Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi pada balita dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi dan latar
belakang sosial budaya yang berhubungan dengan pola makan dan nutrisi. Nutrisi
yang tidak adekuat dalam lima tahun pertama kehidupan berakibat pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan otak yang bersifat irreversible.
Ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi adalah status gizi. Status gizi balita
mencerminkan tingkat perkembangan dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu
negara serta berhubungan dengan status kesehatan anak di masa depan (Bhandari,
et al., 2013). Malnutrisi umumnya mengacu pada kondisi gizi kurang, gizi buruk
dan gizi lebih. Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab mortalitas dan
morbiditas terbanyak pada balita di negara berkembang, yaitu sebanyak 54% atau
10,8 juta anak meninggal akibat malnutrisi (Kabeta, et al., 2017).
Malnutrisi pada balita berdampak pada penurunan sistem kekebalan
tubuh sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Penyakit infeksi seperti diare,
pneumonia, malaria, campak atau measless dan AIDS diketahui paling banyak
menyebabkan kematian pada anak balita dengan gizi buruk. Menurut WHO
(2012) jumlah penderita gizi kurang di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan
gizi kurang masih menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab kematian
anak di seluruh dunia. Asia Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi gizi
kurang terbesar di dunia, yaitu sebesar 46% kemudian wilayah sub-Sahara Afrika
28%, Amerika Latin 7% dan yang paling rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur,
dan Commonwealth of Independent States (CEE/CIS) sebesar 5% (Sigit, 2012).
UNICEF melaporkan sebanyak 167 juta anak usia pra-sekolah di dunia yang
menderita gizi kurang (underweight) sebagian besar berada di Asia Selatan
(Gupta, et al., 2016).
Pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak di masyarakat telah
dilaksanakan di Indonesia sejak Tahun 1978 melalui Program Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga (UPGK). Perkembangan selanjutnya kegiatan UPGK diintegrasikan
dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu mempunyai peran penting

1
sebagai salah satu kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang
anak (Satoto, AB. Jahari, dan Soekirman, 2002). Tenaga utama pelaksana
posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya dapat menentukan dalam
usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan. Dengan demikian,
kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal,
dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan yang disesuaikan dengan tugas yang
diemban, dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat (Departemen kesehatan RI, 2005).
Pengetahuan dan keterampilan kader bukan hanya dapat meningkat tapi
juga dapat menurun. Hal ini dapat terjadi karena kader kurang aktif sehingga lupa
tentang hal-hal yang telah dipelajari sehingga pengetahuannya menurun.
Tingginya nilai pengetahuan dan keterampilan kader dipengaruhi oleh pendidikan
formal, kursus kader, frekuensi mengikuti pembinaan, keaktifan kader di
Posyandu dan lamanya menjadi kader. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyegaran, yang dimaksudkan untuk memelihara dan menambah kemampuan
kader tersebut (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2003).
Ada berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan dalam Posyandu,
tetapi yang menonjol selama ini adalah pemantauan pertumbuhan anak melalui
penimbangan balita yang dilakukan secara berkala pada setiap bulannya yang
dicatat dalam sistem KMS. Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak
yang dipantau dapat segera terlihat pada kurva pertumbuhan hasil pengukuran
periodik yang dicatat dan tertera pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak
balita yang menderita hambatan pertumbuhan dapat segera terlihat dalam jangka
waktu pendek (bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh apa sebabnya, dan dibuat
rancangan untuk diambil tindakan penanggulangan secepat mungkin
(Sodiaoetama, 2004).

1.2 Tujuan
1. Kader Kesehatan mempunyai pengetahuan tentang gangguan gizi.
2. Kader Kesehatan mempunyai pengetahuan tentang upaya deteksi dini adanya
gangguan gizi pada balita.

2
3. Dilakukan upaya untuk merujuk balita yang mengalami gangguan gizi ke
petugas kesehatan.
4. Pembinaan dan pendampingan berkelanjutan dari PUSKESMAS pada Kader
Kesehatan dalam upaya deteksi dini gangguan gizi.

1.3 Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh kader kesehatan dan ibu yang
mempunyai anak balita di Posyandu Soromo, Ngantang, Malang

3
BAB 2
TARGET DAN LUARAN

1.1 Target
Target Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah kader
kesehatan mampu melakukan deteksi dini gangguan gizi pada anak balita.

1.2 Luaran
Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah
menggalakkan para kader untuk melakukan pemantauan status gizi pada anak
balita.

4
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1 Pemecahan Masalah


Alternative pemecahan masalah untuk menyelesaikan persoalan mitra
adalah memberikan penyuluhan kesehatan tentang pemantauan status gizi pada
anak balita

3.2 Metode Pendekatan


Metode pendekatan yang ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan
mitra program yang telah disepakati bersama dengan menggunakan metode
ceramah, diskusi dan demontrasi pengisian KMS

3.3 Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan


sebagai berikut :

Persiapan

Pelaksana Kegiatan

Evaluasi

Pembuatan Laporan

Gambar 2. Diagram Alur Tahapan Prosedur Kerja

5
1. Persiapan
Adapaun kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap
persiapan yaitu :
a. Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat
atau lokasi pengabdian masyarakat
b. Melakukan identifikasi di lokasi pengabdian masyarakat yaitu di
Posyandu Soromo, Ngantang, Malang
c. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan penyuluhan dan
diskusi pada kader dan ibu balita yang ada di Posyandu Soromo,
Ngantang, Malang
d. Menyiapkan tim pelaksana pemantauan status gizi
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian akan dilaksanakan setelah semua perijinan dan
persiapan peralatan sudah selesai dilakukan. Kegiatan ini direncanakan
pada tanggal 13 September 2018 bertempat di Posyandu Soromo,
Ngantang, Malang. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan yaitu sebagai
berikut :

Kegiatan Waktu Alat dan bahan Penilaian


1. Perkenalan 90 menit KMS Partisipasi
2. Sambutan
peserta dan
3. Acara inti yaitu
penyuluhan keaktifan
tentang
peserta
pemantauan status
gizi pada balita

3. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk melihat perkembangan
program yang dilaksanakan untuk mengetahui kendala yang ada, cara
menanganinya sehingga program pengabdian yang dilakukan benar-benar
efektif dan maksimal, sehingga perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
secara berkala dan berkesinambungan.

6
4. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan laporan awal
Pembuatan laporan awal disesuakan dengan hasil yang dicapai selama
melakukan pembinaan terhadap kader dan ibu ibu balita yang ada di
Posyandu Soromo, Ngantang, Malang
b. Revisi Laporan
Revisi laporan dilakukan apabila terjadi kesalahan pada pembuatan
laporan awal
c. Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan
agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh hasil yang lebih baik.

3.4 Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat


Adapun kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan PPM
satu tahun terakhir adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Koordinator Waktu


1 Penentuan daerah sasaran Endang Y, Agustus 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes
2 Survey lokasi Endang Y, Agustus 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes
3 Analisis keadaan social ekonomi Anin Wijayanti, Agustus 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes
4 Pendekatan terhadap ibu ibu balita Endang Y, Agustus 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes
5 Persiapan alat dan bahan Mahasiswa Agustus 2018
6 Mengidentifikasi ibu ibu balita Mahasiswa September 2018
7 Pelatihan peningkatan kader dalam Semua Tim September 2018
pemantauan status gizi pada balita
8 Evaluasi Endang Y, September 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes
9 Pengecekan teknis Anin Wijayanti, September 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes
10 Pengawasan Endang Y, September 2018
S.Kep.,Ns.,M.Kes

7
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Tempat Pelaksanaan


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Posyandu
Soromo, Ngantang, Malang

4.2 Masalah yang dihadapi


1. Sebagian kader kesehatan tidak mengerti beberapa istilah medis
2. Yang mengikuti pelatihan tidak hanya kader kesehatan terapi juga perangkat
desa yang tidak pernah kontak dengan masyarakat yang memiliki masalah
kesehatan
3. Peserta pelatihan sebagian kurang pro aktif mengikuti pelatihan karena
kurangnya pemahaman tentang materi

4.3 Penyelesaian masalah


1. Memberikan materi dan ilustrasi yang mudah dimengerti oleh kader
kesehatan
2. Meningkatkan motivasi dan ketrampilan peserta pelatihan agar dapat
diaplikasikan pada pekerjaannya sehari-hari
3. Menganjurkan untuk dilakukan penyegaran pelatihan pemantauan status gizi
balita ini setiap 6 bulan sekali agar kemampuan kognitif dan psikomotor
terpelihara
4. Melakukan penjadwalan ulang pelatihan untuk semua kader dan ibu ibu
yang mempunyai ana balita yang ada di Posyandu Soromo, Ngantang,
Malang

4.4 Metode kegiatan

8
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan metode
ceramah, diskusi dan praktek langsung kepada ibu ibu balita untuk melakukan
pemantauan status gizi balita sendiri.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Terjadi peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor kader kesehatan
di Posyandu Soromo, Ngantang, Malang dalam hal pemantauan status gizi
balita
2. Sebagian kader kesehatan masih bingung dan belum memahami dalam
pemantauan status gizi balita
3. Selama pelaksanaan kegiatan mendapatkan dukungan penuh dari kepala
desa dan kepala puskesmas

5.2 Saran
1. Perlu diadakan pelatihan secara berkelanjutan dan berkala untuk memelihara
kompetensi kader kesehatan di desa guna untuk menyelamatkan jiwa bagi
masyarakat
2. Perlu diadakan pelatihan untuk kompetensi lain guna untuk pemeliharaana
kompetensi kader kesehatan di desa guna membantu tugas tenaga kesehatan
di desa.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Bhandari, T. R., & Chetri, M. 2013. Nutritional Status of Under Five Year
Children and Factors Associated in Kapilvastu District Nepal. Journal of
Nutritional Health & Food Science1(1): 1-6.
2. Kabeta, A., Belegavi, D., & Gizachew, Y., 2017. Factors Associated With
Nutritional Status of Under-Five Children in Yirgalem Town South Ethiopia.
IOSR Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS) Volume 6, Issue 2
Ver. V (Mar. - Apr. 2017): 78-84.
3. Gupta, R., Chakrabarti, S., Chatterjee, S.G., 2016. A Study to Evaluate the
Effect of Various Maternal Factors on the Nutritional Status of Under-Five
Children. Indian Journal of Nutrition, Vol.3, Issue 2:149
4. Satoto, AB. Jahari, dan Soekirman. 2002. Growth Data from Posyandu in
Indonesia: Precision, Accuracy, Reliability and Utilization. Jakarta : http://
www. Gizi net.
5. Departemen Kesehatan RI, 2005. Revitalisasi Posyandu, Direktorat Kesehatan
Komunitas. Jakarta. http: //www.irc_kmpk.ugm.ac.id
6. Departemen Kesehatan RI, 2003. Pemantauan Pertumbuhan Balita di
Posyandu. Jakarta.
7. Sediaoetama, 2004. Ilmu Gizi Jilid I, Dian Rakyat.

10
11

Anda mungkin juga menyukai