KK sementara desa

lainnya sudah memiliki semuanya (Dinas Kesehatan Kabupaten Kuansing,

2019).

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Desa Kampung

Tengah pada tanggal 19 Desember tahun 2019 kepada 10 orang responden, 6

diantara mereka kurang mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

Setelah dilakukan wawancara perilaku hidup bersih yang sehat yang tidak

mereka lakukan yaitu mereka tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi

sampai umur 6 bulan, ketika mereka sakit mereka jarang mau berobat ke

puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu 2 orang diantara mereka

masih melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan dan juga
5

mereka mengatakan bahwa suami atau anggota keluarga laki-laki lainnya

sering merokok dirumah.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dan membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di

Desa Kampung Tengah Wilayah Kerja Puskesmas Baserah Kab Kuantan

Singingi Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah apasaja “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Desa Kampung Tengah

Wilayah Kerja Puskesmas Baserah Kab Kuantan Singingi Tahun 2019”?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS) Di Desa Kampung Tengah Wilayah Kerja Puskesmas Baserah

Kab Kuantan Singingi Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, sikap, pendapatan

keluarga dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Di Desa

Kampung Tengah Wilayah Kerja Puskesmas Baserah Kab Kuantan

Singingi Tahun 2019.


6

b. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) Di Desa Kampung Tengah Wilayah Kerja

Puskesmas Baserah Kab Kuantan Singingi Tahun 2019.

c. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) Di Desa Kampung Tengah Wilayah Kerja Puskesmas

Baserah Kab Kuantan Singingi Tahun 2019.

d. Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) Di Desa Kampung Tengah Wilayah

Kerja Puskesmas Baserah Kab Kuantan Singingi Tahun 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh-contoh

tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu pendidikan kesehatan

tentang PHBS dapat menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat

dalam kehidupan rumah tangga.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan

dan pertimbangan dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan

membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat. Penelitian ini juga

dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan setempat untuk

mempromosikan PHBS.

1.4.3 Bagi STIKes Al Insyirah

Diharapkan dapat menambah referensi dan bahan bacaan kepustakaan

di institusi pendidikan tentang perilaku hidup bersih dan sehat.


7

1.4.4 Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambahn pengetahuan dan

wawasan peneliti tentang bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat

dalam masyarakat.

1.4.5 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan

pelayanan kesehatan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti

tentang PHBS serta diharapakan peneliti selanjutnya dapat meneliti

faktor lain yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai