Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tantangan besar yang masih harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah
masalah kesehatan triple burden dikarenakan masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit
tidak menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi mulai muncul kembali.
Penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam
pelayanan kesehatan di tahun 1990an. Akan tetapi akibat perubahan gaya hidup masyarakat menjadi
salah satu faktor terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Penyakit Tidak Menular
(PTM) seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes pada tahun 2015 justru
menduduki peringkat teratas (Kemenkes Republik Indonesia, 2016). Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang lebih
mengutamakan upaya preventif dan promotif, tanpa menghilangkan upaya kuratif dan rehabilitatif
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Dalam
rangka menyukseskan program GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan
saja, tetapi peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, serta didukung
oleh peran serta seluruh masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan lapisan masyarakat dalam
mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat serta pemerintah baik di tingkat
pusat maupun daerah dalam menyiapkan

sarana

dan

prasarana

pendukung,

mengevaluasi pelaksanaannya (Soleman & Noer, 2017). 1

memantau

dan

Adapun kegiatan GERMAS yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau
membersihkan rumah (menyuci dan mengepel), makan buah dan sayur, cek kesehatan secara rutin
(baik dalam keadaan sehat atau sakit), tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol,
membersihkan area tempat tinggal termasuk menggunakan jamban yang sehat (Depkes, 2017). Salah
satu program pemerintah untuk mewujudkan masyarakat sehat adalah melalui Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Sasaran dari program Indonesia Sehat adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2016). Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) dilakukan untuk menjangkau keluarga. Sehingga pihak puskesmas tidak hanya
mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada akan tetapi langsung
berkunjung ke rumah. Ada 3 pilar utama dalam menegakkan PIS-PK; yaitu penerapan paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional- JKN (Laelasari,
Anwar, & Soerachman, 2017). B. Rumusan Masalah a. Apa pengertian GERMAS? b. Apa tujuan
GERMAS? c. Bagaimana prinsip perilaku GERMAS? d. Siapa saja yang terlibat dalam GERMAS? e.
Apa saja perilaku GERMAS ? f. Apa indicator perilaku GERMAS ? g. Bagaimana tanggung jawab
sector dalam GERMAS ? h. Apa saja peran lintas sector dalam GERMAS ?

C. Tujuan a. Tujuan umum : Meningkatkan kebutuhan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki. b. Tujuan khusus ; 1. Menanggulangi masalah kesehatan yang di hadapi
masyarakat 2. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri 3.
Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian GERMAS Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional
yang diprakarsai oleh Presiden RI dalam mengoptimalkan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif sebagai payung besar tercapainya hidup sehat, dan
penurunan prevalensi penyakit (Kemenkes, 2016) B. Tujuan GERMAS Secara umum GERMAS
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berprilaku
sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan
partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat,menurunkan beban penyakit menular dan
penyakit tidak menular baik kematian maupun kecacatan , meningkatkan pembiayaan

produktifitas pelayanan
masyarakat

kesehatan

dan

karena

mengurangi

meningkatnya

beban penyakit

(Kemenkes RI, 2017). C. Prinsip GERMAS Prinsip dari “Gerakan masyarakat hidup sehat” adalah
kerjasama multi sektor dan pemangku kepentingan, antara sektor kesehatan, akademisi, LSM dan
sektor-sektor lainnya;keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu; pemberdayaan masyarakat,
khususnyamereka yang mau hidup sehat dan menjadi mitra pengendalian penyakit; penguatan
sistemkesehatan,

reformasi

dan

reorientasi

pelayanan

kesehatan;

penguatan siklus hidup; jaminankesehatan sosial; fokus pada pemerataan penurunan penyakit karena
determinan sosial sepertikemiskinan, gender, 4

lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik (Kemenkes RI, 2017). D. Siapa Saja
Yang Melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat
dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu diantaranya : 1. Individu, keluarga dan masyarakat
mempraktekkan pola hidup sehat sehari-hari. 2. Akademisi (universitas), dunia usaha (Swasta),
organisasi masyarakat (KarangTaruna, PKK, dsb), organisasi profesi menggerakkan institusi dan
organisasimasing-masing agar anggotanya berperilaku sehat. 3. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menyiapkan sarana dan prasarana seperti :kurikulum pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah,
fasilitas olah raga, sayur dan buah, ikan, fasilitas kesehatan, transportasi, Kawasan Tanpa Rokok
(KTR), tamanuntuk beraktivitas warga, dukungan iklan layanan masyarakat, car free day, air bersih,
uji emisi

kendaraan

bermotor,

keamanan

pangan,

pengawasan

terhadapiklan yang berdampak buruk terhadap kesehatan (rokok, makanan tinggi Gula,Garam,
Lemak) dsb. 4. Tugas pemerintah juga untuk mengevaluasi pelaksanaannya. E. Perilaku GERMAS
GERMAS memiliki enam kegiatan utama, yaitu 1. Peningkatan aktivitas fisik Aktifitas fisik adalah
setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Aktivitas fisik
merupakan upaya menyeimbangkan antara pengeluaran dan asupan zat gizi terutama sumber energi
dalam tubuh. Aktivitas fisik meliputi berbagai

kegiatan

termasuk

olahraga.

Aktivitas

fisik

dapat
memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh, termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karena itu,
aktivitas fisik berfungsi 5

menyeimbangkan antara asupan dan pengeluaran energi tubuh. Aktifitas fisik yang dilakukan secara
teratur dapat meningkatkan hidup sehat lebih panjang (Sandjadja, 2009). 2. Peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan dari pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua
perilaku tersebut dilakukan atas kesadaran keluarga sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri
dan aktif dalam kegiatan lain di masyarakat. PHBS berguna agar setiap keluarga yang menjalankan
PHBS akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga yang sehat dapat
menngkatkan produktivitas kerja dan biaya yang seharusnya digunakan untuk berobat dapat
digunakan untuk keperluan lainnya sehingga

dapat

meningkatkan

kesejahteraan

anggota

keluarga

(Proverawati, 2012) 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi Gizi seimbang
merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jumlah maupun jenis yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas
fisik, kebersihan, dan berat badan ideal (Kemenkes RI, 2014). 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi
dini penyakit Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, dapat berupa periksa kesehatan atau
cek kesehatan secara rutin. Pemeriksaan kesehatan secara rutin merupakan upaya promotif preventif
yang diamanatkan

untuk

dilaksanakan

oleh
bupati/walikota

sesuai

Permendagri no 18/ 2016 (Panduan GERMAS). Tujuan dari cek kesehatan secara rutin, yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktorrisiko penyebab terjadinya
PTM, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat mulai dari
individu, keluarga, dan masyarakat sebagai 6

upaya pencegahan PTM, mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan DM serta
mendorong rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai
standar, mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur akibat PTM, dan
mendorong dan menggerakkan masyarakat (khususnya para ibu) untuk memeriksakan diri agar
terhindar dari kanker leher rahim dan kanker payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS
(Kemenkes RI, 2016). 5. Peningkatan kualitas lingkungan Lingkungan merupakan daerah (kawasan
dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya (KBBI). Sehingga, lingkungan hidup dapat diartikan
sebagai daerah atau kawasan tempat orang tinggal beserta segala yang ada di sekelilingnya (air, udara,
dan tanah). 6. Peningkatan edukasi hidup sehat. Edukasi gizi merupakan serangkaian kegiatan
penyampaian pesan – pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan maupun meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku positif masyarakat dan
lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat secara massal dengan target yang diharapkan adalah pemahaman
perilaku sadar gizi dalam kehidupan sehari-hari. Edukasi gizi juga dapat berupa konseling gizi.
Konseling akan dilakukan oleh konselor terhadap permasalahan kesehatan yang dijumpai termasuk
melaksanakan sistem rujukan bila diperlukan sesuai dengan kriteria (Kemenkes RI, 2017). F.
Indikator Perilaku GERMAS Perilaku GERMAS diambil dari fokus kegiatan GERMAS pada tahun
2016-2017 yang berkaitan erat dengan status gizi, yaitu berupa aktivitas fisik, konsumsi buah, dan
konsumsi sayur. Konsumsi sayur dan buah dinilai dengan form yang diadopsi dari kuesioner
Riskesdas 2013 7

tentang perilaku konsumsi sayur dan buah. Frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan
dengan cara menghitung jumlah hari konsumsi sayur dan buah dalam waktu seminggu dan jumlah
porsi ratarata konsumsi sayur dan buah dalam sehari. Seseorang dikategorikan “cukup” apabila
mengkonsumsi sayur dan atau buah minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7
hari dalam seminggu. Seseorang dikategorikan “kurang” apabila mengkonsumsi sayur dan atau buah
kurag dari ketentuan minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7 hari dalam
seminggu (Kemenkes RI, 2013). Menurut Riskesdas 2013, aktivitas fisik dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu aktivitas fisik berat, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik ringan. Aktivitas fisik berat
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus melakukan kegiatan fisik minimal sepuluh
menit sampai meningkatnya denyut nadi dan napas lebih cepat dari biasanya, kegiatan ini berupa
kegiatan seperti menimba air, mendaki gunung, lari cepat, mencangkul, dan menebang pohon, serta
kegiatan berat lainnya yang dilakukan minimal selama tiga hari dalam seminggu dan memiliki total
waktu beraktivitas ≥1500 MET minute. MET minute dari aktivitas fisik berat adalah lama waktu
(menit) dalam melakukan aktivitas seminggu dikalikan bobot sebesar 8 kalori. Aktivitas fisik sedang
merupakan kegiatan seperti menyapu dan mengepel minimal lima hari atau lebih dengan total
lamanya beraktivitas 150 menit dalam seminggu. Aktivitas fisik ringan merupakan kegiatan selain
yang termasuk dalam kegiatan akivitas fisik berat dan aktivitas fisik sedang. G. Tanggung Jawab
Sektor Dalam GERMAS Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Presiden Republik Indonesia Dalam rangka mempercepat dan
mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan
produktivitas

penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit, dengan ini
menginstruksikan: Kepada : 1. Para Menteri Kabinet Kerja; 2. Kepala Lembaga Pemerintah Non
Kementerian; 3. Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan 4. Para
Gubernur dan Bupati/Walikota Untuk : PERTAMA : Menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-
langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, melalui: 1. Peningkatan aktivitas fisik; 2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi; 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi
dini penyakit; 5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan 6. Peningkatan edukasi hidup sehat. KEDUA :
Khusus kepada : 1. Menteri Kesehatan untuk : a. Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat serta meningkatkan advokasi dan pembinaan daerah dalam pelaksanaan kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR); b. Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian
Air Susu Ibu (ASI)eksklusif, serta aktivitas fisik; dan c. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini
penyakit di Puskesmas dan menyusun panduan pelaksanaan deteksi dini penyakit di instansi
pemerintah dan swasta. 2. Menteri Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan kampanye gemar
berolahraga, memfasilitasi penyelenggaraan olahraga masyarakat, dan meningkatkan penyediaan
fasilitas sarana olahraga masyarakat. 9

3. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk : a. Meningkatkan

kegiatan
Usaha

Kesehatan

Sekolah

(UKS),

mendorong sekolah sebagai (KTR), dan mendorong Sekolah Ramah Anak; b. Meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik/olahraga di sekolah dan satuan pendidikan secara eksternal dan ekstrakurikuler serta
penyediaansarana sanitasi sekolah c. Meningkatkan pendidikan keluarga untuk hidup sehat. 4.
Menteri Agama untuk : a. Melaksanakan bimbingan kesehatan pranikah untuk mendorong perilaku
hidup sehat dan peningkatan status gizi calon pengantin serta mendorong pelaksanaan kegiatan rumah
ibadah bersih dan sehat b. Memperkuat fungsi Pos Kesehatan Pesantren dan Upaya Kesehatan
Madrasah dan mendorong madrasah sebagai KTR dan Madrasah Ramah Anak; dan c. Meningkatkan
kegiatan aktivitas fisik/olahraga di madrasah dan penyediaan sarana sanitasi madrasah. 5. Menteri
Pertanian untuk : a. Mengawasi keamanan dan mutu pangan segar yang tidak memiliki kandungan
pestisida berbahaya; dan b. Meningkatkan produksi buah dan sayur dalam negeri dan mendorong
pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah. 6. Menteri Kelautan dan Perikanan
untuk: a.

Meningkatkan

dan

memperluas

pelaksanaan

Gerakan

Memasyarakatkan Makan Ikan(Gemarikan) pada masyarakat; dan b.

Mengawasi mutu dan keamanan hasil perikanan.

7. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk :


10

a.

Memfasilitasi penyediaan sarana aktivitas fisik pada kawasan permukiman dan sarana fasilitas umum;

b.

Mendorong

dan

memfasilitasi

pemerintah

daerah

untuk

menyediakan ruang terbuka hijau publik yang memadai di wilayahnya; dan c.

Memfasilitasi penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum.

8. Menteri Perhubungan untuk : a.

Mendorong penataan sarana dan fasilitas perhubungan yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki dan
pesepeda; dan

b.

Mendorong

konektivitas

antarmoda
transportasi

massal

termasuk penyediaan “park and ride” untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat. 9. Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk : a. Mengendalikan pencemaran badan air; b. Mendorong
penghapusan penggunaan bahan bekas tambang dan bahan berbahaya di lokasi pertambangan yang
berdampak pada kesehatan; c. Mendorong masyarakat untuk membangun dan memanfaatkan bank
sampah untuk mengurangi timbulan sampah; dan d. Mendorong kemitraan lingkungan dan peran serta
masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan. 10. Menteri Perdagangan untuk : a. Meningkatkan
pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau, minuman beralkohol, dan bahan
berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan; dan b. Meningkatkan promosi makanan dan
minuman sehat termasuk sayur dan buah produksi dalam negeri. 11. Menteri Keuangan untuk : a.
Melakukan kajian peningkatan cukai dan pajakproduk tembakau dan minuman beralkohol; dan 11

b. Melakukan kajian kemungkinan adanya skema insentif bagi daerah yang melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat. 12. Menteri Ketenagakerjaan untuk : a. Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan/deteksi dini penyakit pada pekerja; dan b.
Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk menyediakan sarana ruang menyusui, melaksanakan
kegiatan olahraga di tempat kerja, dan menerapkan KTR. 13. Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi untuk : a. Mendorong

instansi

pemerintah

pusat

dan

daerah

untuk

menyediakan sarana aktivitas fisik dan melaksanakan olahraga serta deteksi dini penyakit secara rutin;
dan b. Mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan sarana ruang menyusui,
menerapkan KTR, dan konsumsi sayur dan buah dalam pertemuan di dalam atau luar kantor. 14.
Menteri Komunikasi dan Informatika untuk : a. Melakukan diseminasi informasi layanan masyarakat
terkait pola hidup bersih dan sehat; dan b. Melakukan kerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) untuk pengawasan terhadap iklan/tayangan yang tidak mendukung Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. 15. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk : a. Melakukan promosi
untuk menggerakkan partisipasi kaum perempuan dalam upaya deteksi dini faktor risiko penyakit
tidak menular (PTM); dan b. Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat bagi keluarga, perempuan, dan anak. 16. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
untuk :

12

a. Menjamin keamanan dan mutu pangan olahan yang beredar di masyarakat; dan b. Memperkuat

dan

memperluas

pengawasan dan

intervensi

keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). 17. Direktur Utama Badan Penyelenggaran Jaminan
Sosial Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan promotif dan preventif untuk peserta program
Jaminan Kesehatan Nasional termasuk upaya pencegahan sekunder dan deteksi dini penyakit. 18. Para
Gubernur untuk : a. Menyusun dan menetapkan kebijakan daerahyang diperlukan untuk pelaksanaan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di wilayahnya; b. Melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di kabupaten/kota di wilayahnya; dan c.
Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Menteri Dalam Negeri. 19. Para
Bupati/Walikota untuk : a. Menyediakan dan mengembangkan sarana aktivitas fisik, ruang terbuka
hijau publik, kawasan bebas kendaraan bermotor, jalur sepeda, dan jalur pejalan kaki yang
representatif dan aman; b. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam
sayur dan buah; c. Melaksanakan kebijakan KTR; d. Melaksanakan kegiatan yang mendukung
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang didasarkan pada kebijakan daerah; dan e. Melaporkan
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Gubernur. KETIGA : Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk :
13

a. Melaksanakan koordinasi perencanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat; b. Menyusun pedoman


pelaksanaan dan indikator keberhasilan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat; c. Melakukan pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan Instruksi Presiden ini kepada seluruh Kementerian/Lembaga dan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan paling sedikit 6 (enam) bulan sekali; dan d. Melaporkan
hasil pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Presiden minimal 1 (satu) tahun sekali
atau sewaktu-waktu apabila diperlukan. KEEMPAT : Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan

mengkoordinasikan

pelaksanaan

kegiatan

Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat yang dilaksanakan Kementerian/Lembaga teknis sebagaimana dimaksud


dalam Instruksi Presiden ini. KELIMA : Menteri Dalam Negeri mengkoordinasikan dan memfasilitasi
Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat sebagaimana
dimaksud dalam Instruksi Presiden ini. KEENAM : Pembiayaan pelaksanaan Instruksi Presiden ini
dibebankan pada

Anggaran

Pendapatan

dan

Belanja

Negara

masing-masing

Kementerian/Lembaga, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta sumber lain yang tidak
mengikat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. KETUJUH : Dalam pelaksanaan Instruksi
Presiden ini dapat melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha sesuai ketentuan perundang-
undangan. KEDELAPAN : Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab. H.
Peran Lintas Sektor Dalam GERMAS Peran seluruh lintas sektor diperlukan untuk mewujudkan
keberhasilan implementasi GERMAS. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kab/ Kota dapat melakukan; 14

1. Advokasi kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk menerbitkan kebijakan terkait bidang kesehatan


dengan menggunakan data IPM 2015, IPK 2013, Hasil PSG 2015 dan monitoring STBM 2015; 2.
Melakukan pertemuan dengan SKPD, ToMa/ToGa dan Dunia Usaha serta Akademisi untuk
menerapkan GERMAS melalui Perilaku Hidup Bersih Sehat di tatanan masing-masing; 3.
Memberikan contoh penerapan kebijakan aktivitas fisik dalam bentuk olahraga; 4. Menyebarluaskan
informasi tentang manfaat konsumsi sayur dan buah; 5. Menyediakan sarana pemeriksaan kesehatan
secara berkala bagi masyarakat; 6. Menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian untuk memanfaatkan
pekarangan rumah untuk tanaman sayur dan buah; dan 7. Melakukan kegiatan deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim pada perempuan.

15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Mengingat pencegahan penyakit sangat bergantung pada perilaku individu yang
didukung oleh kualitas lingkungan, ketersedian sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk
hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus menerus seluruh komponen baik pemerintah
pusat maupun daerah, sektor nonpemerintah dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan
untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat. Gerakan tersebut dinamakan “Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat” (GERMAS). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan
suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen
bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Dapat diketahui bahwa dari kegiatan GERMAS ini dibutuhkan keterlibatan aktif secara terus
menerus seluruh komponen yang terlibat baik sektor kesehatan pemerintah, non pemerintah dan
masyarakat untuk terus bersama-sama membudayakan PHBS dalam gaya hidup di rumah tangga
maupun di lingkungan masyarakat. B. Saran Gerakan Masyarakat Sehat merupakan langkah untuk
menuju Masyarakat hidup sejahtera, untuk itu sebagai bagian dari mayarakat terlebih sebagai salah
satu tenaga kesehatan mari kita dorong pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan GERMAS
Sehat ini secara serius dan terus menerus, karena perubahan perilaku kesehatan masyarakat tidak
semudah membalikkan telapak tangan.
16

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2017. Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Departemen Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes,

RI.

2016.

GERMAS

Wujudkan

Indonesia

Sehat.

Anda mungkin juga menyukai