Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN F2

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

KADER DESA GADON

KEC. CEPU-KAB. BLORA

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Pembimbing :

Dr. Bowo Luhur

Disusun Oleh :

Dr. Andita D. Erwidodo

Pusat Kesehatan Masyarakat Kapuan

Kecamatan Cepu

Kabupaten Blora-Jawa Tengah

Periode Februari-Mei 2017


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


F. 2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


KADER DESA GADON
KEC. CEPU-KAB. BLORA

Disusun oleh :
dr. Andita D. Erwidodo

Telah disahkan pada


Mei 2017

Pendamping

dr. Bowo Luhur

NIP. 197903192009031002
A. NAMA KEGIATAN
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

B. LATAR BELAKANG KEGIATAN


Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi
paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola
pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih
diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan. Paradigma sehat secara makro berarti semua
sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan
perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti
pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif
dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan Visi Indonesia
Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat
perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
Mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi
Nasional Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1193/ Menkes/ SK/ X/ 2004 yaitu: Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang
dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan
berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi
Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan, seperti
tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Provinsi Jawa Tengah
memfokuskan pada tiga tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat
ibadah dan institusi pendidikan. Alasan pemilihan pada tiga jenis tatanan
tersebut karena ketiganya mempunyai daya ungkit yang besar dalam
pencapaian derajat kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa
rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra)
Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah
tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada
tahun 2014. Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009 menyebutkan bahwa
baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan lingkungannya, yang meliputi
institusi pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%),
fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan
bahwa pembinaan PHBS di tatanan-tatanan selain rumah tangga, yaitu di
tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan
tatanan fasilitas kesehatan juga masih belum berjalan sebagaimana mestinya.
Di Jawa Tengah pada tahun 2006, cakupan rumah tangga sehat yang
dalam hal ini diwakili oleh rumah tangga strata utama dan paripurna
mengalami penurunan yaitu 48,62% (2006), 53,67% (2005), 68,76% (2004).
Seseorang untuk dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
harus diberikan penyuluhan secara kontinyu agar terjadi perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, serta dari tidak mampu
menjadi mampu. Penyuluhan PHBS diberikan agar individu dalam keluarga
dapat berperilaku hidup bersih dan sehat baik untuk dirinya, lingkungan,
maupun lingkungan masyarakat.
Kader sebagai ujung tombak terdepan dalam Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) memegang peranan penting untuk menggerakan
partisipasi masyarakat supaya hidup bersih dan sehat. Terdapat lima peran (5P)
kader dalam mewujudkan rumah tangga sehat
1. Pendataan : melakukan pendataan rumah tangga yang ada di
wilayahnya secara terpadu dengan petugas kesehatan atau aparat
pemerintahan di wilayah tempat tinggalnya
2. Pendekatan : melakukan pendekatan kepala desa atau lurah dan
tokoh masyarakat untuk peroleh dukungan dalam pembinaan PHBS
di Rumah Tangga. Pendekatan dilaksanankan secara personal dan
persuasive guna mendapatkan dukungan optimal yang
berkelanjutan
3. Pemberdayaan : Memberdayakan keluarga untuk melakukan PHBS
melalui penyuluhan personal, kelompok, enyuluhan massa dan
penggerakan masyarakat. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke
seluruh rumah tangga yang ada di desa/ kelurahan melalui
kelompok dasawisma.
4. Pengembangan : Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang
mendukung terwujudnya Rumah Tangga Sehat. Kegiatan yang
dikembangkan disesuaikan dengan kreatifitas dan kemapanan dari
warga masyarakat setempat.
5. Pemantauan : memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga
sehat di wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan PHBS di
Rumah Tangga. Pemantauan tersebut dapat dilaporkan secara
terkoodinir dengan petugas kesehatan di wilayah kerja puskesmas
setempat.

C. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan informasi kepada kader mengenai pengertian PHBS.
2. Memberikan informasi kepada kader mengenai manfaat PHBS.
3. Memberikan informasi kepada kader mengenai indikator PHBS.

D. BENTUK KEGIATAN
1. Penyuluhan
2. Sesi Tanya Jawab

E. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Maret 2017.

F. SASARAN KEGIATAN
Kader Desa Gadon Kec. Cepu-Kab. Blora

G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas Puskesmas : ibu Yulita
2. Dokter Internsip : Dr. Andita D. Erwidodo

H. HASIL KEGIATAN
Penyuluhan diberikan Kader Desa Gadon rutin setiap tahunnya untuk
memperbaharui pengetahuan dan megevaluasi hasil dalam terwujudnya Rumah
Tangga Sehat. Kader terlihat senang dan cukup antusias dengan kegiatan ini.
Mereka semakin memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dan
apa saja yang terkandung dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

I. EVALUASI KEGIATAN
Kader tidak diberi kesempatan untuk memaparkan secara detail hasil dari
Rumah tangga Sehat di wilayahnya masing-masing dengan alasan keterbatasan
waktu.

Anda mungkin juga menyukai