Anda di halaman 1dari 202

DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY KANAN

UPT PUSKESMAS KASUI


JalanJati No. 139 Kampung Jaya TinggiKecamatanKasui
Kabupaten Way Kanan

KERANGKA ACUAN INOVASI KEGIATAN


LASEGAR
( LANSIA SEHAT DAN BUGAR)

A. Pendahuluan

Masalah Penyakit darah tinggi yang lebihdikenalsebagaihipertensimerupakanpenyakit


yang mendapatperhatiandarisemuakalangan masyarakat, mengingat dampak yang
ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan
penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu.Penyakithipertensimenimbulkanangkamorbiditas (kesakitan) danmortalitasnya
(kematian) yang tinggi.Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat
adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang.Berbagai penelitian
telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian)
hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis
yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 – 28,6 % penduduk yang berusiadiatas 20
tahunadalahpenderitahipertensi. Hipertensi, diperolehtanggal 28 Mei 2009) Saat ini
terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan
adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan
makanan yang tinggi kadar lemaknya. Ditinjau perbandingan antara perempuan dan laki-
laki, ternyata perempuan lebih banyak menderita hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa
Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk perempuan.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah
perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% priadan 13,7% perempuan.( Sugiri
factorrisikoterjadinyahipertensi, diperolehtanggal 28 Mei 2009)
Peranfaktorgenetikterhadaptimbulnyahipertensiterbuktidenganditemukannyakejadianbah
wahipertensilebihbanyakpadapadakembarmonozigot (satuseltelur) daripadaheterozigot
(berbedaseltelur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer
(esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama
lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar
30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan
hipertensi.Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi.Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume
plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik
(sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di
samping ada faktor lain yang berpengaruh. Hubungan antara stress dengan hipertensi
diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara
bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi
tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang
diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi
hipertensi. Obesitas atau kegemukan di mana berat badan mencapai indeks massa tubuh >
27 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan salah satu faktor
resiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi.Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas
lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas.Pada obesitas tahanan perifer
berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas
renin plasma yang rendah.Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan
terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan
tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga maka resiko timbulnya obesitas
akan bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka resiko timbulnya hipertensi
juga akan bertambah. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau
kerusakan pada pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- 4 faktor
tersebut antara lain merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi
antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur jumlah cairan
tubuh), faktorrenin- angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi
tekanan darah). Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor
sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih
berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena
itulah maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan
menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting.

B. LatarBelakang

Yaitu :

1. Apakahadahubunganantarausiadengankejadianhipertensi
2. Apakahadahubunganantarajeniskelamindengankejadianhipertensi
3. Apakahadahubunganantarakebiasaanmerokokdengankejadianhipertensi
4. Apakahadahubunganantarapolaasupangaramdengankejadianhipertensi
5. Apakahadahubunganantarariwayatkeluargahipertensidengankejadianhipertensi

C. Tujuan

1. TujuanUmum

Setelah menyelesaikan tinjauan pustaka ini, diharapkan mampu memahami,


menjelaskan, serta mengaplikasikan definisi, epidemiologi, patomekanisme berdasarkan
etiologi dan factor resiko, gejalaataugambaranklinis, pemeriksaanuntuk diagnosis
sertauntukmencari factor resiko, pemeriksaanpenunjang, terapi, komplikasi, dan
prognosis daripenyakitHipertensi.

2. TujuanKhusus

Setelahmempelajaritinjauanpustakaini, diharapkanmampu :

a. Memahamidanmenjelaskanepidemiologihipertensi
b. Memahamidanmenjelaskandefinisihipertensi
c. Memahamidanmenjelaskangejalahipertensi
d. Memahamidanmenjelaskanpenyebabhipertensi
e. Memahamidanmenjelaskanpemeriksaanpenunjanguntukhipertensi
f. MemahamidanmenjelaskanPengobatanhipertensi
g. . Memahamidanmenjelaskanpencegahanhipertensi
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

Kegiatan Lasegar (lansia sehat dan bugar) di lakukan di Puskesmas kasui dan di
Kampung wilayah kerja kerja Pkm kasui.

Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan berupa:

1. Sosialisasi Lasegar ( Lansia Sehat dan Bugar)


2. Penyuluhan
Materi wajib yang di berikan dalam penyuluhan :
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Cara mengenali tanda terjadi nya hipertensi

E.Cara Melaksanakan kegiatan

1. Persiapan
a. Puskesmas menyusun tim untuk menjadi instruktur senam dan pemeriksaan
kesehatan Lansia di Puskesmas
b. Puskesmas menyusun tim untuk senam dan pemeriksaan kesehatan Lansia di
masing-masing kampung
c. Tim Puskesmas membuat surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan ke kepala
kampung
d. Berkoordinasi dengan Kepala kampung dan kader
e. Tim menyiapkan alat untuk mengadakan senam dan pemeriksaan kesehatan
Lansia
f. Berkoordinasi dengan bidan desa setempat untuk menyiapkan tempat melakukan
senam dan pemeriksaan kesehatan

2 . Pelaksanaan

a. Sosialisasi dan Lounching inovasi LASEGARdi lakukan di Puskesmas dan


Kampung
b. Pelaksanaan kegiatan di laksanakan ditempat yang telah di sepakati di puskesmas
dan di kampung
c. Peserta kegiatan dikumpulkan dan diberikan penyuluhan hipertensi
d. Melakukan kegiatan Lasegar (lansia sehat dan bugar)yaitu Senam dan
pemeriksaan kesehatan Lansia
F.Sasaran dan target

Sasaran kegiatan yaitu seluruh wanita dan laki2 yang berumur 45 tahun ke atas.

G. Jadwal kegiatan Lasegar (Lansia sehat dan bugar)

No Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaan

1 Menyusun tim inovasi November 2017

2 Menyusun kerangka acuan kegiatan senam November 2017

3 Sosialisasi inovasi Lasegar Desember 2017

4 Lounching inovasi Lasegar januari 2018

5 Pelaksanaan kegiatan Lasegar Januari 2018Sampai dengan


Sekarang
-Pelaksanaan di Puskesmas
Kasui setiap hari Sabtu
-Pelaksanaan di Kampung2
setiap satu bulan sekali
6 Evaluasi pelaksanaan kegiatan Dilaksanakan setiap 3 bulan
sekali

H.Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan

Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatanPencatatan dan pelaporan di lakukan


ditempat kegiatan.

DITETAPKAN DI : KASUI

PADA TANGGAL : 04 JANUARI 2018

Kepala UPT Puskesmas kasui


Kecamatan kasui

dr.EmaEliyana
Nip. 19810719 201411 2 002

LASEGAR DI KAMPUNG

(LANSIA SEHAT DAN BUGAR)


LASEGAR PUSKESMAS KASUI
(LANSIA SEHAT DAN BUGAR)
INOVASI UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG

“MINJAM DUIT” ( MINUM JAMU DIRIMU SEBELUM SAKIT)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY KANAN


UPT PUSKESMAS NEGERI AGUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Semua upaya pengobatan dan perawatan yang diberikan kepada masyarakat harus dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta selalu dapat ditingkatkan dan
dikembangkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya pengobatan yang dikenal masyarakat saat ini sangat beragam jenisnya, antara lain:
pengobatan konvensional atau dikenal masyarakat sebagai pengobatan yang dilakukan
oleh tenaga medis, kemudian pengobatan non konfensional yang disebut sebagai
pengobatan komplementer-alternatif, dimana praktek medis maupun non medis
digabungkan dengan mengunakan metode keteramilan (pijat urut, patah tulang), alat
(bekam, jarum) maupun ramuan obat teradisional (jamu) dalam upaya penyembuhan
berdasarkan pengalaman secara turun – temurun.
Semua upaya kesehatan yang diberikan oleh UPT Puskesmas Negeri Agung kepada
masyarakat harus dapat mewujudkan masyarakat Negeri Agung yang sehat, mandiri, maju
dan berdaya saing di tahun 2020.

UPT Puskesmas Negeri Agung berupaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang
ada dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan standar kesehatan
yang ada, Puskesmas juga meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
terhadap kesehatan dan Puskesmas terus berusaha meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia nya sesuai dengan kompetensi sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan
yang berkualitas.

UPT Puskesmas Negeri Agung akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat yaitu dengan memberikan pelayanan dengan cepat, aman, nyaman, tepat,
inovatif dan konsisten disetiap kegiatan,khususnya program Batra.

Oleh sebab itu maka program Batra berusaha untuk mengembangkan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga yang telahada di masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan
masyarakat melalui gerakan “MINJAM DUIT” (Minum Jamu Dirimu Sebelum Sakit)
Adapun dasar hukum yang melandasi Program Battra di Puskesmas Negeri Agung adalah
a. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Pasal 1,48, 59, 60, dan 61
b. PMK No. 61 tahun 2016 tentang Empiris

B. Tujuan

Tujuan Umum:
Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Negeri Agung melalui
Pengobatan Tradisional

Tujuan Khusus :
Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan minum jamu sebelum
sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
“MINJAM DUIT “ adalah suatu gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya di
Puskesmas manapun, yaitu dimana Puskesmas Negeri Agung mencanagkan suatu
gerakan minum jamu sebelum sakit

B. Tujuan
1. Untuk memelihara kesehatan masyarakat Negeri Agung
2. Sebagai pengobatan saat sakit ataupun sebagai pendamping pengobatan medis
3. Memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah warga kecamatan Negeri
Agung dengan menanami Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
4. Melestarikan ramuan obat yang sudah ada secara turun temurun

C. Pelaksanaan
Kegiatan “MINJAM DUIT” UPT Puskesmas Negeri Agung:
N KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN SASARAN
O
1. Minum jamu di Melaksanakan kegiatan “MINJAM Masyarakat
Puskesmas DUIT”(Minum Jamu Dirimu Sebelum
Sakit) di UPT Puskesmas Negeri Agung
2. Penyuluhan pada hari senin minggu pertama dan
TOGA di minggu ketiga dengan bermitra dengan
posyandu Penjual jamu di wilayah UPT Puskesmas
Negeri Agung
3. Percontohan
TOGA di
Puskesmas

D. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan “MINJAM DUIT” (Minum Jamu Dirimu Sebelum Sakit) dilaksanakan di
UPT Puskesmas Negeri Agung setiap hari senin minggu pertama dan minggu ketiga
dengan berkerjasama dengan Mitra Batra penjual jamu Bu Hartini

E. Sasaran
Masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Negeri Agung
F. Evaluasi
Menurunkan anggka kesakitan pada penyakit system otot dan jaringan pengikat yang
pada bulan Januari 2018 menduduki peringkat ke 4 dari 10 besar penyakit dengan
jumlah kasus 124 penderita.
Dan pada bulan September 2018 penyakit system otot dan jaringan pengikat tidak lagi
masuk dalam sepuluh besar penyakit di UPT Puskesmas Negeri Agung
DOKUMENTASI

Gambar 1 Contoh tanaman obat keluarga UPT Puskesmas Negeri Agung


Gambar 2.Pengisian Kuisener “MINJAM DUIT”
Gambar3 Sosialisasi “MINJAM DUIT”
Gambar 4 Pelaksanaan “MINJAM DUIT”
DOKUMENTASI KEGIATAN INOVASI PUSKESMAS NEGERI BARU
MIDOR PAY
(Mobile Iva Test dan Observasi Payudara)

Sosialisasi dan Lounching Inovasi MIDOR PAY dan GAWI SIKAM


20 Februari 2018
INOVASI PROGRAM PUSKESMAS BLAMBANGAN UMPU
”PITA DARA (Pemeriksaan Mobile IVA Test dan
Payudara)”

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN


UPT PUSKESMAS BLAMBANGAN UMPU
KECAMATAN BLAMBANGAN UMPU
KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker

yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang.secara global terdapat 600.000 kasus

baru dan 300.000 kematian setiap tahun nya,hampir 80% terjadi di negara berkembang.fakta-

fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada

perempuan di dunia,dan menempati urutan pertama di negara berkembang.

Saat ini kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita indonesia yaitu

sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan indonesia

dalam resiko mendapat kanker leher rahim.kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi

pada area leher rahim yaitu pada bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dan

vagina.usia rata-rata pada kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun,dan didistribusi kasus

mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60-64 tahun

Tingginya angka kematian ini adalah karena penyakit ini tidak mempunyai ciri yang

khas,untuk mengurangi kejadian-kejadian ini maka dilakukan program pencegahan seperti

deteksi dini,namun hal ini masih jarang dilakukan khusunya dinegara berkembang karena

pengetahuan tentang kanker rahim dan kesadaran akan kesehatan masih kurang.mayoritas

penderita datang untuk berobat ketika keadaan kesehatannya telah kritis atau ketika

penyakitnya sudah stadium lanjut.

Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi,masalahnya vaksin untuk melindungi diri

kita dari virus HPV penyebab kanker servik itu harganya mahal,sehingga tidak terjangkau

semua lapisan masyarakat.untuk itu pemeriksaan kesehatan dengan iva test ( inspeksi visual

dengan asam asetat) perlu dilakukan secara rutin sebagai deteksi dini kanker serviks.
Maka dari itu UPT Puskesmas Blambangan Umpu membentuk TIM PITA DARA ( tim

pemeriksaan IVA Test dan Payudara) untuk mendeteksi secara dini kanker serviks dan

kanker payudara di wilayah kerja UPT puskesmas Blambangan Umpu Kabupaten waykanan

dengan cara Penyuluhan kepada masyarakay untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang kanker serviks dan melakukan pemeriksaan IVA TEST sebagai skrining sedini

mungkin dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.

B.TUJUAN
1. Tujuan umum

tercapainya sasaran program kerja upaya kesehatan masyarakat

2. Tujuan khusus

• meningkatkan pengetahuan ibu tentang kanker serviks dan melakukan deteksi

dini kanker serviks dan kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan iva

test dan pemeriksaan sadanis

• mendeteksi secara dini kanker serviks dan kanker payudara pada wanita usia

subur
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/terus menerus dan tak

terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang

jauh dari asalnya.Sel kanker bersifat ganas dan dapat menyebabkan kematian

Leher rahim (serviks) merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke

puncak liang senggama (vagina) yang hanya dapat dilihat dengan alat spekulum

Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher rahim

• Faktor Risiko Kanker Leher Rahim

Merokok,berganti pasangan seksual,sistem imun menurun,hubungan sex < 20

tahun,penyakit menular seksual,ibu dan saudara perempuan terkena kanker

leher rahim,

• Pencegahan kanker leher rahim

menghindari faktor resiko kanker leher rahim,melakukan vaksinasi hpv

sebanyak 3 (tiga) kali,melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan

apakah kitatelah terinfeksi hpv atau mengalami lesi prakanker

• Pemeriksaan iva test Pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang

(tanpa pembesaran) seluruh permukaan leher rahim dengan bantuan asam

asetat,Asam asetat merubah warna sel abnormal menjadi lebih PUTIH dan

lebih MENONJOL dibandingkan dengan permukaan sel yang

sehat,Pemeriksaan dilakukan pada wanita yg tidak dalam keadaan hamil dan

tidak sedang menstruasi


B.SASARAN dan TARGET

Sasaran IVA TEST adalahWanita usia subur di wilayah kerja UPT

puskesmasBlambangan Umpu

Target IVA TEST tahun 2018 dan tahun 2019

NO. KAMPUNG JUMLAH TARGET 2018 TARGET 2019

WUS

1 Blambangan umpu 554 89 89

2 Bumi ratu 336 54 54

3 k.umpu 389 62 62

4 Lembasung 387 62 62

5 u.kencana 389 62 62

6 Bratayuda 217 35 35

7 Sidoarjo 297 47 47

8 u.bakti 381 61 61

9 g.batin 199 32 32

10 Sriwijaya 215 34 34

11 Sri rejeki 265 42 42

12 g.riang 173 28 28

PUSKESMAS 3801 608 608


C. JADWAL PELAKSANAAN

Jadwal pelaksanaan TIM PITA DARA UPT Puskesmas Blambangan Umpu Tahun 2018

No. Tanggal Nama Kampung

1 26 Januari 2018 G.RIANG

2 13 februari 2018 SRI REJEKI

3 14 maret2018 dan 9 oktober 2018 LEMBASUNG

4 15 maret 2018 BUMI RATU

5 15 maret 2018 SIDOARJO

6 20 maret 2018 BLAMBANGAN

UMPU

7 23 maret 2018 G.BATIN

8 26 maret 2018 U.KENCANA

9 27 maret 2018 KARANG UMPU

10 28 maret 2018 dan 14 november 2018 SRIWIJAYA

11 28 maret 2018 BRATAYUDA

12 29 maret 2018 dan 10 desember 2018 U.BHAKTI


D.PELAKSANAAN KEGIATAN
Untuk melaksanakan pemeriksaan IVA TEST ,UPT Puskesmas Blambangan Umpu

membentuk TIM PITA DARA yang terdiri dari dokter umum,bidan/perawat

persiapan sebelum kegiatan :

1. membuat jadwal pelaksanaan di kampung masing-masing

2. memberikan surat pemberitahuan kepada kepala kampung bahwa TIM PITA DARA

akan turun ke kampung yang sudah di jadwalkan sebelumnya

3. berkoordinasi dengan bidan desa tersebut,kader,tim penggerak PKK,pengajian

sekolahan,untuk melakukan sosialisasi pelaksanaan kegiatan

4. menyiapkan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan pada saat pemeriksaan,dan

menyiapkan bahan untuk penyuluhan di kampung tersebut

5. selalu berkoordinasi dengan bidan desa,bila ada perubahan jadwal dan tempat

pelaksaan kegiatan tersebut

pelaksanaan kegiatan :

1. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia.

2. Menjawab kebutuhan dan kekhawatiran ibu mengenai pemeriksaan IMS, payudara dan tes IVA.

3. Meminta ibu untuk melepas pakaian dalam baik bra maupun celana, dan memakaikan sarung.

4. Pemeriksaan payudara

a. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan

SADARI.

Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan:

a) bentuk

b) ukuran

c) puting atau kulit yang berlipat

d) kulit cekung

b. Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri pada salah

satu atau kedua payudara.


c. Melihat puting payudara dan perhatikan ukuran, bentuk dan arahnya. Memeriksa apakah ada ruam

atau luka dan keluar cairan dari puting payudara.

d. Meminta ibu/klien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas kepala dan lihat kedua

payudaranya.

e. Memperhatikan apakah ada perbedaan. Meminta ibu untuk meletakkan kedua tangan di pinggang

dan memperhatikan kembali payudaranya.

f. Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara

seimbang.

g. Meminta ibu/klien berbaring di meja periksa.

h. Meletakkan bantal di bawah pundak kiri ibu/klien. Meletakkan lengan kiri ibu di atas kepalanya.

i. Melihat payudara sebelah kiri dan memeriksa apakah ada perbedaan dengan payudara sebelah

kanan. Memeriksa apakah terdapat kerutan atau lekukan pada kulit payudara.

j. Menggunakan telapak jari-jari telunjuk, tengah dan manis, mempalpasi seluruh payudara,

dimulai dari sisi atas paling luar dari payudara, menggunakan teknik spiral. Perhatikan apakah

terdapat benjolan atau rasa nyeri.

k. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah

keluar cairan bening, keruh atau berdarah dari puting.

l. Ulangi langkah-langkah tersebut di atas untuk payudara sebelah kanan. Jika perlu, ulangi

tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada di samping tubuh.

m. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi
pangkal payudara dengan menekan di sepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap

menggerakkan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah

bening (lymph nodes) atau rasa nyeri.

n. Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kanan.

5. PEMERIKSAAN ABDOMEN

a. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar.
b. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi semua area

abdomen. Mengidentifikasi adanya massa, daerah yang nyeri atau resistansi otot. Mencatat

temuan.

c. Mengidentifikasi area yang terasa nyeri (tender area). Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi

nyeri lepas (rebound tenderness).

d. Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah (lipat paha), memakai sepasang sarung tangan

periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di-DTT sebelum memeriksa lipat paha.

Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah terdapat benjolan, atau bisul

6. INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA)

a. Menginspeksi genitalia eksternal dan memeriksa lubang uretra serta Skene’s dan Bartholin’s

glands serta adanya gejala IMS (benjolan/perlukaan)

b. Memasang spekulum dan membuka cocor bebek sehingga seluruh permukaan mukosa vagina dan

leher rahim dapat terlihat dengan jelas. Jika memakai sarung tangan berlapis, masukkan tangan

tersebut ke dalam larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tangan dengan membalik bagian dalam

keluar.

• Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.

• Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

c. Memeriksa leher rahim apakah terdapat cervicitis, ectropion, tumor, Nabothian cysts atau ulcer,

duh tubuh vagina dan duh tubuh serviks.

d. . Membersihkan leher rahim dengan swab kapas yang sudah dibasahi dengan air DTT . Buang

swab.

e. Mengoleskan larutan asam asetat pada leher rahim dan menunggu selama 1 menit. Buang swab.

f. Menghilangkan sisa asam asetat dari leher rahim dan vagina menggunakan swab kapas yang

sudah dibasahi dengan air DTT. Buang swab yang telah dipakai.Melepas spekulum.

• Jika hasil tes IVA negatif, dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

• Jika hasil tes IVA positif, letakkan spekulum pada wadah yang telah di-DTT.
g. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.

Melepas sarung tangan dengan membalik bagian dalam keluar.

h. Mencuci kedua tangan sampai bersih dan dikeringkan.

i. Jika hasil tes IVA negatif, meminta ibu berpakaian.

j. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain pada catatan medis ibu.

Membahas hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama ibu dan menjawab pertanyaan.

• Jika hasil tes IVA negatif, beritahu kapan ibu harus kembali untuk menjalani tes IVA

berikutnya.

 Jika hasil tes IVA positif atau diduga kanker, diskusikan langkah selanjutnya yang dianjurkan.

k. Menyuruh ibu memakai kembali pakaian nya.

l. Setelah selesai memberikan konseling, berikan pengobatan atau rujukan.

E. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan hasil kegiatan di catat sesuai dengan format yang ada ,dan dilaporkan

hasil kegiatan tersebut dengan kepala puskesmas untuk selanjutnya dilakukan entri data oleh

oleh pengelola program .


BAB III

KESIMPULAN

Dengan melakukan iva test kita dapat :

1. meningkatkan pengetahuan ibu tentang kanker serviks dan kanker payuda

2. mendeteksi kanker secara dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker leher

rahim dan kanker payudara

3. Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker

4. Menurunkan angka kematian akibat kanker

5. Tercapainya sasaran dan target iva test di wilayak upt puskesmas Blambangan

Umpu
Foto kegiatan Iva Test
dan Sadanis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut dapat bekerja secara produktif. Gangguan jiwa
merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku (maladaptif) akibat adanya distrorsi
emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena
menurunnya semua fungsi kejiwaan (Stuart, dalam Sutejo 2017)
Mental Illnes adalah respon maladaptif terhadap stressor dari lingkungan dalam / luar ditunjukan
dengan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan kultural
serta menganggu fungsi sosial, kerja dan fisik individu ( Townsend, dalam Sutejo 2017)
Kesehatan jiwa masih menjadi satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia,
termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofernia, 4,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sesuai dengan keanekaragaman penduduk maka
jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penurunan produktifitas
manusia untuk jangka panjang (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar ( Rikesdas) 2013, prevalensi gangguan mental
emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke
atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak
1,7 per 1000 penduduk ( Depkes RI, 2013) http//www.Depkes.go.id
Dari jumlah seluruh responden dengan gangguan jiwa berat berdasarkan data Riskesdes 2013
adalah sebanyak 1.728 0rang. Prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi di Yogyakarta dan aceh
masing-masing (2,7), yang terendah Kalimantan barat (0,7) sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat dilampung (0,8)
Prevalensi gangguan mental emosional penduduk secara umum di Lampung sebesar 1,2% lebih
rendah dari angka nasional (6,0%). Gangguan mental tertinggi terdapat di Kabupaten Lampung
Selatan sebesar 10,4% dan terendah terdapat di Lampung Utara 3,1%.
Dari data laporan dinas kesehatan Way Kanan tahun 2017, tercatat 233 orang dengan
gangguan jiwa, terdiri dari 159 orang pria dan 74 0rang wanita. Pasien dengan skizoprenia dan
gangguan psikotik kronik ( 38,7% ). Gangguan depresi ( 7,8% ). Gangguan penggunaan
NAFZA ( 9,5% ). Gangguan bipolar ( 6,1% ). Retardasi Mental (30,9%). Gangguan psikotik
akut (2,5%). Gangguan mental organik ( 1,7% ), gangguan kesehatan jiwa bermula dari bayi,
anak dan remaja dan perkembangannya ( 1,7% ).
Dari laporan rekam medis puskesmas Gunung Labuhan di kabupaten Way Kanan
terdapat pasien bejumlah 12 orang 10 laki-laki dan 2 wanita. skizoprenia dan gangguan psikotik
kronik lainya (41,8%). Gangguan psikotik akut (8,4%). Gangguan depresi (16,5%). Retardasi
mental (16,5%). Gangguan bipolar (8.4%). Gangguan penggunaan NAFZA (8,4%).
Data bulan januari sampai bulan agustus 2018 pasien jiwa di Puskesmas Gunung
Labuhan berjumlah 20 orang yaitu 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan meliputi
SKizoprenia dan gangguan psikotik kronik lainnya (40%) Gangguan psikotik akut (5%)
retardasi mental (10%), epilepsi (25%, )Retardasi mental (10%), bipolar (5%), Gangguan
penggunaan NAFZA (5%). Dilihat dari data-data tersebut terjadi peningkatan jumlah pasien
odgj dari tahun 2017 ke 2018 mengalami peningkatan
Kasus pasung di puskesmas Gunung Labuhan dari tahun 2017 sampai tahun 2018
bejumlah 4 orang, Pemasungan terjadi karena bermacam alasan :
1. Masyarakat dan keluarga memiliki pemahaman yang keliru tentang Gangguan
jiwa,ODGJ dianggap sebagai orang kerasukan setan, kena teluh, atau berbahaya bagi
lingkungan
2. Keluarga malu mempunyai anggota keluarga yang mempunyai masalah gangguan jiwa
sehingga tidak dibawa berobat.
3. Tindakan yang anarkis dari ODGJ yang membahayakan baik diri sendiri maupun orang
lain sehingga keluarga terpaksa melakukan pemasungan
4. Keluarga tidak memiliki biaya untuk pengobatan anggota keluarga dengan ODGJ
5. Keluarga belum memiliki kartu jaminan kesehatan
kita juga mengetahui bahwa kasus pemasungan bertentangan dengan :
a) Undang- undang No 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa pasal 86 menyatakan
“ Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pemasungan, penelantaran, kekerasan
dan atau menyuruh orang lain melakukan pemasungan, penelantaran dan atau kekerasan
terhadap ODMK dan ODGJ di pidana menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku
b) Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang hak azasi manusia , pasal 42 menyatakan
“ bahwa setiap warga Negara yang berusia lanjut, cacat fisik atau cacat mental berhak
mendapakan perawatan , pendidikan pelatihan dan bantuan khusus atas biaya negara
ubtuk menjamin kehidupan yang layak sesuaidengan martabat kemanusiannya,
meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dan untuk mengatasi masalah pemasungan tersebut dikeluarkannya keputusan


menteri Dalam Negeri Nomor PEM.29/6/15 tanggal 11 November 1977 yang ditujukan
keseluruh Gubernur yang berisi pelarangan melakukan pemasungan terhadap ODGJ. Di
puskesmas Gunung Labuhan masih ditemukan Kasus pasung dari tahun 2017 sampai
agustus 2018 berjumlah 4 orang. Untuk mengatasi masalah tersebut Tim kesehatan JIwa
Puskesmas Gunung Labuhan turun ke lapangan melalui kunjungan rumah ke tempat pasien
ODGJ. Dari hasil pemeriksaan dan wawancara dengan keluarga pasien ODGJ ada beberapa
hal yang dibutuhkan dan diharapkan oleh keluarga ODGJ antara lain :
1. Adanya kunjungan rutin oleh petugas kesehatan
2. Ketersedian obat khusus orang ODGJ
3. Pengobatan gratis untuk ODGJ
4. Dilakukan pemantauan dan motivasi pada ODGJ dan keluarganya.
Berdasarkan harapan dan kebutuhan masyarakat dan keluarga diatas terbentuklah
inovasi kerja “ Gula Manis Bebas Pasung “
Dalam penyelengaraannya pelayanan ini dilakukan pada tahun 2018

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang atau masalah diatas maka masalah diatas
sangat penting untuk diatasi dan ditindaklanjuti

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat kecamatan
Gunung Labuhan
2. Tujuan Khusus
a. Mendukung pencapain Indonesia bebas pasung
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan tentang
kesehatan jiwa
c. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri
d. Memberikan pengobatan atau merujuk pasien ke RS Jiwa

D. SASARAN
Masyarakat dan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan ODMK dan ODGJ
dan pasien dengan gangguan jiwa itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. INOVASI BEBAS PASUNG


Penangan ODGJ meliputi dua jenis yaitu : Pelayan kuratif dan pelayanan rehabilitatif.
1. Pelayanan kuratif merupakan upaya menstabilkan kondisi kejiwaan pasien mulai dari
mendiagnosa, pengurangan/pemulihan serta pengendalian dalam pelayanan kuratif ini
sangat penting peran dari keluarga dan masyarakat , kepala desa desa/lingkungan,
kader kesehatan, dokter speialis dalam mendukung keberhasilan stabilisasi ODGJ.
Selain itu dukungan fasilitas kesehatan meliputi puskesmas dan jejaring, klinik
pratama, dan praktek dokter dengan kompetensi pelayanan kesehatan jiwa, rumah
sakit umum, rumah sakit jiwa dan perawatan.
“ Inovasi Gula manis Bebas Pasung “ Pada pelayanan kuratif ODGJ ini sebagai
berikut :
a) Mendorong partisipasi masyarakat untuk melaporkan ODGJ terutama yang
dipasung dan menyerahkan ke fasilitas kesehatan jiwa untuk dilakukan dan
pemulihan atau stabil kejiwaan
b) Selain partisipasi masyarakat “ Sistem Jemput Bola “ dari tim kesehatan
puskesmas,perangkat desa,. Hal ini dapat dilakukan pemantaun kepada ODGJ
c) Melakukan Inventigasi dilakukan tim kesehatan puskesmas dan aparat desa untuk
membebaskan dan memutuskan langkah rehabilitatif berikutnya.
d) Melakukan pemantauan ODGJ dengan kondisi parah yang membahayakan diri
sendiri / orang lain mendapatkan rujukan untuk perawatan selanjutnya di RS jiwa.
e) Pada ODGJ dengan kondisi ringan yang tidak membahayakan diri sendiri/orang
lain dapat dilakukan pengobatan dirumah. Pengobatan dirumah pada umumnya
keluarga pasien mendatangi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit /puskesmas
untuk pemeriksaan secara rutin dan pengambilan obat. Namun pola ini sering kali
kurang efektif untuk keluarga miskin karena mereka terkendala biaya tranfortasi
ke pelayanan kesehatan. Oleh karena itu tim kesehatan dapat memberikan
pelayanan antar obat ke pasien.
2. Rehabilitatif ODGJ sangat penting untuk mencegah atau mengendalikan disabilitas,
memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi okupasial, dan mmempersiapkan
dengan memeberikan kemampuan ODGJ agar mandiri dimasyarakat. Kegiatan “ Gula
Manis Bebas Pasung “ antara lain sebagai berikut:
a) ODGJ yang telah “sembuh/ stabil “ perlu dijaga supaya tidak “ kambuh “ kembali
oleh karena itu , ODGJ yang telah tetap mendapatkan ruang konsultasi kejiwaan
serta pengembangan keperibadian. Konsultasi ini tentunya tidak hanya untuk
ODGJ saja tetapi untuk keluarga dan lingkungannya.
b) ODGJ salah satunya disebabkan karena faktor “ menganggur “ dan tidak
mempunyai kesibukan, oleh karena itu, pemberian keterampilan kepada ODGJ
yang telah stabil menjadi sangat penting , sehingga mereka dapat mandiri dalam
bermasyarakat.
c) Evaluasi ODGJ secara berkala

B. Deteksi dini dan dan penatalaksanaan Gangguan jiwa


1. Pengertian deteksi dini/skrining gangguan jiwa
Merupakan tahap awal dari rangkaian proses penatalaksanaan penyakit, termasuk
gangguan jiwa. Ini adalah langkah sebelum dilakukannya proses diagnosis, yang
membawa seorang petugas medis untuk memutuskan melanjutkan ketahap berikutnya
yaitu proses diagnosis.
Dalam pendekatan kesehatan masyarakat menggunakan prinsip pencegahan. Deteksi
dini, pengobatan segera merupakan prinsip pencegahan sekunder . prinsip ini
menjamin terlaksanaan penatalaksananya pengobatan atau penatalaksaan penyakit
sedini mungkin sehingga mencegah konsekuensi yang lebih buruk, seperti
bertambahnya penyakit, terjadinya penyulit dan kecacatan
2. Cara /metode
a) Seyogyanya setiap pasien yang datang didekati dengan prinsip holistik,
b) Memperhitungkan kemungkinan terjadinya semua penyakit.
c) Melakukan pemeriksaan status penyakit dalam, neurologik dan psikiatrik
3. Melakukan penapisan dan pemeriksaan pada beberapa kelompok pasien yang berisiko
tinggi yaitu :
a) Pasien dengan penyakit fisik kronis ( infeksi dan non infeksi)
b) Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada hubugannya dengan masalah
kejiwaan ( keluhan fisik timbul/ memperberat jika ada masalah fisikis)
c) Keluhan fisik beraneka ragam/ berganti-ganti, gangguan fisik/kelainan organik(-)
d) Pasien yang mengalami pengalaman hidup yang extreme ( trauma fsikologis. Sres
yang berat, kehilangan)
e) Pasien dengan disabilitas
4. Jadwal Skrining
Dilakukan sesuai jadwal seminggu 2x yaitu:
a) Hari selasa jam 08,00 WIB sampai jam 12.00 WIB
b) Hari Kamis jam 08.00 WIB sampai jam 12.00 WIB
5. Tempat
Di ruang konseling Puskesmas Gunung Labuhan
6. Pelaksana
a) Dr jaga
b) Perawat jaga
BAB III
KESIMPULAN
PENUTUP

Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut dapat bekerja secara produktif. Gangguan jiwa merupakan manifestasi
dari bentuk penyimpangan perilaku (maladaptif) akibat adanya distrorsi emosi sehingga ditemukan
ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Stuart,
dalam Sutejo 2017)

Orang dengan Gangguan Jiwa dan Orang dengan Masalah Kesehatan perlu mendapatkan penanganan
yang tepat dan terkontrol dari petugas kesehatan. Pemasungan terjadi karena berbagai kondisi seperti ,
ketidak tahuan masyarakat dan keluarga tentang penanganan /cara mengobati anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, faktor ekonomi juga berperan penting keluarga tidak mampu membawa
anggota keluarga yang mengalami gagguan jiwa untuk berobat ke fasilitas kesehatan. Tindakan
pemasungan bertentangan dengan dengan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa pasal 86

B. SARAN
Penulis mmenyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dalam pembuatan proposal ini kami tidak luput
dari kesalahan dan semoga dengan selesainya proposal ini dapat bermmanfaat bagi pembaca dan temen-
teman,. Amiin
KERANGKA ACUAN PRORAM ACUAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

A. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014, kesehatan jiwa
adalah Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik,
mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan dan/ kualitas hidup sehingga memiliki resiko
mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau
perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan
marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang
sebenarnya sangat dibutuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang bermutu
rendah. Marginalisasi dan diskriminalisasi dapat meningkatkan resiko kekerasaan pada hak-hak
individu, hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat menteri dalam
negeri No ; PEM 29/6/15 Tanggal 11 Nopember 1977. Surat ini ditujukan kepada Gubernur
seluruh Indonesia yang meminta kepada Masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan
terhadap penderita gangguan jiwa dan menunbuhkan kesadaran masyarakat untuk
menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa.

B. LATAR BELAKANG
Gangguan kesehatan jiwa adalah penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarga
baik mental juga materi, pengrtian, pengetahuan dan stigma, masyarakat terhadap penderita
jiwa dianggap hina dan memalukan. Pemahaman yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di
berbagai kalangan, didukung agama, oleh faktor kemiskinan keluarga. Dengan masalah tersebut
diatas terketuk untuk melaksanakan program kesehatan jiwa.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia sebagai bagian dari derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Gunung Labuhan
b. Meningkatkan penetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
jiwa
c. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa terdeteksi dan tertanggulanginya
masalah kesehatan jiwa secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa
b. Terlaksananya tata laksana program Kesehatan Jiwa sesuai standar
c. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan lakukan hidup sehat jiwa.

D. KEGIATAN-KEGIATAN
Program kesehatan jiwa seperti :
1. Kunjungan rumah pasien gangguan jiwa
2. Pemantaun dan kontrol status pengobatan pasien gangguan jiwa

E. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


1. Melaksanakan pemeriksaan secara rutin terhadap penderita gangguan jiwa
2. Melaksanakan kunjungan rumah penjaringan jiwa
3. Melakukan penyuluhan kesehatan jiwa
4. Melaksanakan rujukan kasus yang tidak bisa ditangani
5. Pelaporan kasus kesehatan jiwa
6. Melakukan evaluasi proram kesehatan jiwa
7. Membuat rencana tindak lanjut

F. SASARAN
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan kependerita gangguan jiwa
2. Memberikan penyuluhan kepada pengunjung
Sop pada Pasien Jiwa Dengan
Defisit Keperawatan Diri
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
1. Pengertian Gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (
kebersihan diri, berhias, maka, toilet training )( Herdman 2012 ).
2. Tujuan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
c. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
d. Pasien mampu melakukan makan dan minun dengan cara
yang baik
e. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

3. Kebijakan Kebijakan kepal puskesmas Gunung Labuhan Nomor......./PKM-GL/


Kep/...... tentang jenis2 pelayanan kesehatan

4. Referensi Modul pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksaan Gangguan Jiwa


bagi Tenaga Puskesmas

5. Alat dan bahan


a. Alat tulis
b. List Pasien

6. Langkah-langkah
a. Membina hubungan saling percaya
b. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri,
perawat dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi ;
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri
c. Melatih pasien berdandan/berhias
1. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
1.1 Berpakaian
1.2 Menyisir rambut
1.3 Bercukur
2. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1.1 Berpakaian
1.2 Menyisir rambut
1.3 Bercukur
d. Melatih pasien makan dan minum secara mandiri

Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat


melakukan tahapan sebagai berikut:

1.1. Menjelaskan kebutuhan ( kebutuhan makan perhari


dewas 2000-2200 kalori( untuk perempuan ) an
untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori.
1.2. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
1.3. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan
minum setelah makan dan minum
1.4. Mempraktekan makan sesuai dengan tahapan
makan yang baik
e. Mengajarkan pasien melakukan BAB dan BAK secara
mandiri
Perawat dapat melatihnya sebagai berikut :
1.1. Mwnjelaskan tempat BAB dan BAK yang sesuai
1.2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB
dan BAK
1.3. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan
BAK

7 7. 7Bagan alir

8 8.8 Hal-hal yang p -

perlu diperhatikan
9.9 Unit terkait
1) Administrasi
2) IGD
3) BP Umum

10 10. Dokumen 1) Register


Terkait 2) Rekam Medik

111.11
Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
Sop pada Pasie Jiwa Dengan
Isolasi Sosial
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
7. Pengertian Keadaan dimana seorang individu mengalamai penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya.
8. Tujuan
f. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
g. Pasien menyadari Isolasi sosial yang dialaminya
h. Pasien mampu berinteraksi secara bertahap dengan
anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya.
i. Pasien mampu berkomunikasi saat melakukan kegiatan
rumah tangga dan kegiatan sosial

9. Kebijakan
1. Kebijakan Kepala Puskesmas Gunung Labuhan
Nomor......../PKM-M/ Kep/......tentang jenis-jenis pelayana

2. Referensi Modul pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksaan Gangguan Jiwa


bagi Tenaga Puskesmas

3. Alat dan bahan


c. Alat tulis
d. List Pasien
e. Buku

4. Langkah-langkah
f. Membina hubungan saling percaya
g. Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
5. Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan
berinteraksi dengan orang lain
6. Tanyak apa yang menyebabkan pasien tidak ingin
berinteraksi dengan orang lain
7. Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak
teman an bergaul akrab dengan mereka
8. Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengiring diri
dan tidak bergaul dengan orang lain
9. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan
fisik pasien
h. Melatih pasien berintraksi dengan orang lain secara
bertahap
3. Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang
lain
4. Beerikan contoh berbicara dengan orang lain
5. Beri kesempatan pasien mempraktekan cara
berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
dihadapan perawat
6. Bantu pasien berinteraksi dengan satu orang
teman/anggota keluarga
7. Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan
jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan
seterusnya.
8. Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
9. Latih pasien pasien bercakap-cakap dengan anggota
keluarga saat melakukan kegiatan harian dan kegiatan
rumah tangga
10. Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian sosial misalnya belanja ke warung, ke pasar, ke
kantor pos, ke bank lain-lain
11. Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya

i. Bagan alir

j. Hal-hal yang perlu -

diperhatikan
k. Unit terkait
4) Administrasi
5) IGD
6) BP Umum

l. DokumenTerkait
3) Register
4) Rekam Medik

m. Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
SOP pada Pasien Jiwa dengan
Halusinasi
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
10. Pengertian Persepsi atau tanggapan dari panca indra tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal ( Laraia, 2009)
11. Tujuan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenal Halusinasi
c. Mengontrol Halusinasi

12. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam membuat Surat Keterangan
Dokter dan memberikan penomoran dengan benar.
Pelaksanaan pembuatan surat keterangan dokter harus mengikuti
langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.

13. Referensi Modul Pelatihan bagi perawat tentang Pelatihan Deteksi Dini Dan
Penatalaksanaan Gangguan Jiwa bagi Tenaga puskesmas

14. Alatdanbahan Blangko surat

15. Langkah-langkah
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien menyadari halusinasii yang dialami
1) Tanyakan pada pasien tetntang halusinasi yang
dialaminya: tanpa mendukung dan menyangkal
halusinasinya
2) Identifikasi isi halusinasi, frekuensi munculnya
halusinasi yang dialami, waktu terjadinya halusinasi,
situasi munculnya halusinasi, perasaan, respons dan
upaya yang telah dilakukan pasien untuk
menghilangkan atau mengontrol halusinasi
c. Melatih pasien mengontrol halusinasi
1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melawan
halusinasi (menghardik), mengalaihkan (bercakap-
cakap dengan orang lain dan melakukan kegiatan
secara terjadual dirumah seperti merapikan tempat
tidur, menyapu lantai, atau mencuci baju dan lain-lain
2) Beri contoh cara melawan halusinasi dengan cara
menghardik, cara mengalihkan halusinasi dengan cara
meminta bantuan pada orang lain untuk bercakap-cakap
saat halusinasi dengan cara meminta bantuan pada
orang lain untuk bercakap-cakap saat halusinasi dan
menyusun jadual kegiatan sehari-hari dirumah
3) Diskusikan enam benar minum obat
4) Berikan pasien kesempatan pasien mempraktekan cara
melawan halusinasi, dengan cara menghardik,
mengalihkan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain dan menyusun jadual kegiatan haian
dirumah
d. Memberi pujian setiap kemajuan pasien
e. Mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
melakukan tindakan keperawatan untuk mengontrol
halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan
keberhasilan atau kegagalannya. Beri doronga terus
menerusbagar psien tetap semangat meningkatkan
latihannya

16. Baganalir -

17. Hal-hal yang perlu -

diperhatikan
18. Unit terkait
7) Administrasi
8) IGD
9) BP Umum

19. DokumenTerkait
5) Register
6) Rekam Medik

20. Rekaman Tanggal


No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
Sop pada Pasie Jiwa Dengan
Resiko Perilaku Kekerasan
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
21. Pengertian Hasil dari marah yang ekstrem ( kemarahan ) atau ketakutan(panik)
sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman
serangan fisik,ataupun konsep diri, Perasaan terancam ini dapat
berasal dari stressor eksternal ( penyerangan fisik, kehilangan
orang yang berarti atau kritikan dari orang lain) dan internal(
perasaan gagal ditempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih
saying dan ketakutan penyakit fisik )( Stuar dan laraia,2005).
22. Tujuan
j. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
k. Pasien menjelaskan penyebab marah
l. Pasien mampu menjelaskan perasan saat terjadunya
marah/perilaku kekerasan.
m. Pasien mampu menjelaskan perilal\ku yang dilakukan saat
marah
n. Pasien mampu menyebutkan cara mengontrol rasa
marah/perilaku kekerasan
o. Pasien mampu melakukan kegiatan fisik dalam menyalurkan
kemarahan
p. Pasien mampu minum obat secara teratur
q. Pasien mampu berbicara dengan cara yang benar/baik
r. Pasien mampu melakukan kegiatan ibadah untuk
mengendalikan rasa marah

23. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas untuk dapat melaksanakan SOP
dengan baik dan benar.

24. Referensi Modul pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksaan Gangguan Jiwa
bagi Tenaga Puskesmas

25. Alat dan bahan


f. Alat tulis
g. List Pasien
h. Buku
26. Langkah-langkah
n. Membina hubungan saling percaya
10. Memperkenalkan diri : nama, nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan yang disukai pasien
11. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan
pasien
12. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
13. Membuat kontrak asuhan : apa yang perawata akan
lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan
dan tempat pertemuan
14. Tunjukan sikap empati
o. Diskusikan bersam pasien enyebab rasa marah yan
menyebabkan perilaku kekerasaan saat ini maupun yang
lalu
p. Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadiperilaku
kekerasaan
1) Diskusikan tanda dan gajala perilaku kekerasan secara
fisik
2) Diskusikan tandan gejala perilaku kekerasan secara
psikologis
3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
sosial
4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara
spiritual
5) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasaan secara
intelektual
q. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasaan yang biasa
dilakukan saat marah secara :
1) Verbal
2) Terhadap orang lain
3) Terhadap diri sendiri
4) Terhadap lingkungan
r. Diskusikan dengan pasien akibat perilakunya
s. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasaan secara :
1) Fisik :Tarik napas dalan ,pukul kasur dan bantal
2) Patuh minum obat
3) Sodial/verbal (bicara yang baik) meminta, menolak dan
mengungkapkan perasaan
4) Spiritual : Sholat dan berdo’a sesuai dengan keyakinan
pasien
t. Bagan alir

u. Hal-hal yang perlu -

diperhatikan
v. Unit terkait
10) Administrasi
11) IGD
12) BP Umum

w. DokumenTerkait
7) Register
8) Rekam Medik

x. Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
Sop pada Pasien Jiwa Dengan
Harga Diri Rendah
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
27.Pengertian Penilaian atau perasaan negative tentang diri atau kemampuan diri
yang telah berlangsung lama.
28.Tujuan
s. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
t. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
u. Pasien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
v. Pasien mampu menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
w. Pasien mampu merencanakan kegiatan yang telah dilatih

29.Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melaksanakan SOP pada


pasien Harga Diri Rendah.

30.Referensi Modul pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksaan Gangguan Jiwa


bagi Tenaga Puskesmas

31.Alat dan bahan


i. Alat tulis
j. List Pasien

32.Langkah-langkah
y. Membina hubungan saling percaya
z. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:
1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan spek
positifpasien (buat daftar kegiatan)
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan
penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan
pasien
aa. Bantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan
Tindakan keperawatan yang dapat digunakan :
1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini ( buat daftar kegiatan)
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
bb. Bantu pasien dapat memilih/ menetapkan kegiatan
berdasarkan daftar kegiatan yang dapat dilakukan
Tindakan keperawatab yang dapat dilakukan
1) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan
2) Bantu pasien memberikan alas an terhadap pilihan yang
ia tetapkan
cc. Latih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
1) Latih kegiatan yang dipilih ( alat dan cara melakukan)
2) Bantu pasien memasukan pada jadual kegiatan untuk
latihan dua kali perhari
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap
kemajuan yang diperlihatkan pasien
dd. Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampauannya dan menyusun rencana kegiatan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan
1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatih
2) Beri pujian atas aktifitas / kegiatan yang dapat dilakukan
s\asien setiap hari
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktifitas
4) Susun daftar aktifitas yang sudah dilatih bersama
pasien
5) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas
yang dilakukan

12 7. 7Bagan alir

8 8.13
Hal-hal yang p -

perlu diperhatikan
9.14Unit terkait
13) Administrasi
14) IGD
15) BP Umum

15 11. Dokumen 9) Register


Terkait 10) Rekam Medik
111.16
Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY KANAN
UPT. PUSKESMAS NEGERI BARU
Jalan Lintas Sumatera Kampung Negeri Baru Kecamatan Blambangan Umpu
Kabupaten Way Kanan 34764
Email : puskesmasnegeribaru@gmail.com

KERANGKA ACUAN INOVASI KEGIATAN


“MIDOR PAY”
(Mobile Iva Test dan Observasi Payudara)

A. Pendahuluan
Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan oleh Yayasan
Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan didunia
setiap tahun didiagnosa terkena kanker serviks dan 80% berada di Negara Berkembang
termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1
orang perempuan karena kanker serviks.
Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 4045 kasus baru, 20-25 orang meninggal,
berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks.
Artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap
bulannya. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker
termasuk kanker serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah
lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh sehingga
biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi. Disisi lain kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk factor-faktor risiko dan upaya
pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 % faktor risiko terkena kanker berhubungan
dengan perilaku dan lingkungan. Karena itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh
dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker
terutama kanker serviks.
Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan
primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan
immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut
melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam
acetat). Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap
smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan “screening” yang
efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks
adalah 85 %.
Oleh sebab itu UPT. Puskesmas Negeri Baru Kecamatan Blambangan Umpu
Kabupaten Way Kanan, mencoba membuat sebuah terobosan untuk mendeteksi secara dini
Kanker Serviks dan Kanker Payudara dengan sebuah inovasi “MIDOR PAY” (Mobile Iva
Test dan Observasi Payudara).
B. Latar Belakang
Pergeseran Penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan fragmatis
issu Kesehatan dalam dasawarsa ini, Kanker merupakan penyakit PTM yang mematikan dan
paling banyak menyebebkan kematian setelah diabetes mellitus. Adapun latar belakang
inovasi Midor Pay di luncurkan adalah :
1. Rencana Startegis Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, yaitu
masih rendahnya Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun (Th. 2017
sekitar 27%)
2. Kanker Payudara dan Kanker serviks menduduki urutan pertama penyebab kematian
yang disebabkan oleh keganasan.
3. Masih Kurangnya pengetahuan masyarakat bagaimana mendeteksi secara dini tentang
penyakit kanker serviks dan kanker Payudara.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM).
b. Mendukung kegiatan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) yang digalakan di
Puskesmas Negeri Baru.
c. Mempermudah masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan terutama
Pencegahan Penyakit Tidak Menular.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Pengetahuan masyarakat tentang Kanker Servisk dan Kanker
Payudara.
b. Mendeteksi secara dini kanker serviks dan kanker payudara bagi Wanita Usia
Subur (WUS) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Negeri Baru.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan Midor Pay dilakukan oleh Tim Puskesmas dengan cara berkunjung ke Dusun-
dusun yang ada di Kampung Wilayah Kerja Puskesmas Negeri Baru, Tim tersebut
beranggotakan : Dokter Umum, Bidan/Perawat, Tenaga Promkes, yang telah memiliki
kemampuan dalam memeriksa IVA test dan Pemeriksaan Payudara Klinis, juga dibantu oleh
beberapa kader posyandu.
Adapun Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan berupa :
1. Sosialisasi Inovasi Midor Pay
2. Penyuluhan
Materi wajib yang diberikan dalam penyuluhan :
1. Pengertian Kanker Serviks dan Kanker Payudara
2. Penyebab dan predisposisi kanker serviks dan payudara
3. Cara mengenali Tanda-tanda Kanker Serviks dan Kanker Payudara
4. Pengertian IVA test, Pap Smear dan Palpasi Payudara
5. Penatalaksanaan apabila IVA Test dinyatakan positif
3. Pemeriksaan IVA Test
4. Pemeriksaan Palpasi Payudara Secara Klinis (Sadanis)
5. Sistem Rujukan Internal dan Eksternal

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Persiapan
a. Puskesmas Menyusun Tim Sosialisasi dan Lounching Program Midor Pay.
b. Puskesmas Menyusun Tim, dan Jadwal Pelaksanaan Midor Pay di Masing-masing
Kampung.
c. Tim Midor Pay membuat surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan ke Kepala
Kampung ditembuskan kekecamatan.
d. Berkoordinas ke Kader Kesehatan dan Lintas Sektor Lain seperti Tim Penggerak
PKK, Jamaah Pengajian, Sekolah-sekolah, ataupun Pondok Pesantren terkait
Sosialisasi pelaksanaan kegiatan.
e. Tim berkoordinasi ulang ke Aparat Kampung mengenai lokasi kegiatan Midor Pay
yang akan dilaksanakan.
f. Tim Menyiapkan alat-alat Kesehatan dan bahan untuk pemeriksaan, media promosi
atau bahan penyuluhan.
g. Berkoordinasi dengan bidan desa setempat untuk menyiapkan tempat pemeriksaan
kegiatan.

2. Pelaksanaan
a. Sosialisasi dan Lounching Inovasi Midor Pay dilakukan di Loka Karya Mini Lintas
Sektor (Lokmin Tribulanan I).
b. Pelaksanaan Kegiatan Midor Pay dilaksanakan ditempat yang telah disepakati oleh
apparat kampung seperti balai kampung, gedung posyandu, atau rumah warga.
c. Peserta kegiatan dikumpulkan dan diberikan penyuluhan Kanker serviks, Kanker
Payudara, Iva Test dan Sadanis.
d. Peserta diminta mendaftarkan diri kemeja pendaftaran dan dipanggil dengan nomor
urut pendaftaran.
e. Pembuatan kartu status;
f. Pemanggilan klien dan suaminya (bila ada);
g. Pemberian konseling dan informed consent (meminta kesediaan Klien dan suaminya
untuk dilakukan tindakan);
h. Pemeriksaan payudara dengan cara SADANIS oleh bidan dengan dikonfirmasi oleh
dokter umum terlatih Puskesmas bila ditemukan benjolan;
i. Pelaksanaan IVA oleh dokter umum terlatih dan bidan terlatih;
j. penjelasan rencana tindak lanjut/follow-up baik pada kasus positif maupun negatif;
k. pencatatan dan pelaporan pada form yang telah tersedia; dan pencatatan melalui
surveilans PPTM berbasis IT.

F. Sasaran dan Target


Sasaran Kegiatan Midor Pay yaitu Seluruh WUS yang sudah menikah dana tau sudah
pernah melakukan hubungan intim, dengan rentang Usia 14 s.d. 45 tahun, yang berada di
seluruh kampung wilayah kerja Puskesmas Negeri Baru. Yaitu :

No Nama Kampung Jumlah WUS Target 2018 Target 2019

1 Negeri Baru 1508 227 227


2 Negeri Batin 1190 178 178
3 Gistang 908 136 136
4 Rambang Jaya 176 26 26
5 Panca Negeri 625 94 94
6 Negeri Bumi Putra 551 83 83
7 Gunung Sangkaran 844 127 127
8 Ojo Lali 286 43 43
Total 6088 914 914

G. Jadual Kegiatan
No Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaan
1. Menyusun Tim Inovasi Puskesmas Midor Pay Desember 2017
2. Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan Midor Pay Desember 2017
3. Sosialisasi Inovasi Midor Pay Januari 2018
4. Lounching Inovasi Midor Pay Februari 2018
5. Pelaksanaan Kegiatan Midor Pay Februari s.d. Desember 2018
6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Maret, Juni, September,
Desember 2018

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan dan setiap per triwulan mencakup
efektivitas, efisiensi kegiatan Midor Pay, dan evaluasi dari Tahap Persiapan sampai dengan
Pelaksanaan Kegiatan Midor Pay.
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatanan dan pelaporan Inovasi Midor Pay dilakukan ditempat kegiatan dengan format
yang telah disediakan oleh pengelola PTM Puskesmas, untuk selanjutnya dientry kedalam
aplikasi PTM oleh operator PTM Puskesmas

J. Pembiyaan Inovasi Midor Pay


Biaya Pelaksanaan kegiatan Midor Pay dibebankan pada Dana Bantuak Operasional
Kesehatan (BOK) Puskesmas dan Dana Kas Puskesmas Negeri Baru.

DITETAPKAN DI : NEGERI BARU


PADA TANGGAL : 03 JANUARI 2018
Kepala UPT. Puskesmas Negeri Baru
Kecamatan Blambangan Umpu,

CHAERUL ANWAR, S.KM., M.KM.


NIP. 19800522 200312 1 004
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
NOMOR CODE : P 1807031201
Jalan Abdul Muis No. 01 Gunung Sari Kecamatan Rebang Tangkas
e-mail: Rebangtangkaspkm@gmail.com Telp. 082179876475

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


WARUNG KADARZI
( KELUARGA SADAR GIZI )

A. Pendahuluan
Permasalahan dari masyarakat dalam pelaksanaan upaya Puskesmas dapat berguna untuk
evaluasi keberhasilan upaya maupun pengembangan upaya Puskesmas sesuai perubahan
kebutuhan dan harapan sasaran.
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan
produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.
Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan
masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik
membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular
terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.
Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Hasil
penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai berikut. Pertama, masih banyak
penduduk yang tidak cukup mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan Riskesdas
2013, 93,5% penduduk usia di atas 10 tahun mengonsumsi sayuran dan buah-buahan masih
di bawah anjuran. Kedua, kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang perhari masih
rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan kacang-
kacangan. Ketiga, konsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi, garam tinggi dan
lemak tinggi, baik pada masyarakat perkotaan maupun perdesaan, masih cukup tinggi.
Keempat, asupan air pada remaja masih rendah. Kelima, cakupan pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif (ASI Eksklusif) pada bayi 0-6 bulan masih rendah (61,5%).
Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi
13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek
(stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut
18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja berdasarkan
Riskesdas 2010 sebesar 28,5%.
Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai
anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap
perkembangan kognitif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan
ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada masa ini juga
dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes.
Pencegahan timbulnya masalah gizi tersebut, memerlukan kegiatan sosialisasi pedoman
Gizi Seimbang yang harus mempertahankan Prinsip 4 Pilar yaitu anekaragam pangan,
perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk
mempertahankan berat badan normal
Perubahan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan sosialisasi, pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan kepada masyarakat serta kegiatan konseling, dan praktik Gizi
Seimbang. Keberhasilan kegiatan tersebut sangat ditentukan oleh peran Pemerintah baik
tingkat Pusat maupun Daerah dan peran serta Masyarakat secara aktif. Keberhasilan juga
dipengaruhi oleh faktor tenaga, sarana, sumber daya, metode, media dan berkelanjutan.
Agar kegiatan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, konseling, dan praktik
Gizi Seimbang dapat dilaksanakan dengan optimal perlu adanya kejelasan tugas dan
tanggung jawab petugas dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu perlu ditekankan
pentingnya peran aktif pemangku kepentingan kesehatan yang lain dalam melaksanakan
kegiatan untuk merubah sikap dan praktik kesehatan dan gizi masyarakat, termasuk peran
instansi lain seperti Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, BKKBN, Pertanian, Dalam Negeri,
Perindustrian, Perdagangan, Kelautan dan Perikanan, Sektor Swasta dan Masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dan dengan Adannya temuan balita BGM sebanyak 13 orang,
balita kurus sebanyak 42 orang, Ibu hamil KEK 22 orang dan ibu hamil anemia 44 orang di
masyarakat wilayah kerja UPT Puskesmas Rebang Tangkas, program UKM UPT Puskesmas
Rebang Tangkas membuat kegiatan inovasi “WARUNG KELUARGA SADAR GIZI”
(Warung KaDarZi) yaitu suatu kegiatan dimana UPT Puskesmas Rebang Tangkas
mengenalkan menu gizi seimbang dan memfasilitasi masyarakat terutama bagi pasien yang
datang ke UPT Puskesmas Rebang Tangkas agar mudah mendapatkan pemahaman tentang
bahan – bahan gizi seimbang untuk dikonsumsi sehari-hari. Serta memahami pentingnya
upaya perbaikan Gizi keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
A. Pasien yang datang mudah mendapatkan bahan gizi seimbang untuk di olah menjadi
menu masakan yang bergizi seimbang.
B. Meningkatkan kesadaran kepada pasien tentang pentingnya upaya perbaikan gizi
keluarga
C. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang Keluarga Sadar Gizi.
2. Tujuan Khusus
Menurunkan angka kejadian bumil KEK, Bumil Anemia, Balita BGM dan balita
Kurus.
C. Uraian Bahan Gizi Seimbang
1. Bahan Makanan Yang Mengandung Protein
A. Protein Hewani
Berupa Ikan, telur, daging, udang, cumi dan sejenisnya
B. Protein Nabati
Kedelai dan kacang – kacangan
2. Bahan Makanan Yang mengandung vitamin dan Mineral
A. Vitamin
Semua jenis sayur dan Buah buahan
B. Mineral
Air Putih
C. Bahan Makanan Yang Mengandung Karbohidrat
Beras, jagung, Sagu, kentang Ubi dan sejenisnya
D. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Penyuluhan
Petugas Gizi melakukan penyuluhan gizi terhadap pengujung Puskesmas, masyarakat
sekitar Puskesmas dan staf Puskesmas hadir tentang Gizi seimbang
2. Pengenalan
Petugas Gizi melakukan pengenalan langsung jenis makanan menu gizi seimbang
sekaligus kandungan yang terdapat didalamnya yang telah disediakan oleh tukang sayur
langganan yang telah bekerjasama dengan Puskesmas Rebang Tangkas.
E. Sasaran
1. Pengunjung/pasien UPT Puskesmas Rebang Tangkas
2. Masayarakat sekitar UPT Puskesmas Rebang Tangkas
3. Pegawai UPT Puskesmas Rebang Tangkas
F. Jadwal Kegiatan
Warung KADARZI buka disetiap Hari Senin di jam 09.30 sampai 11.00 pagi
G. Biaya
Biaya dibebankan kepada pengunjung yang ingin membeli sayur dan lain lain
H. Pengawasan
Pengawasan warung KADARZI antara penyedia dan TPG UPT Puskesmas dimaksudkan
agar penyedia dapat konsisten dalam penyediaan bahan menu gizi seimbang. Dengan
adanya pengawasan diharapkan UPT Puskesmas Rebang Tangkas dapat dengan mudah
memberikan penyuluhan sekaligus mengenalkan kepada pengunjung/ pasien tentang
bahan menu gizi seimbang.
I. Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini di buat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan serta pengenalan Menu Gizi Seimbang Untuk Upaya Perbaikan Gizi Keluarga.

Mengetahui, 13 Oktober 2016


Kepala UPT Puskesmas Rebang Tangkas

Dr. Novi Hartini


NIP. 19620510 198503 1 015
INOVASI PROGRAM PUSKESMAS SERUPA INDAH

“GRASIDA (GERAKAN AYAH SAYANG IBU DAN ANAK ) DAN


LASEGAR (LANSIA SEHAT DAN SEGAR) “

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SERUPA INDAH
KECAMATAN PAKUAN RATU
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan dapat menjadi sarana untuk menilai pencapaian pembangunan dalam

mewujudkan visi dan mencapai misi “Pakuan ratu sehat, maju dan berdaya saing”, Puskesmas

Serupa Indah Kecamatan Pakuan Ratu mempunyai upaya dalam meningkatkan pelayanan

kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu. Prioritas pertama pembangunan kesehatan

dititik beratkan kepada pelayanan kesehatan ibu dan anak, dengan tetap memperhatikan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, penanggulangan penyakit dan penanganan gizi

buruk pada balita dan Penyakit tidak menular.

Salah satu Kegiatan puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan partisipasi masyarakat

yaitu balita yang datang dan ditimbang diposyandu masih rendah pencapaian hanya 54 %

dengan cakupan target 76,16 %. Hal ini disebabkan karena berbagai factor seperti perhatian

kesehatan ibu kurang. pengetahuan masyarakat yang masih rendah, faktor ekonomi masih

rendah, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, peran dari lintas

sektor masih kurang. Maka, untuk meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat tentang

kesehatan terutama ibu dan anak maka dibentuk lah inovasi “GRASIDA(GERAKAN AYAH

SAYANG IBU DAN ANAK). Gerakan Ayah Sayang Ibu dan anak dilakukan dengan cara ayah

mengantar balita dan ibu ke posyandu dengan harapan bahwa si ayah lebih paham dan peduli

tentang kesehatan ibu dan anak. Dengan kegiatan diharapkan peningkatan cakupan D/S

meningkat dimana D adalah jumlah balita yang ditimbang dan S adalah jumlah semua sasaran

balita.

Selanjutnya Cakupan target kunjungan lansia pada tahun 2016 masih rendah nya kunjungan

posyandu dengan cakupan 45 % dengan target 60 %. Hal ini disebabkan karena jarak dari rumah
ke posyandu jauh atau sulit dijangkau, kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun

mengingtkan lansia untuk datang ke posyandu, pelayanan posyandu yang membosankan, dan

kurangnya pengetahuan tentang akan penting nya posyandu. Untuk itu dibentuk lah inovasi

lasegar dengan cara ibu ibu lansia digerakkan untuk menanam tanaman,TOGA,dari tanaman

tersebut dikelola untuk para ibu lansia dibuat jamu dan diminum bersama-sama setelah

melaksanakan senam lansia.

B. TUJUAN

1. Menjelaskan tentang Program inovasi GRASIDA di puskesmas serupa indah

Tujuan untuk meningkatkan cakupan balita ditimbang (D/S) di posyandu .

2. Menjelaskan tentang program inovasi LASEGAR di puskesmas serupa indah

Agar terciptanya Lansia yang Mandiri,Sehat dan bugar


BAB II
PEMBAHASAN

A. GRASIDA (GERAKAN AYAH SAYANG IBU DAN ANAK)

1. Pengertian GRASIDA

Gerakan Ayah sayang ibu dan anak adalah gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk

meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan cara ayah mengantar balita dan ibu ke

posyandu dengan harapan bahwa si ayah lebih paham dan peduli tentang kesehatan ibu dan anak

Faktor yang mempengaruhi rendahnya balita ditimbang

2. Tujuan Grasida

a. menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, serta

menurunkan angka kematian bayi.

b. meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai penyakit menular

seksual (PMS).

c. memantapkan komitmen dan dukungan terhadap Gerakan Ayah Sayang Ibu dan Anak

d. meningkatkan kepedulian dan dukungan sektor terkait terhadap upaya

penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu.

e. memantapkan kesadaran dan kepedulian ayah terhadap kesehatan ibu dan anak.

3. PELAKSANAAN GRASIDA .

a. Pelaksanaan dilakukan di 14 posyandu dengan dibentuk kelompok timbang per

dusun.

b. Ayah meluangkan waktu 1 hari untuk mengantarkan ibu dan anak ke posyandu.

c. Kegiatan posyandu 5 meja mulai dari pendaftaran, penimbangan, pencatatan,

penyuluhan, dan pelayanan kesehatan.

d. Memantau pertumbuhan balita.


e. Ayah ikut peran serta dalam mendengarkan penyuluhan tentang kesehatan ibu dan

anak.

f. Penyuluhan Kelompok

4. EVALUASI

Dengan inovasi GRASIDA yang dilakukan penimbangan di setiap dusun cakupan (D/S)

meningkat dari 54 % menjadi 73 %. Untuk memaksimalkan cakupan hingga 76,16 % maka

kegiatan GRASIDA sangat penting dilakukan secara trus menerus dengan adanya bantuan peran

dan dukungan penuh dari lintas sektor yang terkait.

B. LASEGAR ( LANSIA SEHAT DAN BUGAR)

1. Pengertian Posyandu Lansia

Ponsyandu lansia adalah forum komunikasi ahli teknologi pelayanan kesehatan oleh

masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber

daya manusia khususnya pada lansia.

2. Tujuan Lasegar

Tujuannya memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan

aktivitas mental yang mendukung. Memelihara kemandirian lansia secara maksimal.

Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai, Melaksanakan pengobatan secara tepat,

Meningkat kan rasa kebersamaan diantara sesama lansia.

INOVASI LASEGAR merupakan ibu ibu lansa digerakkan untuk menanam

tanaman,TOGA,dari tanaman tersebut dikelola untuk para ibu lansia dibuat jamu dan diminum

bersama-sama setelah melaksanakan senam lansia.


3. Pelaksanaan Lasegar

Posyandu lansia dilakukan di 9 kampung

1. Posyandu lansia dilakukan di 9 kampung

a. Serupa indah Tanjung agung

b. Tanjung serupa

c. Pakuan sakti

d. Pakuan baru

e. Sukabumi

f. Bumi mulya

g. Negara harja

h. Bakti Negara

2. Pelaksanaan Senam lansia dilakukan setiap bulan satu kali dan diberikan cara pembuatan

obat-obat herbal dimulai bulan agustus 2017

3. Pemeriksaan GDS ,Asam Urat dan kolesterol dilakukan cek setiap bulan mulai bulan

februari

4. Penyuluhan di setiap kampung mulai Januari 2017

5. Evaluasi

Posyandu lansia dilakukan di Sembilan kampong akan dilakukan inovasi setiap bulannya

Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS(Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol dan

yang mendapat pelayanan masih rendah 22,7 %.Untuk itu 9 kampung akan dibentuk

posyandu lansia kunjungannya meningkat dan pemberian cara pembuatan obat herbal yang

akan diberikan 2 minggu sekali sehingga Pelayanan dan pemeriksaan posyandu lansia

meningkat menjadi 32,7 %


BAB III
KESIMPULAN

1. Posyandu lansia dilakukan di Sembilan kampong akan dilakukan inovasi setiap bulannya

Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS(Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol

dan yang mendapat pelayanan masih rendah 22,7 %.Untuk itu 9 kampung akan dibentuk

posyandu lansia kunjungannya meningkat dan pemberian cara pembuatan obat herbal

yang akan diberikan 2 minggu sekali sehingga Pelayanan dan pemeriksaan posyandu

lansia meningkat menjadi 32,7 %.

2. Dengan inovasi GRASIDA yang dilakukan penimbangan di setiap dusun cakupan (D/S)

meningkat dari 54 % menjadi 73 %. Untuk memaksimalkan cakupan hingga 76,16 %

maka kegiatan GRASIDA sangat penting dilakukan secara trus menerus dengan adanya

bantuan peran dan dukungan penuh dari lintas sektor yang terkait.
DOKUMENTASI
.
Gambar 1. Ayah mengantar ibu (Istri) dan anak posyandu
Gambar 2 Penimbang Per dusun
Gambar 3 Alur Kegiatan di Posyandu

Meja 1 Pendaftaran Meja 2 Penimbangan

Meja 3 Pencatatan

Meja 4 Penyuluhan Hasil Timbang Meja 5 Pelayanan Kesehatan


Gambar 4 Kegiatan LASEGAR

Kegiatan Senam lansia

Selesai Senam Lansia Minum Jamu


Gambar 5 Kegiatan Posyandu Lansia
INOVASI PROGRAM PUSKESMAS GISTING JAYA

“MARGOTOJAMKEL"

(MARI GOTONG ROYONG JAMBAN KELUARGA)

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GISTING JAYA
KECAMATAN NEGARA BATIN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan dapat menjadi sarana untuk menilai pencapaian pembangunan dalam

mewujudkan visi dan mencapai misi “Tercapainya masyarakat wilayah kerja puskesmas gisting

jaya yang sehat secara mandiri”, Puskesmas Gisting Jaya Kecamatan Negara Batin mempunyai

upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu. Prioritas

pertama pembangunan kesehatan dititik beratkan kepada peningkatan kesadaran masyarakat

terhadap jamban sehat, dimana petugas puskesmas memantau langsung dalam pembangunan

jamban sehat.

Salah satu Kegiatan puskesmas dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan diwilayah

kerja pusekesmas yaitu dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya jamban

sehat dan bebas buang air besar sembarangan. Wilayah kerja Puskesmas Gisting Jaya terdiri dari

7 (tujuh) kampung yaitu Gisting Jaya, Marga Jaya, Bumi Jaya, Gedung Jaya, Adi Jaya, Sari Jaya,

dan Karta Jaya dimana terdapat jumlah total 4476 kepala keluarga. dari jumlah total kepala

keluarga tersebut hanya 59,8 % yang sudah memiliki jamban sehat. Hal ini disebabkan karena

berbagai factor seperti pengetahuan masyarakat yang masih rendah, faktor ekonomi masih

rendah, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, peran dari lintas

sektor masih kurang. Maka, untuk meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat tentang

kesehatan terutama ibu dan anak maka dibentuk lah inovasi “MARGOTOJAMKEL (Mari

Gotong Royong Jamban Keluarga). Mari Gotong Royong Jamban Keluarga dilakukan dengan

cara petugas yang terjun secara langsung untuk pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan

masyarakat. dengan inovasi ini diharapkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang jamban

sehat dapat terjadi.


B. TUJUAN

1. Menjelaskan tentang Program inovasi MARGOTOJAMKEL di puskesmas Gisting


Jaya agar terciptanya masyarakat yang bebas dari pencemaran lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MARGOTOJAMKEL (Mari Gotong Royong Jamban Keluarga)

1. Pengertian MARGOTOJAMKEL

Mari Gotong Royong Jamban Keluarga adalah kegiatan yang berbasis gotong royong yang

dilaksanakan oleh masyarakat untuk menignkatkan kualitas kesehatan lingkuangan dengan cara

membangun jamban sehat secara berkesinambungan.

2. Tujuan MARGOTOJAMKEL

a. meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat.

b. menurunkan angka pecemaran lingkungan dari buang air besar sebarangan

c. meningkatkan kesadaran masyarakat terahadap lingkuangan dalam hidup bersih dan

sehat

d. memantapkan komitmen dan dukungan terhadap Mari Gotong Royong Jamban


Keluarga

3. PELAKSANAAN MARGOTOJAMKEL

a. Pelaksanaan dilakukan di 7 (tujuh) desa wilayah kerja puskesmas Gisting Jaya.

 Gisting Jaya

 Marga Jaya

 Bumi Jaya

 Gedung Jaya

 Adi jaya

 Sari Jaya

 Karta Jaya

b. petugas sanitarian mensurvay langsung dalam pendataan jamban sehat

c. Memantau langsung pembangunan jamban sehat


4. EVALUASI

Dengan inovasi MARGOTOJAMKEL yang dilakukan pembuatan jamaban maka

keluarga yang mermiliki jamban meningkat dari 59,8 % manjadi 82,1 %. untuk memaksimalkan

cakupan hingga 91,12 % maka kegiatan MARGOTOJAMKEL sangat penting dilakukan secara

berkesinambungan agar mencapai target.


BAB III
KESIMPULAN

1. dengan inovasi MARGOTOJAMKEL pemilik jamban sehat meningkat dari jumlah awal

hanya 59,8 % menjadi 82,1 %. untuk memaksimalkan cakupan hingga 91,12 % maka

kegiatan MARGOTOJAMKEL sangat penting dilakukan secara berkesinambungan agar

mencapai target.
DOKUMENTASI
.
Gambar 1. petugas terjun secara lengsung untuk pemantauan jamban sehat
Gambar 2 pembangunan jamban sehat
Profil:
dr. Sefti Heryani
UPT. PUSKESMAS WAY TUBA KAB. WAY KANAN
PROVINSI LAMPUNG
LAHIR : PALEMBANG 10 SEPT 1976
FK UNSRI (1994 – 2001)
PEKERJAAN:
 PTT (2002 – 2005), LAHAT, Sumsel
 PNS Di UPT Puskesmas Way Tuba ( 2005 S.D
SEKARANG)
 Jabatan Fungsional : Dokter Madya
MENCAPAI TARGET DETEKSI DINI CA MAMMAE DAN CA
CERVIKS DI UPT PUSKESMAS WAY TUBA MELALUI
KENDURI
(kegiatan pencegahan kanker payudara juga KANKER serviks)
I.1. LATAR BELAKANG
Fakta Kanker
 Data Globacan 2012 kanker pada perempuan, kasus baru
kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker
payudara (40.3 per 100.000).
 Diikuti oleh kanker leher Rahim (17.3 per 100.000).
 Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1.4 per 1000 penduduk. Di tingkat
provinsi, prevalensi kanker tertinggi pada provinsi DIY
dengan prevalensi sebesar 4.1 per 1000 penduduk.
Ilmuasuransi.com

PERMASALAHAN KANKER SERVIKS PADA PEREMPUAN DI


INDONESIA:
> 70% DITEMUKAN SUDAH PADA STADIUM LANJUT
Perjalan an alam iah p en yakit
kan ker Leh er Rah im

Lesi Pra Kanker Kanker

------------------- 3-17 tahun -----------------------

Displasia Karsinoma Kanker


Displasia Displasia
Ringan Insitu Serviks
Sedang Keras
1

PENANGANAN
USIA DEWASA:
KB
PM DAN PTM
BRAIN
HEALTHY
LIFE STYLE
GERAKAN
PENCEGAHAN
& DETEKSI
DINI KANKER
PADA
PEREMPUAN
INDONESIA
Persentase wanita 30-50 tahun yang dideteksi kanker payudara dan kanker
serviks (KUMULATIF s.d. tahun 2016)
Lampung Selatan 10.05

Lampung Barat 7.02

Lampung Utara 4.37

Tulang Bawang 3.77

PROVINSI 3.52

Kota Bandar lampung 3.42

Pesawaran 3.21

Lampung Timur 2.91

Pringsewu 2.60

Pesisir Barat 2.46

Tulang Bawang Barat 2.42

Kota Metro 2.18

Way Kanan 1.47

Mesuji 1.17

Lampung Tengah 1.01

Tanggamus 0.97

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00


KEGIATAN PEMERIKSAAN IVA-SADANIS DI
UPT. PUSKESMAS WAY TUBA
2015 2016 2017
1. BELUM ADA 1. SUDAH 1. SUDAH ADA
TENAGA MENGAJUKAN TENAGA YANG
TERLATIH IVA- PELATIHAN TERLATIH
SADANIS 2. 2.
2. CAPAIAN BEKERJASAMA MELAKUKAN
0% DENGAN PEMERIKSAAN
BIDAN IVA DGN
PUSKESMAS MENGUNDANG
LAIN FIELD TRIP
3. CAPAIAN TK-PAUD KE
1,5% PUSKESMAS
3. TERCAPAI
12,3%
2017 BELUM PERLU
BERHASIL GEBRAKAN DI
TAHUN 2018
KENDURI
UMUM:
MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN DAN KUALITAS HIDUP WUS 30-50 TH
KHUSUS:
a. MENCAPAI TARGET DETEKSI DINI IVA-SADANIS
b. MENSUKSESKAN GERAKAN PENCEGAHAN DAN DETEKSI
DINI KANKER PADA PEREMPUAN INDONESIA 2015-2019
c. MENINGKATKAN KERJASAMA LINTAS SEKTOR
d. MENINGKATKAN KERJASAMA LINTAS PROGRAM
2.1. GAMBARAN UMUM UPT. PUSKESMAS WAY TUBA

2015 2017

BERADA DIUJUNG UTARA PROVINSI LAMPUNG


BERBATASAN LANGSUNG DGN SUMATERA SELATAN (OKUT)

PUSKESMAS TIPE PEDESAAN


TERDIRI DARI 13
KAMPUNG
JUMLAH PDD
22.847 (2017)
TERDAPAT 4
KAMPUNG DENGAN
JARAK TEMPUH
TERJAUH SEKITAR
30-45 MIN
YAITU KAMPUNG
BUMI DANA,
KAMPUNG BUKIT
GEMURUH, BUKIT
HARAPAN DAN
KAMPUNG WAY
MENCAR
TUPOKSI:
o Tahun 2005-2008 diperbantukan sebagai Kepala Puskesmas
Way Tuba
o 2008 s.d sekarang Dokter fungsional dengan tugas-tugas:
• Fasilitator TB Kabupaten (2018-sekarang)
• Ketua Mutu (2017-sekarang)
• Dokter Pemeriksa Calon Jemaah Haji (2017- sekarang)
• PJ program PTM (2017-sekarang)
• Dokter Prolanis (2017-sekarang)
• mmKoord. Pengobatan dan rujukan
• Tim Poned (2014-sekarang)
• Tim Vasektomi Kab. Way Tuba (2012-sekarang)
2.2. DATA PERMASALAHAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS WAY TUBA
Target % Pencapaian%

No. Indikator
2016 2017 2016 2017

PENYAKIT TIDAK MENULAR


1. Proporsi Desa yang melaksanakan Kegiatan Posbindu
20 30 20 30
PTM
2. Proporsi Perempuan usia 30-50 yang dideteksi dini ca
20 30 0,016 12,3
cerviks dan payudara
3. Penduduk usia 15-59 tahun diperiksa sesuai standar
100 100 22 85,4
minimal 1x dalam satu tahun
4. Penduduk usia 60+ tahun diperiksa sesuai standar
100 100 64 85,6
minimal 1x dalam satu tahun
5. Penderita Hipertensi mendapat pelayanan sesuai
100 23
standar
6. % Sekolah yang melaksanakan KTR (Kawasan Tanpa
20 30 0 30
Rokok), minimal 50%
7. Penderita DM mendapat pelayanan sesuai standar
100 28
INSIDEN CA CERVIKS DAN CA MAMMAE DI UPT PUSKESMAS WAY TUBA
TH 2005-2018
3

2.5

1.5

0.5

0
Way Way Suma Ramsai Say Karya Bandar Bumi Way Beringin Bukit Bukit Way
Tuba Tuba Mukti Umpu Jaya Sari Dana Pisang Jaya Gemuru Harapan Mencar
Asri h
Kasus Ca Cerviks 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kematian Ca Cerviks 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kasus Ca Mammae 2 2 0 0 0 3 3 0 0 1 0 0 0
Kematian Ca Mammae 2 1 0 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0

Kasus Ca Cerviks Kematian Ca Cerviks Kasus Ca Mammae Kematian Ca Mammae


PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN IVA-SADANIS
TH 2015-2017

30

25

20

15

10

0
2015 2016 2017
% TARGET 10 20 30
% CAPAIAN 0 0.016 12.3

% TARGET % CAPAIAN
NO ASPEK PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN
PENILAIAN MASALAH
1. Lintas Sektor Kurangnya kepedulian Penggalangan
Komitmen Lintas
Sektor
2. Nakes Baru ada 2 orang yang On Job Training dan
terlatih dan bersertifikat Nakes terlatih sebagai
konsulen dalam Tim
Mobile Kenduri
Kurang Sosialisasi Sosialisasi Massive
Kurang kerjasama lintas Penggalangan
program Komitmen Internal
3. Sasaran Kurangnya kesadaran Sosialisasi massive
untuk melakukan dan penyuluhan
pemeriksaan,
Stigma Negatif
NO ASPEK PENYEBAB PEMECAHAN MASALAH
PENILAIAN MASALAH
4. Sarana Alat dan bahan Bahan habis pakai
pemeriksaan menggunakan dana JKN
5. Metode Posisi Penyuluhan
ginekologis
6. Lingkungan Geografis yang Tim Mobile Kenduri untuk
sulit ataupun menjangkau target dgn
jarak ke mendekatkan pelayanan
Puskesmas induk
jauh
KENDURI
KEGIATAN PENCEGAHAN KANKER
PAYUDARA JUGA KANKER SERVIKS

KEGIATAN LAPANGANNYA KE 13
KAMPUNG MULAI AKHIR FEBRUARI (21
FEBRUARI 2018)
BERAKHIR AWAL APRIL (4 APRIL 2018)
PENGGALANGAN
KOMITMEN
INTERNAL &
EKSTERNAL

SOSIALISASI PEMBENTUKAN
MASSIVE &
PENYULUHAN
KENDURI TIM MOBILE
KENDURI

PELAKSANAAN TIM
KELAPANGAN
TAHAP-TAHAP KENDURI
• ADVOKASI DAN PENGGALANGAN DUKUNGAN INTERNAL
• PEMBENTUKAN TIM MOBILE KENDURI
PERENCANAAN • JADWAL KEGIATAN

• PENGGALANGAN DUKUNGAN LINTAS SEKTOR


• SOSIALISASI MASSIVE
PELAKSANAAN • TIM MOBILE KENDURI KELAPANGAN

• PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


MONITORING • EVALUASI PELAKSANAAN
& EVALUASI
PERENCANAAN :

 ADVOKASI DAN MEMINTA DUKUNGAN KEPALA PUSKESMAS

 KONSOLIDASI INTERNAL DENGAN SELURUH STAF PUSKESMAS WAY TUBA


• PENGALANGAN KOMITMEN INTERNAL, dan
• PENETAPAN JADWAL
PELAKSANAAN

RAPAT LOKAKARYA LINTAS SEKTOR


MENGHASILKAN PENGGALANGAN KOMITMEN
LINTAS SEKTOR
PELAKSANAAN

SOSIALISASI MASSIVE
PELAKSANAAN

• ALAT PEMERIKSAAN
DIGUNAKAN
BERGANTIAN
• PEMERIKSAAN TIDAK
RAHASIA
• HASIL PEMERIKSAAN DI
SEBARKAN KE UMUM
• PEMERIKSAAN
MENIMBULKAN RASA
SAKIT, PERDARAHAN
DAN EFEK SAMPING
LAINNYA
KERJASAMA TIM MOBILE
KENDURI BESERTA APARAT,
KADER, PKK SERTA PKH
Partisapasi kader dalam kegiatan KENDURI
PELAKSANAAN

TIM MOBILE KENDURI


KENDALA DILAPANGAN TIDAK MENYURUTKAN SEMANGAT TIM UNTUK
BEKERJA SECARA MAKSIMAL
MONITORING DAN EVALUASI
Hilangnya stigma negatif
dan kesadaran untuk
melakukan IVA-sadanis
meningkat
Mencegah terjadinya
Ca Mammae dan Ca
Cerviks dan
mencapai target
tahun 2018
Tumbuhnya kepedulian lintas sektor &
lintas program akan pentingnya
pencapaian target deteksi dini Ca
Mammae dan Ca Cerviks
KEBERHASILAN KENDURI:
TARGET DAN CAPAIAN KUMULATIF TH 2018 IVA-SADANIS PER KAMPUNG
250

203
194 194197
200

150
150 143 140 143
136
128

108112 108 110


102
94
100 89
80 82
71 68 71
61
56
47 50
50

0
Way Tuba Way Tuba Karya Say Umpu Beringin Suma Bumi Way Ramsai Bandar Way Bukit Bukit
Asri Jaya jaya Mukti Dana Pisang Sari mencar Gemuruh Harapan

TARGET KUM 2018 CAPAIAN KUM 2018


KEBERHASILAN KENDURI :
•1185 NEGATIF
IVA TEST •4 POSITIF
•20 SERVISITIS

•1 CURIGA CA
SADANIS •5 MASSA JINAK
CAPAIAN IVA SADANIS PERKECAMATAN SEKABUPATEN
WAY KANAN
1600

1400

1200

1000

800

600

400

200

0
NEGERI PAKUW REBANG WAY BAHUG BANJIT BARADA BL. BUAY BUMI GN. KASUI NEGAR NEGERI
BESAR ON TANGK TUBA A TU UMPU BAHUG AGUNG LABUHA A BATIN AGUNG
RATU AS A N
2016 0 145 0 60 49 409 318 557 296 343 1031 222 277 540
2017 0 1444 0 379 350 1 26 329 32 0 66 449 0 0
2018 20 798 242 1189 29 2 0 50 0 0 164 0 0 56

2016 2017 2018


KESIMPULAN:

 KENDURI TELAH BERHASIL MENCAPAI TARGET


TAHUN 2018
 KEBERHASILAN TERUTAMA KARENA KUATNYA
KOMITMEN BERSAMA
 KEGIATAN YANG DILAKUKAN 1,5 BULAN
DILAPANGAN DAN KURANG DARI 4 BULAN SEJAK
DARI PERENCANAAN
“MANJAU DI KHARANI”

A. Latar Belakang

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan
mendatangi keluarga. Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara
berkesinambungan,dengan target keluarga, didasari data & informasi dari profil kesehatan
keluarga lebih dikenal dengan program Keluarga Sehat. Keluarga Sehat merupakan program
yang dilaksanakan dengan cara turun langsung ke masyarakat mendata keluarga dengan
bantuan formulir yang didalamnya terfokus kepada 12 Indikator, yang terdiri dari:

Dari hasil pendataan Keluarga Sehat di wilayah kerja UPT Puskesmas Mesir ditemukan
beberapa indikator yang menjadi masalah yaitu:

1. Keluarga belum mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.


2. Gangguan jiwa berat masih ada yang ditelantarkan.
3. Bayi belum semua diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan.
4. Penderita TB Paru belum berobat sesuai standar.

Keempat masalah diatas selanjutnya dilakukan intervensi ke 11 kampung di wilayah kerja


UPT Puskesmas Mesir Ilir. Intervensi yang dilakukan berupa kegiatan turun lapang pada
siang hari kepada masyarakat, kegiatan ini dikemas dalam bentuk inovasi Puskemas yang
dikenal dengan nama “MANJAU DI KHARANI”.

“MANJAU DI KHARANI” merupakan istilah dari bahasa Lampung yang artinya “SILATURAHMI
DI SIANG HARI”. Kegiatan “MANJAU DI KHARANI” merupakan rangkaian kegiatan intervensi
Keluarga Sehat yang didalamnya terdapat kegiatan:
 Pembangunan Jamban Sehat
 Pemantauan dan pendampingan ODGJ
 Penyuluhan dan Pendampingan ASI Eksklusif
 Ketuk Pintu TB

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan “MANJAU DI KHARANI” terdiri dari Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

 Tujuan Umum kegiatan “MANJAU DI KHARANI”:


 Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif.
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
 Tujuan Khusus kegiatan “MANJAU DI KHARANI”:
 Meningkatkan akses jamban sehat di wilayah kerja UPT Puskesmas Mesir Ilir.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan ODGJ di wilayah kerja UPT Puskesmas Mesir Ilir.
 Meningkatkan angka capaian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPT Puskesmas Mesir Ilir.
 Menurunkan angka TB Paru di wilayah kerja UPT Puskesmas Mesir Ilir.

C. Hasil Kegiatan

No Program Kegiatan Hasil Kegiatan


1. Pembangunan Jamban Sehat - 11 Kampung dibantu
pembuatan Jamban Sehat
sebanyak 279 unit.
- 4 Kampung telah di verifikasi
ODF oleh kab/provinsi.
2. Pemantauan dan Pendampingan ODGJ - Sebanyak 5 ODGJ di wilayah
kerja UPT Puskesmas Mesir Ilir
telah dipantau oleh dokter
umum PKM.
3. Penyuluhan dan Pendampingan ASI Eksklusif - Angka capaian ASI Eksklusif di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Mesir Ilir meningkat dari 55,4%
(2017) menjadi 67,0% (2018).
4. Ketuk Pintu TB - 15 rumah tiap kampung di
wilayah kerja UPT Puskesmas
Mesir Ilir telah di Ketuk Pintu
TB.
- Suspect TB di wilayah kerja UPT
Puskesmas Mesir Ilir.
PROGRAM NGELIUH JAMA-JAMA

UPT. PUSKESMAS WAY TUBA KEC. WAY TUBA


KAB. WAY KANAN

Penanggung Jawab PTM


UPT. Puskesmas Way Tuba
2

Apa iya ??????


3
Apa ini peNyebabnya ????
Mobilitas pasien yang sulit
Geografis yang sulit menjangkau
layanan kesehatan

Orang sakit yang mengalami disabilitas


4

Penyakit kronis harus


mendapatkan
pengobatan seumur
hidupnya

Sehingga........
Biaya kesehatan
menjadi beban
seumur hidup pula
Ditambah lagi dengan, 5

apabila sisakit...
dalam kondisi .......

MISKIN
6
NGELIUH JAMA-JAMA 7

LATAR BELAKANG :

Temuan
TIM PIS- PK
8

TEMUAN DILAPANGAN:
Mereka..... Saudara-saudara kita
MEREKA TERJEBAK DALAM 9
KONDISI PENYAKIT KRONIS

STROKE DENGAN KECACATAN PERMANEN,

KANKER STADIUM TERMINAL


JUGA.... DIASINGKAN KARENA
GANGGUAN JIWA BERAT
Kondisi tambahan 10

 Mayoritas dalam kondisi miskin


 Tinggal di lingkungan yang
tidak sehat
 Beberapa tidak mempunyai
jaminan kesehatan
 Bahkan ada yang tidak
punya identitas, seperti KK

 Mayoritas berusia lanjut dan


beberapa tinggal terpisah dari anak-anak
11

TANGGUNG
JAWAB
PENANGAN
AN
MEREKA DI
PUNDAK
KITA
SEMUA
DI BUTUHKAN 12
KERJASAMA TIM

DARI BERBAGAI
ELEMEN MASYARAKAT

Tidak akan
sempurna bila

Hanya ditangani
NGELIUH JAMA-JAMA
secara MEDIS
/Puskesmas saja
13

NGELIUH JAMA-JAMA
• Masyarakat dan aparat kampung sebagai penyampai
informasi
• Ada tim yang terdiri dari berbagai sektor (uspika, aparat
kampung, kecamatan dan berbagai kalangan)
• Puskesmas menangani MASALAH KESEHATANNYA
14

TIM NGELIUH JAMA-JAMA UPT


PUSKESMAS WAY TUBA:
Terdiri dari 5
Petugas
• 1 orang Dokter,
• 2 orang Perawat,
• 2 orang
Penunjang
(Promkes/
Sanitarian/
Kesehatan Jiwa • Kegiatan Kunjungan/ Home visit perawatan
dan lain-lain) Pasien Kronis disabilitas dan Gangguan Jiwa Berat
• Kegiatan 1x sebulan ( Perawatan, Pengobatan
untuk satu bulan)
15
TUJUAN :  Meningkatkan
standar
kesehatan
pasien
 Mengurangi
penderitaan
pasien
 Meningkatkan
standar hidup
pasien
16

PROGRAM UNGGULAN
UPT. PUSKESMAS WAY TUBA
TAHUN 2018
DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY
KANAN
UPT PUSKESMAS BANJIT
KECAMATAN BANJIT
Alamat : Jl. AK Gani No. 30 Kec. Banjit Kab. Way Kanan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN “RUMPIS”


(REMAJA USIA MUDA PENYEBAR INFORMASI KESEHATAN)

A. PENDAHULUAN
Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah dibidang kesehatan, kualitas dari

Sistem Informasi Kesehatan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari System

Informasi Kesehatan Kabupaten, yang sangat ditentukan pula oleh Sistem Informasi

Kesehatan Kecamatan / Puskesmas. Oleh karena itu, pengembangan system

informasi kesehatan merupakan suatu yang sangat penting. Bila hal ini gagal

dilakukan, akan memberi dampak pada Sistem Informasi Kesehatan Nasional

sehingga tidak akan dapat memberikan indikator-indikator yang benar tentang

tercapainya atau tidaknya “Indonesia Sehat 2020”.

Selain untuk kepentingan nasional dan Kabupaten, pencatatan Sistem

Informasi Kesehatan Kecamatan juga sangat penting artinya bagi

Kecamatan itu sendiri, yakni sebagai sarana penyedia indikator-indikator

yang menunjukkan tercapai atau tidaknya kecamatan sehat.


Lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Kesehatan adalah tulang

punggung bagi pelaksanaan pembangunan daerah berwawasan

kesehatan. Sistem ini diharapkan dapat menyediakan data dan informasi

dalam penyusunan rencana pembangunan daerah, khususnya Kecamatan

Banjit, memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan dana


atau anggaran, memberikan data dan informasi sebagai landasan

pengembangan sumber daya atau dengan kata lain, sistem Informasi

Kesehatan harus dapat memberikan kepada para penentu kebijakan di

Kabupaten Way Kanan sebagai bukti untuk dapat dilakukan pengambilan

keputusan yang berlandaskan fakta (Evidence based decision

making). Berdasar hal tersebut maka UPT Puskesmas banjit melakukan

inovasi pemberdayaan Remaja Usia Muda yang dapat menjadi

perpanjangan informasi untuk kesehatan di wilayah Kecamatan banjit.

Yang selalu berkoordinasi dengan UPT Puskesmas Banjit dalam hal

memberikan informasi- informasi terhadap masyarakat tentang issu

terkini dibidang kesehatan. Karena diharapkan melalui Remaja-remaja

yang menyebarkan informasi-informasi kesehatan dapat menjadikan

masyarakat lebih mengerti pentingnya kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan umun : Untuk lebih memudahkan masyarakat akan akses informasi Kesehatan
Nasional
2. Tujuan Khusus :
a. Agar masyarakat banjit update tentang kesehatan d lingkungan tempat tinggalnya
b. Agar para remaja lebih perduli pada kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat lain
c. Agar kesehatan menjadi tanggung jawab semua pihak

C. KEGIATAN
1. Koordinasi lintas sector,organisasi Pemuda, Sekolah-sekolah
2. Koordinasi lintas Program
3. Koordinasi dengan media
4. Penyuluhan kemasyarakat dan sekolah-sekolah

D. EVALUASI
Kegiatan dievaluasi setiap bulan berjalan

E. PENDANAAN
Pendanaan dar i dana BOK dan JKN puskesmas
F. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
Inovasi di RUMPIS ( Remaja Usia Muda Penyebar Informasi Kesehatan ) di UPT puskesmas
banjit

Kepala Puskesmas Banjit,

LIA SEPTINA, SKM.M.Kes


Penata
19800912 200604 2 018
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
PROPOSAL
INOVASI PELAYANAN PUSKESMAS
INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA)
PUSRIVA MANIS

DISUSUN OLEH:
TIM PUSKESMAS BUMI BARU
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
IVAadalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual
pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang
lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan
dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih
banyak.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi tumor. Kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi
kanker tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (4,1 %), diikuti Jawa Tengah (2,1 %), Bali
(2%), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.
Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan
kanker leher rahim. Tingginya angka kesakitan kanker leher rahim di Indonesia yaitu
sekitar 12,6 / 100000 peremuan dengan Angka Kematian 7 / 100000, sedangkan angka
kesakitan dan kematian kanker payudara di Indonesia yaitu insiden rate 36,2/ 100000
perempuan dengan mortality rate 18,6 / 1000000 perempuan menurut IARC tahun
2008.
Upaya pengendalian kanker serviks di Indonesia dikembangkan upaya
pencegahan melalui screening dengan metode IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat) dan krioterapi untuk IVA positif. Sedangakan untuk kanker payudara screening
melalui pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dan mengajarkan Periksa Payudara
Sendiri (SADARI). Metode ini terbukti memberikan banyak keuntungan yaitu
pemerisaan sederhana, mudah, murah, cepat, sensitifitas yang cukup baik
Sasaran IVA Puskesmas Bumi Baru 5 tahun (2016-2021) sebesar 1382 (80%
dari sasaran WUS usia 30-50 tahun), kunjungan IVA tahun 2016 s/d 2017 sebanyak
106 (7,77%). Kasus kematian akibat kanker serviks di kampung Bumi Baru pada
tahun 2017 sebanyak 1 kasus dan Kasus kanker mamae di tahun 2017-2018 sebanyak
1 kasus.
Dari data yang diperoleh di atas maka Puskesmas Bumi Baru mengangkat
program Inspeksi Visual Asetat (IVA).

2. Masalah Utama
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1.2.1 Tingginya angka kesakitan dan kematian kanker leher Rahim di Indonesia,
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
tumor. Kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk.
1.2.2 Kurangnya program penapisan yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi
keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk
pengobatan sebelum proses invasi yang lebih lanjut sebagai salah satu
komponen untuk menekan jumlah pasien kanker leher Rahim dan kanker
payudara
1.2.3 Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program penapisan kanker leher
Rahim dan kanker payudara di puskesmas Bumi Baru Periode Januari 2017-
Desember 2017

3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program penapisan kanker leher Rahim
dan kanker payudara di Puskesmas Bumi Baru, Kecamatan Blambangan
Umpu, Kabupaten Way Kanan.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Diketahuinya cakupan konseling perempuan berusia 30-50 Tahun di
Puskesmas Bumi Baru Kabupaten Way Kanan Periode Januari sampai dengan
Desember 2018
b. Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok pada perempuan berusia 30-50
tahun di Puskesmas Bumi Baru Kabupaten Way Kanan Periode Januari sampai
dengan Desember 2018
c. Diketahuinya cakupan penapisan kanker leher rahim pada perempuan berusia
30-50 tahun di Puskesmas Bumi Baru Kabupaten Way Kanan Periode Januari
sampai dengan Desember 2018
d. Diketahuinya cakuan perempuan dengan hasil positif dari test Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA) pada penapisan kanker leher rahim di Puskesmas
Bumi Baru Kabupaten Way anan Periode Januari sampai dengan Desember
2018
e. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher Rahim
di Puskesmas Bumi Baru Kabupaten Way anan Periode Januari sampai dengan
Desember 2017

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Utama


Kanker Leher Rahim adalah jenis kanker yang paling banyak terjadi pada
perempuan. Terdapat paling banyak pada perempuan berusia 31-60 tahun. Banyak
menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan & diobati.
Masalah dalam usaha skrining kanker serviks ialah keengganan wanita
diperiksa karena malu. Penyebab lain ialah kerepotan, keraguan akan pentingnya
pemeriksaan, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, takut
terhadap kenyataan hasil pemeriksaan yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit
pada pemeriksaan. Banyak masalah yang berkaitan dengan pasien dapat
dihilangkan melalui pendidikan terhadap pasien dan hubungan yang baik antara
dokter/bidan. Di samping itu, inovasi skrining kanker serviks dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dapat dilakukan bersamaan.

2.2 Sasaran
Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Kecamatan
Bumi Baru Kabupaten Way anan Periode Januari s/d Desember 2015

2.3 Pendekatan Strategis


Dilihat dari data Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten Way Kanan, \
telah ditemukan masalah pada Kanker Serviks dan Kanker Payudara. Dinas
Kesehatan Way Kanan telah mengadakan pelatihan Inspeksi Visual Asetat di
Bandar Lampung. Puskesmas Bumi Baru menjadi salah satu perwakilan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan yang mengikuti pelatihan mengadakan
pertemuan lintas program. Adapun kegiatan dari hasil lintas program tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Menggalakkan kegiatan penyuluhan secara rutin untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker leher rahim
dan kanker payudara. Penyuluhan diadakan dengan sistem terbuka yaitu
adanya kerja sama dari puskesmas dengan pihak luar seperti pamong desa,
tokoh agama, PKK yang dilakukan secara rutin.
b. Membuat pemetaan wilayah kerja untuk setiap tahun yang akan menjadi
target penapisan, sehingga dapat diharapkan mencapai target dalam 5 tahun
c. Memberdayakan masyarakat dengan melakukan pelatihan penyuluhan untk
kader dan bidan desa supaya dapat menjadi sumber informasi masyarakat
terdekat dan menjangkau sasaran lebih banyak.
d. Mengusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan tentang penyediaan
media penyuluhan yang lebih interaktif seperti poster, video atau leaflet
sehingga penyuluhan lebih menarik dan meningkatkan pemahaman peserta
e. Memperluas sosialisasi mengenai tindakan pemeriksaan kepada pihak pria
atau suami sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan dukungan kepada
pihak pria atau suami sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta.
f. Memperluas sosialisasi mengenai tindakan pemeriksaan kepada pihak pria
atau suami sehingga meningkatkan pengetahuan dan dukungan mereka
kepada istri untuk melakukan pemeriksaan IVA
g. Tokoh agama mempunyai peranan penting karena diharapkan para pemuka
didukung bidan dan dokter mampu menjelaskan tentang pentingnya program
pencegahan kanker leher rahim dan payudara tanpa terbentur masalah agama.
Strategi Program Skrining kanker servik dilakukan rutin pada wanita
sejak usia 20 tahun atau lebih atau usia kurang dari 20 tahun bila secara
seksual sudah aktif. Pemeriksaan dilakukan dua kali berturut-turut dan bila
negatif pemeriksaan berikutnya paling sedikit setiap tiga tahun sampai
berusia 50 tahun. Pada wanita resiko tinggi atau pernah mendapat hasil
abnormal harus diperiksa setiap tahun frekuensi yang lebih sering tidak
menambah faedah.

2.4 Pelaksanaan dan Penerapan


2.4.1 Pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan
A. Aktif
Deteksi dini dilaksanakan pada acara-acara tertentu dengan berkoordinasi
dan bekerjasama dengan lintas program dan lintas sector seperti peringatan
hari besar, percepatan deteksi dini dan tempat pelaksanaan tidak hanya
difasilitan kesehatan namun bisa dikantor , pusat keramaian yang
memenuhi syarat untuk pemeriksaan IVA.
Pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahapan :
1. Promosi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media.
Materi meliputi, ajakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta
CERDIK, factor resiko apa saja yang perlu dihindari oleh seseorang
untuk mencegah kanker, siapa saja yang perlu deteksi dini, pemeriksaan
apa saja yang akan dilakukan terhadap para perempuan
2. Sosialisasi
Sosialisasi diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang
pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara
kepada masyarakat agar mereka mendapatkan informasi yang lengkap
dan mengerti manfaat dari pemeriksaan tersebut.
3. Konseling
Konseling diberikan agar klien mau melakukan pemeriksaan deteksi
dini kanker leher rahim dan payudara.

B. Pasif
Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dilaksanakan di
fasilitas kesehatan yang telah mempunyai tenaga kesehatan terlatih seperti
1. Puskemas
Dilaksanakan secara rutin oleh petugas kesehatan terlatih (Dokter dan
Bidan)
2. Klinik Swasta
Dilaksanakan secara mandiri oleh dokter dan bidan terlatih
3. Integrasi dengan program lain yaitu Infeksi Saluran Reproduksi / Infeksi
Menular Seksual (ISR/IMS) KB(BKKBN)
Langkah –langkah deteksi dini sebagai berikut :
1. Persiapan tempat, bahan, peralatan, SDM dan penentuan waktu
pelaksanaan
2. Penetapan jumlah target perbulan dan wilayahnya
3. Penginformasian kegiatan kepada masyarakat melalui bidan desa, kader
kesehatan dan perangkat desa
4. Penetapan teknis pelaksanaan
a. Pendaftaran dengan pembagian nomor urut
b. Pembuatan kartu status
c. Pemanggilan klien
d. Pemberian konseling dan informed consent
e. Pemeriksaan payudara dengan SADANIS oleh bidan dengan
dikonfirmasi oleh dokter puskesmas bila ditemukan benjolan
f. Pelaksanaan IVA oleh bidan dengan dikonfirmasi oleh dokter
puskesmas
g. Penjelasan rencana tindak lanjut / follow up baik pada kasus positif
maupun negative
h. Pencatatan dan pelaporan pada form yang telah tersedia
i. Pemulangan klien

2.4.2 Pemangku Kegiatan dan Sumber Daya


Di Puskesmas Bumi Baru Kabupaten Way Kanan, tahun 2017 data
ketenagaan bidan sebanyak 13 orang, dibagi dalam 6 desa binaan. Tenaga
medis terdiri dua orang dokter umum.
Pendanaan kegiatan skrining Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA) berasal dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kebutuhan peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan berasal dari
fasilitas pemerintah. Untuk melaksanakan skrining maka dibutuhkan tempat
dan alat :
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi
2. Meja / tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada
posisi litotomi.
3. Sumber cahaya untuk melihat servik
4. Speculum vagina
5. Asam Asetat (3-5 %)
6. Swap lidi berkapas
7. Sarung tangan

2.4.3 Keluaran (Output)


1. Telah tercapainya cakupan perempuan dengan hasil positif dari test
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) pada penapisan kanker leher
rahim sehingga kanker leher rahim dapat segera ditangani.
2. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher
rahim.

2.4.4 Sistem Evaluasi


Tahapan evaluasi dilaksanakan dengan mengadakan rapat internal staf
pemegang program dan pelaksana program pemeriksaan Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA). Evaluasi ini dilakukan secara berkala setiap
satu tahun sekali untuk menemukan kendala dalam pelaksanaan sehingga
kendala yang ditemukan dapat ditindaklanjuti. Rapat diadakan di ruang
pertemuan Puskesmas Bumi Baru.
2.4.5 Kendala Pelaksanaan Program IVA
1. Ketersediaan alat terbatas.
2. Tempat pelaksaan terbatas.
3. Keengganan wanita diperiksa karena malu, kerepotan, keraguan akan
pentingnya pemeriksaan, takut terhadap kenyataan hasil pemeriksaan
yang akan dihadapi, ketakutan merasa sakit pada pemeriksaan.

2.5 Dampak Sebelum dan Sesudah Kegiatan IVA


2.5.1 Dampak sebelum Kegiatan IVA
Sebelum tahun 2016 di Puskesmas Bumi Baru belum pernah
diadakan kegiatan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Tahun 2016
ditemukan 1 kasus kangker serviks.

2.5.2 Dampak sesudah kegiatan IVA


Setelah dilakukan penyuluhan IVA banyak masyarakat yang tertarik
untuk mengikuti pemeriksaan IVA di Puskesmas, Polindes atau di BPM
terdekat. Masyarakat menjadi lebih perduli dengan kesehatannya dan
bersedia menghindari factor resiko terjadinya kanker leher rahim.
Masyarakat antusian dengan program IVA dan banyak ibu-ibu yang
melakukan pemeriksaan IVA. Setelah dilakukan pemeriksaan IVA
ditemukan hasil IVA positif 2 dan negative 350 Ibu dengan hasil IVA positif
dilakukan rujukan ke Rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

2.6 Keberlanjutan Kegitan IVA


2.6.1 Pembelajaran yang dapat dipetik
Sebelumnya masyarakat belum mengetahui tentang bahaya kanker
leher rahim dan bagaimana upaya pencegahannya. Dari masalah tersebut
pada tahun 2017 ditemukan 1 kasus kematian karena kanker leher Rahim,
dan 1 kasus kangker mamae. Kemudian di tahun 2018 Puskesmas Bumi
Baru memiliki inovasi baru pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA) untuk pencegahan dalam rangka upaya penurunan angka
kesakitan dan kematian karena kanker leher rahim. dalam pelaksanaannya
Puskesmas Bumi Baru berhasil mempengaruhi masyarakat melalui program
konseling, penyuluhan dan sosialisasi bahaya dan pencegahan. Puskesmas
Bumi Baru berhasil mengurangi angka kematian dan kesakitan karena
kanker leher rahim dengan upaya pencegahan dan deteksi dini melalui IVA.

2.6.2 Kelanjutan Program


Biaya program pemeriksaan IVA di tahun 2017 disesuaikan dengan
peraturan pemerintah daerah Kabupaten Way Kanan. Pemegang dan
pelaksana program IVA tetap melaksanakan konseling, penyuluhan dan
sosialisasi pada masyarakat tentang bahaya dan deteksi dini kanker leher
rahim sehingga masyarakat secara rutin tetap mau melakukan pemeriksaan
IVA secara rutin.

BAB III
PENUTUP
Inovasi program pemeriksaan IVA ini bisa dilakukan di seluruh pelayanan
di tingkat regional maupun nasional. Pemeriksaan IVA dapat terlaksana jika
tersedianya Sumber Daya Manusia serta Sarana dan Prasarana yang memadai.
Demikian proposal kegiatan inovasi ini dibuat, semoga apa yang menjadi tujuan
dari kegiatan ini dapat memberikan semangat bagi Remaja untuk menyongsong
Visi Kabupaten yang Maju dan Berdaya Saing 2021 bisa terwujud.
PUSKESMAS RAMAH REMAJA (PUSRAJA)
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk
1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
dewasa.
Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program
pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka
yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara itu menurut BKKBN
(Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduktif) batasan usia remaja adalah 10-21
tahun.
Pemuda adalah pelaku perubahan bangsa. Berbicara masalah pemuda tidak akan ada
habisnya, perubahan besar yang terjadi pada bangsa ini tidak terlepas dari peran para
pemuda yang pada saat itu cerdas, kritis dan kreatif. Sumpah pemuda 1928 lahir karena
langkah strategis yang dilakukan oleh pemuda untuk menyatukan pemuda di seluruh
tanah air menjadi satu bangsa dan satu bahasa. “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi,
sedangkan satu pemuda dapat mewujudkan mimpi mereka,” kata Bung Karno ketika itu.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B menyebutkan bahwa : (1)
Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah; (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam pasal ini tersurat bahwa
remaja memiliki hak untuk mengembangkan potensi diri tumbuh dan berkembang remaja
secara individual yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental, emosional dan spiritual.
Secara sosial, yaitu melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan
berkeluarga, menjadi anggota masyarakat dan mempraktekkan hidup sehat.
Remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi
yang dialami remaja. Remaja yang belum memiliki kesiapan secara ekonomi, kesehatan,
psikologi, sosial, pendidikan dan agama untuk memasuki jenjang pernikahan atau
berkeluarga juga kasus-kasus perilaku remaja yang tidak sehat mengusik perhatian kita
semua. Pengetahuan mengenai penyiapan kehidupan berkeluarga pada tahap remaja akan
menjadi dasar perilaku yang sehat sejak dini hingga pada tahapan selanjutnya. Sehingga,
investasi pada program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya.
Perilaku tidak sehat remaja terjadi dapat dilihat dari dari dua perspektif : (1).
Perspektif lingkungan (keluarga yang renggang, sekolah yang semakin kompetitif,
masyarakat yang semakin acuh dan individualistik, media yang menyampaikan informasi
sangat permissif, kelompok teman sebaya yang hidup semakin bebas; (2). Perspektif
pertumbuhan atau masa transisi remaja. (Sunarti, Pusat Studi Keluarga IPB Bogor, 2008)
Survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) untuk Propinsi Lampung tahun 2011
menunjukkan 30,9% remaja pria dan 34,7% remaja wanita (15-19 tahun) menyatakan
punya teman pernah melakukan hubungan seksual. Perkawinan di usia dini, hingga
sekarang ini masih banyak terjadi di masyarakat Propinsi Lampung. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS: 2011), sekarang ini paling tidak ada 37,795 persen perempuan di kawasan
pedesaan kawin pada usia dibawah 16 tahun, sementara di perkotaan besarannya sekitar
21,75 persen. Isu-isu triad KRR (seksualitas , HIV-AIDS dan Napza) merupakan isu yang
sangat aktual saat ini, untuk itulah isu-isu seperti ini memerlukan perhatian dari semua
pihak. Apabila kasus-kasus remaja dibiarkan nantinya akan merusak masa depan keluarga
dan masa depan bangsa indonesia.
Data dari Pengadilan Agama Blambangan Umpu, tercatat ada 8 dispensasi
perkawinan pada tahun 2014 dan 3 dispensasi perkawinan di tahun 2015 dikarenakan
hamil diluar nikah di Kabupaten Way Kanan dinominasi oleh siswi SMP. Masih
banyaknya kehamilan di luar nikah yang disebabkan oleh sexs bebas remaja tidak
terlaporkan. Setiap tahunnya Puskesmas Bumi Baru menemukan adanya kehamilan
remaja di luar nikah, data ini didapat dari kunjungan calon pengantin ataupun
pemeriksaan ANC yang usia kehamilannya jauh lebih tua dibanding usia pernikahan.
Kekerasan pada remaja tidak luput dari perhatian pemerintah tepatnya di di
kabupaten Way Kanan, tercatat ada satu kejadian kekerasan pada remaja putri yang
disiram air keras oleh mantan pacarnya, kejadian ini terjadi di kecamatan
Blambangan Umpu kampung Tanjung Raja Sakti tahun 2017.

1.1 Permasalahan dan Ruang Lingkup


1.1.1 Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam kegiatan inovasi ini sebagai berikut :
1. Bagaimana peran Puskesmas di wilayah Bumi Baru terhadap program
kesehatan Reproduksi Remaja ?
2. Bagaimana cara pendekatan Puskesmas di wilayah Bumi Baru terhadap
kasus yang dihadapi Remaja ?
1.1.2 Ruang Lingkup
Kegiatan inovasi ini meliputi beberapa kegiatan diantaranya :
1. Konseling remaja yang mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun mental
spiritual.
2. Penyuluhan kesehatan Reproduksi pada remaja Laki-laki maupun Perempuan.
3. Kunjungan rumah bagi remaja yang mengalami kecanduan Napza dan
sejenisnya.
4. Melibatkan remaja dalam kegiatan Kesehatan yang diadakan Puskesmas,
seperti Donor Darah, pemeriksaan IVA Test pada WUS, Hari Kesehatan,
Pameran Kesehatan, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan
Kesehatan.
1.2 Tujuan
Tujuan kegiatan inovasi ini adalah :
1) Untuk melindungi Remaja dari perilaku yang merusak secara pribadi maupun
lingkungan.
2) Untuk memberikan wadah bagi Remaja dalam mengaktualisasikan keterampilan
dan bakat.

2. KEGIATAN
2.1 Konseling Remaja
 Dilaksanakan setiap hari di Puskesmas, dengan ketentuan jam kerja Puskesmas
2.2 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
 Dilaksanakan sesuai jadwal kunjungan ke Sekolah yang ada diwilayah
Puskesmas Bumi Baru
2.3 Kunjungan Rumah Bagi Remaja yang Mengalami kecanduan Napza
 Dilaksanakan jika mendapatkan laporan dari pihak keamanan maupun
perangkat desa.
2.4 Melibatkan dalam beberapa event Kesehatan
 Dilaksanakan sesuai dengan jadwal Event Kesehatan

3. ANGGARAN
Semua kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran bersumber Dana Bantuan
Operasional Kesehatan.

4. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan inovasi ini dibuat, semoga apa yang menjadi tujuan dari
kegiatan ini dapat memberikan semangat bagi Remaja untuk menyongsong Visi
Kabupaten yang Maju dan Berdaya Saing 2021 bisa terwujud.

Lampiran

1. Foto remaja yang mengalami kekerasan


PROPOSAL KEGIATAN INOVATIF

PUSRAJA
(PUSKESMAS RAMAH REMAJA)
UPT PUSKESMAS BUMI BARU
TAHUN 2018
INOVASI PROGRAM PUSKESMAS PURWA AGUNG

“ANTA CILUK BA (ANAK TANGGAP CERDIK LUAR BIASA KREATIF


DAN BAHAGIA ) DAN ORALIT (OLAH RAGA AKSI LANSIA HIDUP
TERATUR) “

PEMERINTAH KABUPATEN WAY KANAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PURWA AGUNG
KECAMATAN NEGARA BATIN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan dapat menjadi sarana untuk menilai pencapaian pembangunan dalam


mewujudkan Visi UPT Puskesmas Purwa Agung “ Negara batin SehatMenuju Way kanan Maju
Dan Berdaya Saing “dan mencapai Misi UPT Puskesmas Purwa Agung “Menelenggarakan
kesehatan yang bermutu baik perorangan,keluarga,kelompok dan masarakat yang adil merata dan
terjangkau,Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan melalui UKBM
dan mendorong masarakatdan keluarga untuk hidup sehat”, Puskesmas Purwa Agung Kecamatan
Negara Batin mempunyai upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau dan bermutu. Prioritas pertama pembangunan kesehatan dititik beratkan kepada
pelayanan kesehatan ibu dan anak, dengan tetap memperhatikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin, penanggulangan penyakit dan penanganan gizi buruk pada balita dan
Penyakit tidak menular

Salah satu Kegiatan puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan partisipasi masyarakat
yaitu cakupan anak yang dilakukan pemeriksaan SDIDTK masih rendah pencapaian hanya 33,33
% dengan cakupan target 80 %. Hal ini disebabkan karena berbagai factor seperti kurangnya
perhatian orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak,kurangnya pengetahuan orang
tua,kurangnya penyuluhan dikarenakan kurangnya tenaga yang terlatih,belum adanya sarana dan
prasarana ang menunjang untuk pemeriksaan SDIDTK , peran dari lintas sektor masih kurang.
Maka, untuk meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat tentang kesehatan terutama ibu dan
anak maka dibentuk lah inovasi “ANTA CILUK BA ( ANAK TANGGAP CERDIK LUAR
BIASA KREATIF DAN BAHAGIA ). Anta Ciluk Ba dilakukan dengan cara UPT Puskesmas
Purwa Agung mengadakan MOU terhadap TK / PAUD ang ada diwilayah kerja UPT Puskesmas
Purwa Agung dan petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan ke TK / PAUD dan jika ada
anak ang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akan dirujuk ke UPT
Puskesmas Purwa Agung untuk ditindak lanjuti. Dengan kegiatan diharapkan peningkatan
cakupan Anak yang dilakukan pemeriksaan SDIDTK meningkat .
Selanjutnya Cakupan target kunjungan lansia pada tahun 2017 masih rendah nya
kunjungan posyandu dengan cakupan 60 % dengan target 80 %. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan masyarakt untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin,menunggu
sakit dahulu baru berobat, jadwal posyandu lansia yang sering berubah, kurangnya dukungan
keluarga untuk mengantar maupun mengingtkan lansia untuk datang ke posyandu, pelayanan
posyandu yang membosankan, dan kurangnya pengetahuan tentang akan penting nya posyandu.
Untuk itu dibentuk lah inovasi ORALIT dengan cara posyandu lasia yang terintegrasi dengan
PTM dan setiap posyandu lansia diadakan senam lansia serta diadakan kegiatan GERMAS
dengan memakan buah-buahan.

B. TUJUAN

1. Menjelaskan tentang Program inovasi ANTA CILUK BAdi puskesmas Purwa Agung
Tujuan untuk meningkatkan cakupan anak ang dilakukan pemeriksaan SDIDTK.

2. Menjelaskan tentang program inovasi ORALIT di puskesmas Purwa Agung


Agar terciptanya Lansia yang sehat dengan cara olah raga teratur.
BAB II
PEMBAHASAN

A. “ANTA CILUK BA (ANAK TANGGAP CERDIK LUAR BIASA KREATIF DAN


BAHAGIA )
1. Pengertian ANTA CILUK BA
ANTA CILUK BA adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan anak karena kualitas generasi penerus ditentukan oleh kualitas tumbuh
kembang anak,terutama anak usia 0-5 tahun.

2. Tujuan ANTA CILUK BA


a. Pertumbuhan dan perkembangan harus dideteksi ( ditemukan ) sejak dini).
b. Jika ditemukan anak ang mengalami penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
dapat segera di intervensi
c. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sektor terkait terhadap tumbuh kembang
anak.
d. Kepedulian orang tua dalam pementauan tumbuh kembang anak

3. PELAKSANAAN ANTA CILUK BA .

a. Pelaksanaan dilakukan di di TK/Paud yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Purwa
Agung

b. Pelaksanaan dilaksanakan di 11 posyandu yang ada wilayah kerja UPT Puskesmas Purwa
Agung

c. Orang tua mendampingi anak yang mengalami penimpangan pertumbuhan


perkembangan untuk di intervensi di UPT Puskemas Purwa Agung.

d. Bunda PAUD ikut memantau pertumbuhan dan perkembangan peseta didiknya

e. Penuluhan di TK/PAUD dan Posyandu

4.EVALUASI

Dengan inovasi ANTA CILUK BA yang diperoleh peningkatan dari 33,33% menjadi
73,28 % maka kegiatan ANTA CILUK BA sangat penting dilakukan secara trus menerus
dengan adanya bantuan peran dan dukungan penuh dari lintas sektor yang terkait.
B. ORALIT ( OLAH RAGA AKSI LANSIA HIDUP TERATUR )

1. Pengertian Posyandu Lansia


Ponsyandu lansia adalah forum komunikasi ahli teknologi pelayanan kesehatan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia khususnya pada lansia.

2. Tujuan ORALIT
Tujuannya memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung. Memelihara kemandirian lansia secara maksimal.
Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai, Melaksanakan pengobatan secara tepat,
Meningkat kan rasa kebersamaan diantara sesama lansia.
INOVASI ORALIT merupakan lansia digerakkan untuk lansia hidup teratur yaitu dengan
senam secara rutin,memeriksakan kesehatan sebelum sakit dan makan buah dan sayur.

3. Pelaksanaan ORALIT

1. Posyandu lansia dilakukan di 8 kampung

a. Purwa Agung

b. Purwa Negara

c. Setia Negara

d. Sri Mulyo

e. Sri menanti

f. Negara Mulya

g. Negara Batin

h. Kota Jawa
2. Pelaksanaan Senam lansia dilakukan setiap bulan satu

3. Pemeriksaan GDS ,Asam Urat dan kolesterol dilakukan cek setiap bulan

4.Penyuluhan di setiap kampung

4. Evaluasi

Posyandu lansia dilakukan di delapan kampung akan dilakukan inovasi setiap bulannya
Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS (Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol dan
senam lnsia serta makan buah dan sayur dan adanya peningktan kunjungan lansia.

BAB III
KESIMPULAN
1. Dengan inovasi ANTA CILUK BA yang dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang ke
TK/ PAUD mengalami peningkatan maka kegiatan ANTA CILUK BA sangat penting
dilakukan secara trus menerus dengan adanya bantuan peran dan dukungan penuh dari
lintas sektor yang terkait

2. Posyandu lansia dilakukan di delapan kampong akan dilakukan inovasi setiap bulannya
Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS(Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol
dan senam lansia serta makan buah dan sayur .
DOKUMENTASI

KEGIATAN ORALIT
SDIDTK

Anda mungkin juga menyukai