BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup
dimasyarakat merupakan pengertian lain dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Mencegah lebih baik dari pada mengobati, prinsip kesehatan inilah yang
menjadi dasar dari pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak dapat terlaksana apabila
tidak ada kesadaran dari seluruh anggota keluarga itu sendiri. Pola hidup bersih
dan sehat terus diterapkan sedini mungkin agar menjadi kebiasaan positif dalam
jumlahnya sangat banyak, misalnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tentang kesehatan lingkungan seperti
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini merupakan program
9
2
program-program yang terdapat dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
kawasan tertentu, seperti wilayah pantai, wilayah desa atau wilayah kota. Dengan
demikian dalam pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
tangga, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI
ekslusif, menimbang bayi dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
dirumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang
Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia sehat (Anik, 2013).
pakar berpendapat bahwa SDM yang berkualitas adalah SDM yang minimal
9
3
dan salah satu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi
cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
(Anik, 2013).
Sehat (PHBS) meningkat dari 50,1% (2010) menjadi 53,9% (2011), dan 56,5%
(2012), lalu turun sedikit menjadi 55,0% (2013). Target tahun 2014 adalah 70%,
maka pencapaian tahun 2013 tersebut tampak masih jauh dari target yang
ditetapkan. Desa siaga aktif juga meningkat dari 16% (2010) menjadi 32,3%
(2011), 65,3% (2012), dan 67,1% (2013). Target tahun 2014 adalah 70%, sehingga
dengan demikian pencapaian tahun 2013 dalam hal ini sudah mendekati terget
mengalami peningkatan dari 54.142 buah (2012), dan 54.731 buah (2013).
Sedangkan target tahun 2014 adalah 58.500 buah. Dari pencapaian tersebut jelas
bahwa masih terdapat sekitar 45% rumah tangga yang belum mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sekitar 30% desa siaga belum aktif, dan
72.000 buah Poskesdes). Telah terjadi perubahan yang cukup besar pada anggota
rumah tangga ≥ 10 tahun yang berperilaku benar dalam buang air besar, yakni dari
71,1% pada tahun 2007 menjadi 82,6% pada tahun 2013. Namun ini berarti
9
4
bahwa masih ada sekitar 17,4% anggota rumah tangga ≥ 10 tahun yang
berperilaku tidak benar dalam buang air besar. Tahun 2015 sasaran Strategis
kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan program Perilaku Hidup Bersih dan
sebanyak 0,46 per Puskesmas. Itu pun hanya 1% yang memiliki basis pendidikan
sakit kabupaten atau kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3
Jumlah SDM kesehatan pada tahun 2012 sebanyak 707.234 orang dan
meningkat menjadi 877.088 orang pada tahun 2013. Dari seluruh SDM kesehatan
yang ada, sekitar 40% bekerja di Puskesmas. Jumlah tenaga kesehatan sudah
cukup banyak tetapi persebarannya tidak merata. Selain itu, SDM kesehatan yang
bekerja di Puskesmas tersebut, komposisi jenis tenaganya pun masih sangat tidak
9
5
tenaga medis (9,37 orang per Puskesmas), bidan (10,6 orang per Puskesmas).
sanitarian hanya 1,1 orang per Puskesmas, dan tenaga gizi hanya 0,9 orang per
Puskesmas juga baru mencapai 0,46 orang per Puskesmas (Renstra, 2015).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut teori Green, 2006, antara lain
Faktor yang kedua yaitu faktor pendukung seperti sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Faktor yang ketiga faktor mendorong
petugas lain, perilaku dari guru, sikap dan motivasi petugas kesehatan (Nyoman,
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju,
uraian kegiatan dan tingkah laku manusia, maupun secara khusus dalam interaksi
peranan besar dalam ilmu jiwa sosial yang khusus menguraikan tingkah laku
9
6
manusia dalam situasi sosial. Bahkan, pernah diucapkan oleh para ahli ilmu sosial
bahwa “sosialisasi manusia” atau menjadi makhluk sosialnya terutama terdiri atas
pembentukan sikap-sikap sosial pada dirinya. Oleh karena ada hubungan antara
November 2015 di Puskesmas Susunan Baru tahun 2015 didapatkan motivasi dan
sikap petugas kesehatan terhadap program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
kurang berkoordinasi dengan pemegang program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
secara jelas tentang program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), petugas
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak pernah ikut campur dengan program
pimpinan Puskesmas juga tidak pernah memberikan hadiah atau reward berupa
uang, barang atau nonmateriil lainnya atau sekedar pujian berupa kata-kata lisan
latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Antara Motivasi
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Puskesmas Susunan Baru Bandar Lampung
Tahun 2015.
9
7
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Puskesmas Susunan Baru Bandar
1.3.2.3 Diketahui distribusi frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di
9
8
2015 ?
1.4.1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih lengkap
dalam menyusun skripsi atau tesis tentang program Perilaku Hidup Bersih
1.4.1.3 Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menyusun kebijakan
1.4.1.4 Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian untuk mencari sebab masalah
penyelesaian masalah.
(PHBS).
1.4.2.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk lebih
9
9
1.4.2.3 Sebagai bentuk pengalaman nyata dalam menerapkan konsep teori dengan
sehat.
9
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motif atau motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti dorongan
dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi
tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want. Kebutuhan adalah suatu
“potensi” dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons. Tanggapan
kebutuhan tersebut dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau
Motivasi adalah setiap kekuatan yang muncul dari dalam diri individu
9
11
(2002), mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua motivasi, yakni motif
primer atau motif yang tidak dipelajari dan motif sekunder atau motif yang
dipelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Oleh karena
motif sekunder timbul karena interaksi dengan orang lain, maka motif ini sering
juga disebut motif sosial. Motif primer atau motif yang tidak dipelajari ini secara
alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini mendorong
adalah motif yang ditimbulkan karena dorongan dari luar akibat interaksi dengan
orang lain atau interaksi sosial. Selanjutnya motif sosial ini oleh Clevelland yang
dikutip oleh Isnanto Bachtiar Senoadi (1984), dibedakan menjadi 3 motif, yakni :
Berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada setiap manusia untuk
mencapai hasil kegiatannya atau hasil kerjanya secara maksimal. Secara naluri
kegiatannya lebih baik dari sebelumnya dan bila mungkin untuk lebih baik dari
orang lain. Namun dalam realitasnya, untuk berprestasi atau mencapai hasil
kegiatannya lebih baik dari sebelumnya, atau lebih baik dari orang lain itu
diwujudkan dalam usaha atau semangat belajar yang tinggi, dan selalu ingin
mencapai skors yang tinggi. Sedangkan dalam dunia kerja atau organisasi,
9
12
motif berprestasi ini ditampakkan atau diwujudkan dalam perilaku kerja atau
kinerja yang tinggi, selalu ingin bekerja lebih baik dari sebelumnya atau lebih
baik dari orang lain, serta mampu mengatasi kendala-kendala kerja yang
dihadapi.
Manusia adalah makhluk sosial, oleh sebab itu manusia menjadi bermakna
manusia adalah melekat pada setiap orang. Agar kebutuhan berafiliasi dengan
orang lain atau lebih positif lagi supaya disukai oleh orang lain, ia harus
orang lain, baik dalam kelompok sosial yang kecil maupun kelompok sosial
besar. Motif untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain oleh Clevelland
dalam teori X dan Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atau
9
13
klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). Teori X yang bertolak
atau bekerja.
5. Pada umumnya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap organisasi.
Oleh sebab itu, dalam melakukan pekerjaan harus diawasi dengan ketat dan
2. Pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tetapi suka bekerja.
organisasi.
5. Pada umumnya manusia itu selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan
atau sasaran.
9
14
motivasi dua faktor (Herzberg’s Two Factors Motivation Theory). Menurut teori
ini, ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang dalam kegiatan, tugas atau
pekerjaannya, yakni :
kuat bagi seseorang untuk bertindak atau bekerja dan akhirnya dapat
a. Prestasi (achievement).
b. Penghargaan (recognation).
9
15
policy).
d. Pengawasan (supervision).
e. Gaji (salary).
(satisfiers).
2. Perbaikan gaji, kondisi kerja, kebijakan organisasi dan administrasi tidak akan
faktor yang menimbulkan kepuasan adalah hasil kegiatan atau hasil kerja itu
sendiri.
9
16
suatu waktu tertentu. Satu motif yang lebih tinggi tidak akan dapat
terpenuhi. Dengan kata lain, motif-motif yang bersifat psikologis tidak akan
terpenuhi.
4. Kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain saling kait mengait, tetapi
saling berkaitan.
9
17
(Aktualisasi diri)
Esteem needs
(Kebutuhan penghargaan)
Affiliation/acceptance needs
(Berafiliasi, diterima oleh orang lain)
Physiological needs
(Kebutuhan fisiologi)
a. Kebutuhan fisiologi
kebutuhan ini secara relatif terpenuhi, maka kebutuhan yang lain seperti
rasa aman, kebutuhan untuk diakui oleh orang lain akan menyusul untuk
secara relatif, maka kebutuhan yang lain masih belum menuntut untuk
dipenuhi.
Kebutuhan rasa aman mempunyai bentangan yang sangat luas, mulai dari
rasa aman dari ancaman alam, misalnya hujan, rasa aman dari orang jahat
atau pencuri, rasa aman dari masalah kesehatan atau bebas dari penyakit,
9
18
orang lain. Kebutuhan berafiliasi dengan orang lain pada prinsipnya agar
dirinya itu diterima dan disayangi oleh orang lain sebagai anggota
kebutuhan “prestise” dan kebutuhan ini bukan monopoli bagi pejabat atau
maksimal.
9
19
2.1.1.3.2.1 Materiil
Alat motivasi materiil adalah apa yang diberikan kepada masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan untuk hidup sehat, yang berupa uang atau barang yang
2.1.1.3.2.2 Nonmateri
dengan uang, tetapi pemberian sesuatu yang hanya memberikan kepuasan atau
Alat motivasi ini adalah kedua-duanya, baik materiil maupun non materiil.
9
20
sehat, maka makin banyak atau makin sering anggota masyarakat tersebut
mendapat insentif.
meyakinkan kepada mereka bahwa setiap orang adalah penting dan berguna bagi
masyarakat. Oleh sebab itu, model ini lebih menekankan memberikan kebebasan
Model ini mengatakan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan untuk
manusia cenderung untuk mencapai kepuasan dari prestasi yang dicapai dan
masyarakat. Oleh sebab itu, menurut model sumber daya manusia ini, untuk
9
21
upaya peningkatan motivasi berperilaku. Dipandang dari segi ini, maka motivasi
kepada anggota atau bawahan yang berprestasi atau berperilaku sehat. Dengan
hadiah yang diberikan ini akan meningkatkan semangat berperilaku sehat atau
kerja para anggota masyarakat atau anggota, yang akhirnya akan memacu perilaku
mereka lebih meningkat. Hadiah atau reward ini dapat berupa uang, barang atau
teguran-teguran atau kalau perlu hukuman, akan mempunyai efek “takut” pada
anggota atau karyawan akan adanya sanksi atau hukuman dan sebagainya. Oleh
9
22
dengan memberikan alternatif jawaban sangat setuju (SS), Setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS), dengan jumlah 10 soal, setelah diperoleh hasil
dimasukkan kedalam kriteria skala licker sebagai berikut : SS sangat setuju skor
4, S setuju skor 3, TS tidak setuju skor 2, STS sangat tidak setuju skor 1. Untuk
kerja Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dianalisis dengan menggunakan
P = F x 100%
Keterangan :
P : Persentase
(Arikunto 2006)
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu
berbeda satu sama lain. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental
atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. Menurut
Allport sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui
9
23
terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu (Djaali,
2013).
terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat sakit dan faktor yang terkait
sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu
(purely psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang
9
24
terhadap sesuatu.
sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang yang berisi tendensi atau
cara tertentu yang berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis
(Wawan, 2011)
9
25
Ada beberapa ciri-ciri sikap, Heri Purwanto, 1998, 63, antara lain :
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau
4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
(Wawan, 2011)
diantaranya :
1. Menerima (receiving)
9
26
2. Merespon (responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk
itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya
seorang mengajak ibu yang lain (tetangga atau saudaranya) untuk menimbang
anaknya keposyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendiri.
(Wawan, 2011)
Sikap menurut Heri Purwanto, 1998, sikap dapat pula bersifat positif dan
9
27
(Wawan, 2011)
1. Pengalaman pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk
faktor emosional.
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara
3. Pengaruh kebudayaan
9
28
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
konsumennya.
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
6. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi
(Wawan, 2011)
2.1.2.8.1 Kuantitatif
1. Wawancara
9
29
jawaban apa yang diketahui oleh responden. Tetapi pada pengukuran sikap
terhadap objek.
2. Angket
2.1.2.8.2 Kualitatif
1. Wawancara mendalam
objek.
(wawancara atau angket), pengukuran sikap juga dapat dilakukan melalui metode
pengamatan atau observasi. Metode observasi untuk mengukur sikap ini dapat
9
30
1. Verbal
Misalnya untuk mengetahui sikap orang terhadap penyakit kusta. Kepada orang
tersebut.
2. Non verbal
Seperti pada contoh diatas, dimana kepada seseorang ditayangkan gambar atau
mengukur sikap berarti menggali pendapat atau penilaian orang terhadap objek
pengukuran sikap, terlebih dahulu kita lihatkan beberapa konsep tentang sikap
yang dapat dijadikan acuan untuk pengukuran sikap, antara lain sebagai berikut :
a. Sikap merupakan tingkatan afeksi yang positif atau negatif yang dihubungkan
b. Sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek yang positif dengan
objek atau individu menyenangi objek atau negatif atau tidak menyenangi
objek (Edward).
9
31
Oleh sebab itu, mengukur sikap biasanya dilakukan dengan hanya minta pendapat
pertanyaan). Beberapa hal atau kriteria untuk mengukur sikap, maka perlu
Cara mengukur sikap dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi, dengan
atau penilaian responden terhadap objek dapat diperoleh melalui wawancara atau
Dua pilihan tersebut memang kurang tajam, oleh sebab itu untuk lebih
9
32
5 4 3 2 1
Sangat senang x x x x x Sangat tidak senang
Contoh lain :
3, bila setuju
pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurut Pusat Promkes Depkes
RI, 2008, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas dasar kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
9
33
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
2013).
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter dan tenaga medis lainnya). Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal
penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
9
34
dan permintaan si ibu di tolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan para
sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin, apabila terdapat kelainan dapat
diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa
memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan
bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama
berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi
karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit. ASI ekslusif adalah bayi
hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu. Pemberian ASI secara ekslusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Menurut Depkes
RI, 2003, ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman
lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang
terbaik. Pemberian ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6
bulan tanpa tambahan makanan atau cairan seperti susu formula, madu, air teh,
9
35
jeruk, air putih atau makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
Bayi diberi ASI ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja
tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air susu ibu
untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit (Anik, 2013).
ASI memiliki beberapa keunggulan yang perlu diketahui oleh setiap ibu
dan keluarga, yaitu mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk
kekebalan, melindungi bayi dari alergi, aman dan terjamin kebersihan karena
langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar. Tidak akan pernah basi,
mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikana kapan saja dan dimana saja,
2013).
bulan. Penimbangan balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai
5 tahun diposyandu. Setelah balita ditimbang di buku KIA (Kesehatan ibu dan
anak) atau kartu menuju sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau
Menimbang bayi dan balita adalah menimbang bayi atau balita setiap
bulan dan mencatat berat badan bayi atau balita dalam Kartu Menuju Sehat
9
36
pertumbuhannya setiap bulan. Balita dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1
pertumbuhan balita. Untuk mengetahui balita yang sakit, demam, batuk, diare
(Anik, 2013).
mencuci pakaian dan sebagainya. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui
indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Air tidak berwarna
harus bening atau jernih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur,
sampah, busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa
asam, tidak payau dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak
berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang. Air bersih bermanfaat bagi
tubuh supaya terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan (Atikah, 2012).
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain
(dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba), yaitu air tidak berwarna harus bening
atau jernih, air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa
dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak
payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau
9
37
berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja dari tangan.
Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat berisiko terhadap masuknya
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang tidak bersih
kuman berpindah ketangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk
kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman
masih tertinggal ditangan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara
mudah dan tidak perlu biaya mahal. Karena itu, membiasakan CTPS sama dengan
mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Dengan
demikian, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi
anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Kedua tangan kita adalah salah satu jalur
Waktu harus mencuci tangan yaitu setiap kali tangan kita kotor (setelah
memegang uang, memegang binatang, berkebun, dll), setelah buang air besar,
setelah menceboki bayi atau anak, sebelum makan dan menyuapi anak, sebelum
kecacingan, penyakit kulit, Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), Flu burung
9
38
atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), tangan menjadi bersih dan
bebas dari kuman. Cara mencuci tangan yang benar adalah cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan memakai sabun, bersihkan telapak, pergelangan tangan,
sela-sela jari dan punggung tangan, setelah itu keringkan dengan lap bersih (Anik,
2013).
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
a. Jamban cemplung
kotoran atau tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran kedasar lubang.
Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau (Atikah,
2012).
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian atau dekomposisi
minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10
meter), tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak
9
39
dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi yang cukup, lantai kedap air
dan luas ruangan memadai, tersedia air, sabun, dan alat pembersih (Anik, 2013).
Jamban yangs ehat lantai jambannya hendaknya selalu bersih dan tidak ada
genangan air, jamban dibersihkan secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih, didalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat, tidak ada
serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran. Tersedia alat pembersih (sabun,
sikat, dan air bersih) dan bila ada kerusakan, segera perbaiki (Anik, 2013).
nyamuk yang ada didalam rumah seperti bak mandi atau wc, vas bunga, tatakan
kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,
lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam
kader, juru pemantau jentik (jumatik), dan tenaga pemeriksa jentik lainnya. Hal-
hal yang perlu dilakukan agar rumah bebas jentik yaitu lakukan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus (menguras, menutup, mengubur, plus
9
40
perkembangannya. 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN
yaitu menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung. Menutup
rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control, lubang pohon,
aqua, plastik kresek, dll). Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu menggunakan
kelambu ketika tidur, memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
pencahayaan dan ventilasi yang memadai, memperbaiki saluran talang air yang
dikuras misalnya ditalang air atau didaerah sulit air. Memelihara ikan pemakan
jentik dikolam atau bak penampung air. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk,
Semua sayur bagus dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua,
kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk, wortel, selada hijau
atau daun singkong. Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna
9
41
(merah, kuning) seperti mangga, papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak
kandungan vitamin dan mineral serta seratnya. Pilihan buah dan sayur yang tepat
tidak merusak atau mengurangi kandungan gizinya. Konsumsi sayur dan buah
keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa
vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut (Atikah,
2012).
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung
vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan
mengandung serat yang tinggi. Manfaat vitamin yang ada didalam sayur dan buah
tulang, vitamin E untuk kesuburan dan awet muda, vitamin K untuk pembekuan
menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh
kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari. Aktifitas fisik yang dapat dilakukan bisa berupa berjalan
kaki, berkebun, kerja tana, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai,
naik turun tangga, membawa belanjaan atau berupa olah raga, yaitu pushup, lari
ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban
9
42
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi kebutuhan dasar derajat
kesehatan masyarakat, salah satua speknya adalah “tidak ada anggota keluarga
yang merokok.” Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban dan para kader
sengaja maupun tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun
(Atikah, 2012).
Tidak merokok dalam rumah, setiap anggota keluarga tidak boleh merokok
didalam rumah. Rokok ibarat bahan kimia. Berdasarkan hasil Susenas (Survey
Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2001, menyatakan bahwa 92,0% dari perokok
tangga lainnya, hal ini biasa dilakukan pada pagi hari disaat sarapan bersama
anak-anak dan sore sampai malam hari ketika sedang berkumpul dengan anggota
2.1.4 Hubungan Motivasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tidak terlepas dari pengaruh
tupoksi dan karakteristik umur, pendidikan lama kerja dan beban kerja.
9
43
2.1.5 Hubungan Sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terhadap kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup sehat dan ibu dalam
keluarga. Sikap seseorang terhadap sesuatu hal akan positif apabila didukung
dengan pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut. Makin positif
sikap ibu terhadap kebersihan lingkungan maka makin tinggi pula kualitas
perilaku hidup sehat ibu dan sebaliknya makin negatif sikap ibu terhadap
kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya dalam
keluarga.
2.1.6 Penelitian
cakupannya sebesar 70%. Sementara masih terdapat 30% petugas kesehatan yang
yang ada 20. Berdasarkan data di Puskesmas Tasikmalaya tercatat saat ini tercatat
9
44
hanya 10 orang yang mengerti tentang program kerja PHBS. Data ini
dibandingkan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini terlihat dari data bahwa 78,8%
motivasi melaksanaan PHBS diperoleh nilai X2 hitung 40,201 dengan p-value 0,000
cukup kuat.
9
45
yang terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang
Gambar 2.6
Kerangka Teori
Sosial-Ekonomi :
Pendidikan
Perilaku pelaksanaan
Pekerjaan
program PHBS
Pendapatan
Kepercayaan
(Notoatmodjo, 2012)
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan
(Notoatmodjo, 2012).
9
46
yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau
Gambar 2.7
Kerangka Konsep
2.1.9 Hipotesis
berikut :
kerja perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Puskesmas Susunan Baru
9
47
9
48
BAB III
METODE PENELITIAN
sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur
dan dikumpulkan secara stimulan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu
(dalam waktu yang bersamaan), dan tidak ada follow up. Cross sectional bisa
9
49
3.4.1 Populasi
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, akan tetapi
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yanag dimiliki oleh subjek atau subjek itu
Susunan Baru Provinsi Lampung Tahun 2015. Jumlah populasi dalam penelitian
3.4.2 Sampel
(2006), jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sampel dalam
inkulusi, yaitu :
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yakni subjek penelitian dapat mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Aziz, 2014). Kriteria inklusi
9
50
2. Kriteria ekslusi
a. Petugas kesehatan yang sakit atau tidak dapat hadir dalam pengumpulan
data.
3.4.3 Tekhnik
dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara
merupakan objek yang akan diteliti sehingga kita sudah bisa pastikan bahwa
variabel penelitian yang kita pilih sudah memenuhi syarat untuk diteliti (Budiman,
2013).
9
51
oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel terikat (dependent
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
9
52
9
53
atau pemberian angka terhadap obyek atau fenomena menurut aturan tertentu
(Setiadi, 2013). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta
literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan
di perusahaan.
3.8.1 Editing/Memeriksa
Setelah melakukan editing data, penulisan kode tertentu pada tiap data
3.8.3 Procesing
9
54
3.8.4 Cleaning
kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut memungkinkan terjadi pada saat kita
mengentry ke computer.
penelitian.
distribusi frekuensi, besarnya proporsi dari tabel yang diteliti, baik pada variabel
rupa sehingga kumpulan data tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel dan
grafik. Setelah kuesioner terkumpul kemudian data dianalisa sesuai dengan bentuk
data.
9
55
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengkajian
Kesimpulan saat pengkajian, semua data subyektif dan obyektif yang ada
2. Diagnosa Keperawatan
Tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dilandasan teori muncul pada
BAB III, hal ini dikarenakan tidak ditemukan data-data yang cukup untuk
3. Perencanaan
9
56
intervensi yang dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami
klien.
4. Implementasi
intervensi dibuat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami klien.
5. Evaluasi
B. SARAN
a. Menyarankan agar klien mengatur pola makan yang baik dan teratur.
sehat.
9
57
3. Untuk Institusi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini dengan judul “Asuhan
Provinsi Lampung.”
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan serta saran dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
9
58
5. Bapak Ns. Ahmad Sapri, S.Kep, selaku penguji lahan Rumah Sakit Umum
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan studi kasus ini. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan rekan-
rekan sekalian, sehingga penulisan dan penyusunan studi kasus ini dapat lebih
baik. Penulis mengharapkan laporan study kasus ini dapat bermanfaat bagi
Lampung.
Penulis
9
59
LEMBAR KONSULTASI
NPM : 14320121P
9
60
LEMBAR KONSULTASI
NPM : 14320121P
9
61
SKRIPSI
OLEH :
9
62