(PBL II)
a. Waktu
b. Tempat
Tujuan utama dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi masalah dan
mencari solusi alternatif masalah yang paling tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada. Berikut adalah gambaran tahapan yang harus dilalui dalam
17
Latar Belakang
Fasilitas-partisipatif; pembagian
Penyususan POA u Intervensi tugas dan tanggung jawab
18
a. Identifikasi Alternatif Penyelesaian Masalah Kesehatan
melibatkan pihak lain yang terkait (puskesmas, desa, bidan desa, kader)
membuat how-how diagram atau mind map. Hal demikian harus didasarkan
atas bukti atau data dan informasi yang kuat, dapat berdasarkan pengalaman
dari setiap penyebab masalah dapat diberikan lebih dari satu penyelesaian
19
b. Analisis Kelayakan Penyelesaian Masalah Kesehatan
adalah agar menghasilkan soslusi yang tepat serta dikerjakan dengan sumber
organisasi atau mekanisme, teknologi atau cara dan Sumber Daya Manusia
(SDM).
sumber daya yang ada, maka sebaiknya dilakukan dengan melihat program
dengan masyarakat dana tau stakeholder). Tujuan dari hal tersebut agar
tidak terjadi overlapping program atau kegiatan, namun tetap selaras dengan
20
partisipatif (ada dukungan stakeholder) maka kegiatan dapat berjalan
yang harus masuk antara lain : jenis kegiatan, volume kegiatan, dana yang
dikerjakan, berapa banyak dan besar kegiatan tersebut, berapa banyak biaya
yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, waktu pelaksanaan dan siapa yang
matang agar kegiatan yang telah disusun dapat dilakukan dan berjalan
dengan lancar.
21
intervensi yang diperlukan. Untuk menyusun kebutuhan yang diperlukan
monitoring adalah dengan cara membuat daftar pantau atau check-list dari
kegiatan tersebut.
22
2.1 Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Heriana (2015), ada 4 tahap dalam pengolahan data yang harus
dilakukan, yaitu :
a. Pengolahan Data
sering kali orang menjadi bingung "mau diapakan data yang sudah
penelitian? Untuk itu data yang masih mentah (data mentah) perlu diolah
tidak ada empat tahapan dalam pengelolaan data yang harus dilalui, yaitu:
1. Editing
terbaca
jumlah anak.
23
2. Coding
3. Processing
program yang akan digunakan untuk entri data adalah paket program
4. Cleaning
24
b. Analisis Data
selanjutnya adalah analisis data. Data mentah (raw data) yang sudah susah
payah kita kumpulkan tidak akan ada artinya jika tidak diimplementasikan.
Interpretasi memiliki dua arti, yaitu arti sempit dan arti luas.Interpretasi
dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data dilakukan hanya sebatas
dalam arti luas (analitik) yaitu interpretasi guna mencari makna data hasil
25
2. Membandingkan dan menguji teori atau konsep dengan informasi yang
ditemukan.
4. Mencari penjelasan apakah konsep baru yang diuji berlaku umum atau
26
BAB III
a. Keadaan Geografis
terbagi menjadi 2 Dusun dan 12 RT. Dusun Cilimus terdiri dari 6 RT,
di Desa.
27
Tofografi Dataran Tinggi
Suhu udara rata-rata 23-27°C
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
No Wilayah Luas
1 Luas Desa 5323.25 Ha
2 Tanah Bengkok 5.569 Ha
3 Tanah Titisara --
4 Tanah Pengangonan --
5 Pemukiman 10.433 Ha
6 Kuburan 5.420 Ha
7 Tanah Sawah 63.190 Ha
8 Tanah Tegalan 124 Ha
9 Tanah Perkebunan 30.000 Ha
10 Hutan Rakyat --
11 Hutan Negara --
12 Hutan Lindung 361.000 Ha
13 Perikanan 1.000 Ha
14 Tanah Lainnya --
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
Orbitasi Jarak
28
Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 1 km
Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten 36 km
Jarak dari pusat pemerintahan provinsi 161 km
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
b. Keadaan Demografi
Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
(N) (%)
Laki-Laki 911 orang 49,1%
orang (50,9%).
Pendidikan Jumlah
29
D1/D2 34 orang
D3 69 orang
S1 119 orang
S2 46 orang
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
c. Keadaan Ekonomi
Pekerjaan Jumlah
PNS 19 orang
Pensiunan 8 orang
Wiraswasta 43 orang
Lain-lain 2 orang
(sumber: profil Desa Jamberama Tahun 2018)
masyarakat Desa Jamberama bekerja sebagai petani atau buruh tani. Hal ini
30
dikarenakan Desa Jamberama merupakan daerah pegunungan yang masih
Masjid 2 Buah
Musholla 8 Buah
Kesehatan
Puskesmas Pembantu --
Poliklinik/Polindes 1 Unit
Posyandu 2 Unit
Pendidikan
SMP --
SMA --
31
Pondok Pesantren/MD --
Olah Raga
3 Hipertensi 5 5 4 14 I
32
Nilai/skor yang diberikan didapat dari hasil MMD yang dibimbing oleh
Kepala UPTD Puskemas Selajambe.
Pada kategori Urgensi (U) masalah hipertensi diberi nilai/skor paling
tinggi, yaitu 5 karena apabila masalah ini bila tidak segera diatasi, maka
akan berdampak buruk bagi kesehatan yang berakibat sangat fatal dan
menyebabkan kematian mendadak. Pada Kriteria Seriousness (S) masalah
hipertensi diberi nilai/skor paling tinggi, yaitu 5 karena masalah ini
jikadbiarkan dapat menimbulkan komplikasi penyakit. Pada kategori Growt
(G) masalah hipertensi diberi nilai/skor tertinggi, yaitu 4 karena hal ini
apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi penyakit yang
apabila dibiarkan akan menyebabkan kematian.
Berdasarkan hasil perhitungan matriks USG tersebut, dapat diketahui
bahwa hipertensi adalah masalah yang paling diprioritaskan mengingat
akibat yang ditimbulkan juga sangat berbahaya dan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Hipertensi merupakan penyakit yang sangat
berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini.
Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi. Keadaan
ini tentunya sangat berbahaya, yang dapat mengakibatkan kematian
mendadak (Anwar, 2014). Berdasarkan penelitian lain menurut Widiana
(2017), menyebutkan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menimbulkan gangguan pada organ, dan dapat menyebabkan serangan
jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan.
3.2.2 Identifikasi Prioritas Penyebab Masalah dan Alternatif Sasaran
Menggunakan Metode MCUA dan How-How Diagram
33
Rendahnya
Kesadaran
Aktifitas
Masyarakat
Fisik Pola Makan
(%) Melakukan
Berlebih
Check Up
Rutin
Prioritas I III II
3 = Cukup Berpengaruh
2 = Berpengaruh
1 = Kurang Berpengaruh
Berdasarkan tabel matriks MCUA pada tabel 3.108 skor kali bobot
Rendahnya Kesadaran
Masyarakat Melakukan Check
Up Rutin
34
Pelatihan Kader Anti Arisan Tensi ( 1 Rumah 1
Hipertensi (PEKA Tensi)
Hipertensi)
pemeriksa tekanan darah secara rutin dan diberikan buku saku yang
3. Arisan Hipertensi
35
Kegiatan satu bulan sekali yang diadakan rutin oleh seluruh
agar nantinya setiap rumah memiliki 1 alat ukur tekanan darah yang
nantinya dapat digunakan untuk mengecek tekanan darah secara rutin oleh
masyarakat.
kesehatan melalui metode force filed analysis. Analisis ini bertujuan untuk
3
menentukan alternative solusi mana yang paling tepat diantara penurunan angka
E
Faktor Penghambat Faktor pendukung
L 3
A
Skor
T
Skor 2
I Partisipasi kader
Tingkat pendidikan rendah
3 H
A 2
Adanya kenaikan angka
N
Keterbatasan media hipertensi di tahun
2
sebelumnya
rendah yang diberi skor 3, keterbatasan media dengan skor 3 dan keterbatasan
3
biaya dalam pengadaan alkes yang diberi skor 2. Sedangkan factor pendukung
pelatihan yaitu partisipasi kader terhadap pelatihan diberi skor 3, adanya kenaikan
4
angka hipertensi pada tahun sebelumnya diberi
P skor 3, kurangnya tenaga medis
E
diberi skor 3, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan cek kesehatan
N
diberi skor 2, dan ketersediaan alat pengukur tekanan darah diberi skor 2. Oleh 3
Y
karena itu skor factor pendukung lebih besar dari factor penghambat.
Jumlah
U
jumlah
L
Jumlah Faktor pendukung
Faktor penghambat U jumlah
H
Skor
Skor A
37
N Adanya izin atausaku
Ketersediaan
Tingkat
Keterbatasan
pengetahuan
media PartisipasiBuku
kader
dukungan dari pihak desa
hipertensi
kader rendah
5 23 10
Diagram 3.2 Force Field Analysis
pengetahuan kader rendah diberi skor 3 dan keterbatasan media diberi skor 2
sedangkan factor pendukungnya antara lain adanya izin atau dukungan dari pihak
desa diberi skor 3, ketersediaan buku saku hipertensi diberi skor 4, dan partisipasi
kader diberi skor 3. Oleh karena itu nilai factor pendukung lebih besar dari factor
penghambat.
Faktor penghambat
38
Faktor pendukung
Skor K Skor
E
Kurangnya dukungan
3 B Tingginya Partisipasi
stakeholder
masyarakat terhadap
I
penanganan sampah
Keterbatasan biaya dalam
3 J
pembuatan tempat
pembakaran sampah A
4
Budaya masyarakat buang K
sampah sembarangan
A
N
9
Adanya
Identifikasi kebutuhan
kebutuhan pelaksanaan
pelaksanaan dan dapat
digunakan.
Pelaksanaan
kegiatan
pelatihan, Peserta
penyuluhan mengerti
Pre-test 1x dengan
hipertensi di
Desa pertanyaan
Jamberama dalam pre-test
tersebut.
Peserta
mengerti
materi di buku
saku.
Pembagian
buku saku
Materi
tersampaikan
kepada peserta
Peserta
Penyampaia mengerti dan
n materi bisa
menggunakan
alat pengukur
tekanan darah.
Pelatihan
penggunaan
alat
pengukuran Keikutsertaan
tekanan peserta dalam
darah Tanya jawab
sebagian
peserta dapat
menjawab
Tanya
semua
Jawab
pertanyaan
dengan tepat
Post-test
Peserta
antusias dalam
Tanya jawab
Tanya
Jawab
No Waktu Kegiatan
1. 3 menit Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam, dan
menjelaskan tujuan kegiatan
2. 3 menit Memebagikan dan menjelaskan
pengisian alat test
3. 15 menit Memberikan waktu pengisian pre-
test
4. 3 menit Membagikan buku saku
5. 20 menit Pemaparan materi tentang
pengukuran tekanan darah
6. 1 jam Demontrasi penggunaan alat
pengukuran tekanan darah
7. 30 menit Diskusi
8. 15 menit Post-test
9. 1jam Advokasi penanganan sampah
10. 3 menit penutup
Sound
system,
Penyiapa
proyekto
n alat dan
r, materi Observa
tempat
penyuluh
Dafta si
an, pre-
r Alat langsung
test dan
post-test,
buku
saku,
absensi,
kursi,
tempat,
alat
penguku
ran
tekanan
darah,
camera
handpho
ne
Alat
Tulis
Identifika
si
kebutuha
n
pelaksan
aan
Peserta,
alat
kesehata
n
penguku Peserta
ran antusias
saat Observa
tekanan si
Pelatihan darah memprakt
ekan/ langsung
pengguna (stetosko
an alat p, tensi) mengguna
pengukur kan alat
an tekanan
tekanan darah
Pertanya
darah an
(Demontr peserta
an alat)
Peserta
antusias
permintaa
Tanya n peserta
untuk Observa
Jawab
penambah si
an alat langsung
kesehatan
pengukura
n tekanan
darah
Kurang 0 0
Cukup 2 20%
Baik 8 80%
Total 10 100%
Kurang 0 0
Cukup 2 20%
Baik 8 80%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukan bahwa responden yang memiliki sikap
cukup sebanyak 2 orang atau 20% dan responden yang memiliki sikap baik
sebanyak 8 orang atau 80%.
Kurang 0 0
Cukup 3 30%
Baik 7 70%
Total 10 100%
Kurang 0 0
Cukup 0 0
Baik 10 100%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukan bahwa seluruh responden memiliki
pengetahuan baik sebanyak 10 orang atau 100%.
Kurang 0 0
Cukup 3 30%
Baik 7 70%
Total 10 100%
Kurang 0 0
Cukup 0 0
Baik 10 100%
Total 10 100%
Negative Ranks 3a
Positve Rank 5b
Ties 2c
Total 10
4.1 Kesimpulan
1. Untuk melakukan penilaian penyeselsaian masalah kesehatan yaitu
dengan menggunakan metode force filed analysis. Berdasarkan
penyususnan metode force filed analysis dapat diketahui bahwa
penghambat program kegiatan pelatihan hipertensi diantaranya
masalah tingkat pengetahuan dan pendidikan kader yang rendah, serta
keterbatasan biaya dalam pengadaan alat kesehatan, dan keterbatasan
media.
2. Berdasarkan penyususnan metode force filed analysis juga dapat
diketahui bahwa factor pendukung program kegiatan pelatihan
hipertensi diantaranya partisipasi kader terhadap pelatihan, adanya
kenaikan angka hipertensi pada tahun sebelumnya, kurangnya tenaga
medis, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan cek
kesehatan, dan ketersediaan alat pengukur tekanan darah.
3. Untuk melakukan penilaian penyeselsaian masalah kesehatan yaitu
dengan menggunakan metode force filed analysis. Berdasarkan
penyususnan metode force filed analysis dapat diketahui bahwa
penghambat program kegiatan penyuluhan hipertensi diantaranya
masalah tingkat pengetahuan kader yang rendah, serta keterbatasan
media.
4. Berdasarkan penyususnan metode force filed analysis juga dapat
diketahui bahwa factor pendukung program kegiatan penyuluhan
hipertensi diantaranya adanya izin atau dukungan dari pihak desa,
ketersediaan buku saku hipertensi, dan partisipasi kader.
5. Untuk melakukan penilaian penyelesaian masalah kesehatan yaitu
dengan menggunakan metode force filed analysis. Berdasarkan
penyusunan metode force filed analysis dapat diketahui bahwa
penghambat pada program kebijakan penanganan sampah diantaranya
masalah kurangnya stekholder, keterbatasan biaya dalam pembuatan
tempat pembakaran sampah dan budaya masyarakat yang membuang
sampah sembarangan.
6. Sedangkan faktor pendukung pada program kebijakan penanganan
sampah diantaranya tingginya partisipasi masyarakat terhadap
penanganan sampah.
7. Dalam menyusun perencanaan kegiatan, metode yang digunakan yaitu
dengan cara menyusun tabel Plan Of Action (PoA). Bertujuan agar
kegiatan intervensi penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi dan
advokasi penanganan sampah di Desa Jamberama dapat dijalankan
sesuai dengan harapan.
4.2 Saran
1. Pihak Desa sebaiknya menyediakan alat kesehatan dan tenaga medis
kesehatan untuk melakukan pengecekan tekanan darah.
2. Pemerintah Desa melakukan penganggaran dana untuk pembuatan
tempat pembakaran sampah bagi masyarakat Desa Jamberama.
3. Agar kader lebih aktif melakukan pengecekan tekanan darah secara
rutin kepada masyarakat khususnya masyarakat yang beresiko
hipertensi akan mendapatkan reward kepada kader yang aktif dalam
penegcekan tekanan darah.
4.