A. Latar Belakang Tantangan besar yang masih harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah
masalah kesehatan triple burden dikarenakan masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit
tidak menular (PTM) dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi mulai muncul kembali.
Penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam
pelayanan kesehatan di tahun 1990an. Akan tetapi akibat perubahan gaya hidup masyarakat menjadi
salah satu faktor terjadinya pergeseran pola penyakit (transisi epidemiologi). Penyakit Tidak Menular
(PTM) seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes pada tahun 2015 justru
menduduki peringkat teratas (Kemenkes Republik Indonesia, 2016). Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang lebih
mengutamakan upaya preventif dan promotif, tanpa menghilangkan upaya kuratif dan rehabilitatif
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Dalam
rangka menyukseskan program GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan
saja, tetapi peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, serta didukung
oleh peran serta seluruh masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan lapisan masyarakat dalam
mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat serta pemerintah baik di tingkat
pusat maupun daerah dalam menyiapkan
sarana
dan
prasarana
pendukung,
memantau
dan
Adapun kegiatan GERMAS yaitu dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau
membersihkan rumah (menyuci dan mengepel), makan buah dan sayur, cek kesehatan secara rutin
(baik dalam keadaan sehat atau sakit), tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol,
membersihkan area tempat tinggal termasuk menggunakan jamban yang sehat (Depkes, 2017). Salah
satu program pemerintah untuk mewujudkan masyarakat sehat adalah melalui Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Sasaran dari program Indonesia Sehat adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2016). Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) dilakukan untuk menjangkau keluarga. Sehingga pihak puskesmas tidak hanya
mengandalkan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada akan tetapi langsung
berkunjung ke rumah. Ada 3 pilar utama dalam menegakkan PIS-PK; yaitu penerapan paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional- JKN (Laelasari,
Anwar, & Soerachman, 2017). B. Rumusan Masalah a. Apa pengertian GERMAS? b. Apa tujuan
GERMAS? c. Bagaimana prinsip perilaku GERMAS? d. Siapa saja yang terlibat dalam GERMAS? e.
Apa saja perilaku GERMAS ? f. Apa indicator perilaku GERMAS ? g. Bagaimana tanggung jawab
sector dalam GERMAS ? h. Apa saja peran lintas sector dalam GERMAS ?
C. Tujuan a. Tujuan umum : Meningkatkan kebutuhan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki. b. Tujuan khusus ; 1. Menanggulangi masalah kesehatan yang di hadapi
masyarakat 2. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri 3.
Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian GERMAS Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional
yang diprakarsai oleh Presiden RI dalam mengoptimalkan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif sebagai payung besar tercapainya hidup sehat, dan
penurunan prevalensi penyakit (Kemenkes, 2016) B. Tujuan GERMAS Secara umum GERMAS
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berprilaku
sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan
partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat,menurunkan beban penyakit menular dan
penyakit tidak menular baik kematian maupun kecacatan , meningkatkan pembiayaan
produktifitas pelayanan
masyarakat
kesehatan
dan
karena
mengurangi
meningkatnya
beban penyakit
(Kemenkes RI, 2017). C. Prinsip GERMAS Prinsip dari “Gerakan masyarakat hidup sehat” adalah
kerjasama multi sektor dan pemangku kepentingan, antara sektor kesehatan, akademisi, LSM dan
sektor-sektor lainnya;keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu; pemberdayaan masyarakat,
khususnyamereka yang mau hidup sehat dan menjadi mitra pengendalian penyakit; penguatan
sistemkesehatan,
reformasi
dan
reorientasi
pelayanan
kesehatan;
penguatan siklus hidup; jaminankesehatan sosial; fokus pada pemerataan penurunan penyakit karena
determinan sosial sepertikemiskinan, gender, 4
lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik (Kemenkes RI, 2017). D. Siapa Saja
Yang Melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Seluruh lapisan masyarakat harus terlibat
dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu diantaranya : 1. Individu, keluarga dan masyarakat
mempraktekkan pola hidup sehat sehari-hari. 2. Akademisi (universitas), dunia usaha (Swasta),
organisasi masyarakat (KarangTaruna, PKK, dsb), organisasi profesi menggerakkan institusi dan
organisasimasing-masing agar anggotanya berperilaku sehat. 3. Pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menyiapkan sarana dan prasarana seperti :kurikulum pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah,
fasilitas olah raga, sayur dan buah, ikan, fasilitas kesehatan, transportasi, Kawasan Tanpa Rokok
(KTR), tamanuntuk beraktivitas warga, dukungan iklan layanan masyarakat, car free day, air bersih,
uji emisi
kendaraan
bermotor,
keamanan
pangan,
pengawasan
terhadapiklan yang berdampak buruk terhadap kesehatan (rokok, makanan tinggi Gula,Garam,
Lemak) dsb. 4. Tugas pemerintah juga untuk mengevaluasi pelaksanaannya. E. Perilaku GERMAS
GERMAS memiliki enam kegiatan utama, yaitu 1. Peningkatan aktivitas fisik Aktifitas fisik adalah
setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Aktivitas fisik
merupakan upaya menyeimbangkan antara pengeluaran dan asupan zat gizi terutama sumber energi
dalam tubuh. Aktivitas fisik meliputi berbagai
kegiatan
termasuk
olahraga.
Aktivitas
fisik
dapat
memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh, termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karena itu,
aktivitas fisik berfungsi 5
menyeimbangkan antara asupan dan pengeluaran energi tubuh. Aktifitas fisik yang dilakukan secara
teratur dapat meningkatkan hidup sehat lebih panjang (Sandjadja, 2009). 2. Peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan dari pola hidup
keluarga yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua
perilaku tersebut dilakukan atas kesadaran keluarga sendiri sehingga dapat menolong dirinya sendiri
dan aktif dalam kegiatan lain di masyarakat. PHBS berguna agar setiap keluarga yang menjalankan
PHBS akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga yang sehat dapat
menngkatkan produktivitas kerja dan biaya yang seharusnya digunakan untuk berobat dapat
digunakan untuk keperluan lainnya sehingga
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
anggota
keluarga
(Proverawati, 2012) 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi Gizi seimbang
merupakan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jumlah maupun jenis yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas
fisik, kebersihan, dan berat badan ideal (Kemenkes RI, 2014). 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi
dini penyakit Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, dapat berupa periksa kesehatan atau
cek kesehatan secara rutin. Pemeriksaan kesehatan secara rutin merupakan upaya promotif preventif
yang diamanatkan
untuk
dilaksanakan
oleh
bupati/walikota
sesuai
Permendagri no 18/ 2016 (Panduan GERMAS). Tujuan dari cek kesehatan secara rutin, yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktorrisiko penyebab terjadinya
PTM, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat mulai dari
individu, keluarga, dan masyarakat sebagai 6
upaya pencegahan PTM, mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan DM serta
mendorong rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai
standar, mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur akibat PTM, dan
mendorong dan menggerakkan masyarakat (khususnya para ibu) untuk memeriksakan diri agar
terhindar dari kanker leher rahim dan kanker payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS
(Kemenkes RI, 2016). 5. Peningkatan kualitas lingkungan Lingkungan merupakan daerah (kawasan
dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya (KBBI). Sehingga, lingkungan hidup dapat diartikan
sebagai daerah atau kawasan tempat orang tinggal beserta segala yang ada di sekelilingnya (air, udara,
dan tanah). 6. Peningkatan edukasi hidup sehat. Edukasi gizi merupakan serangkaian kegiatan
penyampaian pesan – pesan gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
menanamkan maupun meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku positif masyarakat dan
lingkungannya terhadap upaya perbaikan gizi dan kesehatan. Penyuluhan gizi ditujukan untuk
kelompok atau golongan masyarakat secara massal dengan target yang diharapkan adalah pemahaman
perilaku sadar gizi dalam kehidupan sehari-hari. Edukasi gizi juga dapat berupa konseling gizi.
Konseling akan dilakukan oleh konselor terhadap permasalahan kesehatan yang dijumpai termasuk
melaksanakan sistem rujukan bila diperlukan sesuai dengan kriteria (Kemenkes RI, 2017). F.
Indikator Perilaku GERMAS Perilaku GERMAS diambil dari fokus kegiatan GERMAS pada tahun
2016-2017 yang berkaitan erat dengan status gizi, yaitu berupa aktivitas fisik, konsumsi buah, dan
konsumsi sayur. Konsumsi sayur dan buah dinilai dengan form yang diadopsi dari kuesioner
Riskesdas 2013 7
tentang perilaku konsumsi sayur dan buah. Frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan
dengan cara menghitung jumlah hari konsumsi sayur dan buah dalam waktu seminggu dan jumlah
porsi ratarata konsumsi sayur dan buah dalam sehari. Seseorang dikategorikan “cukup” apabila
mengkonsumsi sayur dan atau buah minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7
hari dalam seminggu. Seseorang dikategorikan “kurang” apabila mengkonsumsi sayur dan atau buah
kurag dari ketentuan minimal 5 (3 porsi sayur dan 2 porsi buah) porsi per hari selama 7 hari dalam
seminggu (Kemenkes RI, 2013). Menurut Riskesdas 2013, aktivitas fisik dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu aktivitas fisik berat, aktivitas fisik sedang, dan aktivitas fisik ringan. Aktivitas fisik berat
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus melakukan kegiatan fisik minimal sepuluh
menit sampai meningkatnya denyut nadi dan napas lebih cepat dari biasanya, kegiatan ini berupa
kegiatan seperti menimba air, mendaki gunung, lari cepat, mencangkul, dan menebang pohon, serta
kegiatan berat lainnya yang dilakukan minimal selama tiga hari dalam seminggu dan memiliki total
waktu beraktivitas ≥1500 MET minute. MET minute dari aktivitas fisik berat adalah lama waktu
(menit) dalam melakukan aktivitas seminggu dikalikan bobot sebesar 8 kalori. Aktivitas fisik sedang
merupakan kegiatan seperti menyapu dan mengepel minimal lima hari atau lebih dengan total
lamanya beraktivitas 150 menit dalam seminggu. Aktivitas fisik ringan merupakan kegiatan selain
yang termasuk dalam kegiatan akivitas fisik berat dan aktivitas fisik sedang. G. Tanggung Jawab
Sektor Dalam GERMAS Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Presiden Republik Indonesia Dalam rangka mempercepat dan
mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif hidup sehat guna meningkatkan
produktivitas
penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit, dengan ini
menginstruksikan: Kepada : 1. Para Menteri Kabinet Kerja; 2. Kepala Lembaga Pemerintah Non
Kementerian; 3. Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan 4. Para
Gubernur dan Bupati/Walikota Untuk : PERTAMA : Menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-
langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, melalui: 1. Peningkatan aktivitas fisik; 2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi; 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi
dini penyakit; 5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan 6. Peningkatan edukasi hidup sehat. KEDUA :
Khusus kepada : 1. Menteri Kesehatan untuk : a. Melaksanakan kampanye Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat serta meningkatkan advokasi dan pembinaan daerah dalam pelaksanaan kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR); b. Meningkatkan pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian
Air Susu Ibu (ASI)eksklusif, serta aktivitas fisik; dan c. Meningkatkan pelaksanaan deteksi dini
penyakit di Puskesmas dan menyusun panduan pelaksanaan deteksi dini penyakit di instansi
pemerintah dan swasta. 2. Menteri Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan kampanye gemar
berolahraga, memfasilitasi penyelenggaraan olahraga masyarakat, dan meningkatkan penyediaan
fasilitas sarana olahraga masyarakat. 9
kegiatan
Usaha
Kesehatan
Sekolah
(UKS),
mendorong sekolah sebagai (KTR), dan mendorong Sekolah Ramah Anak; b. Meningkatkan kegiatan
aktivitas fisik/olahraga di sekolah dan satuan pendidikan secara eksternal dan ekstrakurikuler serta
penyediaansarana sanitasi sekolah c. Meningkatkan pendidikan keluarga untuk hidup sehat. 4.
Menteri Agama untuk : a. Melaksanakan bimbingan kesehatan pranikah untuk mendorong perilaku
hidup sehat dan peningkatan status gizi calon pengantin serta mendorong pelaksanaan kegiatan rumah
ibadah bersih dan sehat b. Memperkuat fungsi Pos Kesehatan Pesantren dan Upaya Kesehatan
Madrasah dan mendorong madrasah sebagai KTR dan Madrasah Ramah Anak; dan c. Meningkatkan
kegiatan aktivitas fisik/olahraga di madrasah dan penyediaan sarana sanitasi madrasah. 5. Menteri
Pertanian untuk : a. Mengawasi keamanan dan mutu pangan segar yang tidak memiliki kandungan
pestisida berbahaya; dan b. Meningkatkan produksi buah dan sayur dalam negeri dan mendorong
pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam sayur dan buah. 6. Menteri Kelautan dan Perikanan
untuk: a.
Meningkatkan
dan
memperluas
pelaksanaan
Gerakan
a.
Memfasilitasi penyediaan sarana aktivitas fisik pada kawasan permukiman dan sarana fasilitas umum;
b.
Mendorong
dan
memfasilitasi
pemerintah
daerah
untuk
Memfasilitasi penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum.
Mendorong penataan sarana dan fasilitas perhubungan yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki dan
pesepeda; dan
b.
Mendorong
konektivitas
antarmoda
transportasi
massal
termasuk penyediaan “park and ride” untuk meningkatkan aktivitas fisik masyarakat. 9. Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk : a. Mengendalikan pencemaran badan air; b. Mendorong
penghapusan penggunaan bahan bekas tambang dan bahan berbahaya di lokasi pertambangan yang
berdampak pada kesehatan; c. Mendorong masyarakat untuk membangun dan memanfaatkan bank
sampah untuk mengurangi timbulan sampah; dan d. Mendorong kemitraan lingkungan dan peran serta
masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan. 10. Menteri Perdagangan untuk : a. Meningkatkan
pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau, minuman beralkohol, dan bahan
berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan; dan b. Meningkatkan promosi makanan dan
minuman sehat termasuk sayur dan buah produksi dalam negeri. 11. Menteri Keuangan untuk : a.
Melakukan kajian peningkatan cukai dan pajakproduk tembakau dan minuman beralkohol; dan 11
b. Melakukan kajian kemungkinan adanya skema insentif bagi daerah yang melaksanakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat. 12. Menteri Ketenagakerjaan untuk : a. Mendorong dan memfasilitasi
perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan/deteksi dini penyakit pada pekerja; dan b.
Mendorong dan memfasilitasi perusahaan untuk menyediakan sarana ruang menyusui, melaksanakan
kegiatan olahraga di tempat kerja, dan menerapkan KTR. 13. Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi untuk : a. Mendorong
instansi
pemerintah
pusat
dan
daerah
untuk
menyediakan sarana aktivitas fisik dan melaksanakan olahraga serta deteksi dini penyakit secara rutin;
dan b. Mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan sarana ruang menyusui,
menerapkan KTR, dan konsumsi sayur dan buah dalam pertemuan di dalam atau luar kantor. 14.
Menteri Komunikasi dan Informatika untuk : a. Melakukan diseminasi informasi layanan masyarakat
terkait pola hidup bersih dan sehat; dan b. Melakukan kerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) untuk pengawasan terhadap iklan/tayangan yang tidak mendukung Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat. 15. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk : a. Melakukan promosi
untuk menggerakkan partisipasi kaum perempuan dalam upaya deteksi dini faktor risiko penyakit
tidak menular (PTM); dan b. Meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat bagi keluarga, perempuan, dan anak. 16. Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
untuk :
12
a. Menjamin keamanan dan mutu pangan olahan yang beredar di masyarakat; dan b. Memperkuat
dan
memperluas
pengawasan dan
intervensi
keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). 17. Direktur Utama Badan Penyelenggaran Jaminan
Sosial Kesehatan untuk meningkatkan pelayanan promotif dan preventif untuk peserta program
Jaminan Kesehatan Nasional termasuk upaya pencegahan sekunder dan deteksi dini penyakit. 18. Para
Gubernur untuk : a. Menyusun dan menetapkan kebijakan daerahyang diperlukan untuk pelaksanaan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di wilayahnya; b. Melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan,
dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di kabupaten/kota di wilayahnya; dan c.
Melaporkan pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Menteri Dalam Negeri. 19. Para
Bupati/Walikota untuk : a. Menyediakan dan mengembangkan sarana aktivitas fisik, ruang terbuka
hijau publik, kawasan bebas kendaraan bermotor, jalur sepeda, dan jalur pejalan kaki yang
representatif dan aman; b. Melaksanakan kegiatan pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam
sayur dan buah; c. Melaksanakan kebijakan KTR; d. Melaksanakan kegiatan yang mendukung
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang didasarkan pada kebijakan daerah; dan e. Melaporkan
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat kepada Gubernur. KETIGA : Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk :
13
mengkoordinasikan
pelaksanaan
kegiatan
Gerakan
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Negara
masing-masing
Kementerian/Lembaga, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta sumber lain yang tidak
mengikat sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. KETUJUH : Dalam pelaksanaan Instruksi
Presiden ini dapat melibatkan peran masyarakat dan dunia usaha sesuai ketentuan perundang-
undangan. KEDELAPAN : Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab. H.
Peran Lintas Sektor Dalam GERMAS Peran seluruh lintas sektor diperlukan untuk mewujudkan
keberhasilan implementasi GERMAS. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kab/ Kota dapat melakukan; 14
15
A. Kesimpulan Mengingat pencegahan penyakit sangat bergantung pada perilaku individu yang
didukung oleh kualitas lingkungan, ketersedian sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk
hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus menerus seluruh komponen baik pemerintah
pusat maupun daerah, sektor nonpemerintah dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan
untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat. Gerakan tersebut dinamakan “Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat” (GERMAS). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan
suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen
bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
hidup. Dapat diketahui bahwa dari kegiatan GERMAS ini dibutuhkan keterlibatan aktif secara terus
menerus seluruh komponen yang terlibat baik sektor kesehatan pemerintah, non pemerintah dan
masyarakat untuk terus bersama-sama membudayakan PHBS dalam gaya hidup di rumah tangga
maupun di lingkungan masyarakat. B. Saran Gerakan Masyarakat Sehat merupakan langkah untuk
menuju Masyarakat hidup sejahtera, untuk itu sebagai bagian dari mayarakat terlebih sebagai salah
satu tenaga kesehatan mari kita dorong pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan GERMAS
Sehat ini secara serius dan terus menerus, karena perubahan perilaku kesehatan masyarakat tidak
semudah membalikkan telapak tangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2017. Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Departemen Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes,
RI.
2016.
GERMAS
Wujudkan
Indonesia
Sehat.