PENDAHULUAN
1
rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika
telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi
kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para
penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi
penurunan kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan
tidak mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka
hal ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung,
ginjal, otak dan mata (Wolff, 2006).
Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien hipertensi untuk
dapat mengatasi kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi
komplikasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar penderita hipertensi lansia
bertempat tinggal di pedesaan dan pendidikannya masih rendah. Pendidikan yang
rendah pada pasien hipertensi lansia tersebut mempengaruhi tingkat pengetahuan
mengenai penyakit hipertensi secara baik. Pengetahuan pasien hipertensi lansia
yang kurang ini berlanjut pada kebiasaan yang kurang baik dalam hal perawatan
hipertensi. Lansia tetap mengkonsumsi garam berlebih, kebiasaan minum kopi
merupakan contoh bagaimana kebiasaan yang salah tetap dilaksanakan.
Pengetahuan yang kurang dan kebiasaan yang masih kurang tepat pada lansia
hipertensi dapat mempengaruhi motivasi lansia dalam berobat.
Berdasarkan hasil studi awal menunjukkan bahwa ada berbagai masalah
yang menyebabkan pasien hipertensi tidak melaksanakan kontrol darah,
diantaranya adalah sebagian besar pasien hipertensi tidak merasakan adanya
keluhan, kurangnya pengetahuan pasien hipertensi tentang bahaya penyakit
hipertensi itu sendiri, aktiviitas atau kesibukan klien hipertensi sehingga sebagian
dari mereka kurang termotivasi untuk melakukan kontrol.
2
1.2 Tujuan
1. Meningkatkan motivasi atau kemampuan masyarakat dalam memberikan
informasi tentang hipertensi
2. Menurunkan jumlah angka kesakitan akibat penyakit hipertensi
3. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyakit hipertensi
1.3 Sasaran
Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah semua lansia di
Desa Tambakrejo Jombang.
3
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
Target Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah lansia
memahami penyakit hipertensi dan komplikasinya
2.2 Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah
menggalakkan program hidup sehat untuk warga lansia yang menderita hipertensi.
4
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Persiapan
Pelaksana Kegiatan
Evaluasi
Pembuatan Laporan
5
1. Persiapan
Adapaun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan yaitu :
a. Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat
atau lokasi pengabdian masyarakat
b. Melakukan identifikasi di lokasi pengabdian masyarakat yaitu di Desa
Tambakrejo Jombang.
c. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan penyuluhan dan
diskusi pada lansia di desa Tambakrejo Jombang
d. Menyiapkan tim pelaksana hipertensi
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan
persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan akan dilaksanakan
di Balai Desa Tambakrejo Jombang. Adapun rencana pelaksanaan
kegiatan yaitu sebagai berikut :
4. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan laporan awal
6
Pembuatan laporan awal disesuakan dengan hasil yang dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap lansia di Desa Tambakrejo Jombang
b. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan
laporan awal
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik.
7
BAB 4
PELAKSANA KEGIATAN
8
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
DAFTAR BAHAN PANGAN :
1. Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum,
cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
2. Sayuran: Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun
singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya.
Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda,
dan sebagainya. Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3. Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak,
mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga.
4. Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan. 5.
Unggas, ikan, putih telur.
5. Daging merah, kuning telur.
6. Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya.
7. Gula, garam.
STOP : KONSUMSI DAGING KAMBING DAN DURIAN
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan
memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang
(merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung
sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
9
Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk
menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu
menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1
sendok teh per hari. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 –
175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan.
Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan
kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang
(50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg
kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu
skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah
dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju
rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan
kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
10
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Terjadi peningkatan kemampuan kognitif pada lansia dalam hal penyakit
hipertensi
2. Sebagian lansia sudah memahami tentang bagaimana pola hidup sehat pada
pebyakit hipertensi
3. Selama pelaksanaan kegiatan mendapatkan dukungan penuh dari perangkat
desa dan para kader posyandu
5.2 Saran
1. Diharapkan keluarga lansia lebih berperan dalam memonitor pola hidup
lansia yang menderita penyakit hipertensi
2. Diharapkan keluarga memotivasi kepada para lansia yang menderita
hipertensi untuk makan makanan yang sehat dan bergizi untuh mencegah
kekambuhan penyakit hipertensi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
9. Martinez FJ, Rizza JC, Romero C. High-fructose feeding elicits insulin
resistance, hyperinsulinemia, and hypertension in normal mongrel dogs.
Hypertension. 1994;23:456-63.
13