Anda di halaman 1dari 20

F.1.

Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer


(PMKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)
F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RUMAH


TANGGA

Oleh:
dr. Ika Paula Fransiska Purba

Pendamping:
dr. Hj. Dahlia Abbas

PUSKESMAS BARA BARAYYA


KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERIODE OKTOBER 2018 – FEBRUARI 2019

1
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Ika Paula Fransiska Purba


Judul Laporan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga

Laporan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat telah disetujui guna
melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
(PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Upaya Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Makassar, 11 Desember 2018

Mengetahui,
Pendamping Dokter Internsip

dr. Hj. Dahlia Abbas

2
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT


PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RUMAH
TANGGA

A. LATAR BELAKANG
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih
dan sehat seseorang berhubungan dengan peningkatkan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-
negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai
penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi
dan hygiene yang buruk. Selain itu terdapat bukti bahwa pelayanan
sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sa-
mpah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare
sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Bersamaan
dengan masuknya millennium baru, Departemen Kesehatan telah
mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan,
yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola
pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat
masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas
sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi
Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian
khusus,yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan kesehatan
yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya

3
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah


risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35% terhadap derajat
kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat 2010 adalah keadaan dimana individu- individu dalam rumah
tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka :
1. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain
2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat .
Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun,
tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga di
Indonesia yang mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra)
Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70%
rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) pada tahun 2014. Data Profil Kesehatan Indonesia tahun
2009 menyebutkan bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan
lingkungannya, yang meliputi institusi pendidikan (67,52%), tempat
kerja (59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%)
dan sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan
PHBS di tatanan- tatanan selain rumah tangga, yaitu di tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan

4
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

tatanan fasilitas kesehatan juga masih belum berjalan sebagaimana


mestinya.1,2

B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang terutama anak-anak meninggal
dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang
aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Program PHBS dilaksanakan sebagai upaya
pemberdayaan anggota rumah tangga agar sadar, mau, dan mampu melakukan
kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dengan menjalankan perilaku-perilaku
melakukan PHBS, masyarakat berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat seperti memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI, 2009).
Selain iyu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air
yang aman, system pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan
angka kematian diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%.

C. PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami
bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat”. Adapun materi yang disampaikan pada penyuluhan ini
diantaranya; pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, tidak merokok didalam rumah.

D. PELAKSANAAN

5
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Penyuluhan kesehatan mengenai Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun ini


dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2018, bertempat di Puskesmas
Bara Barayya, Kota Makassar. Penyuluhan ini diikuti oleh kader dan warga dari
wilayah Bara Barayya. Total peserta penyuluhan berjumlah 15 orang.
Penyuluhan ini dibawakan oleh dr. Ika Paula Fransiska Purba bersama
dengan anggota bidang Promkes PKM Bara Barayya dengan menggunakan metode
presentasi materi. Selama penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi
mengenai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di
rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, tidak merokok didalam rumah. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
pemateri dengan peserta penyuluhan. Masyarakat yang mengikuti penyuluhan ini
terlihat antusias selama penyuluhan dan sesi diskusi dilakukan, dengan demikian
diharapkan melalui penyuluhan ini masyarakat dapat menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat.

E. EVALUASI
1. Kesimpulan
Penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
masyarakat khususnya para masyarakat dan kader sangat penting diadakan
guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
serta menurunkan angka kesakitan dan kematian dalam masyarakat. Selain
itu, meningkatkan pengetahuan, dan kesadaran masyarakat supaya
mempraktekkan dalam kehidupan keluarga.
2. Saran
 Kegiatan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
harus dilaksanakan secara kontinyu agar dapat meningkatkan
pemahaman, kemauan, dan kemampuan masyarakat tentang cara
hidup bersih dan sehat khususnya dalam lingkungan rumah tangga.

6
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

 Perlu dilakukan pemantauan atau follow up dengan kunjungan


lapangan ke tiap tatanan untuk memastikan bahwa masyarakat telah
berperan aktif dalam melaksanakan program perilaku hidup bersih
dan sehat.
 Perlu sesekali dilakukan perlombaan antar wilayah kelurahan seperti
langkah-langkah cuci tangan pakai sabun dengan benar, balita sehat,
sehingga memicu semangat warga untuk mempraktekkan PHBS
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam rumah tangga maupun
masyarakat.

7
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sendiri untuk menolong diri sendiri, keluarga dan
masyarakat untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan kesehatan. Salah satu
pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan yaitu
PHBS.1
B. MANFAAT PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1. Manfaat bagi rumah tangga:
 Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
 Anak tumbuh sehat dan cerdas dan dapat terhindar dari penyakit.
 Anggota keluarga giat bekerja
 Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga
2. Manfaat bagi masyarakat:
 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
 Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.1

C. INDIKATOR DAN DEFINISI OPERASIONAL

8
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku


kesehatan. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah
Tangga Sehat. Komponen dan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Rumah Tangga:
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan bidan, dokter, dan
tenaga para medis lainnya. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah
ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan ibu dan
bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan
segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan
peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
Tanda-tanda persalinan :
 Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan
semakin kuat
 Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas.
 Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
 Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan
lahir.
 Merasa seperti mau buang air besar.
Tanda Bahaya Persalinan
 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
 Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan.
 Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.
 Tidak kuat mengejan
 Mengalami kejang-kejang.

9
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

 Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.


 Air ketuban keruh dan berbau.
 Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
 Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
 Keluar darah banyak setelah bayi lahir.
 Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter.
2. Bayi diberi ASI eksklusif
adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6
bulan. Keunggulan ASI :
 Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan.
 Mengandung zat kekebalan.
 Melindungi bayi dari alergi.
 Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada
bayi dalam keadaan segar.
 Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
diberikan kapan saja dan di mana saja.
 Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan
bayi.
Cara Menjaga Mutu dan Jumlah Produksi ASI
 Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan
buah-buahan. Makan lebih banyak dari biasanya.
 Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
 Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan
menjaga ketenangan pikiran.
 Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara
bergantian hingga bayi tenang dan puas.
 Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemberian ASI Eksklusif

10
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat
diperlukan agar upaya keberhasilan pemberian ASI Eksklusif selama
enam bulan bisa berhasil.

Cara menyimpan ASI Di Rumah:


 ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejukakan tahan 6-8 jam.
 ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
 ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
 ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.
Pemberian ASI yang disimpan dalam lemari es, dihangatkan dengan cara
direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI
terasa hangat (tidak dingin). ASI diberikan dengan sendok yang bersih,
jangan pakai botol atau dot, karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan
menghindari terjadinya bingung puting susu pada bayi.
3. Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan
balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi
kurang atau gizi buruk. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian
mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku
Kartu Menuju Sehat (KMS) maka aka terlihat berat badannya naik atau tidak
naik (lihat perkembangannya)
(1) Naik, bila:
(a) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
(b) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.
(2) Tidak naik, bila :
(a) Garis pertumbuhannya menurun.
(b) Garis pertumbuhannya mendatar.
(c) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.
3) Masalah Gizi pada Balita
 Tanda-Tanda Balita Gizi Kurang

11
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

(a) Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya


kurus.
(b) Mudah sakit.
(c) Tampak lesu dan lemah. Mudah menangis dan rewel.

 Beberapa Jenis Gizi Buruk pada Balita


Gizi buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:
(a) Kwashiorkor
(b) Marasmus
(c) Marasmus-Kwasihorkor
 Tanda-Tanda Balita Gizi Buruk
(a) Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor :
1. Edema seluruh tubuh terutama pada punggung kaki.
2. Wajah bulat dan sembab.
3. Cengeng/rewel/apatis.
4. Perut buncit.
5. Rambut kusam dan mudah dicabut.
6. Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

(b) Tanda – tanda gizi buruk pada marasmus :

1. Tampak sangat kurus.


2. Wajah seperti orang tua.
3. Cengeng/rewel/apatis.
4. Iga gambang, perut cekung.
5. Otot pantat mengendor).
6. Pengeriputan otot lengan dan tungkai.

4. Menggunakan air bersih


Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-

12
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena
penyakit atau terhindar dari sakit.
Air bersih yang baik secara fisik dapat dibedakan melalui indera
kita, antara lain:

- Air tidak berwarna harus bening/jernih. 


- Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa

 dan kotoran lainnya. 


- Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,

 dan tidak pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun. 


- Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang.

5. Mencuci tangan dengan air dan sabun


Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit. Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman.
Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Pentingnya menncuci tangan saat:
 Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
 Setelah buang air besar.
 Setelah menceboki bayi atau anak
 Sebelum makan dan menyuapi anak
 sebelum memegang makanan.
 Sebelum menyusui bayi.
Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
dilakukan 40-60 detik. Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar
menurut anjuran WHO (2008) yaitu sebagai berikut :

13
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Pertama, basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun
dengan kedua telapak tangan
b. Kedua, gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan
kanan, begitu pula sebaliknya.
c. Ketiga, gosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan
d. Keempat, jari - jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
e. Kelima, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
f. Keenam, gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan sebaliknya
g. Ketujuh, bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keingkan

6. Menggunakan jamban sehat


Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher
angsa dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai
penampung akhir. Syarat Jamban Sehat:
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah disekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi cukup.
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

7. Rumah bebas jentik


adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala
tidak terdapat jentik nyamuk. Tindakan Memberantas Jentik:

14
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan


memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai
penyakit seperti Denam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria,
Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya.
 Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus,
yaitu:

(a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti


bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air
minum burung.

(b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak


kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.

(c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat


menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik
yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll).

Plus Menghindari gigitan nyamuk:


(a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
(b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya
obat nyamuk bakar, semprot, oles/diusap ke kulit, dll
(c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.
(d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
(e) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
(f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat
yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
(g) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.

15
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

(h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodio, Lavender,


Rosemerry.

8. Makan buah dan sayur setiap hari


adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Serat
adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk
memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat
tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk
mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga
orang menjadi tidak cepat lapar.
Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah
 Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
 Vitamin D untuk kesehatan tulang.
 Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
 Vitamin K untuk pembekuan darah.
 Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
 Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
 Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat
dan bugar sepanjang hari. adalah anggota keluarga meiakukan aktivitas fisik
30 menit setiap hari. Jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain:

- Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja


di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik
turun tangga, membawa belanjaan.

16
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

- Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola,
berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat.

10. Tidak merokok dalam rumah


Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok
di dalam rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang
lainnya. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar
4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah
Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan
ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah. Tar menyebabkan
kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.4

Makassar, 11 Desember 2018

Peserta Pendamping

(dr. Ika Paula Fransiska Purba) (dr. Hj. Dahlia Abbas)

17
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

DOKUMENTASI

18
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN

Nama Peserta dr. Ika Paula F. P Tanda tangan:

Nama Pendamping dr. Hj. Dahlia Abbas Tanda tangan:

Nama Wahana Puskesmas Bara Barayya


Tujuan Pelaksanaan Melakukan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
Hari/Tanggal Selasa, 11 Desember 2018
Waktu 08.00 WITA
Tempat Puskesmas Bara Barayya
Jumlah Peserta 12 orang

19
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat

Promosi Kesehatan, Jakarta, 2007.

2. Depkes. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun

2007. www.depkes.riskesdas.

3. 10 pesan hidup sehat dalam kedaruratan diunduh dari

https://www.unicef.org/indonesia/PHSDalamKedaruratan.pdf

4. Rumah Tangga Sehat dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Depkes RI.

2009. Diunggah dari promkes.kemkes.go.id.

20

Anda mungkin juga menyukai