A. Pendahuluan
B. LatarBelakang
Yaitu :
1. Apakahadahubunganantarausiadengankejadianhipertensi
2. Apakahadahubunganantarajeniskelamindengankejadianhipertensi
3. Apakahadahubunganantarakebiasaanmerokokdengankejadianhipertensi
4. Apakahadahubunganantarapolaasupangaramdengankejadianhipertensi
5. Apakahadahubunganantarariwayatkeluargahipertensidengankejadianhipertensi
C. Tujuan
1. TujuanUmum
2. TujuanKhusus
Setelahmempelajaritinjauanpustakaini, diharapkanmampu :
a. Memahamidanmenjelaskanepidemiologihipertensi
b. Memahamidanmenjelaskandefinisihipertensi
c. Memahamidanmenjelaskangejalahipertensi
d. Memahamidanmenjelaskanpenyebabhipertensi
e. Memahamidanmenjelaskanpemeriksaanpenunjanguntukhipertensi
f. MemahamidanmenjelaskanPengobatanhipertensi
g. . Memahamidanmenjelaskanpencegahanhipertensi
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan Lasegar (lansia sehat dan bugar) di lakukan di Puskesmas kasui dan di
Kampung wilayah kerja kerja Pkm kasui.
1. Persiapan
a. Puskesmas menyusun tim untuk menjadi instruktur senam dan pemeriksaan
kesehatan Lansia di Puskesmas
b. Puskesmas menyusun tim untuk senam dan pemeriksaan kesehatan Lansia di
masing-masing kampung
c. Tim Puskesmas membuat surat pemberitahuan pelaksanaan kegiatan ke kepala
kampung
d. Berkoordinasi dengan Kepala kampung dan kader
e. Tim menyiapkan alat untuk mengadakan senam dan pemeriksaan kesehatan
Lansia
f. Berkoordinasi dengan bidan desa setempat untuk menyiapkan tempat melakukan
senam dan pemeriksaan kesehatan
2 . Pelaksanaan
Sasaran kegiatan yaitu seluruh wanita dan laki2 yang berumur 45 tahun ke atas.
DITETAPKAN DI : KASUI
dr.EmaEliyana
Nip. 19810719 201411 2 002
LASEGAR DI KAMPUNG
A. LatarBelakang
Semua upaya pengobatan dan perawatan yang diberikan kepada masyarakat harus dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta selalu dapat ditingkatkan dan
dikembangkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya pengobatan yang dikenal masyarakat saat ini sangat beragam jenisnya, antara lain:
pengobatan konvensional atau dikenal masyarakat sebagai pengobatan yang dilakukan
oleh tenaga medis, kemudian pengobatan non konfensional yang disebut sebagai
pengobatan komplementer-alternatif, dimana praktek medis maupun non medis
digabungkan dengan mengunakan metode keteramilan (pijat urut, patah tulang), alat
(bekam, jarum) maupun ramuan obat teradisional (jamu) dalam upaya penyembuhan
berdasarkan pengalaman secara turun – temurun.
Semua upaya kesehatan yang diberikan oleh UPT Puskesmas Negeri Agung kepada
masyarakat harus dapat mewujudkan masyarakat Negeri Agung yang sehat, mandiri, maju
dan berdaya saing di tahun 2020.
UPT Puskesmas Negeri Agung berupaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang
ada dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan standar kesehatan
yang ada, Puskesmas juga meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
terhadap kesehatan dan Puskesmas terus berusaha meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia nya sesuai dengan kompetensi sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan
yang berkualitas.
UPT Puskesmas Negeri Agung akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat yaitu dengan memberikan pelayanan dengan cepat, aman, nyaman, tepat,
inovatif dan konsisten disetiap kegiatan,khususnya program Batra.
Oleh sebab itu maka program Batra berusaha untuk mengembangkan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga yang telahada di masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan
masyarakat melalui gerakan “MINJAM DUIT” (Minum Jamu Dirimu Sebelum Sakit)
Adapun dasar hukum yang melandasi Program Battra di Puskesmas Negeri Agung adalah
a. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Pasal 1,48, 59, 60, dan 61
b. PMK No. 61 tahun 2016 tentang Empiris
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas Negeri Agung melalui
Pengobatan Tradisional
Tujuan Khusus :
Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan minum jamu sebelum
sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
“MINJAM DUIT “ adalah suatu gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya di
Puskesmas manapun, yaitu dimana Puskesmas Negeri Agung mencanagkan suatu
gerakan minum jamu sebelum sakit
B. Tujuan
1. Untuk memelihara kesehatan masyarakat Negeri Agung
2. Sebagai pengobatan saat sakit ataupun sebagai pendamping pengobatan medis
3. Memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah warga kecamatan Negeri
Agung dengan menanami Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
4. Melestarikan ramuan obat yang sudah ada secara turun temurun
C. Pelaksanaan
Kegiatan “MINJAM DUIT” UPT Puskesmas Negeri Agung:
N KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN SASARAN
O
1. Minum jamu di Melaksanakan kegiatan “MINJAM Masyarakat
Puskesmas DUIT”(Minum Jamu Dirimu Sebelum
Sakit) di UPT Puskesmas Negeri Agung
2. Penyuluhan pada hari senin minggu pertama dan
TOGA di minggu ketiga dengan bermitra dengan
posyandu Penjual jamu di wilayah UPT Puskesmas
Negeri Agung
3. Percontohan
TOGA di
Puskesmas
E. Sasaran
Masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Negeri Agung
F. Evaluasi
Menurunkan anggka kesakitan pada penyakit system otot dan jaringan pengikat yang
pada bulan Januari 2018 menduduki peringkat ke 4 dari 10 besar penyakit dengan
jumlah kasus 124 penderita.
Dan pada bulan September 2018 penyakit system otot dan jaringan pengikat tidak lagi
masuk dalam sepuluh besar penyakit di UPT Puskesmas Negeri Agung
DOKUMENTASI
A.LATAR BELAKANG
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker
yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang.secara global terdapat 600.000 kasus
baru dan 300.000 kematian setiap tahun nya,hampir 80% terjadi di negara berkembang.fakta-
fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada
Saat ini kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita indonesia yaitu
sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan indonesia
dalam resiko mendapat kanker leher rahim.kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi
pada area leher rahim yaitu pada bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dan
vagina.usia rata-rata pada kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun,dan didistribusi kasus
mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60-64 tahun
Tingginya angka kematian ini adalah karena penyakit ini tidak mempunyai ciri yang
deteksi dini,namun hal ini masih jarang dilakukan khusunya dinegara berkembang karena
pengetahuan tentang kanker rahim dan kesadaran akan kesehatan masih kurang.mayoritas
penderita datang untuk berobat ketika keadaan kesehatannya telah kritis atau ketika
Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi,masalahnya vaksin untuk melindungi diri
kita dari virus HPV penyebab kanker servik itu harganya mahal,sehingga tidak terjangkau
semua lapisan masyarakat.untuk itu pemeriksaan kesehatan dengan iva test ( inspeksi visual
dengan asam asetat) perlu dilakukan secara rutin sebagai deteksi dini kanker serviks.
Maka dari itu UPT Puskesmas Blambangan Umpu membentuk TIM PITA DARA ( tim
pemeriksaan IVA Test dan Payudara) untuk mendeteksi secara dini kanker serviks dan
kanker payudara di wilayah kerja UPT puskesmas Blambangan Umpu Kabupaten waykanan
tentang kanker serviks dan melakukan pemeriksaan IVA TEST sebagai skrining sedini
B.TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
dini kanker serviks dan kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan iva
• mendeteksi secara dini kanker serviks dan kanker payudara pada wanita usia
subur
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/terus menerus dan tak
terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang
jauh dari asalnya.Sel kanker bersifat ganas dan dapat menyebabkan kematian
Leher rahim (serviks) merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke
puncak liang senggama (vagina) yang hanya dapat dilihat dengan alat spekulum
Kanker leher rahim adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher rahim
leher rahim,
asetat,Asam asetat merubah warna sel abnormal menjadi lebih PUTIH dan
puskesmasBlambangan Umpu
WUS
3 k.umpu 389 62 62
4 Lembasung 387 62 62
5 u.kencana 389 62 62
6 Bratayuda 217 35 35
7 Sidoarjo 297 47 47
8 u.bakti 381 61 61
9 g.batin 199 32 32
10 Sriwijaya 215 34 34
12 g.riang 173 28 28
Jadwal pelaksanaan TIM PITA DARA UPT Puskesmas Blambangan Umpu Tahun 2018
UMPU
2. memberikan surat pemberitahuan kepada kepala kampung bahwa TIM PITA DARA
5. selalu berkoordinasi dengan bidan desa,bila ada perubahan jadwal dan tempat
pelaksanaan kegiatan :
2. Menjawab kebutuhan dan kekhawatiran ibu mengenai pemeriksaan IMS, payudara dan tes IVA.
3. Meminta ibu untuk melepas pakaian dalam baik bra maupun celana, dan memakaikan sarung.
4. Pemeriksaan payudara
a. Pada saat melakukan pemeriksaan, harus diingat untuk selalu mengajarkan cara melakukan
SADARI.
a) bentuk
b) ukuran
d) kulit cekung
b. Memeriksa apakah terjadi pembengkakan, suhu tubuh yang meningkat atau rasa nyeri pada salah
d. Meminta ibu/klien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas kepala dan lihat kedua
payudaranya.
e. Memperhatikan apakah ada perbedaan. Meminta ibu untuk meletakkan kedua tangan di pinggang
f. Meminta ibu/klien membungkuk untuk melihat apakah kedua payudaranya menggantung secara
seimbang.
h. Meletakkan bantal di bawah pundak kiri ibu/klien. Meletakkan lengan kiri ibu di atas kepalanya.
i. Melihat payudara sebelah kiri dan memeriksa apakah ada perbedaan dengan payudara sebelah
kanan. Memeriksa apakah terdapat kerutan atau lekukan pada kulit payudara.
j. Menggunakan telapak jari-jari telunjuk, tengah dan manis, mempalpasi seluruh payudara,
dimulai dari sisi atas paling luar dari payudara, menggunakan teknik spiral. Perhatikan apakah
k. Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menekan puting payudara. Perhatikan apakah
l. Ulangi langkah-langkah tersebut di atas untuk payudara sebelah kanan. Jika perlu, ulangi
tindakan ini dengan posisi ibu duduk dan kedua lengan berada di samping tubuh.
m. Meminta ibu/klien untuk duduk dan mengangkat kedua lengan setinggi bahu. Mempalpasi
pangkal payudara dengan menekan di sepanjang sisi luar otot pectoral kiri sambil secara bertahap
menggerakkan jari-jari kearah axilla. Memeriksa apakah terjadi pembesaran kelenjar getah
5. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar.
b. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi semua area
abdomen. Mengidentifikasi adanya massa, daerah yang nyeri atau resistansi otot. Mencatat
temuan.
c. Mengidentifikasi area yang terasa nyeri (tender area). Jika terdapat nyeri, periksa apakah terjadi
d. Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah (lipat paha), memakai sepasang sarung tangan
periksa yang baru atau sarung tangan bedah yang telah di-DTT sebelum memeriksa lipat paha.
Mempalpasi kedua area abdomen bawah apakah terdapat benjolan, atau bisul
a. Menginspeksi genitalia eksternal dan memeriksa lubang uretra serta Skene’s dan Bartholin’s
b. Memasang spekulum dan membuka cocor bebek sehingga seluruh permukaan mukosa vagina dan
leher rahim dapat terlihat dengan jelas. Jika memakai sarung tangan berlapis, masukkan tangan
tersebut ke dalam larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tangan dengan membalik bagian dalam
keluar.
• Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung tangan
c. Memeriksa leher rahim apakah terdapat cervicitis, ectropion, tumor, Nabothian cysts atau ulcer,
d. . Membersihkan leher rahim dengan swab kapas yang sudah dibasahi dengan air DTT . Buang
swab.
e. Mengoleskan larutan asam asetat pada leher rahim dan menunggu selama 1 menit. Buang swab.
f. Menghilangkan sisa asam asetat dari leher rahim dan vagina menggunakan swab kapas yang
sudah dibasahi dengan air DTT. Buang swab yang telah dipakai.Melepas spekulum.
• Jika hasil tes IVA negatif, dekontaminasi dengan meletakkan spekulum dalam larutan
• Jika hasil tes IVA positif, letakkan spekulum pada wadah yang telah di-DTT.
g. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.
j. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain pada catatan medis ibu.
Membahas hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama ibu dan menjawab pertanyaan.
• Jika hasil tes IVA negatif, beritahu kapan ibu harus kembali untuk menjalani tes IVA
berikutnya.
Jika hasil tes IVA positif atau diduga kanker, diskusikan langkah selanjutnya yang dianjurkan.
Pencatatan hasil kegiatan di catat sesuai dengan format yang ada ,dan dilaporkan
hasil kegiatan tersebut dengan kepala puskesmas untuk selanjutnya dilakukan entri data oleh
KESIMPULAN
2. mendeteksi kanker secara dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker leher
5. Tercapainya sasaran dan target iva test di wilayak upt puskesmas Blambangan
Umpu
Foto kegiatan Iva Test
dan Sadanis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut dapat bekerja secara produktif. Gangguan jiwa
merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku (maladaptif) akibat adanya distrorsi
emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena
menurunnya semua fungsi kejiwaan (Stuart, dalam Sutejo 2017)
Mental Illnes adalah respon maladaptif terhadap stressor dari lingkungan dalam / luar ditunjukan
dengan pikiran, perasaan dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan kultural
serta menganggu fungsi sosial, kerja dan fisik individu ( Townsend, dalam Sutejo 2017)
Kesehatan jiwa masih menjadi satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia,
termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofernia, 4,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sesuai dengan keanekaragaman penduduk maka
jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penurunan produktifitas
manusia untuk jangka panjang (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar ( Rikesdas) 2013, prevalensi gangguan mental
emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke
atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak
1,7 per 1000 penduduk ( Depkes RI, 2013) http//www.Depkes.go.id
Dari jumlah seluruh responden dengan gangguan jiwa berat berdasarkan data Riskesdes 2013
adalah sebanyak 1.728 0rang. Prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi di Yogyakarta dan aceh
masing-masing (2,7), yang terendah Kalimantan barat (0,7) sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat dilampung (0,8)
Prevalensi gangguan mental emosional penduduk secara umum di Lampung sebesar 1,2% lebih
rendah dari angka nasional (6,0%). Gangguan mental tertinggi terdapat di Kabupaten Lampung
Selatan sebesar 10,4% dan terendah terdapat di Lampung Utara 3,1%.
Dari data laporan dinas kesehatan Way Kanan tahun 2017, tercatat 233 orang dengan
gangguan jiwa, terdiri dari 159 orang pria dan 74 0rang wanita. Pasien dengan skizoprenia dan
gangguan psikotik kronik ( 38,7% ). Gangguan depresi ( 7,8% ). Gangguan penggunaan
NAFZA ( 9,5% ). Gangguan bipolar ( 6,1% ). Retardasi Mental (30,9%). Gangguan psikotik
akut (2,5%). Gangguan mental organik ( 1,7% ), gangguan kesehatan jiwa bermula dari bayi,
anak dan remaja dan perkembangannya ( 1,7% ).
Dari laporan rekam medis puskesmas Gunung Labuhan di kabupaten Way Kanan
terdapat pasien bejumlah 12 orang 10 laki-laki dan 2 wanita. skizoprenia dan gangguan psikotik
kronik lainya (41,8%). Gangguan psikotik akut (8,4%). Gangguan depresi (16,5%). Retardasi
mental (16,5%). Gangguan bipolar (8.4%). Gangguan penggunaan NAFZA (8,4%).
Data bulan januari sampai bulan agustus 2018 pasien jiwa di Puskesmas Gunung
Labuhan berjumlah 20 orang yaitu 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan meliputi
SKizoprenia dan gangguan psikotik kronik lainnya (40%) Gangguan psikotik akut (5%)
retardasi mental (10%), epilepsi (25%, )Retardasi mental (10%), bipolar (5%), Gangguan
penggunaan NAFZA (5%). Dilihat dari data-data tersebut terjadi peningkatan jumlah pasien
odgj dari tahun 2017 ke 2018 mengalami peningkatan
Kasus pasung di puskesmas Gunung Labuhan dari tahun 2017 sampai tahun 2018
bejumlah 4 orang, Pemasungan terjadi karena bermacam alasan :
1. Masyarakat dan keluarga memiliki pemahaman yang keliru tentang Gangguan
jiwa,ODGJ dianggap sebagai orang kerasukan setan, kena teluh, atau berbahaya bagi
lingkungan
2. Keluarga malu mempunyai anggota keluarga yang mempunyai masalah gangguan jiwa
sehingga tidak dibawa berobat.
3. Tindakan yang anarkis dari ODGJ yang membahayakan baik diri sendiri maupun orang
lain sehingga keluarga terpaksa melakukan pemasungan
4. Keluarga tidak memiliki biaya untuk pengobatan anggota keluarga dengan ODGJ
5. Keluarga belum memiliki kartu jaminan kesehatan
kita juga mengetahui bahwa kasus pemasungan bertentangan dengan :
a) Undang- undang No 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa pasal 86 menyatakan
“ Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pemasungan, penelantaran, kekerasan
dan atau menyuruh orang lain melakukan pemasungan, penelantaran dan atau kekerasan
terhadap ODMK dan ODGJ di pidana menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku
b) Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang hak azasi manusia , pasal 42 menyatakan
“ bahwa setiap warga Negara yang berusia lanjut, cacat fisik atau cacat mental berhak
mendapakan perawatan , pendidikan pelatihan dan bantuan khusus atas biaya negara
ubtuk menjamin kehidupan yang layak sesuaidengan martabat kemanusiannya,
meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang atau masalah diatas maka masalah diatas
sangat penting untuk diatasi dan ditindaklanjuti
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk Meningkatkan derajat kesehatan jiwa dan kualitas hidup masyarakat kecamatan
Gunung Labuhan
2. Tujuan Khusus
a. Mendukung pencapain Indonesia bebas pasung
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan keluarga melalui penyuluhan tentang
kesehatan jiwa
c. Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan psikiatri
d. Memberikan pengobatan atau merujuk pasien ke RS Jiwa
D. SASARAN
Masyarakat dan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan ODMK dan ODGJ
dan pasien dengan gangguan jiwa itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut dapat bekerja secara produktif. Gangguan jiwa merupakan manifestasi
dari bentuk penyimpangan perilaku (maladaptif) akibat adanya distrorsi emosi sehingga ditemukan
ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Stuart,
dalam Sutejo 2017)
Orang dengan Gangguan Jiwa dan Orang dengan Masalah Kesehatan perlu mendapatkan penanganan
yang tepat dan terkontrol dari petugas kesehatan. Pemasungan terjadi karena berbagai kondisi seperti ,
ketidak tahuan masyarakat dan keluarga tentang penanganan /cara mengobati anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, faktor ekonomi juga berperan penting keluarga tidak mampu membawa
anggota keluarga yang mengalami gagguan jiwa untuk berobat ke fasilitas kesehatan. Tindakan
pemasungan bertentangan dengan dengan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa pasal 86
B. SARAN
Penulis mmenyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dalam pembuatan proposal ini kami tidak luput
dari kesalahan dan semoga dengan selesainya proposal ini dapat bermmanfaat bagi pembaca dan temen-
teman,. Amiin
KERANGKA ACUAN PRORAM ACUAN PROGRAM KESEHATAN JIWA
A. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014, kesehatan jiwa
adalah Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya.
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik,
mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan dan/ kualitas hidup sehingga memiliki resiko
mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau
perubahan perilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma, diskriminasi dan
marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak mencari pengobatan yang
sebenarnya sangat dibutuhkan atau mereka akan mendapatkan pelayanan yang bermutu
rendah. Marginalisasi dan diskriminalisasi dapat meningkatkan resiko kekerasaan pada hak-hak
individu, hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat menteri dalam
negeri No ; PEM 29/6/15 Tanggal 11 Nopember 1977. Surat ini ditujukan kepada Gubernur
seluruh Indonesia yang meminta kepada Masyarakat untuk tidak melakukan pemasungan
terhadap penderita gangguan jiwa dan menunbuhkan kesadaran masyarakat untuk
menyerahkan perawatan penderita di Rumah Sakit Jiwa.
B. LATAR BELAKANG
Gangguan kesehatan jiwa adalah penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarga
baik mental juga materi, pengrtian, pengetahuan dan stigma, masyarakat terhadap penderita
jiwa dianggap hina dan memalukan. Pemahaman yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di
berbagai kalangan, didukung agama, oleh faktor kemiskinan keluarga. Dengan masalah tersebut
diatas terketuk untuk melaksanakan program kesehatan jiwa.
D. KEGIATAN-KEGIATAN
Program kesehatan jiwa seperti :
1. Kunjungan rumah pasien gangguan jiwa
2. Pemantaun dan kontrol status pengobatan pasien gangguan jiwa
F. SASARAN
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan kependerita gangguan jiwa
2. Memberikan penyuluhan kepada pengunjung
Sop pada Pasien Jiwa Dengan
Defisit Keperawatan Diri
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
1. Pengertian Gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (
kebersihan diri, berhias, maka, toilet training )( Herdman 2012 ).
2. Tujuan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
c. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
d. Pasien mampu melakukan makan dan minun dengan cara
yang baik
e. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
6. Langkah-langkah
a. Membina hubungan saling percaya
b. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri,
perawat dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi ;
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri
c. Melatih pasien berdandan/berhias
1. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
1.1 Berpakaian
1.2 Menyisir rambut
1.3 Bercukur
2. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
1.1 Berpakaian
1.2 Menyisir rambut
1.3 Bercukur
d. Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
7 7. 7Bagan alir
perlu diperhatikan
9.9 Unit terkait
1) Administrasi
2) IGD
3) BP Umum
111.11
Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
Sop pada Pasie Jiwa Dengan
Isolasi Sosial
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
7. Pengertian Keadaan dimana seorang individu mengalamai penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya.
8. Tujuan
f. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
g. Pasien menyadari Isolasi sosial yang dialaminya
h. Pasien mampu berinteraksi secara bertahap dengan
anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya.
i. Pasien mampu berkomunikasi saat melakukan kegiatan
rumah tangga dan kegiatan sosial
9. Kebijakan
1. Kebijakan Kepala Puskesmas Gunung Labuhan
Nomor......../PKM-M/ Kep/......tentang jenis-jenis pelayana
4. Langkah-langkah
f. Membina hubungan saling percaya
g. Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
5. Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan
berinteraksi dengan orang lain
6. Tanyak apa yang menyebabkan pasien tidak ingin
berinteraksi dengan orang lain
7. Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak
teman an bergaul akrab dengan mereka
8. Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengiring diri
dan tidak bergaul dengan orang lain
9. Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan
fisik pasien
h. Melatih pasien berintraksi dengan orang lain secara
bertahap
3. Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang
lain
4. Beerikan contoh berbicara dengan orang lain
5. Beri kesempatan pasien mempraktekan cara
berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan
dihadapan perawat
6. Bantu pasien berinteraksi dengan satu orang
teman/anggota keluarga
7. Bila pasien sudah menunjukan kemajuan, tingkatkan
jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan
seterusnya.
8. Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
9. Latih pasien pasien bercakap-cakap dengan anggota
keluarga saat melakukan kegiatan harian dan kegiatan
rumah tangga
10. Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan
harian sosial misalnya belanja ke warung, ke pasar, ke
kantor pos, ke bank lain-lain
11. Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya
i. Bagan alir
diperhatikan
k. Unit terkait
4) Administrasi
5) IGD
6) BP Umum
l. DokumenTerkait
3) Register
4) Rekam Medik
m. Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
SOP pada Pasien Jiwa dengan
Halusinasi
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
10. Pengertian Persepsi atau tanggapan dari panca indra tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal ( Laraia, 2009)
11. Tujuan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenal Halusinasi
c. Mengontrol Halusinasi
12. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas dalam membuat Surat Keterangan
Dokter dan memberikan penomoran dengan benar.
Pelaksanaan pembuatan surat keterangan dokter harus mengikuti
langkah-langkah yang tertuang dalam SOP.
13. Referensi Modul Pelatihan bagi perawat tentang Pelatihan Deteksi Dini Dan
Penatalaksanaan Gangguan Jiwa bagi Tenaga puskesmas
15. Langkah-langkah
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien menyadari halusinasii yang dialami
1) Tanyakan pada pasien tetntang halusinasi yang
dialaminya: tanpa mendukung dan menyangkal
halusinasinya
2) Identifikasi isi halusinasi, frekuensi munculnya
halusinasi yang dialami, waktu terjadinya halusinasi,
situasi munculnya halusinasi, perasaan, respons dan
upaya yang telah dilakukan pasien untuk
menghilangkan atau mengontrol halusinasi
c. Melatih pasien mengontrol halusinasi
1) Jelaskan cara mengontrol halusinasi dengan melawan
halusinasi (menghardik), mengalaihkan (bercakap-
cakap dengan orang lain dan melakukan kegiatan
secara terjadual dirumah seperti merapikan tempat
tidur, menyapu lantai, atau mencuci baju dan lain-lain
2) Beri contoh cara melawan halusinasi dengan cara
menghardik, cara mengalihkan halusinasi dengan cara
meminta bantuan pada orang lain untuk bercakap-cakap
saat halusinasi dengan cara meminta bantuan pada
orang lain untuk bercakap-cakap saat halusinasi dan
menyusun jadual kegiatan sehari-hari dirumah
3) Diskusikan enam benar minum obat
4) Berikan pasien kesempatan pasien mempraktekan cara
melawan halusinasi, dengan cara menghardik,
mengalihkan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain dan menyusun jadual kegiatan haian
dirumah
d. Memberi pujian setiap kemajuan pasien
e. Mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
melakukan tindakan keperawatan untuk mengontrol
halusinasi. Mungkin pasien akan mengungkapkan
keberhasilan atau kegagalannya. Beri doronga terus
menerusbagar psien tetap semangat meningkatkan
latihannya
16. Baganalir -
diperhatikan
18. Unit terkait
7) Administrasi
8) IGD
9) BP Umum
19. DokumenTerkait
5) Register
6) Rekam Medik
23. Kebijakan Sebagai pedoman bagi petugas untuk dapat melaksanakan SOP
dengan baik dan benar.
24. Referensi Modul pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksaan Gangguan Jiwa
bagi Tenaga Puskesmas
diperhatikan
v. Unit terkait
10) Administrasi
11) IGD
12) BP Umum
w. DokumenTerkait
7) Register
8) Rekam Medik
x. Rekaman Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis MulaiDiberlakukan
perubahan
Sop pada Pasien Jiwa Dengan
Harga Diri Rendah
S No. Dok. :
No. Revisi :
O Tgl.Terbit :
P Halaman :
SOPIAN. S.KM
UPT PUSKESMAS
GunungLabuhan 197208031993021004
27.Pengertian Penilaian atau perasaan negative tentang diri atau kemampuan diri
yang telah berlangsung lama.
28.Tujuan
s. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
t. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
u. Pasien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan
v. Pasien mampu menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan
w. Pasien mampu merencanakan kegiatan yang telah dilatih
32.Langkah-langkah
y. Membina hubungan saling percaya
z. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:
1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan spek
positifpasien (buat daftar kegiatan)
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan
penilaian yang negatif setiap kali bertemu dengan
pasien
aa. Bantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan
Tindakan keperawatan yang dapat digunakan :
1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini ( buat daftar kegiatan)
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien
bb. Bantu pasien dapat memilih/ menetapkan kegiatan
berdasarkan daftar kegiatan yang dapat dilakukan
Tindakan keperawatab yang dapat dilakukan
1) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan
2) Bantu pasien memberikan alas an terhadap pilihan yang
ia tetapkan
cc. Latih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
1) Latih kegiatan yang dipilih ( alat dan cara melakukan)
2) Bantu pasien memasukan pada jadual kegiatan untuk
latihan dua kali perhari
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap
kemajuan yang diperlihatkan pasien
dd. Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampauannya dan menyusun rencana kegiatan
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan
1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatih
2) Beri pujian atas aktifitas / kegiatan yang dapat dilakukan
s\asien setiap hari
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktifitas
4) Susun daftar aktifitas yang sudah dilatih bersama
pasien
5) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas
yang dilakukan
12 7. 7Bagan alir
8 8.13
Hal-hal yang p -
perlu diperhatikan
9.14Unit terkait
13) Administrasi
14) IGD
15) BP Umum
A. Pendahuluan
Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak yang ditemukan oleh Yayasan
Kanker Indonesia setelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan didunia
setiap tahun didiagnosa terkena kanker serviks dan 80% berada di Negara Berkembang
termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1
orang perempuan karena kanker serviks.
Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul 4045 kasus baru, 20-25 orang meninggal,
berarti setiap 1 jam diperkirakan 1 orang perempuan meninggal dunia karena kanker serviks.
Artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan yang masih produktif setiap
bulannya. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker
termasuk kanker serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah
lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh sehingga
biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin tinggi. Disisi lain kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk factor-faktor risiko dan upaya
pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 % faktor risiko terkena kanker berhubungan
dengan perilaku dan lingkungan. Karena itu perlu ada suatu gerakan bersama, menyeluruh
dan berkesinambungan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker
terutama kanker serviks.
Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakukan upaya pencegahan
primer seperti meningkatkan atau intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan
immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut
melalui pemeriksaan pap smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam
acetat). Saat ini cakupan “screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap
smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan “screening” yang
efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks
adalah 85 %.
Oleh sebab itu UPT. Puskesmas Negeri Baru Kecamatan Blambangan Umpu
Kabupaten Way Kanan, mencoba membuat sebuah terobosan untuk mendeteksi secara dini
Kanker Serviks dan Kanker Payudara dengan sebuah inovasi “MIDOR PAY” (Mobile Iva
Test dan Observasi Payudara).
B. Latar Belakang
Pergeseran Penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan fragmatis
issu Kesehatan dalam dasawarsa ini, Kanker merupakan penyakit PTM yang mematikan dan
paling banyak menyebebkan kematian setelah diabetes mellitus. Adapun latar belakang
inovasi Midor Pay di luncurkan adalah :
1. Rencana Startegis Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, yaitu
masih rendahnya Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun (Th. 2017
sekitar 27%)
2. Kanker Payudara dan Kanker serviks menduduki urutan pertama penyebab kematian
yang disebabkan oleh keganasan.
3. Masih Kurangnya pengetahuan masyarakat bagaimana mendeteksi secara dini tentang
penyakit kanker serviks dan kanker Payudara.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM).
b. Mendukung kegiatan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) yang digalakan di
Puskesmas Negeri Baru.
c. Mempermudah masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan terutama
Pencegahan Penyakit Tidak Menular.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Pengetahuan masyarakat tentang Kanker Servisk dan Kanker
Payudara.
b. Mendeteksi secara dini kanker serviks dan kanker payudara bagi Wanita Usia
Subur (WUS) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Negeri Baru.
2. Pelaksanaan
a. Sosialisasi dan Lounching Inovasi Midor Pay dilakukan di Loka Karya Mini Lintas
Sektor (Lokmin Tribulanan I).
b. Pelaksanaan Kegiatan Midor Pay dilaksanakan ditempat yang telah disepakati oleh
apparat kampung seperti balai kampung, gedung posyandu, atau rumah warga.
c. Peserta kegiatan dikumpulkan dan diberikan penyuluhan Kanker serviks, Kanker
Payudara, Iva Test dan Sadanis.
d. Peserta diminta mendaftarkan diri kemeja pendaftaran dan dipanggil dengan nomor
urut pendaftaran.
e. Pembuatan kartu status;
f. Pemanggilan klien dan suaminya (bila ada);
g. Pemberian konseling dan informed consent (meminta kesediaan Klien dan suaminya
untuk dilakukan tindakan);
h. Pemeriksaan payudara dengan cara SADANIS oleh bidan dengan dikonfirmasi oleh
dokter umum terlatih Puskesmas bila ditemukan benjolan;
i. Pelaksanaan IVA oleh dokter umum terlatih dan bidan terlatih;
j. penjelasan rencana tindak lanjut/follow-up baik pada kasus positif maupun negatif;
k. pencatatan dan pelaporan pada form yang telah tersedia; dan pencatatan melalui
surveilans PPTM berbasis IT.
G. Jadual Kegiatan
No Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaan
1. Menyusun Tim Inovasi Puskesmas Midor Pay Desember 2017
2. Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan Midor Pay Desember 2017
3. Sosialisasi Inovasi Midor Pay Januari 2018
4. Lounching Inovasi Midor Pay Februari 2018
5. Pelaksanaan Kegiatan Midor Pay Februari s.d. Desember 2018
6. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Maret, Juni, September,
Desember 2018
A. Pendahuluan
Permasalahan dari masyarakat dalam pelaksanaan upaya Puskesmas dapat berguna untuk
evaluasi keberhasilan upaya maupun pengembangan upaya Puskesmas sesuai perubahan
kebutuhan dan harapan sasaran.
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan
produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.
Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi
akan mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi kesehatan individu dan
masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi baik
membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Agar
tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular
terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.
Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Hasil
penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai berikut. Pertama, masih banyak
penduduk yang tidak cukup mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Berdasarkan Riskesdas
2013, 93,5% penduduk usia di atas 10 tahun mengonsumsi sayuran dan buah-buahan masih
di bawah anjuran. Kedua, kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang perhari masih
rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan kacang-
kacangan. Ketiga, konsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi, garam tinggi dan
lemak tinggi, baik pada masyarakat perkotaan maupun perdesaan, masih cukup tinggi.
Keempat, asupan air pada remaja masih rendah. Kelima, cakupan pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif (ASI Eksklusif) pada bayi 0-6 bulan masih rendah (61,5%).
Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah
kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi
13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek
(stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut
18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja berdasarkan
Riskesdas 2010 sebesar 28,5%.
Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai
anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap
perkembangan kognitif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan
ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada masa ini juga
dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes.
Pencegahan timbulnya masalah gizi tersebut, memerlukan kegiatan sosialisasi pedoman
Gizi Seimbang yang harus mempertahankan Prinsip 4 Pilar yaitu anekaragam pangan,
perilaku hidup bersih, aktifitas fisik dan memantau berat badan secara teratur untuk
mempertahankan berat badan normal
Perubahan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan sosialisasi, pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan kepada masyarakat serta kegiatan konseling, dan praktik Gizi
Seimbang. Keberhasilan kegiatan tersebut sangat ditentukan oleh peran Pemerintah baik
tingkat Pusat maupun Daerah dan peran serta Masyarakat secara aktif. Keberhasilan juga
dipengaruhi oleh faktor tenaga, sarana, sumber daya, metode, media dan berkelanjutan.
Agar kegiatan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, konseling, dan praktik
Gizi Seimbang dapat dilaksanakan dengan optimal perlu adanya kejelasan tugas dan
tanggung jawab petugas dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu perlu ditekankan
pentingnya peran aktif pemangku kepentingan kesehatan yang lain dalam melaksanakan
kegiatan untuk merubah sikap dan praktik kesehatan dan gizi masyarakat, termasuk peran
instansi lain seperti Pendidikan dan Kebudayaan, Agama, BKKBN, Pertanian, Dalam Negeri,
Perindustrian, Perdagangan, Kelautan dan Perikanan, Sektor Swasta dan Masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dan dengan Adannya temuan balita BGM sebanyak 13 orang,
balita kurus sebanyak 42 orang, Ibu hamil KEK 22 orang dan ibu hamil anemia 44 orang di
masyarakat wilayah kerja UPT Puskesmas Rebang Tangkas, program UKM UPT Puskesmas
Rebang Tangkas membuat kegiatan inovasi “WARUNG KELUARGA SADAR GIZI”
(Warung KaDarZi) yaitu suatu kegiatan dimana UPT Puskesmas Rebang Tangkas
mengenalkan menu gizi seimbang dan memfasilitasi masyarakat terutama bagi pasien yang
datang ke UPT Puskesmas Rebang Tangkas agar mudah mendapatkan pemahaman tentang
bahan – bahan gizi seimbang untuk dikonsumsi sehari-hari. Serta memahami pentingnya
upaya perbaikan Gizi keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
A. Pasien yang datang mudah mendapatkan bahan gizi seimbang untuk di olah menjadi
menu masakan yang bergizi seimbang.
B. Meningkatkan kesadaran kepada pasien tentang pentingnya upaya perbaikan gizi
keluarga
C. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang Keluarga Sadar Gizi.
2. Tujuan Khusus
Menurunkan angka kejadian bumil KEK, Bumil Anemia, Balita BGM dan balita
Kurus.
C. Uraian Bahan Gizi Seimbang
1. Bahan Makanan Yang Mengandung Protein
A. Protein Hewani
Berupa Ikan, telur, daging, udang, cumi dan sejenisnya
B. Protein Nabati
Kedelai dan kacang – kacangan
2. Bahan Makanan Yang mengandung vitamin dan Mineral
A. Vitamin
Semua jenis sayur dan Buah buahan
B. Mineral
Air Putih
C. Bahan Makanan Yang Mengandung Karbohidrat
Beras, jagung, Sagu, kentang Ubi dan sejenisnya
D. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Penyuluhan
Petugas Gizi melakukan penyuluhan gizi terhadap pengujung Puskesmas, masyarakat
sekitar Puskesmas dan staf Puskesmas hadir tentang Gizi seimbang
2. Pengenalan
Petugas Gizi melakukan pengenalan langsung jenis makanan menu gizi seimbang
sekaligus kandungan yang terdapat didalamnya yang telah disediakan oleh tukang sayur
langganan yang telah bekerjasama dengan Puskesmas Rebang Tangkas.
E. Sasaran
1. Pengunjung/pasien UPT Puskesmas Rebang Tangkas
2. Masayarakat sekitar UPT Puskesmas Rebang Tangkas
3. Pegawai UPT Puskesmas Rebang Tangkas
F. Jadwal Kegiatan
Warung KADARZI buka disetiap Hari Senin di jam 09.30 sampai 11.00 pagi
G. Biaya
Biaya dibebankan kepada pengunjung yang ingin membeli sayur dan lain lain
H. Pengawasan
Pengawasan warung KADARZI antara penyedia dan TPG UPT Puskesmas dimaksudkan
agar penyedia dapat konsisten dalam penyediaan bahan menu gizi seimbang. Dengan
adanya pengawasan diharapkan UPT Puskesmas Rebang Tangkas dapat dengan mudah
memberikan penyuluhan sekaligus mengenalkan kepada pengunjung/ pasien tentang
bahan menu gizi seimbang.
I. Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini di buat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
penyuluhan serta pengenalan Menu Gizi Seimbang Untuk Upaya Perbaikan Gizi Keluarga.
A. LATAR BELAKANG
mewujudkan visi dan mencapai misi “Pakuan ratu sehat, maju dan berdaya saing”, Puskesmas
Serupa Indah Kecamatan Pakuan Ratu mempunyai upaya dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu. Prioritas pertama pembangunan kesehatan
dititik beratkan kepada pelayanan kesehatan ibu dan anak, dengan tetap memperhatikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, penanggulangan penyakit dan penanganan gizi
Salah satu Kegiatan puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan partisipasi masyarakat
yaitu balita yang datang dan ditimbang diposyandu masih rendah pencapaian hanya 54 %
dengan cakupan target 76,16 %. Hal ini disebabkan karena berbagai factor seperti perhatian
kesehatan ibu kurang. pengetahuan masyarakat yang masih rendah, faktor ekonomi masih
rendah, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, peran dari lintas
sektor masih kurang. Maka, untuk meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat tentang
kesehatan terutama ibu dan anak maka dibentuk lah inovasi “GRASIDA(GERAKAN AYAH
SAYANG IBU DAN ANAK). Gerakan Ayah Sayang Ibu dan anak dilakukan dengan cara ayah
mengantar balita dan ibu ke posyandu dengan harapan bahwa si ayah lebih paham dan peduli
tentang kesehatan ibu dan anak. Dengan kegiatan diharapkan peningkatan cakupan D/S
meningkat dimana D adalah jumlah balita yang ditimbang dan S adalah jumlah semua sasaran
balita.
Selanjutnya Cakupan target kunjungan lansia pada tahun 2016 masih rendah nya kunjungan
posyandu dengan cakupan 45 % dengan target 60 %. Hal ini disebabkan karena jarak dari rumah
ke posyandu jauh atau sulit dijangkau, kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun
mengingtkan lansia untuk datang ke posyandu, pelayanan posyandu yang membosankan, dan
kurangnya pengetahuan tentang akan penting nya posyandu. Untuk itu dibentuk lah inovasi
lasegar dengan cara ibu ibu lansia digerakkan untuk menanam tanaman,TOGA,dari tanaman
tersebut dikelola untuk para ibu lansia dibuat jamu dan diminum bersama-sama setelah
B. TUJUAN
1. Pengertian GRASIDA
Gerakan Ayah sayang ibu dan anak adalah gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk
meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan cara ayah mengantar balita dan ibu ke
posyandu dengan harapan bahwa si ayah lebih paham dan peduli tentang kesehatan ibu dan anak
2. Tujuan Grasida
a. menurunkan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, serta
seksual (PMS).
c. memantapkan komitmen dan dukungan terhadap Gerakan Ayah Sayang Ibu dan Anak
e. memantapkan kesadaran dan kepedulian ayah terhadap kesehatan ibu dan anak.
3. PELAKSANAAN GRASIDA .
dusun.
b. Ayah meluangkan waktu 1 hari untuk mengantarkan ibu dan anak ke posyandu.
anak.
f. Penyuluhan Kelompok
4. EVALUASI
Dengan inovasi GRASIDA yang dilakukan penimbangan di setiap dusun cakupan (D/S)
kegiatan GRASIDA sangat penting dilakukan secara trus menerus dengan adanya bantuan peran
Ponsyandu lansia adalah forum komunikasi ahli teknologi pelayanan kesehatan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber
2. Tujuan Lasegar
Tujuannya memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai, Melaksanakan pengobatan secara tepat,
tanaman,TOGA,dari tanaman tersebut dikelola untuk para ibu lansia dibuat jamu dan diminum
b. Tanjung serupa
c. Pakuan sakti
d. Pakuan baru
e. Sukabumi
f. Bumi mulya
g. Negara harja
h. Bakti Negara
2. Pelaksanaan Senam lansia dilakukan setiap bulan satu kali dan diberikan cara pembuatan
3. Pemeriksaan GDS ,Asam Urat dan kolesterol dilakukan cek setiap bulan mulai bulan
februari
5. Evaluasi
Posyandu lansia dilakukan di Sembilan kampong akan dilakukan inovasi setiap bulannya
Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS(Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol dan
yang mendapat pelayanan masih rendah 22,7 %.Untuk itu 9 kampung akan dibentuk
posyandu lansia kunjungannya meningkat dan pemberian cara pembuatan obat herbal yang
akan diberikan 2 minggu sekali sehingga Pelayanan dan pemeriksaan posyandu lansia
1. Posyandu lansia dilakukan di Sembilan kampong akan dilakukan inovasi setiap bulannya
Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS(Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol
dan yang mendapat pelayanan masih rendah 22,7 %.Untuk itu 9 kampung akan dibentuk
posyandu lansia kunjungannya meningkat dan pemberian cara pembuatan obat herbal
yang akan diberikan 2 minggu sekali sehingga Pelayanan dan pemeriksaan posyandu
2. Dengan inovasi GRASIDA yang dilakukan penimbangan di setiap dusun cakupan (D/S)
maka kegiatan GRASIDA sangat penting dilakukan secara trus menerus dengan adanya
bantuan peran dan dukungan penuh dari lintas sektor yang terkait.
DOKUMENTASI
.
Gambar 1. Ayah mengantar ibu (Istri) dan anak posyandu
Gambar 2 Penimbang Per dusun
Gambar 3 Alur Kegiatan di Posyandu
Meja 3 Pencatatan
“MARGOTOJAMKEL"
A. LATAR BELAKANG
mewujudkan visi dan mencapai misi “Tercapainya masyarakat wilayah kerja puskesmas gisting
jaya yang sehat secara mandiri”, Puskesmas Gisting Jaya Kecamatan Negara Batin mempunyai
upaya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu. Prioritas
terhadap jamban sehat, dimana petugas puskesmas memantau langsung dalam pembangunan
jamban sehat.
Salah satu Kegiatan puskesmas dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan diwilayah
kerja pusekesmas yaitu dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya jamban
sehat dan bebas buang air besar sembarangan. Wilayah kerja Puskesmas Gisting Jaya terdiri dari
7 (tujuh) kampung yaitu Gisting Jaya, Marga Jaya, Bumi Jaya, Gedung Jaya, Adi Jaya, Sari Jaya,
dan Karta Jaya dimana terdapat jumlah total 4476 kepala keluarga. dari jumlah total kepala
keluarga tersebut hanya 59,8 % yang sudah memiliki jamban sehat. Hal ini disebabkan karena
berbagai factor seperti pengetahuan masyarakat yang masih rendah, faktor ekonomi masih
rendah, masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, peran dari lintas
sektor masih kurang. Maka, untuk meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat tentang
kesehatan terutama ibu dan anak maka dibentuk lah inovasi “MARGOTOJAMKEL (Mari
Gotong Royong Jamban Keluarga). Mari Gotong Royong Jamban Keluarga dilakukan dengan
cara petugas yang terjun secara langsung untuk pelaksanaan kegiatan dengan melibatkan
masyarakat. dengan inovasi ini diharapkan peningkatan kesadaran masyarakat tentang jamban
1. Pengertian MARGOTOJAMKEL
Mari Gotong Royong Jamban Keluarga adalah kegiatan yang berbasis gotong royong yang
dilaksanakan oleh masyarakat untuk menignkatkan kualitas kesehatan lingkuangan dengan cara
2. Tujuan MARGOTOJAMKEL
sehat
3. PELAKSANAAN MARGOTOJAMKEL
Gisting Jaya
Marga Jaya
Bumi Jaya
Gedung Jaya
Adi jaya
Sari Jaya
Karta Jaya
keluarga yang mermiliki jamban meningkat dari 59,8 % manjadi 82,1 %. untuk memaksimalkan
cakupan hingga 91,12 % maka kegiatan MARGOTOJAMKEL sangat penting dilakukan secara
1. dengan inovasi MARGOTOJAMKEL pemilik jamban sehat meningkat dari jumlah awal
hanya 59,8 % menjadi 82,1 %. untuk memaksimalkan cakupan hingga 91,12 % maka
mencapai target.
DOKUMENTASI
.
Gambar 1. petugas terjun secara lengsung untuk pemantauan jamban sehat
Gambar 2 pembangunan jamban sehat
Profil:
dr. Sefti Heryani
UPT. PUSKESMAS WAY TUBA KAB. WAY KANAN
PROVINSI LAMPUNG
LAHIR : PALEMBANG 10 SEPT 1976
FK UNSRI (1994 – 2001)
PEKERJAAN:
PTT (2002 – 2005), LAHAT, Sumsel
PNS Di UPT Puskesmas Way Tuba ( 2005 S.D
SEKARANG)
Jabatan Fungsional : Dokter Madya
MENCAPAI TARGET DETEKSI DINI CA MAMMAE DAN CA
CERVIKS DI UPT PUSKESMAS WAY TUBA MELALUI
KENDURI
(kegiatan pencegahan kanker payudara juga KANKER serviks)
I.1. LATAR BELAKANG
Fakta Kanker
Data Globacan 2012 kanker pada perempuan, kasus baru
kanker tertinggi pada perempuan adalah kanker
payudara (40.3 per 100.000).
Diikuti oleh kanker leher Rahim (17.3 per 100.000).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1.4 per 1000 penduduk. Di tingkat
provinsi, prevalensi kanker tertinggi pada provinsi DIY
dengan prevalensi sebesar 4.1 per 1000 penduduk.
Ilmuasuransi.com
PENANGANAN
USIA DEWASA:
KB
PM DAN PTM
BRAIN
HEALTHY
LIFE STYLE
GERAKAN
PENCEGAHAN
& DETEKSI
DINI KANKER
PADA
PEREMPUAN
INDONESIA
Persentase wanita 30-50 tahun yang dideteksi kanker payudara dan kanker
serviks (KUMULATIF s.d. tahun 2016)
Lampung Selatan 10.05
PROVINSI 3.52
Pesawaran 3.21
Pringsewu 2.60
Mesuji 1.17
Tanggamus 0.97
2015 2017
No. Indikator
2016 2017 2016 2017
2.5
1.5
0.5
0
Way Way Suma Ramsai Say Karya Bandar Bumi Way Beringin Bukit Bukit Way
Tuba Tuba Mukti Umpu Jaya Sari Dana Pisang Jaya Gemuru Harapan Mencar
Asri h
Kasus Ca Cerviks 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kematian Ca Cerviks 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kasus Ca Mammae 2 2 0 0 0 3 3 0 0 1 0 0 0
Kematian Ca Mammae 2 1 0 0 0 2 2 0 0 1 0 0 0
30
25
20
15
10
0
2015 2016 2017
% TARGET 10 20 30
% CAPAIAN 0 0.016 12.3
% TARGET % CAPAIAN
NO ASPEK PENYEBAB MASALAH PEMECAHAN
PENILAIAN MASALAH
1. Lintas Sektor Kurangnya kepedulian Penggalangan
Komitmen Lintas
Sektor
2. Nakes Baru ada 2 orang yang On Job Training dan
terlatih dan bersertifikat Nakes terlatih sebagai
konsulen dalam Tim
Mobile Kenduri
Kurang Sosialisasi Sosialisasi Massive
Kurang kerjasama lintas Penggalangan
program Komitmen Internal
3. Sasaran Kurangnya kesadaran Sosialisasi massive
untuk melakukan dan penyuluhan
pemeriksaan,
Stigma Negatif
NO ASPEK PENYEBAB PEMECAHAN MASALAH
PENILAIAN MASALAH
4. Sarana Alat dan bahan Bahan habis pakai
pemeriksaan menggunakan dana JKN
5. Metode Posisi Penyuluhan
ginekologis
6. Lingkungan Geografis yang Tim Mobile Kenduri untuk
sulit ataupun menjangkau target dgn
jarak ke mendekatkan pelayanan
Puskesmas induk
jauh
KENDURI
KEGIATAN PENCEGAHAN KANKER
PAYUDARA JUGA KANKER SERVIKS
KEGIATAN LAPANGANNYA KE 13
KAMPUNG MULAI AKHIR FEBRUARI (21
FEBRUARI 2018)
BERAKHIR AWAL APRIL (4 APRIL 2018)
PENGGALANGAN
KOMITMEN
INTERNAL &
EKSTERNAL
SOSIALISASI PEMBENTUKAN
MASSIVE &
PENYULUHAN
KENDURI TIM MOBILE
KENDURI
PELAKSANAAN TIM
KELAPANGAN
TAHAP-TAHAP KENDURI
• ADVOKASI DAN PENGGALANGAN DUKUNGAN INTERNAL
• PEMBENTUKAN TIM MOBILE KENDURI
PERENCANAAN • JADWAL KEGIATAN
SOSIALISASI MASSIVE
PELAKSANAAN
• ALAT PEMERIKSAAN
DIGUNAKAN
BERGANTIAN
• PEMERIKSAAN TIDAK
RAHASIA
• HASIL PEMERIKSAAN DI
SEBARKAN KE UMUM
• PEMERIKSAAN
MENIMBULKAN RASA
SAKIT, PERDARAHAN
DAN EFEK SAMPING
LAINNYA
KERJASAMA TIM MOBILE
KENDURI BESERTA APARAT,
KADER, PKK SERTA PKH
Partisapasi kader dalam kegiatan KENDURI
PELAKSANAAN
203
194 194197
200
150
150 143 140 143
136
128
0
Way Tuba Way Tuba Karya Say Umpu Beringin Suma Bumi Way Ramsai Bandar Way Bukit Bukit
Asri Jaya jaya Mukti Dana Pisang Sari mencar Gemuruh Harapan
•1 CURIGA CA
SADANIS •5 MASSA JINAK
CAPAIAN IVA SADANIS PERKECAMATAN SEKABUPATEN
WAY KANAN
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
NEGERI PAKUW REBANG WAY BAHUG BANJIT BARADA BL. BUAY BUMI GN. KASUI NEGAR NEGERI
BESAR ON TANGK TUBA A TU UMPU BAHUG AGUNG LABUHA A BATIN AGUNG
RATU AS A N
2016 0 145 0 60 49 409 318 557 296 343 1031 222 277 540
2017 0 1444 0 379 350 1 26 329 32 0 66 449 0 0
2018 20 798 242 1189 29 2 0 50 0 0 164 0 0 56
A. Latar Belakang
Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan atau meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan
mendatangi keluarga. Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP & UKM secara
berkesinambungan,dengan target keluarga, didasari data & informasi dari profil kesehatan
keluarga lebih dikenal dengan program Keluarga Sehat. Keluarga Sehat merupakan program
yang dilaksanakan dengan cara turun langsung ke masyarakat mendata keluarga dengan
bantuan formulir yang didalamnya terfokus kepada 12 Indikator, yang terdiri dari:
Dari hasil pendataan Keluarga Sehat di wilayah kerja UPT Puskesmas Mesir ditemukan
beberapa indikator yang menjadi masalah yaitu:
“MANJAU DI KHARANI” merupakan istilah dari bahasa Lampung yang artinya “SILATURAHMI
DI SIANG HARI”. Kegiatan “MANJAU DI KHARANI” merupakan rangkaian kegiatan intervensi
Keluarga Sehat yang didalamnya terdapat kegiatan:
Pembangunan Jamban Sehat
Pemantauan dan pendampingan ODGJ
Penyuluhan dan Pendampingan ASI Eksklusif
Ketuk Pintu TB
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan “MANJAU DI KHARANI” terdiri dari Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
C. Hasil Kegiatan
Sehingga........
Biaya kesehatan
menjadi beban
seumur hidup pula
Ditambah lagi dengan, 5
apabila sisakit...
dalam kondisi .......
MISKIN
6
NGELIUH JAMA-JAMA 7
LATAR BELAKANG :
Temuan
TIM PIS- PK
8
TEMUAN DILAPANGAN:
Mereka..... Saudara-saudara kita
MEREKA TERJEBAK DALAM 9
KONDISI PENYAKIT KRONIS
TANGGUNG
JAWAB
PENANGAN
AN
MEREKA DI
PUNDAK
KITA
SEMUA
DI BUTUHKAN 12
KERJASAMA TIM
DARI BERBAGAI
ELEMEN MASYARAKAT
Tidak akan
sempurna bila
Hanya ditangani
NGELIUH JAMA-JAMA
secara MEDIS
/Puskesmas saja
13
NGELIUH JAMA-JAMA
• Masyarakat dan aparat kampung sebagai penyampai
informasi
• Ada tim yang terdiri dari berbagai sektor (uspika, aparat
kampung, kecamatan dan berbagai kalangan)
• Puskesmas menangani MASALAH KESEHATANNYA
14
PROGRAM UNGGULAN
UPT. PUSKESMAS WAY TUBA
TAHUN 2018
DINAS KESEHATAN KABUPATEN WAY
KANAN
UPT PUSKESMAS BANJIT
KECAMATAN BANJIT
Alamat : Jl. AK Gani No. 30 Kec. Banjit Kab. Way Kanan
A. PENDAHULUAN
Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah dibidang kesehatan, kualitas dari
Sistem Informasi Kesehatan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari System
Informasi Kesehatan Kabupaten, yang sangat ditentukan pula oleh Sistem Informasi
informasi kesehatan merupakan suatu yang sangat penting. Bila hal ini gagal
B. TUJUAN
1. Tujuan umun : Untuk lebih memudahkan masyarakat akan akses informasi Kesehatan
Nasional
2. Tujuan Khusus :
a. Agar masyarakat banjit update tentang kesehatan d lingkungan tempat tinggalnya
b. Agar para remaja lebih perduli pada kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat lain
c. Agar kesehatan menjadi tanggung jawab semua pihak
C. KEGIATAN
1. Koordinasi lintas sector,organisasi Pemuda, Sekolah-sekolah
2. Koordinasi lintas Program
3. Koordinasi dengan media
4. Penyuluhan kemasyarakat dan sekolah-sekolah
D. EVALUASI
Kegiatan dievaluasi setiap bulan berjalan
E. PENDANAAN
Pendanaan dar i dana BOK dan JKN puskesmas
F. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
Inovasi di RUMPIS ( Remaja Usia Muda Penyebar Informasi Kesehatan ) di UPT puskesmas
banjit
DISUSUN OLEH:
TIM PUSKESMAS BUMI BARU
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
IVAadalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual
pada serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual yang
lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan
dengan cakupan lebih luas, diharapkan temuan kanker serviks dini akan bisa lebih
banyak.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi tumor. Kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi
kanker tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (4,1 %), diikuti Jawa Tengah (2,1 %), Bali
(2%), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.
Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan
kanker leher rahim. Tingginya angka kesakitan kanker leher rahim di Indonesia yaitu
sekitar 12,6 / 100000 peremuan dengan Angka Kematian 7 / 100000, sedangkan angka
kesakitan dan kematian kanker payudara di Indonesia yaitu insiden rate 36,2/ 100000
perempuan dengan mortality rate 18,6 / 1000000 perempuan menurut IARC tahun
2008.
Upaya pengendalian kanker serviks di Indonesia dikembangkan upaya
pencegahan melalui screening dengan metode IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat) dan krioterapi untuk IVA positif. Sedangakan untuk kanker payudara screening
melalui pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) dan mengajarkan Periksa Payudara
Sendiri (SADARI). Metode ini terbukti memberikan banyak keuntungan yaitu
pemerisaan sederhana, mudah, murah, cepat, sensitifitas yang cukup baik
Sasaran IVA Puskesmas Bumi Baru 5 tahun (2016-2021) sebesar 1382 (80%
dari sasaran WUS usia 30-50 tahun), kunjungan IVA tahun 2016 s/d 2017 sebanyak
106 (7,77%). Kasus kematian akibat kanker serviks di kampung Bumi Baru pada
tahun 2017 sebanyak 1 kasus dan Kasus kanker mamae di tahun 2017-2018 sebanyak
1 kasus.
Dari data yang diperoleh di atas maka Puskesmas Bumi Baru mengangkat
program Inspeksi Visual Asetat (IVA).
2. Masalah Utama
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1.2.1 Tingginya angka kesakitan dan kematian kanker leher Rahim di Indonesia,
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
tumor. Kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk.
1.2.2 Kurangnya program penapisan yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi
keadaan sebelum kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk
pengobatan sebelum proses invasi yang lebih lanjut sebagai salah satu
komponen untuk menekan jumlah pasien kanker leher Rahim dan kanker
payudara
1.2.3 Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program penapisan kanker leher
Rahim dan kanker payudara di puskesmas Bumi Baru Periode Januari 2017-
Desember 2017
3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program penapisan kanker leher Rahim
dan kanker payudara di Puskesmas Bumi Baru, Kecamatan Blambangan
Umpu, Kabupaten Way Kanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Sasaran
Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Kecamatan
Bumi Baru Kabupaten Way anan Periode Januari s/d Desember 2015
B. Pasif
Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dilaksanakan di
fasilitas kesehatan yang telah mempunyai tenaga kesehatan terlatih seperti
1. Puskemas
Dilaksanakan secara rutin oleh petugas kesehatan terlatih (Dokter dan
Bidan)
2. Klinik Swasta
Dilaksanakan secara mandiri oleh dokter dan bidan terlatih
3. Integrasi dengan program lain yaitu Infeksi Saluran Reproduksi / Infeksi
Menular Seksual (ISR/IMS) KB(BKKBN)
Langkah –langkah deteksi dini sebagai berikut :
1. Persiapan tempat, bahan, peralatan, SDM dan penentuan waktu
pelaksanaan
2. Penetapan jumlah target perbulan dan wilayahnya
3. Penginformasian kegiatan kepada masyarakat melalui bidan desa, kader
kesehatan dan perangkat desa
4. Penetapan teknis pelaksanaan
a. Pendaftaran dengan pembagian nomor urut
b. Pembuatan kartu status
c. Pemanggilan klien
d. Pemberian konseling dan informed consent
e. Pemeriksaan payudara dengan SADANIS oleh bidan dengan
dikonfirmasi oleh dokter puskesmas bila ditemukan benjolan
f. Pelaksanaan IVA oleh bidan dengan dikonfirmasi oleh dokter
puskesmas
g. Penjelasan rencana tindak lanjut / follow up baik pada kasus positif
maupun negative
h. Pencatatan dan pelaporan pada form yang telah tersedia
i. Pemulangan klien
BAB III
PENUTUP
Inovasi program pemeriksaan IVA ini bisa dilakukan di seluruh pelayanan
di tingkat regional maupun nasional. Pemeriksaan IVA dapat terlaksana jika
tersedianya Sumber Daya Manusia serta Sarana dan Prasarana yang memadai.
Demikian proposal kegiatan inovasi ini dibuat, semoga apa yang menjadi tujuan
dari kegiatan ini dapat memberikan semangat bagi Remaja untuk menyongsong
Visi Kabupaten yang Maju dan Berdaya Saing 2021 bisa terwujud.
PUSKESMAS RAMAH REMAJA (PUSRAJA)
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk
1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri
Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
dewasa.
Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program
pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka
yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara itu menurut BKKBN
(Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduktif) batasan usia remaja adalah 10-21
tahun.
Pemuda adalah pelaku perubahan bangsa. Berbicara masalah pemuda tidak akan ada
habisnya, perubahan besar yang terjadi pada bangsa ini tidak terlepas dari peran para
pemuda yang pada saat itu cerdas, kritis dan kreatif. Sumpah pemuda 1928 lahir karena
langkah strategis yang dilakukan oleh pemuda untuk menyatukan pemuda di seluruh
tanah air menjadi satu bangsa dan satu bahasa. “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi,
sedangkan satu pemuda dapat mewujudkan mimpi mereka,” kata Bung Karno ketika itu.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B menyebutkan bahwa : (1)
Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah; (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam pasal ini tersurat bahwa
remaja memiliki hak untuk mengembangkan potensi diri tumbuh dan berkembang remaja
secara individual yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental, emosional dan spiritual.
Secara sosial, yaitu melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan
berkeluarga, menjadi anggota masyarakat dan mempraktekkan hidup sehat.
Remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi
yang dialami remaja. Remaja yang belum memiliki kesiapan secara ekonomi, kesehatan,
psikologi, sosial, pendidikan dan agama untuk memasuki jenjang pernikahan atau
berkeluarga juga kasus-kasus perilaku remaja yang tidak sehat mengusik perhatian kita
semua. Pengetahuan mengenai penyiapan kehidupan berkeluarga pada tahap remaja akan
menjadi dasar perilaku yang sehat sejak dini hingga pada tahapan selanjutnya. Sehingga,
investasi pada program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya.
Perilaku tidak sehat remaja terjadi dapat dilihat dari dari dua perspektif : (1).
Perspektif lingkungan (keluarga yang renggang, sekolah yang semakin kompetitif,
masyarakat yang semakin acuh dan individualistik, media yang menyampaikan informasi
sangat permissif, kelompok teman sebaya yang hidup semakin bebas; (2). Perspektif
pertumbuhan atau masa transisi remaja. (Sunarti, Pusat Studi Keluarga IPB Bogor, 2008)
Survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) untuk Propinsi Lampung tahun 2011
menunjukkan 30,9% remaja pria dan 34,7% remaja wanita (15-19 tahun) menyatakan
punya teman pernah melakukan hubungan seksual. Perkawinan di usia dini, hingga
sekarang ini masih banyak terjadi di masyarakat Propinsi Lampung. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS: 2011), sekarang ini paling tidak ada 37,795 persen perempuan di kawasan
pedesaan kawin pada usia dibawah 16 tahun, sementara di perkotaan besarannya sekitar
21,75 persen. Isu-isu triad KRR (seksualitas , HIV-AIDS dan Napza) merupakan isu yang
sangat aktual saat ini, untuk itulah isu-isu seperti ini memerlukan perhatian dari semua
pihak. Apabila kasus-kasus remaja dibiarkan nantinya akan merusak masa depan keluarga
dan masa depan bangsa indonesia.
Data dari Pengadilan Agama Blambangan Umpu, tercatat ada 8 dispensasi
perkawinan pada tahun 2014 dan 3 dispensasi perkawinan di tahun 2015 dikarenakan
hamil diluar nikah di Kabupaten Way Kanan dinominasi oleh siswi SMP. Masih
banyaknya kehamilan di luar nikah yang disebabkan oleh sexs bebas remaja tidak
terlaporkan. Setiap tahunnya Puskesmas Bumi Baru menemukan adanya kehamilan
remaja di luar nikah, data ini didapat dari kunjungan calon pengantin ataupun
pemeriksaan ANC yang usia kehamilannya jauh lebih tua dibanding usia pernikahan.
Kekerasan pada remaja tidak luput dari perhatian pemerintah tepatnya di di
kabupaten Way Kanan, tercatat ada satu kejadian kekerasan pada remaja putri yang
disiram air keras oleh mantan pacarnya, kejadian ini terjadi di kecamatan
Blambangan Umpu kampung Tanjung Raja Sakti tahun 2017.
2. KEGIATAN
2.1 Konseling Remaja
Dilaksanakan setiap hari di Puskesmas, dengan ketentuan jam kerja Puskesmas
2.2 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
Dilaksanakan sesuai jadwal kunjungan ke Sekolah yang ada diwilayah
Puskesmas Bumi Baru
2.3 Kunjungan Rumah Bagi Remaja yang Mengalami kecanduan Napza
Dilaksanakan jika mendapatkan laporan dari pihak keamanan maupun
perangkat desa.
2.4 Melibatkan dalam beberapa event Kesehatan
Dilaksanakan sesuai dengan jadwal Event Kesehatan
3. ANGGARAN
Semua kegiatan yang dilaksanakan menggunakan anggaran bersumber Dana Bantuan
Operasional Kesehatan.
4. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan inovasi ini dibuat, semoga apa yang menjadi tujuan dari
kegiatan ini dapat memberikan semangat bagi Remaja untuk menyongsong Visi
Kabupaten yang Maju dan Berdaya Saing 2021 bisa terwujud.
Lampiran
PUSRAJA
(PUSKESMAS RAMAH REMAJA)
UPT PUSKESMAS BUMI BARU
TAHUN 2018
INOVASI PROGRAM PUSKESMAS PURWA AGUNG
A. LATAR BELAKANG
Salah satu Kegiatan puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan partisipasi masyarakat
yaitu cakupan anak yang dilakukan pemeriksaan SDIDTK masih rendah pencapaian hanya 33,33
% dengan cakupan target 80 %. Hal ini disebabkan karena berbagai factor seperti kurangnya
perhatian orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak,kurangnya pengetahuan orang
tua,kurangnya penyuluhan dikarenakan kurangnya tenaga yang terlatih,belum adanya sarana dan
prasarana ang menunjang untuk pemeriksaan SDIDTK , peran dari lintas sektor masih kurang.
Maka, untuk meningkatkan cakupan partisipasi masyarakat tentang kesehatan terutama ibu dan
anak maka dibentuk lah inovasi “ANTA CILUK BA ( ANAK TANGGAP CERDIK LUAR
BIASA KREATIF DAN BAHAGIA ). Anta Ciluk Ba dilakukan dengan cara UPT Puskesmas
Purwa Agung mengadakan MOU terhadap TK / PAUD ang ada diwilayah kerja UPT Puskesmas
Purwa Agung dan petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan ke TK / PAUD dan jika ada
anak ang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akan dirujuk ke UPT
Puskesmas Purwa Agung untuk ditindak lanjuti. Dengan kegiatan diharapkan peningkatan
cakupan Anak yang dilakukan pemeriksaan SDIDTK meningkat .
Selanjutnya Cakupan target kunjungan lansia pada tahun 2017 masih rendah nya
kunjungan posyandu dengan cakupan 60 % dengan target 80 %. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan masyarakt untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin,menunggu
sakit dahulu baru berobat, jadwal posyandu lansia yang sering berubah, kurangnya dukungan
keluarga untuk mengantar maupun mengingtkan lansia untuk datang ke posyandu, pelayanan
posyandu yang membosankan, dan kurangnya pengetahuan tentang akan penting nya posyandu.
Untuk itu dibentuk lah inovasi ORALIT dengan cara posyandu lasia yang terintegrasi dengan
PTM dan setiap posyandu lansia diadakan senam lansia serta diadakan kegiatan GERMAS
dengan memakan buah-buahan.
B. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang Program inovasi ANTA CILUK BAdi puskesmas Purwa Agung
Tujuan untuk meningkatkan cakupan anak ang dilakukan pemeriksaan SDIDTK.
a. Pelaksanaan dilakukan di di TK/Paud yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Purwa
Agung
b. Pelaksanaan dilaksanakan di 11 posyandu yang ada wilayah kerja UPT Puskesmas Purwa
Agung
4.EVALUASI
Dengan inovasi ANTA CILUK BA yang diperoleh peningkatan dari 33,33% menjadi
73,28 % maka kegiatan ANTA CILUK BA sangat penting dilakukan secara trus menerus
dengan adanya bantuan peran dan dukungan penuh dari lintas sektor yang terkait.
B. ORALIT ( OLAH RAGA AKSI LANSIA HIDUP TERATUR )
2. Tujuan ORALIT
Tujuannya memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung. Memelihara kemandirian lansia secara maksimal.
Melaksanakan diagnosa dini secara tepat dan memadai, Melaksanakan pengobatan secara tepat,
Meningkat kan rasa kebersamaan diantara sesama lansia.
INOVASI ORALIT merupakan lansia digerakkan untuk lansia hidup teratur yaitu dengan
senam secara rutin,memeriksakan kesehatan sebelum sakit dan makan buah dan sayur.
3. Pelaksanaan ORALIT
a. Purwa Agung
b. Purwa Negara
c. Setia Negara
d. Sri Mulyo
e. Sri menanti
f. Negara Mulya
g. Negara Batin
h. Kota Jawa
2. Pelaksanaan Senam lansia dilakukan setiap bulan satu
3. Pemeriksaan GDS ,Asam Urat dan kolesterol dilakukan cek setiap bulan
4. Evaluasi
Posyandu lansia dilakukan di delapan kampung akan dilakukan inovasi setiap bulannya
Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS (Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol dan
senam lnsia serta makan buah dan sayur dan adanya peningktan kunjungan lansia.
BAB III
KESIMPULAN
1. Dengan inovasi ANTA CILUK BA yang dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang ke
TK/ PAUD mengalami peningkatan maka kegiatan ANTA CILUK BA sangat penting
dilakukan secara trus menerus dengan adanya bantuan peran dan dukungan penuh dari
lintas sektor yang terkait
2. Posyandu lansia dilakukan di delapan kampong akan dilakukan inovasi setiap bulannya
Lansia yang mendapat Pemeriksaan GDS(Gula darah sewaktu), asam urat dan kolesterol
dan senam lansia serta makan buah dan sayur .
DOKUMENTASI
KEGIATAN ORALIT
SDIDTK