Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA MENCIPTAKAN

KELUARGA SEHAT DI UPTD PUSKESMAS KUALA LEMPUING KOTA


BENGKULU

Sandos Yedilau 1, Wulan Angraini2, Bintang Agustina Pratiwi3, Riska Yanuarti4


1,2,3,4
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Bengkulu
*lawsandos@gmail.com

ABSTRAK
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup
bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang sangat berkaitan dengan peningkatkan kesehatan
individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya. Pencapaian rumah tangga sehat di Indonesia merupakan
salah satu indicator rencana strategis Kementrian Kesehatan yang tidak mencapai target ketetapan. Pada
tahun 2014, dari target yang telah ditetapkan sebesar 70% namun hanya dapat dicapai sebesar 56,6%.
Pencapaian tersebut masih belum mencapai target yang telah diharapkan oleh pemerintah Program ini
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan keluarga dan menerapkan prilaku hidup sehat sehari-hari .
metode ini menggunakan menggunakan leaflet dan penyampaian edukasi/penyuluhan kepada masyarakat
cara penerapan PHBS rumah tangga. Hasil didaptkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang PHBS rumah tangga setelah dilakukan penyuluhan pada masyarakat .
Kata kunci: Penyuluhan, PHBS Rumah Tangga , Masyarakat

ABSTRACT
Clean and Healthy Living Behaviors (PHBS) are all health behaviors that are carried out because of
personal awareness so that families and all members are able to help themselves in the health sector and
have an active role in community activities. PHBS in the household is carried out to achieve a clean and
healthy household. A person's clean and healthy living behavior is closely related to improving the health of
individuals, families, communities and the environment. The achievement of healthy households in Indonesia
is one indicator of the Ministry of Health's strategic plan that does not reach the stipulated target. In 2014,
of the target that had been set at 70%, it could only be achieved by 56.6%. This achievement has not yet
reached the target that was expected by the government. This program aims to improve the health status of
the family and implement healthy daily living behaviors. This method uses leaflets and the delivery of
education/counseling to the community on how to implement household PHBS. The results showed that there
was an increase in public knowledge about household PHBS after outreach to the community

Keywords: Counseling, PHBS Household, Community

301
PENDAHULUAN

PHBS merupakan kependekan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan
pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran
pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat5

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk
menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi
informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi guna
menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang
bersih dan sehat5

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku guna membantu
masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar,
mau dan mampu mempraktikkan PHBS melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment)9

Program PHBS di Rumah Tangga merupakan m upaya untuk memberdayakan


anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah
Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang sangat berkaitan dengan peningkatkan
kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya6

Pencapaian rumah tangga sehat di Indonesia merupakan salah satu indicator


rencana strategis Kementrian Kesehatan yang tidak mencapai target ketetapan. Pada
tahun 2014, dari target yang telah ditetapkan sebesar 70% namun hanya dapat dicapai
sebesar 56,6%. Pencapaian tersebut masih belum mencapai target yang telah diharapkan
oleh pemerintah 14

Program PHBS pada tatanan rumah tangga merupakan suatu upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan

302
perilaku hidup bersih dan sehat serta dapat berperan aktif dalam melakukan gerakan
kesehatan di masyarakat7

Menurut Zein & Newi, (2019)Terdapat 10 Indikator PHBS rumah tangga yaitu
Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan, Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya,
Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM), Anggota keluarga tidak
merokok, Olah raga atau melakukan aktivitas fisik secara teratur, Makan dengan menu
gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), Tersedia air bersih di rumah, Tersedia
Jamban di rumah, Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni rumah, Lantai rumah
bukan dari tanah13

Data Kementerian Kesehatan Tahun 2019 menunjukkan bahwa sebesar 55%


rumah tangga di Indonesia mempraktikkan PHBS dan 69,27% rumah tangga memiliki
akses terhadap sanitasi layak. Padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan
menetapkan target pada tahun 2014 rumah tangga yang mempraktekkan PHBS adalah
70%. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan
PHBS4

Sedangakan presentasi jumlah yang mempraktikan PHBS rumah tangga yang


melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dari tingkat terendah sampai pada tingkat
tertinggi. Proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik sebesar 76,62% dengan
proposi tertinggi yaitu pada Provinsi Bengkulu (100%), dengan proporsi sedang yaitu
pada Provinsi Sulawesi Utara (53,33%), dan proporsi terendah yaitu Papua (6,90%)4

Pada Wilayah Kerja UPTD Puskesmas kuala Lempuing, PHBS Rumah Tangga
merupakan sebuah pendidikan dan penyuluhan yang sangat penting. Kegiatan ini saling
berkaitan dengan pencapaian program kesehatan lingkungan yang tidak tercapai di UPTD
Puskesmas Kuala Lempuing Jumlah penduduk Kelurahan Kuala Lempuing adalah
sebanyak 5038 jiwa. Yang terdiri dari 2.568 jiwa penduduk laki-laki dan 2.468 jiwa
penduduk perempuan. Komposisi Penduduk menurut kelompok umur yaitu Usia 0-6 th
berjumlah 738 jiwa, Usia 7-12 th berjumlah 712 jiwa, Usia 13-18 th berjumlah 827 jiwa,
19-24 th berjumlah 1.126 jiwa, 25-55 thh berjumlah 1.462 jiwa, 56-79 th 169 jiwa dan
80+ th berjumlah 2 jiwa.

Dari data puskesmas pada tahun (2020) yang didapatkan pada wilayah kerja
puskesmas Lempuing pelaksanaan PHBS rumah tangga untuk persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan yaitu sebesar( 84,3%), pemberian bayi Asi Ekslusif sebesar

303
38(43,8%), menimbang bayi dan balita setiap bulan sebesar (83,3%), penggunaan air
bersih sebesar (25%), mengunakan jaman sehat sebesar(45%), tidak merokok didalam
rumah sebesar ( 11,1%) .

Sedangkan target yang telah di tetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia pada tahun 2017 menetapkan bhawa target sebesar 70% capain yang harus di
capaian dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Keluarga pada tahun 2017 hanya pemberian
asi Eklusif saaja yang sudah mencapai target yakni sebesar 84,3% maka yang lainnya
belum mencapai target maka di lakukanlah survey dengan mengunakan kuisioner untuk
melihat pengetahuan PHBS keluarga di lingkungan UPTD Puskesmas Kuala Lampuing

METODE
Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kuala
Lempuing pada 04 Oktober sampai dengan 05 November 2021. Sasaran dalam kegiatan
ini adalah masyarakat umum. Pelaksanaan kegiatan mengenai PHBS Rumah Tangga.
Dengan melakukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan dengan melibatkan tenaga
kesehatan puskesmas dan kader posyandu sebagai penggerak masyarakat. Adapun alur
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu tahap
perencanaan (pembentukan tim perencanaan, penyusunan rencana, persiapan,
pelaksanaan, evaluasi & tindak lanjut).

Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan dimulai dengan pembentukan tim agar berjalan dengan


baik dan teratur. Tim terdiri dari penyuluh, perancang pemeraga, persiapan sarana
prasarana yang menjalankan fungsi masing- masing dengan baik. Tugas tim meliputi:
a) Membuat Leafleat yang akan di berikan kepada masyarakat
b) Membuat materi PHBS yang di butuhkan.
c) Meyiapkan semua alat yang di butuhkan ( Kertas, hanpone, serta alat- alat yang
dibutuhkan saat pemberian leafleat kepada masyarakat).
d) Menyiapkan Leafleat
e) Menyusun jadwal kegiatan.
f) Koordinasi dari pihak kelurahan daerah setempat.
Tahap Persiapan.

Kegiatan ini dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan penyuluhan,


yang dilakukan pada tahap ini adalah :

304
a) Rapat tim untuk mematangkan perencanaan. Informasi yang penting adalah durasi
waktu yang sesuai dengan kegiatan penyuluhan, lokasi, keamanan dan batasan
dalam melakukan penyampaian materi.
b) Menyepakati dengan pihak pemerintahan setempat serta tokoh masyarakat terkait
dengan waktu pelaksanaan penyuluhan.
c) Meyiapkan beberapa peralatan pendukung dalam penyuluhan.
Tahapan pelaksanaan

penyuluhan ini adalah pada hari pelaksanaan pelatihan dan pendidikan yaitu :
a) Penyiapan Leafleat.
b) Penjelasan Leafleat.
c) Memberikan Kesempatan untuk bertanya
d) Ucapan Terimahkasi
Tahap Evaluasi Dan Rencana perbaikan.

Evaluasi adalah salah satu komponen yang paling penting dari akhir kegiatan.
Beberapa hal berikut yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi:
a) Apakah peserta memahami materi yang diberikan.
b) Siapa saja yang berperan aktif dalam pendidikan.
c) Apakah hal – hal yang sudah baik dan hal- hal yang masih perlu diperlukan dalam
kegitan penyuluhan. Apakah pesrta dapat merspons dengan baik dalam
pelakasanaan.
Penyuluhan Tentang Prilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)

Penyuluhan ini di dilakukan di taman di rumah wargah ke rumah warga lainnya d,


melakukan penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan melakukan di
kegiatan sehari-hari , cara penerapan serta penjelasan tentang PHBS , Pemberian
Leafleat , dan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mengajak masyarakat
melalukan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, menjaga kebersihan lingkungan, ,
membakar/membuang sampah pada tempat nya, melakukan senam setiap 1 minggu
sekali. Sebelum kegiatan dilaksanakan dan mengajak masyarakat berdiskusi tentang
pelaksaan tersebut, bertujuan agar masyarakat dapat mengikut sertakan kegiatan
berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.

305
Pelaksanaan Kegiatan yang di lakukan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

Kegiatan dilakukan dengan menerapkan pada kegiatan yang di lakukan dan


berprilaku Hidup Bersih dan Sehat, Menjaga lingkungaan agar tetap bersih, hasil yang
di peroleh dapat meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik lagi dan bagi
masyarakat Khususnya di Kuala Lempuing dapat menerapkannya dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.

Bentuk Kegiatan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang PHBS Rumah Tangga
dengan kegiatan yang dilaksanakan adalah pendidikan dan penyuluhan kesehatan
dimasyarakat dan berkoordinasi bersama pihak puskesmas untuk mewujudkan program.

Sasaran Kegiatan
Adalah masyarakat yang berada di wilayah kerja UPTD Kuala Lempuing dan
sasaran posyandu serta kader posyandu yang berada di bawah naungan UPTD Puskesms
Kuala Lempuing

Kegiatan dilanjutkan dengan pendidikan kesehatan dan pelatihan dengan metode


menggunakan leaflet dan penyampaian edukasi/penyuluhan kepada masyarakat cara
penerapan PHBS rumah tangga . Metode ini di anggap lebih efektif karena peserta
dapat lebih mudah memahami penjelasaan yang disampaikan oleh tim penyuluhan .

HASIL

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan untuk meningkatkan


pengetahuan masyarakat bagaimana cara menerapkan prilaku PHBS rumah tangga .
Kegiatan pengabdian masyarakat dihari pertama dimulai dengan pembukaan sambutan
dari ketua posyandu dan ketua pelaksana, setelah itu dilanjutkan dengan pengisian
kuesioner sebelum memulai pelaksanaan penyuluhan . pemberian kuesiner untuk
mengetahui pengetahuan mereka sebelum diberikan materi tentang PHBS. Hasil dari
pengukuran tingkat pengetahuan ibu dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.

306
Gambar 1 ( presentase pengetahuan sebelum diberikan Penyuluhan PHBS)

Berdasarkan pada diagram pie pada gambar 1 . Persetase sebelum diberikan


penyuluhan tentang PHBS didapatkan bahwa jumlah ibu yang memiliki pengetahuan
yang kurang dan cukup adalah sebesar 46.15 % , sedangan kan untuk ibu yang
memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebesar 7,69% dari 14 orang responden. Hal
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat sedikit ibu-ibu yang paham mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan tentang PHBS
terdapat perubahan presentase dalam pengetahuan ibu-ibu mengenai PHBS yaitu dapat
dilihat pada Gambar 2 dibawah ini :

Gambar 2 ( presentase pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan PHBS)

Berdasarkan pada diagram pie pada gambar 2 diatas , dapat dilihat bahwa terdapat
meningkatan pengetahuan masyarakat tentang prilaku hidup bersih dan sehat setelah
307
diberikan penyuluhan . didapatkan jumlah ibu yang memiliki pengetahuan baik yaitu
sebesar 53,85% , sedangkan untuk pengetahuan ibu yang kurang terjadi penurunan
yaitu sebesar 15, 38% dari 14 responden.

PEMBAHASAN
Penyuhuan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyrakat tidak hanya sadar ,
tahu atau mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan.

Penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upayauntuk menampilkan pesan


atau informasi yang tersedia yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak (leaflet, brosur, flipchart), elektronik (TV, radio, komputer, dan
sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan adanya perubahan perilaku kearah positif
atau lebih baik15

Menurut Swarjana, (2022) Dalam penelitian tentang pengetahuan, Bloom


membagi tingkatan pengetahuan menjadi tiga yaitu pengetahuan baik/tinggi (good
knowledge), pengetahuan cukup/sedang (fair/moderate knowledge), dan pengetahuan
rendah/kurang (poor knowledge). Untuk mengklasifikasikannya, kita dapat
menggunakan skor yang telah dikonversi ke persen seperti berikut ini10

1) Pengetahuan baik jika skor 80-100%


2) Pengetahuan cukup jika skor 60-79%
3) Pengetahuan rendah jika skor < 60%.

Gambar 3 (penyuluhan PHBS Rumah Tangga)

308
Berdasarkan hasil pengabdian yang dilakukan diwilahyah kerja UPTD Kuala
Lempuing dengan melakukan penyuluhan edukasi tentang PHBS rumah tangga, serta
survey langsung kerumah warga untuk mengobservasi penerapan PHBS terdapat
beberapa masyarakat yang belum menerapkan PHBS rumah tangga, karena masyarakat
masih banyak belum paham dengan PHBS rumah tangga.

Rumah tangga yang ber-PHBS merupakan rumah tangga yang melakukan 10


PHBS rumah tangga yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumahseminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah12

PHBS adalah perilaku yang memberikan pengalaman belajar dalam kehidupan


sehari-hari menciptakan kegiatan Rumah Tangga dalam kebersihan lingkungan dan
kesehatan. melindungi Seperti bias diterapkan dalam perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan komunikasi bias meningkatkan pengetahuan dan sikap1

Menurut penelitian (Yaslina, Nofriadi, & Bella andini, 2018) Yaslina et al. (2018)
yang berjudul Hubungan Sikap Dan Motivasi Dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (Phbs)Pada Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Kota
Bukittinggi Tahun 2018, menyatakan bahwa Lebih dari separuh responden (63,8%)
memiliki siap baik, tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Lebih
dari separoh (69,1%) memiliki motivasi tinggi terhadap penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS, Lebih dari separoh responden (60,6%) yang melakukan penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 11.

pada masyarakat . serta dari grafik dapat dilihat bahwa kebanyakan masyarakat
hanya memahami tentang prilaku hidup bersih dan sehat tetapi kebanyakan dari meraka
tidak menerapkan PHBS diperilaku sehari-hari.

Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil pengindraan manusia terhadap objek


yang diamati sehingga melalui proses tersebut terjadi peningkatan pengetahuan yang
baru. Pengetahuan memiliki enam tingkatan mulai dari mengetahui, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis dan menyintesis, mengevaluasi. hingga menciptakan8

309
Penerapan PHBS sehari-hari seperti mencuci tangan pakai sabun , Salah satunya
adalah dengan melakukan cuci tangan dengan air bersih sebelum makan supaya
menjaga kebersihan diri. Metode sederhana ini, ternyata banyak dilupakan orang,
sehingga belum menjadi budaya atau belum menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat13

Gambar 4 ( edukasi PHBS Kerumah Warga )

Setelah dibelerikan penyuluhan masyarakat lebih memahami pentingnya PHBS


dalam kehidupan sehari-hari, dengan menerapkannya diharapkan masyarakat dapat
terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan
KESIMPULAN
Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala
Lempuing Kota Bengkulu menggunakan metode leaflet dan penyuluhan lansung . Dari
hasil kegiatan dapat disimpulkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat tentang
penerapan PHBS rumah tangga setelah diberikan penyuluhan .

Saran

Bagi UPTD Puskesmas Kuala Lempuing atau Petugas Kesehatan dapat


melakukan survey langsung ke masyarakat dan mengajak mayrakat untuk menerapi
prilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Serta Senantiasa melakukan pendataan dan
pengecekan factor-faktor yang dapat menyebabkan yang membuat masyrakat tidak
menaati prilaku PHBS rumah tangga

310
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih diucapkan kepada Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang
telah sepenuhnya membiayai kegiatan ini. Kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang telah
memfasilitasi dan mendukung kegiatan ini, serta Lembaga Penerbitan dan Publikasi
Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang telah mendiseminasikan
artikel pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Devhy, Ni Luh Putu, Putu Dian Prima Kusuma Dewi, I. Dewa Ayu Rismayanti,
Elfirida Nona Ferni, and Sudarwati Nababan. 2021. PENDIDIKAN DAN
PROMOSI KESEHATAN. Bandung: Media Sains Indonesia.
2. Gunawan, S., Drew, C., Nindi R, D. C., & Al, E. (2018). Penyuluhan “perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS)” Dalam Rangka Program Tentara Manunggal Masuk
Ddesa (TMMD) Wilayah Kodim 0510 Tigaraksa, Tangerang. 1(2), 133–142
3. Irawan, A. Y. (2014). Hubungan Antara Aspek Kesehatan Lingkungan Dalam
PHBS Rumah Tangga Dengan Kejadian Penyakit Diare Di Kecamatan Karangreja
Tahun 2012. Unnes Journal of Public Health, 2(4).
4. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI;
2018.
5. Kemenkes RI. (2016). Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
6. Natsir, Muh. Fajaruddin. 2019. “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada
Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Desa Parang Baddo.” Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan (JNIK ) 1(3):54–59.
7. Oktariani, Liana, Isna Dewi Aulia, and Ria Setia Sari. 2021. “Peningkatan
Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Ibu Rumah Tangga Di
Wilayah Kota Tangerang.” Syntax Idea 3(4):848. doi: 10.36418/syntax-
idea.v3i4.1150.
8. Pakpahan, Martina, Adventina Delima Hutapea, Deborah Siregar, Sanny Frisca,
and Yenni Ferawati Sitanggang. 2020. KEPERAWATAN KOMUNITAS. Yayasan
Kita Menulis.
9. Rahim, abdul rauf. 2019. Kesehatan Masyarakat Di Daerah Terpencil, Perbatasan,
Dan Kepulauan. Yogyakarta: leutika prio.

311
10. Swarjana, K. (2022). Konsep Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Persepsi, Stres,
Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasan, Pandemi
Covid-19, Akses Layanan Kesehatan – Lengkap Dengan Konsep Teori, Cara
Mengukur Variabel, Dan Contoh Kuesioner. Yogyakarta: ANDI. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=aPFeEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=d
efinisi+pengetahuan&hl=jv&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=definisi
pengetahuan&f=false
11. Yaslina, Nofriadi, and Bella andini. 2018. “Hubungan Sikap Dan Motivasi Dengan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Keluarga.” Jurnal
Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) 5:65–72.
12. Yuliandari, Dwi Wahyu, and Nurnaningsih Herya. 2016. “Pengaruh Pengetahuan
Dan Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Tatanan Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas X Kota Kediri.”
Jurnal Wiyata vol.3 NO.1:17–22.
13. Zein, Umar, and emir el Newi. 2019. Ilmu Kesehatan Memahami Gejala, Tanda
Dan Mitos. Yogyakarta: Deepublish.
14. Mahardika, N. H., Luthviatin, N., & Nafikadini, I. (2017). Tindakan Ibu Rumah
Tangga dalam Penerapan Indikator PHBS Tidak Merokok di dalam Rumah (Studi
Kualitatif di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirian). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 05,
03. Retrieved from
https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/92211/F.
KM_Jurnal_Iken N_Tindakan Ibu Rumah Tangga dalam Penerapan Indikator
PHBS.pdf?sequence=1&isAllowed=y
15. Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

312

Anda mungkin juga menyukai