PENDAHULUAN
1
sebagai salah satu kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang
anak (Satoto, AB. Jahari, dan Soekirman, 2002). Tenaga utama pelaksana
posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya dapat menentukan dalam
usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan. Dengan demikian,
kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal,
dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan yang disesuaikan dengan tugas yang
diemban, dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat (Departemen kesehatan RI, 2005).
Pengetahuan dan keterampilan kader bukan hanya dapat meningkat tapi
juga dapat menurun. Hal ini dapat terjadi karena kader kurang aktif sehingga lupa
tentang hal-hal yang telah dipelajari sehingga pengetahuannya menurun.
Tingginya nilai pengetahuan dan keterampilan kader dipengaruhi oleh pendidikan
formal, kursus kader, frekuensi mengikuti pembinaan, keaktifan kader di
Posyandu dan lamanya menjadi kader. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyegaran, yang dimaksudkan untuk memelihara dan menambah kemampuan
kader tersebut (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2003).
Ada berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan dalam Posyandu,
tetapi yang menonjol selama ini adalah pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan balita yang dilakukan secara berkala pada setiap bulannya yang
dicatat dalam sistem KMS. Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak
yang dipantau dapat segera terlihat pada kurva pertumbuhan hasil pengukuran
periodik yang dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak
balita yang menderita hambatan pertumbuhan dapat segera terlihat dalam jangka
waktu pendek (bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya, dan dibuat
rancangan untuk diambil tindakan penanggulangan secepat mungkin
(Sodiaoetama, 2004).
1.2 Tujuan
1. Kader Kesehatan mempunyai pengetahuan tentang gangguan gizi.
2. Kader Kesehatan mempunyai pengetahuan tentang upaya deteksi dini adanya
gangguan gizi pada balita.
2
3. Dilakukan upaya untuk merujuk balita yang mengalami gangguan gizi ke
petugas kesehatan.
4. Pembinaan dan pendampingan berkelanjutan dari PUSKESMAS pada Kader
Kesehatan dalam upaya deteksi dini gangguan gizi.
1.3 Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh kader kesehatan dan ibu yang
mempunyai anak balita di Posyandu Soromo, Ngantang, Malang
3
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
1.1 Target
Target Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah kader
kesehatan mampu melakukan deteksi dini gangguan gizi pada anak balita.
1.2 Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah
menggalakkan para kader untuk melakukan pemantauan status gizi pada anak
balita.
4
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Persiapan
Pelaksana Kegiatan
Evaluasi
Pembuatan Laporan
5
1. Persiapan
Adapaun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan yaitu :
a. Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat
atau lokasi pengabdian masyarakat
b. Melakukan identifikasi di lokasi pengabdian masyarakat yaitu di
Posyandu Soromo, Ngantang, Malang
c. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan penyuluhan dan
diskusi pada kader dan ibu balita yang ada di Posyandu Soromo,
Ngantang, Malang
d. Menyiapkan tim pelaksana pemantauan status gizi
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan
persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan ini direncanakan
pada tanggal 13 September 2018 bertempat di Posyandu Soromo,
Ngantang, Malang. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan yaitu sebagai
berikut :
6
4. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan laporan awal
Pembuatan laporan awal disesuakan dengan hasil yang dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap kader dan ibu ibu balita yang ada di
Posyandu Soromo, Ngantang, Malang
b. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan
laporan awal
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik.
7
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
8
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan metode
ceramah, diskusi dan praktek langsung kepada ibu ibu balita untuk melakukan
pemantauan status gizi balita sendiri.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Terjadi peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor kader kesehatan
di Posyandu Soromo, Ngantang, Malang dalam hal pemantauan status gizi
balita
2. Sebagian kader kesehatan masih bingung dan belum memahami dalam
pemantauan status gizi balita
3. Selama pelaksanaan kegiatan mendapatkan dukungan penuh dari kepala
desa dan kepala puskesmas
5.2 Saran
1. Perlu diadakan pelatihan secara berkelanjutan dan berkala untuk memelihara
kompetensi kader kesehatan di desa guna untuk menyelamatkan jiwa bagi
masyarakat
2. Perlu diadakan pelatihan untuk kompetensi lain guna untuk pemeliharaana
kompetensi kader kesehatan di desa guna membantu tugas tenaga kesehatan
di desa.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Bhandari, T. R., & Chetri, M. 2013. Nutritional Status of Under Five Year
Children and Factors Associated in Kapilvastu District Nepal. Journal of
Nutritional Health & Food Science1(1): 1-6.
2. Kabeta, A., Belegavi, D., & Gizachew, Y., 2017. Factors Associated With
Nutritional Status of Under-Five Children in Yirgalem Town South Ethiopia.
IOSR Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS) Volume 6, Issue 2
Ver. V (Mar. - Apr. 2017): 78-84.
3. Gupta, R., Chakrabarti, S., Chatterjee, S.G., 2016. A Study to Evaluate the
Effect of Various Maternal Factors on the Nutritional Status of Under-Five
Children. Indian Journal of Nutrition, Vol.3, Issue 2:149
4. Satoto, AB. Jahari, dan Soekirman. 2002. Growth Data from Posyandu in
Indonesia: Precision, Accuracy, Reliability and Utilization. Jakarta : http://
www. Gizi net.
5. Departemen Kesehatan RI, 2005. Revitalisasi Posyandu, Direktorat Kesehatan
Komunitas. Jakarta. http: //www.irc_kmpk.ugm.ac.id
6. Departemen Kesehatan RI, 2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita di
Posyandu. Jakarta.
7. Sediaoetama, 2004. Ilmu Gizi Jilid I, Dian Rakyat.
10
11