DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
ANINDITA HANIFA DESTRIANA (211341103)
DERA SISAURA (211341107)
FITRI PERMATA SARI (211341114)
FRABELLA PADOMA (211341115)
GERYN FRICILIA (211341116)
NADYA SELSABILA (211341128)
PATRICIA MARGARETHA ARITONANG O (211341130)
PRESTICA DEWI (211341131)
RESKA ANANDA (211341134)
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
NYA kami dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah
ini kami beri judul “Kerangka Acuan Kegiatan Program Penyuluhan Pemantauan Status Gizi
Balita dan Peningkatan Kapasitas Kader”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dr. Zenderi Wardani S.Gz., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Program Gizi dan tidak lupa bagi rekan – rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami meminta kritik dan saran secara terbuka yang bisa membangun kemampuan
kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa balita adalah masa periode emas karena pada masa ini pertumbuhan
mengalami peningkatan yang sangat pesat. Jika pertumbuhan balita tidak dipantau
dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada periode
selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan rutin pada
pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan
dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin sehingga tidak terjadi gangguan
pada proses tumbuh kembang balita. Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting
dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara
dini. Anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap
bulan, minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di KMS, atau buku pencatatan lainnya
(Febry, 2012).
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS). Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita
mencakup penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan, penyuluhan dan
konseling, jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Peran posyandu sangat penting sekali
dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) karena sebagian
besar balita ditimbang atau dipantau pertumbuhannya di posyandu. (Febry, 2012).
Permasalahan yang sering terjadi pada pemantauan pertumbuhan balita
diposyandu yaitu kehadiran balita di posyandu. Didalam Renstra Kementrian
Kesehatan 2010-2014 dan Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 telah ditetapkan bahwa
pada tahun 2014 sekurangnya 80% anak di timbang secara teratur di Posyandu. Artinya
perlu perhatian khusus mengenai masalah ini, agar cakupan balita yang ditimbang pada
tahun 2014 dapat mencapai target (Febry, 2012). Menurut Departemen Kesehatan RI
tahun 1995, Taerget Indonesia Sehat 2010 untuk indikator K/S, D/S, dan N/D yaitu
80% sedangkan untuk N/S yaitu 40%. (Sraidnyani dkk, 2020). Berdasarkan analisis
indikator SKDN pada posyandu A desa X, indikator yang mencapai target hanya
indikator N/S yaitu 52,5 %. Sedangkan ketiga indikator lainnya belum mencapai target
Indonesia Sehat. Akan tetapi pencapaian terendah pada ketiga indikator K/S, D/S, dan
N/D yaitu indikator D/S yaitu hanya 68%. Hal ini berarti permasalahan utama yang
terjadi. Indikator ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam program
kegiatan posyandu.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan membuat
sebuah program penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya memantau pertumbuhan balita sejak lahir, melalui peran tenaga kesehatan
dan para kader diposyandu.
2. Dasar Pemikiran
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat 1
2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
4. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131 Tahun 2004 tentang Sistim Kesehatan
Nasional
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 140.05/292 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif Tingkat Pusat
3. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya memantau status pertumbuhan balita
melalui program yang dijalankan para kader di posyandu.
4. Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya memantau pertumbuhan balita
sejak lahir melalui program penyuluhan gizi
- Memaksimalkan kinerja para kader di posyandu melalui program peningkatan
kapasitas kader untuk menunjang program pemantauan pertumbuhan di posyandu.
BAB II
PEMBAHASAN
1. SOP Kegiatan
PENYULUHAN GIZI
No. Dokumen : -
SOP No. Revisi :-
Tanggal Terbit : Maret 2023
Halaman : 1-2
1. Pengertian Penyuluhan gizi adalah suatu upaya memberikan pengalaman
belajar kepada masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat
mengenali, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatannya yang disampaikan kepada kelompok tertentu
baik dilakukan dalam gedung maupun luar gedung.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan di wilayah Posyandu A.
3. Kebijakan Dilakukan oleh :
1. Kader Posyandu
2. Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Pangkalpinang
4. Referensi 1. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.
Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan Tahun
2008.
2. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) di
Puskesmas.
3. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
5. Buku panduan Kader Posyandu
5. Alat dan Bahan 1. Alat tulis
2. Media penyuluhan
3. Camera
4. Laptop
5. Daftar hadir peserta
6. Prosedur/Langkah- 1. Petugas menentukan tempat penyuluhan
Langkah 2. Petugas menentukan jadwal penyuluhan
3. Petugas menemukan sasaran
4. Petugas menentukan metode yang akan di bawakan
5. Petugas mengidentifikasi besar target indikator
6. Petugas menyiapkan materi yang akan di bawakan
7. Petugas mengevaluasi
8. Petugas membuat dokumentasi kegiatan
7. Diagram Alir
Petugas menentukan tempat penyuluhan
Petugas mengevaluasi
3. Proses Keseluruhan
No. Kegiatan Lintas Program Lintas Sektor
1. Penyuluhan gizi balita - KIA - Kelurahan
- Bidan - Tokoh Agama
- Promkes - Guru PAUD
2. Penyuluhan peningkatan - Promkes - Tokoh Masyarakat
kapasitas kader - Kepala Puskesmas -