Anda di halaman 1dari 24

GERMAS

PROMOTIF DAN PREVENTIF DAN STRATEGI PENDEKATAN DI KOMUNITAS


PHBS INDIVIDU KELUARGA FASILITAS UMUM DAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Enjel Clara Tuasela 1490120053

Enti Pagasing 1490120088

Intan Putri Wulandari 1490120060

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat . rahmat, dan
karunia-Nya yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah dengan judul “Badan
“Germas Promotif Dan Preventif Dan Strategi Pendekatan Di Komunitas Phbs Individu Keluarga
Fasilitas Umum Dan Lingkungan”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan tugas matak kuliah Keperawatan Komunitas di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Immanuel Bandung.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih dapat ditemukan kesalahan
baik dari tata penulisan maupun tata Bahasa, sehingga kiranya masih banyak yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
memotivasi dari semua pihak guna kesempurnaan penulis penulis ini. Penulis berharap semoga
penulis ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih.

Bandung, Juli 2021


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama – sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian
terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian (Kemenkes RI, 2016).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan hak asasi manusia untuk
meningkatkan dan melangsungkan kehidupannya. PHBS ini juga sesuai dengan konstitusi
Organisasi Kesehatan Dunia 1948 bahwa hak semua orang tanpa membedakan suku, ras,
politik, agama, negara, budaya dan tingkat sosial untuk mendapatkan derajat
kesehatannya. Oleh sebab itu pemerintah membuat suatu kegiatan yang dapat mengubah
perilaku masyarakat ke arah yang lebih berperilaku sehat secara mandiri, adil, mutu dan
merata yang di beri nama PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat. PHBS ini berisi
beberapa indikator untuk seluruh kawasan Indonesia tanpa membedakan indikator per
wilayahnya. Dengan demikian seluruh indikator PHBS dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang ditetapkan.
Dalam Peraturan Kementrian Kesehatan tentang Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Tahun 2015-2019 menetapkan target perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sebesar 80%. Persentase rumah tangga yang mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat tahun 2011 sebesar 53,9%, tahun 2012 sebesar 56,5% dan tahun 2013 sebesar
55,0% maka pencapaian PHBS tersebut masih jauh dari target yang telah ditetapkan
pemerintah. Pencapaian target ini dikarenakan kurang maksimalnya pelaksanaan
pelayanan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta kurangnya tenaga
promosi keehatan dalam melaksanakan program PHBS.
Hasil Riskesdas Tahun 2018 ada tiga indikator GERMAS yang juga ada pada indikator
PHBS yang masih menjadi masalah dan belum menunjukan perbaikan dibanding
Riskesdas Tahun 2013. Indikator pertama yaitu prevalensi merokok pada penduduk umur
10-18 tahun sebesar 9,1%, mengalami kenaikan dibanding Riskesdas Tahun 2013 sebesar
7,2%. Indikator kedua adalah proporsi aktivitas fisik kurang pada 3 penduduk umur ≥ 10
tahun rata-rata Nasional sebesar 33,5%.
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada (Pasal 3)
mengamanatkan tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dimana salah satu perwujudannya adalah melalui
program promosi Perilaku Hidup Bersih Sehat yang disingkat PHBS. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2010) melaporkan persentase rumah tangga yang ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara nasional sebesar 48, 48%. Provinsi yang
memiliki persentase tertinggi adalah Jawa Tengah (88, 57%), DI Yogyakarta (87,38%)
dan Kalimantan Timur (79,73%). Provinsi dengan persentase PHBS yang rendah adalah
Sumatera Barat (17,97%), Banten (21,37%) dan Papua Barat (27,34%). Selawesi utara
secara keseluruhan memiliki presentase PHBS sebesar 50,07% sedikit lebih tinggi diatas
skala nasional yaitu 48.5.

2. TUJUAN UMUM
Mengetahui dan memahami mengenai Germas PHBS Individu Keluarga Fasilitas Umum
Dan Lingkungan

3. TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui Dan Memahami Promotif PHBS Individu Keluarga Fasilitas Umum
Dan Lingkungan
b. Mengetahui Dan Memahami Preventif PHBS Individu Keluarga Fasilitas Umum
Dan Lingkungan
c. Mengetahui Dan Memahami Strategi Pendekatan Di Komunitas PHBS Individu
Keluarga Fasilitas Umum Dan Lingkungan
BABII
KONSEP TEORI

1. Pengertian GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang
diprakarsai oleh Presiden RI dalam mengoptimalkan upaya promotif dan preventif,
tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif sebagai payung besar tercapainya
hidup sehat, dan penurunan prevalensi penyakit (Kemenkes RI, 2016).
Germas Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama- sama oleh seluruh komponen
bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga,
karena masyarakat yang membentuk kepribadian (Kemenkes RI, 2016).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat (Depkes RI, 2011). PHBS dapat dilakukan di berbagai tatanan yaitu di
rumah tangga, di sekolah, di tempat kerja, di tempat umum, dan di institusi kesehatan.

2. Tujuan GERMAS

Tujuan GERMAS, antara lain:


1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian
maupun kecacatan
2. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
3. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya
penyakit dan pengeluaran kesehatan.
“Prinsip GERMAS, yaitu: Kerjasama multisektor; Keseimbangan masyarakat;
keluarga dan individu; Pemberdayaan masyarakat; 4 Penguatan sistem
kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); dan
berfokus pada pemerataan layanan”.
Kebijakan lainnya adalah Program Keluarga Sehat melalui pendekatan keluarga,
dengan strategi sebagai berikut:
1) Diutamakan Promotif dan Preventif, disertai penguatan upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM);
2) Sasaran utama adalah keluarga;
3) Kunjungan rumah secara aktif untuk peningkatan outreach dan total coverage;
4) Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach.

3. Indikator Perilaku GERMAS


Perilaku GERMAS diambil dari fokus kegiatan GERMAS pada tahun 2016-2017 yang
berkaitan erat dengan status gizi, yaitu berupa aktivitas fisik, konsumsi buah, dan
konsumsi sayur. Konsumsi sayur dan buah dinilai dengan form yang diadopsi dari
kuesioner Riskesdas 2013 tentang perilaku konsumsi sayur dan buah. Frekuensi dan
porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan dengan cara menghitung jumlah hari
konsumsi sayur dan buah dalam waktu seminggu dan jumlah porsi rata-rata konsumsi
sayur dan buah dalam sehari. Seseorang dikategorikan “cukup” apabila mengkonsumsi
sayur dan atau buah minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7
hari dalam seminggu.Seseorang dikategorikan “kurang” apabila mengkonsumsi sayur
dan atau buah kurang dari ketentuan minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi
per hari selama 7 hari dalam seminggu.
Menurut Riskesdas 2013, aktivitas fisik dikelompokkan menjadi tiga, yaitu aktivitas
fisik berat, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik ringan. Aktivitas fisik berat
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus melakukan kegiatan fisik
minimal sepuluh menit sampai meningkatnya denyut nadi dan napas lebih cepat dari
biasanya, kegiatan ini berupa kegiatan seperti menimba air, mendaki gunung, lari
cepat, mencangkul, dan menebang pohon, serta kegiatan berat lainnya yang dilakukan
minimal selama tiga hari dalam seminggu dan memiliki total waktu beraktivitas ≥1500
MET minute. MET minute dari aktivitas fisik berat adalah lama waktu (menit) dalam
melakukan aktivitas seminggu dikalikan bobot sebesar 8 kalori. Aktivitas fisik sedang
merupakan kegiatan seperti menyapu dan mengepel minimal lima hari atau lebih
dengan total lamanya beraktivitas 150 menit dalam seminggu. Aktivitas fisik ringan
merupakan kegiatan selain yang termasuk dalam kegiatan aktivitas fisik berat dan
aktivitas fisik sedang.

4. Langkah-langkah GERMAS
Menurut Kemenkes RI (2017), langkah-langkah GERMAS yaitu sebagai berikut :
1) Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur serta
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani.Aktivitas fisik juga merupakan setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau pembakaran kalori (Kemenkes
RI, 2015).Aktivitas fisik disebut juga aktivitas eksternal, yaitu sesuatu yang
menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti
berjalan, berlari, dan berolahraga.Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang
berbeda menurut intensitas dan sifat kerja otot.Latihan fisik dapat meningkatkan
kemampuan fungsional dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang
diperlukan pada seseorang. Aktivitas fisik yang aktif dilakukan 3-5 kali dalam
seminggu minimal 30 menit sehari, aktivitas fisik yang sering dilakukan seperti
lari, senam, bermain bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kemenkes, 2015).
Aktivitas fisik yang cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi
dan penyakit jantung koroner.
Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko independen untuk penyakit
kronis dan secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global
karena itu peran petugas kesehatan sangat penting dalam pelaksanaan aktivitas
fisik pada masyarakat (WHO, 2010).
2) Mengonsumsi sayur dan buah
Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber vitamin, mineral dan
serat dalam mencapai pola makan sehat sesuai anjuran pedoman gizi seimbang
untuk kesehatan yang optimal. Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum
menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah
400 gram per orang dalam sehari, yang terdiri dari 250 gram sayur dan 150 gram
buah. Bagi masyarakat Indonesia terutama balita dan anak usia sekolah
dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per
orang sehari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per orang
sehari (Kemenkes RI, 2017).
Apabila terjadi kekurangan dalam mengkonsumsi buah dan sayur akan
menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat, dan tidak
seimbangnya asam basa tubuh, sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit
(Khomsan, 2008). Dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari sebenarnya
kita perlu mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun
2014.Sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau setengah
bagian piring berisi buah dan sayur setiap kali makan (Kemenkes RI,
2017).Mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari sangat penting karena
mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh serta mengandung serat yang tinggi (Departemen Kesehatan, 2008).
3) Tidak merokok
Rokok merupakan olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman
Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesia lainnya yang mengandung
Nikotin dan Tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Berhenti merokok memang
tidak mudah, terutama bagi Anda yang sudah bertahun tahun berkebiasaan
merokok.Namun jika Anda memiliki tekad kuat, maka tidak ada kata
mustahil.Tidak perlu khawatir dengan mitos-mitos yang beredar, seperti berhenti
merokok bisa membuat anda stres, gemuk, dan lainnya.
Merokok dibedakan menjadi dua cara yakni cara yang pertama adalah dengan
menghisap dan menelan asap rokok ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan.
Cara yang kedua dilakukan dengan lebih modern yakni hanya menghisap sampai
mulut kemudian dihembuskan melalui mulut atau hidung.Perilaku merokok
merupakan salah satu kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan dan
menyebabkan ketergantungan pada perokok. Begitu banyak manfaat kesehatan
yang akan anda rasakan ketika berhenti merokok, seperti yang disebutkan di atas,
menghindarkan orang-orang yang Anda cintai dari penyakit akibat menjadi
perokok pasif, dan menghemat uang.
4) Tidak mengkonsumsi alkohol
Minuman keras (alkohol) dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi ganda
yang saling bertentangan.Disatu sisi alkohol merupakan suatu zat yang dapat
membantu umat manusia terutama dalam bidang kedokteran yakni dapat
digunakan sebagai pembersih kulit, Perangsang nafsu makan dalam Tonikum dan
juga dapat digunakan untuk kompres. Akan tetapi disisi lain alkohol atau
minuman keras merupakan faktor yang sangat membahayakan kesehatan karena
sekarang ini minuman keras dikalangan masyarakat atau khalayak ramai telah
menjadi sumber kerawanan dan kesenjangan dalam masyarakat itu sendiri
(Dirdjosisworo, 1994).
Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol (zat
psikoaktif) bersifat adiktif yang bekerja terutama pada otak, sehingga dapat
menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, dan kognitif, serta bila dikonsumsi
secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan membahayakan
jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan kejiwaan. Perilaku
penggunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup
berkembang dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke
tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian,
perbuatan asusila, dan maraknya premanisme (Surya, 2011). Alkohol Adalah
minuman apabila dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dapat
merugikan dan membahayakan jasmani maupun rohani dan juga perilaku serta
cara berpikir kejiwaan, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan keluarga dan
hubungan masyarakat sekitarnya.
5) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya untuk mendeteksi adanya kelainan
yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala.Apalagi ada beberapa
keadaan sakit yang memang hanya dapat diketahui kalau melakukan pemeriksaan
kesehatan misalnya pemeriksaan laboratorium. Penyakit yang bisa dideteksi
dengan pemeriksaan kesehatan antara lain penyakit kencing manis, kadar
kolesterol tinggi dan Trigliserida yang tinggi, kadar asam urat yang tinggi,
hipertensi dan gangguan jantung. Selain itu pemeriksaan skrining awal adanya
kemungkinan kanker dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium serta USG
abdomen (Ari F Syam 2016).
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugas kesehatan setiap 6 bulan, untuk
memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan
tujuan untuk memperoleh data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan
kesehatan (Ahmad Selvia, 2009).
Kegiatan Pemeriksaan kesehatan secara berkala secara rutin sebagai upaya
pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia>15 tahun keatas
untuk mendeteksi secara dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru-
paru kronis, gangguan indera serta gangguan mental (Kemenkes RI, 2014).
Pemeriksaan Kesehatan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan
secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya
resiko kesehatan yang dihadapi.Pemeriksaan kesehatan berkala membantu
menemukan gangguan kesehatan sebelum muncul, saat peluang untuk ditangani
dan disembuhkan masih sangat besar (Tim Esensi, 2012).
Pengecekan yang bisa dilakukan:
a. Cek Kesehatan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Secara Rutin
Melakukan Pengecekan Berat Badan berguna agar anda bisa mendapatkan nilai
Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya dapat menentukan apakah berat
badan dan tinggi badan Anda sudah berada dalam kondisi ideal atau berisiko
terkena penyakit tidak menular (PTM)
b. Cek Lingkar Perut Secara Berkala
Dengan melakukan Cek Lingkar Perut secara berkala anda bisa mengontrol
lemak perut, jika berlebihan dapat menyebabkan penyakit seperti stroke,
diabetes hingga serangan jantung.
c. Cek Tekanan Darah
Pengecekan Tekanan Darah dapat membantu anda mendeteksi adanya risiko
stroke, hipertensi hingga jantung
d. Cek Kadar Gula Darah Berkala
Anda dapat mengetahui kadar glukosa dalam darah dengan jenis pengecekan
kesehatan berkala ini, hasilnya anda dapat mengetahui potensi diabetes.
e. Cek Fungsi Mata Telinga
Cek Kolesterol Tetap Pengecekan Kolesterol terbagi tiga yaitu LDL
(Kolesterol "Buruk"), HDL (Kolesterol "Baik") dan Trigliserida
f. Cek Arus Puncak Ekspirasi
Pengecekan ini adalah salah satu cek kesehatan dalam pengujian fungsi paru,
pengecekan ini biasa dilakukan pada penderita asma atau penyakit lainnya
untuk menilai kemampuan paru-paru
g. Cek dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Pengecekan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan berkala seperti Test
PAP SMEAR dan Test IVA
h. Cek Sadari Periksa Payudara Sendiri
Lalu berikutnya dalam ragam cek kesehatan berkala yaitu dengan pemeriksaan
payudara sendiri.

6) Penggunaan Jamban
Menurut Menteri Kesehatan dr. Achmad Sujudi (2014), menjelaskan bahwa
pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan
dengan membuat lingkungan tempat hidup sehat. Dalam pembuatan jamban
sedapat mungkin harus diusahakan agar jamban tidak menimbulkan bau yang
tidak sedap.Penduduk Indonesia yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya
54% saja padahal menurut studi menunjukkan bahwa penggunaan jamban sehat
dapat mencegah penyakit diare sebesar 28% (Kamisah, S, 2009).Perilaku
menggunakan jamban merupakan cara yang paling efektif, sederhana dan murah
untuk mencegah timbulnya penyakit. Dengan peningkatan pengetahuan tentang
penggunaan jamban merupakan pendekatan kesehatan secara preventif yang
efektif untuk menurunkan risiko timbulnya penyakit seperti diare, kolera dan
disentri.

5. Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat
beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dapat
menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku hidup
bersih sehat :
1) PHBS di Rumah tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga bertujuan untuk menciptakan keluarga sehat
dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga
antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak
mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas
anggota rumah tangga dan manfaat PHBS rumah tangga selanjutnya adalah
anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat
tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
2) PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk
menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan
lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan para
siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
3) PHBS di Tempat kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar
tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan
dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu
para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit,
meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang
positif.
4) PHBS di Fasilitas umum dan lingkungan
Manfaat PHBS di Fasilitas umum dan lingkungan adalah masyarakat mampu
menciptakan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
6. Perilaku (PHBS) di Rumah Tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan dari pola hidup keluarga
yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
Semua perilaku tersebut dilakukan atas kesadaran keluarga sendiri sehingga dapat
menolong dirinya sendiri dan aktif dalam kegiatan lain di masyarakat. PHBS berguna
agar setiap keluarga yang menjalankan PHBS akan meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit. Rumah tangga yang sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja dan
biaya yang seharusnya digunakan untuk berobat dapat digunakan untuk keperluan
lainnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga.
Menurut Kemenkes RI (2016), PHBS di rumah tangga memiliki sepuluh indicator
sebagai berikut:
1) Yang pertama, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan maksudnya adalah persalinan yang ditolong oleh bidan, dokter,
maupun tenaga medis lainnya. Hal ini diharapkan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Tenaga kesehatan merupakan orang yang ahli dalam
membantu persalinan karena itu keselamatan ibu dan bayi dapat terjamin.
2) Yang kedua, memberikan bayi ASI eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang
diberikan pada bayi usia 0-6 bulan tanpa memberikan makanan dan minuman
tambahan apapun. ASI merupakan makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi yang dapat
menjadikan bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
3) Yang ketiga, menimbang bayi dan balita setiap bulan, penimbangan bayi dan
balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Setelah bayi
atau balita ditimbang hasilnya akan dicatat pada buku KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) atau KMS (Kartu Menuju Sehat) maka akan terlihat apakah berat badan
bayi atau balita naik atau tidak naik.
4) Yang keempat, menggunakan air bersih, air adalah kebutuhan dasar setiap
makhluk hidup untuk melakukan aktivitasnya. Air dipergunakan sehari-hari untuk
minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur, mencuci pakaian, dan sebagianya. Oleh karena itu, air yang digunakan
harus bersih, agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih
secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa,
dicium, dan diraba) berikut merupakan syaratsyarat air bersih secara fisik yaitu :
a) Air tidak berwarna harus bening/jernih
b) Air tidak keruh, harus bebas dari debu, pasir, sampah, busa, dan kotoran
lainnya
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, asam, payau, dan pahit, harus terbebas
dari bahan kimia beracun.
d) Air tidak berbau, seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
Manfaat menggunakan air bersih yaitu terhindar dari gangguan penyakit seperti
diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, kulit atau keracunan
serta setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya. Terdapat cara untuk
menjaga kebersihan sumber air bersih yaitu :
a) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah,
paling sedikit 10 meter.
b) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar
c) Sumur gali, pompa, kran umum, dan mata air harus dijaga bangunannya
agar tidak rusak seperti lantai sumur sebaiknya kedap air dan tidak boleh
retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup
d) Tidak ada genangan air di sekitar sumber air, bercak-bercak kotoran,dan
tidak berlumut pada lantai/dinding sumur.
5) Yang kelima, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, tangan digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan. Jika tangan kotor maka beresiko adanya kuman
yang menempel. Cuci tangan berfungsi untuk mengurangi/menghilangkan kuman
yang menempel pada tangan. Sabun dapat menghilangkan kotoran dan membunuh
kuman karena apabila tidak menggunakan sabun, kuman masih menempel pada
tangan.
Waktu yang tepat untuk memcuci tangan
a) Setelah buang air besar
b) Sebelum makan dan menyuapi anak
c) Sebelum menyusui bayi
d) Setiap kali tangan kotor (setelah memegang uang, binatang, berkebun, dan
lain-lain)
e) Sebelum memegang makanan dan setelah makan
f) Setelah bersin, batuk dan membuang ingus
Manfaat mencuci tangan
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
b) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,
cacingan, penyakit kulit, ISPA, SARS
c) Tangan menjadi bersih dan bebas kuman
Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan sabun
khusus anti bakteri
b) Menggosok tangan setidaknya selama 15 – 20 detik
c) Membersihkan bagian telapak tangan, pergelangan tangan, punggung
tangan, sela – sela jari dan kuku.
d) Membasuh tangan sampai bersih dengan air mengalir
e) Mengeringkan dengan handuk bersih
f) Menggunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan
kran air.
6) Yang keenam, menggunakan jamban sehat, jamban merupakan suatu ruangan
yang memiliki fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat
jongkok / tempat duduk dan air untuk membersihkannya. Jamban harus dipelihara
supaya tetap sehat. Lantai jamban setidaknya harus selalu bersih dan tidak ada
genangan air.
Jenis-jenis jamban yang dianjurkan yaitu :
a) Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan
kotoran/tinja dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan
mengendapkan kotoran ke dasar lubang dan diharuskan ada penutup
b) Jamban tangki
Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik
kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran
manusia yang dilengkapi resapan.
Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat
dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada di
sekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari
sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan, penerangan, dan ventilasi yang
cukup. Alasan harus menggunakan jamban:
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau
b) Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c) Tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
Syarat jamban sehat, yaitu:
a) Tidak mencemari sumber air minum ( jarak sumber air minum dengan
penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau
c) Kotoran tidak terjamah serangga dan tikus
d) Tidak mencemari tanah sekitar
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g) Penerangan dan ventilasi yang cukup
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
i) Tersedia air, sabun dan alat pembersih
Cara memelihara agar jamban sehat, yaitu:
a) Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
b) Bersihkan jamban secara teratur
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d) Tidak ada serangga dan tikus yang berkeliaran
e) Tersedia alat pembersih dan air bersih
f) Bila ada kerusakan, segara perbaiki
7) Yang ketujuh, memberantas jentik di rumah, rumah bebas jentik adalah rumah
yang dilakukan pemeriksaan berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan
jentik secara berkala adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang
ada di dalam rumah secara teratur dalam seminggu. Agar rumah menjadi bebas
dari jentik maka perlu dilakukan pemberantasan nyamuk dengan 3M plus, yaitu
menguras, menutup, mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk :
a) Menguras dan menyilat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, alas/tatakan pot kembang
b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol,
lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan
c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan.
d) Plus menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu,
memakai obat atau lotion yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar,
mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai, menaburkan
larvasida di tempat-tempat yang sulit dikuras, memelihara ikan pemakan
jentik di kolam/bak penampungan air, dan menanam tanaman anti nyamuk
Manfaat rumah bebas jentik yaitu :
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantra nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit seperti DBD, malaria,
chikungunya, atau kaki gajah
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat
8) Yang kedelapan, makan buah dan sayur setiap hari. Sayur dapat didefinisikan
sebagai bagian dari sebuah tanaman yang umum dapat dimakan untuk memenuhi
kebutuhan akan zat gizi. Jenis sayur berdasarkan definisi, yaitu sayuran daun,
contoh dari sayuran daun, yaitu sawi, kangkung, dan selada. Sayuran bunga,
contoh dari sayuran bunga, yaitu brokoli, kembang kol, dan bunga turi. Sayuran
buah, contoh dari sayuran buah, yaitu mentimun, cabai, terong, dan tomat.
Sayuran biji muda, contoh dari sayuran biji muda, jagung muda, kacang panjang,
buncis, dan kacang kapri muda. Sayuran batang muda, contoh dari sayuran batang
muda, yaitu rebung, jamur, dan asparagus. Sayuran akar, contoh dari sayuran akar,
yaitu wortel, lobak, dan bit. Sayuran umbi, contoh dari sayuran umbi, yaitu
kentang, bawang bombay, bawang merah, dan bawang putih.
9) Yang kesembilan, melakukan aktivitas fisik setiap hari, semua anggota keluarga
sebaiknya melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari. Aktivitas fisik
adalah melakukan gerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
10) Yang kesepuluh, tidak merokok di dalam rumah, setiap anggota keluarga tidak
boleh merokok karena dalam satu batang rokok yang dihisap mengeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya. Perokok aktif adalah orang yang
mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun meskipun hanya satu
batang per hari. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok, tapi menghirup
asap rokok orang lain. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.
Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jumlah maupun jenis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan ideal.

7. Perilaku (PHBS) di Sekolah


PHBS di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat. Contoh PHBS di sekolah :
a) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan,
b) Mengonsumsi jajanan sehat,
c) Menggunakan jamban bersih dan sehat
d) Olahraga yang teratur
e) Memberantas jentik nyamuk
f) Tidak merokok di lingkungan sekolah
g) Membuang sampah pada tempatnya, dan
h) Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.

8. Perilaku (PHBS) di Tempat Kerja


HBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau
dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan Tempat Kerja Sehat.9 indikator PHBS di tempat kerja, yaitu :
1) Tidak merokok di tempat kerja
2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3) Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar dan buang air kecil
5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6) Menggunakan air bersih.
7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8) Membuang sampah pada tempatnya.
9) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

9. Perilaku (PHBS) di Fasilitas umum dan Lingkungan


PHBS di Tempat – tempat Umum dan lingkungan adalah upaya untuk
memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat – tempat umum dan
lingkungan agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan tempat – tempat Umum Sehat.
Tempat – tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta,
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan
sarana sosial lainnya.Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di Tempat – Tempat Umum yaitu :

a) Menggunakan air bersih


b) Menggunakan jamban
c) Membuang sampah pada tempatnya
d) Tidak merokok di tempat umum
e) Tidak meludah sembarangan
f) Memberantas jentik nyamuk
BAB III
PEMBAHASAN
DARI SUDUT KEPERAWATAN

Upaya pencegahan terhadap penyakit yang paling utama dan merupakan upaya pencegahan
primer adalah berbagai kegiatan manusia dan perilaku manusia yang harus dilakukan oleh
keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang dikenal sebagai Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga penting melaksanakan pengkajian berkaitan dengan sikap
serta perilaku PHBS masyarakat dengan pendekatan asuhan keperawatan komunitas.

Pelaksanaan keperawatan komunitas menjadi penting sebagai upaya mendukung pelayanan


kesehatan yang bersifat preventif dan promotif. Pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
terdiri dari: menetapkan prioritas, menetapkan sasaran, menetapkan tujuan, dan menetapkan
rencana. Dalam peningkatan Perencanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan
melalui kegiatan:

1. Melakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit,


2. Melakukan demonstrasi keterampilan cara menangani penyakit,
3. Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit,
4. Melakukan kerja sama dengan pihak puskesmas dalam penanganan masalah kesehatan
masyarakat (Harefa, 2019)

Kegiatan keperawatan mencakup upayaupaya perbaikan dan peningkatan derajat kesehatan


masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif. Kegiatan dilaksanakan dengan pemberian
Asuhan Keperawatan Komunitas berupa proses pengkajian, analisa data hasil pengkajian,
perencanaan intervensi, implementasi dan evaluasi. Tahapan asuhan keperawatan terdiri dari
kegiatan survei, ceramah, diskusi, demonstrasi. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk:

1. Pengkajian: pengkajian dilakukan dengan menggunakan angket berisi pertanyaan


yang menanyakan masalah kesehatan warga. Pengkajian dilakukan dengan
mengunjungi rumah warga. Selain melalui angket pengkajian juga diperoleh melalui
data sekunder berupa rekapan data puskesmas watu alo tentang masalah kesehatan
yang dialami warga.
2. Analisa data pengkajian, penentuan masalah dan prioritas masalah : Masalah yang
dirasakan warga menjadi tampak melalui proses pengkajian yang dianalisis untuk
menentukan jumlah dan persentasenya. Masalah dengan jumlah terbanyak, paling
dirasakan warga, dan memiliki sumberdaya untuk diselesaikan dijadikan sebagai
masalah prioritas.
3. Perencanaan Intervensi : Hasil pengkajian yang diperoleh dipaparkan kepada warga,
petugas kesehatan dan pemerintah daerah setempat melalui kegiatan Musyawarah
Masyarakat Dusun. Kemudian tim pengabdian masyarakat menyampaikan rencana
intervensi yang akan dilaksanakan selama pengabdian.
4. Implementasi kegiatan : implementasi kegiatan meliputi penyuluhan kesehatan
mengenai PHBS, pemeriksaan kesehatan, serta penyebaran leaflet.
5. Evaluasi kegiatan pengabdian.

Peran Perawat

Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang
menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui  pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan”.

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya.
Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah aturan yang jelas. Sebagai
tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam menjalankan tugasnya sesuai
dengan hak dan kewenangannya.

Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan  pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Fungsi utama perawat
adalah membantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan.
Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan
setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Dari penjelasan tersebut terlihat
jelas bahwa peran perawat sangatlah penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

Peran perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan (care provider ), pengelola
(manager ), pendidik (educator ), dan peneliti (researcher ).

Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga Peran perawat dalam promosi kesehatan
khusunya PHBS kepada individu antara lain :

1) Edukator.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui  penyuluhan kesehatan. Misalnya :
sebagai perawat komunitas akan secara berkala melakukan kunjungan rumah pada
individu atau keluarga tentang pentinya PHBS. Keluarga atau individu akan diberikan
pendidikan kesehatan mengenai PHBS
2) Role Model.
Perawat akan memberikan contoh tentang cara mempertahankan kesehatan. Peran ini
sejalan dengan peran sebagai edukator. Misalnya seorang perawat keluarga melakukan
kunjungan rumah pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami
penyakit menular. Pada kunjungan tersebut perawatakan memberikan penyuluhan
sekaligus contoh misalnya tentang pentingnya PHBS salah satunya cuci tangan dan
pengaruh PHBS terhadap kesehatan. Dalam hal ini perawat akan memberikan
demonstrasi mengenai cuci tangan.
3) Fasilitator.
Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan
yang dihadapi individu atau keluarga. Misalnya dalam kunjungan keluarga perawat
menemukan masalah kesehatan pada anggota keluarga tersebut. Perawat akan membantu
keluarga memecahkan masalah tersebut dengan melibatkan keikutsertaan keluarga
merawat anggotakeluarga yang sakit. Peran perawat dalam promosi kesehatan pada
individu atau keluarga pada dasarnya bertujuan untuk meinngkatkan kemampuan,
kemauan, dan pengetahuan individu atau keluarga dalam upaya  peningkatan derajat
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Claudia, DKK. 2020. Jurnal Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Phbs Dan
Covid-19 Untuk Warga Dusun Rejeng Desa Bangka Lelak Kabupaten Manggarai Nusa
Tenggara Timur. NTT : Fakultas UNIKA
Dinkes Jawa Tengah. 2010. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Semarang.
DKK, Boyolali. 2010. Indikator dan Definisi Oprasional PHBS. Jawa Tengah : Institusi
Pendudukan Profinsi Jawa Tengah.
Kemenkes RI. 2017. GERMAS Aksi Nyata Untuk Hidup Sehat. Jakarta : Kemenkes RI.
Kholid, A. 2011. Promosi Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai