Anda di halaman 1dari 25

MI-1

MODUL
ANALISIS SITUASI
&
PENETAPAN PRIORITAS KEGIATAN
Pelatihan Perencanaan Pembangunan
Kesehatan Kabupaten/Kota

1|Page Biro Perencanaan dan Anggaran


Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2020
DAFTAR ISI

No URAIAN Halaman

I Deskripsi Singkat 3

II Tujuan Pembelajaran 3

III Pokok Bahasan 4

IV Bahan Belajar 5

V Langkah Kegiatan Pembelajaran 5

VI Uraian Materi 7

1. Pokok Bahasan 1: Analisis Situasi (ANSIT) 7

2. Pokok Bahasan 2: Perumusan Masalah 14

3. Pokok Bahasan 3: Penetapan alternatif kegiatan 20

4. Pokok Bahasan 4: Penetapan kegiatan prioritas 22

VII Evaluasi Hasil Belajar 24

VIII Rangkuman 24

IX Referensi 25

2|Page
I Deskripsi Singkat
Perencanaan yang baik harus disusun berdasarkan permasalahan yang dihadapi, tujuan dan
indikator keberhasilan serta sumber daya yang dimiliki. Tantangannya yaitu cara
menetapkan prioritas masalah, menetapkan alternatif kegiatan untuk mengatasi masalah dan
cara memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia, metode, sarana
prasana, serta anggarannya. Analisis situasi dan pemilihan prioritas kegiatan menjadi sangat
penting dalam menyusun perencanaan untuk mencapai tujuan.
Modul ini menguraikan tentang cara melakukan analisis situasi, cara perumusan masalah,
cara penetapan alternatif kegiatan dan cara penetapan prioritas kegiatan dengan
menggunakan metode ceramah interaktif dan latihan.

II Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu melakukan analisisi situasi dan
penetapan prioritas kegiatan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
1. Melakukan Analisis Situasi (ANSIT)
2. Melakukan Perumusan Masalah
3. Melakukan Penetapan alternatif kegiatan
4. Melakukan penetapan kegiatan prioritas

3|Page
III Pokok Bahasan
Pokok bahasan pada materi ini terdiri dari:
1. Analisis Situasi (ANSIT)
a. Analisis situasi dalam perencanaan kesehatan
b. Pengertian analisis situasi
c. Tujuan analisis situasi
d. Manfaat analisis situasi
e. Jenis analisis situasi
f. Metode analisis situasi
2. Perumusan Masalah
a. Identifikasi masalah
b. Menetapkan urutan prioritas masalah
c. Mencari akar penyebab masalah
d. Menetapkan cara pemecahan masalah
3. Penetapan alternatif kegiatan
a. Diagram force field analysis (analisis medan kekuatan)
b. Formulasi strategi SWOT (strength, weakness, opportunity dan threat)
c. Pohon Alternatif
4. Penetapan Kegiatan Prioritas
a. Pareto Analysis (Analisis Pareto)
b. Cost Benefit Analysis (Analisis biaya dan Manfaat)
c. Paired Comparison Analysis (Analisis Perbandingan Sepasang)
d. Grid Analysis (Analisis Jaringan)

4|Page
IV Bahan Belajar
Bahan belajar untuk materi ini yaitu :
1. Modul Materi Inti 1: Analisis Situasi dan Penetapan Prioritas Kegiatan
2. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Metode ANSIT
4. Panduan latihan
5. Kasus untuk latihan

V Langkah Kegiatan Pembelajaran


Langkah kegiatan pembelajaran untuk materi ini terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu pembuka,
penyajian, dan penutup.
1. Pembukaan sesi pembelajaran, fasilitator melakukan hal sebagai berikut :
• Menyapa peserta.
• Melakukan bina suasana menaikkan semangat peserta dan mengajak fokus
peserta.
• Memperkenalkan diri.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan bahan tayangan dan
deskripsi singkat materi yang akan didapatkan.
2. Penyajian, fasilitator:
• Mengawali sesi paparannya dengan melakukan apersepsi tentang materi yang
akan dibahas dengan menceritakan kekacauan kegiatan yang direncanakan ketika
tidak diawali dengan anilisis situasi. Kemudian pembelajar diminta memberikan
komentar dikaitkan dengan materi yang akan dibahas.
• Penyampaian pokok bahasan 1 : Analisis Situasi
✓ Fasilitator menjelaskan tentang analisis situasi dalam perencanaan kesehatan
sebagai langkah awal dalam perencanaan kesehatan dengan menggunakan
pendekatan Konsep HL Blum tentang determinan derajat kesehatan.
✓ Fasilitator menjelaskan cara melakukan analisis situasi.
✓ Fasilitator memberi kesempatan bertanya pada peserta.
✓ Fasilitator meminta peserta secara berkelompok di meja masing-masing
mendiskusikan cara melakukan analisis situasi.

5|Page
• Penyampaian pokok bahasan 2 : Perumusan Masalah
✓ Fasilitator menjelaskan tentang perumusan masalah mulai dari identifikasi
masalah.
✓ Fasilitator menjelaskan cara penetapan urutan prioritas masalah.
✓ Fasilitator memberi kesempatan bertanya pada peserta.
✓ Fasilitator meminta peserta secara berkelompok di meja masing-masing
mendiskusikan cara perumusan masalah dan penetapan prioritas masalah.
• Penyampaian pokok bahasan 3 : Penetapan Alternatif Kegiatan
✓ Fasilitator menjelaskan tentang Penetapan Alternatif Kegiatan dalam
perencanaan kesehatan dengan berbagai tools.
✓ Fasilitator memberi kesempatan bertanya pada peserta.
✓ Fasilitator meminta melanjutkan penugasan di tiap kelompok dengan
melakukan metode latihan melakukan penetapan alternatif kegiatan.
• Penyampaian pokok bahasan 4 : Penetapan Kegiatan Prioritas
✓ Fasilitator menjelaskan beberapa tools yang dapat digunakan untuk penetapan
kegiatan prioritas.
✓ Fasilitator menjelaskan cara melakukan penetapan kegiatan prioritas.
✓ Fasilitator memberi kesempatan bertanya pada peserta.
✓ Fasilitator meminta peserta melanjutkan diskusi kelompok untuk latihan
menggunakan tools untuk penetapan prioritas.
3. Penutup sesi pembelajaran, fasilitator:
• Merangkum pembelajaran dengan mengajak peserta untuk mengulang hal-hal
yang penting sekaligus.
• Menutup sesi dengan permintaan maaf.

6|Page
VI Uraian Materi
Berikut ini uraian materi analisis situasi dan penetapan prioritas kegiatan terdiri dari 4 pokok
bahasan:

Pokok Bahasan 1 : Analisis Situasi


Analisis situasi merupakan kegiatan mengumpulkan dan memahami informasi tentang suatu
situasi yang berguna untuk menetapkan masalah. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran dan dinamika permasalahan secara jelas serta faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah tersebut. Analisis situasi merupakan langkah awal cara dalam perencanaan
kesehatan untuk mendefinisikan masalah sesuai realita. Analisis situasi sangat menentukan
keberhasilan program, apabila masalah yang ditemukan benar-benar didefinisikan sesuai
realita maka tidak sulit untuk melakukan perencanaan dan implementasi program nantinya.
Secara konseptual, analisa situasi kesehatan adalah proses sistematis untuk mengetahui
masalah kesehatan disuatu tempat berikut kecenderungannya, serta situasi faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut.
Pentingnya ketepatan dan kedalaman sebuah analisis situasi adalah untuk menentukan
tahap perencanaan selanjutnya. Ketika analisis situasi sudah tidak tepat, maka perencanaan
juga akan tidak sesuai karena masalah yang diambil dalam analisis situasi tidak mampu
menangkap realita dan situasi sesungguhnya di masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
sebuah pemahaman mengenai analisis situasi guna menentukan masalah sebagai langkah
awal perencanaan program kesehatan.

1. Analisis Situasi dalam Perencanaan Kesehatan


Analisis situasi merupakan langkah awal cara dalam perencanaan kesehatan. Secara
konseptual, analisis situasi kesehatan daerah adalah proses sistematis untuk mengetahui
masalah kesehatan disuatu daerah berikut kecenderungannya serta situasi faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut.
Kerangka konsep dan sistimatika analisis situasi kesehatan daerah didasarkan pada
konsep Henrik L Blum tentang determinan derajat kesehatan penduduk, yaitu :
a. Genetika dan kependudukan,
b. Lingkungan kesehatan,
c. Perilaku kesehatan, dan
d. Program dan pelayanan kesehatan.

7|Page
Beberapa hal yang perlu dianalisis, diantaranya adalah :
a. Demografi,
b. Masalah kesehatan dan kecenderungannya,
c. Perilaku kesehatan,
d. Lingkungan kesehatan,
e. Program dan pelayanan kesehatan,
f. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
g. Kebijakan pembangunan daerah.
2. Pengertian Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh sebelum merancang
dan merencanakan program. Analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau publik yang terlibat, tindakan
dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan program.
3. Tujuan Analisis Situasi
Tujuan analisis situasi adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang
kondisi kesehatan yang akan berguna untuk menentukan permasalahan daerah atau
kelompok tersebut, sehingga dapat digunakan untuk merencanakan sebuah program.
Dari analisis situasi dapat dipahami masalah kesehatan secara jelas dan spesifik sehingga
penentuan prioritas (intervensi) lebih mudah dilakukan.
4. Manfaat Analisis Situasi
Analisis situasi memiliki manfaat yang dapat mempermudah sebuah perencanaan yang
akan dibuat, antara lain dapat memberikan sebuah cara untuk membantu manajemen
untuk memilih sebuah keputusan dalam lingkungannya berdasarkan fakta yang telah
diketahui. Dapat juga membantu proses perencanaan kesehatan dalam memecahkan
suatu masalah dan aspek-aspek apa saja yang termasuk dalam proses analisis situasi.
Jadi secara keseluruhan bisa dikatakan analisis situasi ini dapat mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan sendiri karena terkait peluang dan ancaman eksternal.
5. Jenis-jenis Analisis Situasi
Melalui analisis situasi yang baik dan komprehensif, diperoleh data dan informasi sebagai
berikut :
a. Situasi umum (konteks) yang berhubungan secara langsung dan tidak langsung
dengan kesehatan suatu wilayah (geografi, pembagian wilayah administrasi,
demografi, lingkungan, sosial budaya dan ekonomi/industri).
b. Situasi masalah kesehatan penduduk (mortalitas, morbiditas).

8|Page
c. Determinan atau faktor risiko yang berkaitan dengan masalah kesehatan, dan sering
kali bersifat spesifik lokal.
d. Kinerja program kesehatan yang dilaksanakan pada waktu yang lalu.
e. Kapasitas sistem kesehatan daerah termasuk SDM, sarana, biaya, dan lain-lain.
f. Masalah-masalah yang ada dalam komponen sistem kesehatan (regulasi, SDM
Kesehatan, farmasi-alkes, peran serta masyarakat, pembiayaan kesehatan dan fasilitas
upaya kesehatan).
Dalam analisis situasi, kita berurusan dengan informasi yang mencerminkan masalah-
masalah yang ada di lapangan. Di lapangan, data yang tersedia sebagian besar adalah data
rutin yang tidak terintegrasi antar program. Data rutin tersebut lebih banyak digunakan
untuk mengukur hasil, namun tidak untuk mengevaluasi proses. Padahal data bisa
digunakan untuk memahami lebih jauh tentang masalah yang terjadi dengan program. Data
tentang proses dalam program sering tidak tersedia sehingga seorang pengelola program
tidak bisa melakukan analisa terhadap efektifitas dan efisiensi kegiatan dalam pencapaian
suatu program.
Untuk menghasilkan data dan informasi tentang hal-hal tersebut di atas, analisis situasi
mencakup 4 aspek sebagai berikut yaitu : situasi wilayah, situasi kesehatan penduduk dan
determinan kesehatan, kinerja program kesehatan, serta situasi dan kapasitas sistem
kesehatan di daerah.
a. Analisis Situasi Wilayah
Manfaat analisis situasi wilayah dalam perencanaan kesehatan daerah adalah untuk
memperoleh denominator dalam penetapan indikator situasi kesehatan misalnya untuk
menghitung morbiditas dan mortalitas, mengukur kinerja program kesehatan dan
penetapan target tahun yang akan datang, serta mengetahui determinan atau risiko
kesehatan yang ada di wilayah kabupaten/kota. Wilayah kesehatan adalah suatu entitas
yang mencakup elemen geografis, administratif, demografis, lingkungan fisik, kimia dan
biologis, sosial budaya serta kegiatan ekonomi dan industri.
1) Wilayah Geografi
Pada masa sekarang, situasi geografi suatu daerah bisa berubah cepat (konversi
peruntukan lahan). Lahan hutan bisa berubah menjadi pertanian (Jambi, Riau, dll).
Hutan dan sawah menjadi area lapangan terbang bertaraf internasional (di
Majalengka), persawahan menjadi lintasan jalan toll dan kereta api (di Jawa Barat).
Di banyak daerah muncul kawasan pemukiman baru, kawasan industri,
pertambangan, hutan mangrove atau pantai berubah menjadi tambak ikan, atau laut
di reklamasi menjadi kawasan permukiman atau perkantoran (kota Manado, pantai
utara Jakarta, dll). Perubahan geografi tersebut bisa berdampak pada risiko-risiko

9|Page
kesehatan. Misalnya pertambangan bisa meningkatkan “breeding places” bagi
nyamuk, menimbulkan polusi lingkungan dengan merkuri (Hg). Perkembangan
pemukiman bisa menimbulkan masalah sampah domestik. Perkembangan
pemukiman di daerah resapan air bisa menyebabkan debet air tanah berkurang
(kawasan selatan Jakarta, Kota Depok, dll). Konversi hutan untuk perkebunan
dengan cara membakar bisa menimbulkan polusi asap, dll. Data perubahan geografi
ini bisa diperoleh dari BIGS (Badan Informasi Geo-Spasial) dalam bentuk peta
topografi, atau dari Pemda/Bappeda setempat.
2) Wilayah Administratif
Perubahan administrasi wilayah kabupaten/kota penting untuk perencanaan fasilitas
kesehatan. Misalnya adalah pemekaran wilayah kecamatan atau wilayah desa.
Pendaftaran peserta JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) misalnya,
mencakup wilayah kerja Puskesmas atau FKTP lain (klinik dan praktek dokter).
Konsekuensinya perubahan wilayah administrasi bisa memerlukan perubahan wilayah
kepesertaan untuk FKTP. Demikian juga dengan Penempatan Desa Siaga, akan
terpengaruh oleh pemekaran desa. Perubahan administrasi yang besar adalah
apabila wilayah kabupaten yang dipecah menjadi 2 atau lebih kabupaten.
3) Lingkungan
Analisis faktor risiko lingkungan bertujuan untuk mengetahui sumber penyakit (faktor
yang berkaitan langsung dengan kejadian penyakit) dan juga mengetahui faktor lain
yang tidak langsung berkaitan dengan kejadian penyakit. Misalnya nyamuk malaria
adalah sumber penyakit (faktor yang berkaitan langsung dengan kejadian malaria)
sedangkan adanya genangan air (misalnya laguna) adalah faktor yang secara tidak
langsung berkaitan dengan kejadian malaria). Data yang perlu ditelaah dalam
identifikasi faktor risiko lingkungan adalah lingkungan yang berpengaruh terhadap
kesehatan termasuk lingkungan fisik, kimia, biologis dan lingkungan sosial budaya.
Faktor lingkungan fisik termasuk di dalamnya ketersediaan air bersih, jamban rumah
tangga, pembuangan sampah dan perubahan iklim, sedangkan yang termasuk faktor
kimia adalah polusi lingkungan. Adapun faktor biologi diantaranya adalah keberadaan
vektor penyakit. Faktor Sosial budaya mencakup institusi sosial (sekolah, tempat
ibadah, panti asuhan), modal sosial (LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat,
organisasi profesi) dan nilai-nilai budaya berkaitan dengan kesehatan.
4) Kegiatan ekonomi dan industri
Kegiatan ekonomi yang penting untuk perencanaan kesehatan adalah tentang jenis
pekerjaan, sumber pendapatan (pertanian, perdagangan, industri, dll), jumlah dan
jenis pasar, jumlah dan jenis industri, termasuk industri rumah tangga.

10 | P a g e
b. Analisis Situasi Kesehatan Penduduk dan Determinan Kesehatan
Ukuran situasi kesehatan penduduk adalah angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas). Trend angka mortalitas ibu, bayi dan balita serta lokus dan
penyebabnya sangat penting untuk menetapkan intervensi kesehatan yang harus
dilakukan. Demikian juga dengan angka kesakitan, data 10 besar penyakit dan trend
penyakit rawat jalan dan rawat inap baik di puskesmas dan rumah sakit juga harus
menjadi pertimbangan dalam penetapan intervensi kesehatan.
c. Analisis Kinerja Program Kesehatan
Analisis kinerja program adalah untuk melihat pencapaian target program kesehatan
selama tahun yang lalu. Berdasarkan data kinerja program ini maka dapat diketahui
intervensi apa yang harus ditingkatkan serta intervensi apa yang harus diperbaiki atau
dipertajam.
d. Analisis Kapasitas Sistem Kesehatan di Daerah
Analisis kapasitas sistem kesehatan dimaksudkan untuk melihat sistem kesehatan yang
ada sudah mendukung pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan atau belum.
Sistem kesehatan meliputi regulasi, sistem informasi, SDM kesehatan, sarana prasana
dan anggaran. Analisis diarahkan pada apakah ada regulasi yang tumpang tindih,
apakah ada regulasi yang tidak relevan atau ada regulasi baru yang dibutuhkan.
Demikian juga untuk sistem informasi, apakah perlu penyederhanaan, perlu integrasi,
perlu pembuatan baru atau justru ada sistem informasi yang tidak relevan. Untuk SDM
kesehatan perlu dipetakan distribusi tenaga, di mana saja yang kurang, tenaga apa yang
yang telah mencukupi dan tenaga apa saja yang masih kurang serta bagaimana cara
pemenuhannya. Dari sisi pembiayaan, bagaimana trend pembiayaannya, bagaimana
integrasinya baik lintas program maupun lintas sektor, bagaimana memanfaatkan
sumber dana yang ada di daerah dengan semaksimal mungkin, baik DAK fisik dan non
fisik, ADD/DD, CSR, DBHCHT dan lain-lain.
6. Jenis Metode Analisis Situasi
Ada berbagai metode analisis situasi yang dapat digunakan, di antaranya, berikut ini:
a. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.
Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan
(Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan
tantangan (Threat). Matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
11 | P a g e
(Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang
timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.
EKSTERNAL OPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
STRENGTHS A. Comparative Advantage B. Mobilization
WEAKNESS C. Divestment/ Investment D. Damage Control

Tabel 1. Matriks SWOT Kearns (Sumber: Hisyam, 1998)

Keterangan:
✓ Sel A : Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih
cepat.
✓ Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
Comparative, Advantage, Divestment/Investment Damage Control Mobilization
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
✓ Sel C : Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang
tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan
yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah
melepas peluang yang ada (untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
✓ Sel D : Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

12 | P a g e
b. Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey
Mawas Diri/Community Self Survey (SMD/CSS)
Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi
masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang
dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar
selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-
upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.
Analisis ini banyak digunakan dalam melakukan analisis situasi di fasilitas pelayanan
kesehatan terutama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Tahapannya dimulai dari
pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah
dan potensi yang ada dan membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala
desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi masalah kesehatan di masyarakat.
Instrumen SMD/CSS disusun fasilitas pelayanan kesehatan atau Puskesmas berdasarkan
masalah yang dihadapi dan masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen
yang disusun mencakup format pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi tentang:
⚫ Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita
⚫ Status imunisasi dan status gizi balita
⚫ Kondisi lingkungan permukiman /rumah tempat tinggal
⚫ Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban sehat,
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga
⚫ Perawatan balita sehat dan sakit
⚫ Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang, gizi seimbang,
imunisasi)
⚫ Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
⚫ Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat (UKBM)
⚫ dan atau pertanyaan lain yang dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi masyarakat

13 | P a g e
Pokok Bahasan 2: Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan.
NO UPAYA TARGET PENCAPAIAN MASALAH
1 Diisi dengan 12 indikator SPM
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 2. Contoh Tabel Indentifikasi Masalah

Keterangan :
Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why and
How/ apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana
masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).

2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah hendaknya mempertimbangkan adanya keterbatasan
kemampuan dalam mengatasi masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau
adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, upaya memetakan masalah dan
menyesuaikan dengan kondisi serta kemampuan yang ada dapat dilakukan melalui diskusi
dan kesepakatan antar anggota tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh
dengan menggunakan metode lain. Salah satu metode dalam penetapan urutan prioritas
masalah dapat mempergunakan beberapa metode salah satunya adalah metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
USG yaitu salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan
menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan
isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut :

14 | P a g e
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah lain bila masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti
bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah
lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.
c. Growth
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan
masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan. Data atau informasi yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni sebagai berikut:

Hasil analisa situasi


✓ Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
✓ Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta kebijakan pemerintah yang
berlaku.

Tabel 3. Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG


Keterangan :
Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka isu yang merupakan prioritas
adalah Isu C.

15 | P a g e
3. Mencari Akar Penyebab Masalah
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar penyebab
dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data di Puskesmas.
Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar penyebab masalah
yaitu:
a. Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/ fish bone)
Diagram sebab akibat digambarkan seperti contoh pada gambar 1, ada 8 (delapan)
langkah penyusunannya meliputi :
1) Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
2) Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk kearah kepala ikan.
3) Tetapkan kategori utama dari penyebab.
4) Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis horizontal.
5) Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan pada masing-masing
kategori.
6) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.
7) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub
penyebab dan letakkan pada cabang yang lebih kecil.
8) Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan
duplikasi ketidaksesuaian dengan masalah, dll.

Gambar 1. Diagram Fish Bone

16 | P a g e
Yang perlu diperhatikan :
a) Fish bone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan suatu
penyebab, bukan fakta/penyebab yang sesungguhnya, untuk itu perlu
dikonfirmasi dengan data Puskesmas untuk memastikannya.
b) Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas sehingga tidak
terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan penyebabnya.
c) Alat ini merupakan cara untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab
secara terfokus sehingga dapat dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab.
d) Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh dalam proses
penyusunan fish bone diagram tersebut.
b. Pohon Masalah (Problem Trees)
Pohon Masalah terlihat seperti pada contoh gambar 2. Ada tujuh (7) langkah
penyusunannya, yaitu meliputi:
1) Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon masalah.
2) Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
3) Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan pada kotak dibawahnya
dengan arah panah menuju ke kotak masalah.
4) Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-masing kategori.
5) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan untuk kategori utama
yang lain.
6) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba membuat daftar sub penyebab
dan letakkan pada kotak yang ada dibawahnya.
7) Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi data untuk menghilangkan
duplikasi, tidak sesuai dengan masalah, dan lain-lain.

17 | P a g e
Gambar 2. Pohon masalah

Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:


a) Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat kesehatan, tenaga, obat dan bahan
habis pakai, anggaran dan data,
b) Proses (pelaksanaan kegiatan),
c) Lingkungan.

4. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di antara
anggota tim. Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut :
a. Brainstorming (curah pendapat)
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat tentang suatu topik atau
masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu yang singkat dan
bebas dari kritik.

18 | P a g e
Manfaat dari brainstorming adalah untuk :
1) Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya.
2) Pengembangan kreativitas berpikir dari anggota tim.
3) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).
Tipe brainstorming :
1) Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan bergiliran.
2) Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/gagasan dapat langsung
menyampaikannya.
Langkah-langkah :
1) Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.
2) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan memikirkannya.
3) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya 30-45
menit.
4) Anggota tim menyampaikan ide.
5) Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah pendapat
terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan yang sama. Bila
yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan pendapat
pada gilirannya harus mengucapkan “Pass” dan kesempatan diberikan pada
anggota berikutnya.
6) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani memberikan/mengajukan
pendapat.
7) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi atau memotong
pendapat anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus
segera menegur.
8) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat dilihat oleh
seluruh anggota.
9) Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis.
10) Lakukan klarifikasi, hilangkan pendapat/tanggapan yang menyimpang dari topik
atau duplikasi yang terjadi.
11) Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
b. Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah pendapat
(brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan
Rencana Lima Tahunan.
c. Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode tabel cara pemecahan masalah
sebagai berikut :

19 | P a g e
Tabel 4. Contoh Tabel Cara Pemecahan Masalah

Tabel 4. Contoh Tabel Cara Pemecahan Masalah

Pokok Bahasan 3 : Penetapan Alternatif Kegiatan


Berdasarkan hasil analisis permasalahan dan masalah prioritas yang dihadapi tersebut, maka
perlu ditetapkan kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah. Kegiatan
harus jelas dan terukur. Kegiatan dilaksanakan untuk mencapai target kinerja. Kegiatan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau mengatasi masalah. Pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan melalui suatu langkah dalam proses yang rasional. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan diartikan sebagai suatu proses identifikasi, mencari
penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi
terlaksananya keputusan.
Untuk menentukan alternatif kegiatan, dapat menggunakan beberapa metode, antara lain :
1. Diagram Force Field Analysis (Analisis Medan Kekuatan)
Analisa ini merupakan suatu metode yang cukup efektif untuk melihat faktor-faktor apa
saja yang kiranya mendukung ataupun bertolak belakang dengan rencana yang kita
ambil. Apabila kita telah mengambil suatu keputusan, maka analisa ini bisa kita gunakan
untuk mengidentifikasi perubahan yang akan kita buat untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
Langkah-langkah dalam melakukan teknik Force Field Analysis :
a. Membuat daftar mengenai hal-hal apa saja yang mendukung perubahan tersebut
dalam satu kolom, dan daftar mengenai apa saja yang melawan atau bertolak
belakang dengan perubahan tersebut di kolom yang lainnya.
b. Melakukan penilaian untuk masing-masing daftar tersebut, dari nilai 1 (lemah)
hingga 5 (kuat).
c. Membuat gambar diagram yang menunjukkan kekuatan untuk mendukung dan
melawan perubahan tersebut.

20 | P a g e
Analisis ini merupakan teknik yang berguna untuk melihat sejumlah kekuatan, dan bila
memungkinkan seluruh kekuatan, yang mendukung maupun menghalangi suatu tujuan
atau rencana yang akan diputuskan. Pada dasarnya teknik ini memiliki gambaran yang
membantu kita dalam mengidentifikasikan berbagai hal yang dapat dipergunakan untuk
memperbaiki perencanaan guna meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
2. Formulasi Strategi SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat)
Analisis SWOT adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan ( strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantages) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
(advantages) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
(strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
3. Pohon Alternatif
Pohon alternatif adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan alternatif-alternatif
pemecahan atau tindakan yang dapat diambil untuk mewujudkan sasaran tertentu dan
menggambarkan informasi ini ke dalam format yang sederhana. Langkah-langkah dalam
analisis Pohon Alternatif sebagai berikut :
a. Mengoreksi pohon sasaran untuk menentukan sasaran-sasaran yang mungkin tidak
realistis berhubung terbatasnya sumber daya.
b. Mengoreksi setiap cabang pohon sasaran untuk menentukan apakah mungkin ada
alternatif-alternatif yang dapat menjamin terwujudnya sasaran yang setingkat lebih
tinggi.
Pohon alternatif merupakan serangkaian pernyataan hasil pemilihan dari cabang yang
ada pada pohon sasaran setelah cabang tersebut dikaji berdasarkan keterbatasan sumber
daya. Cabang yang dipilih dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk memecahkan
masalah yang dihadapi unit kerja.

21 | P a g e
Pokok Bahasan 4 : Penetapan Kegiatan Prioritas
Banyak alternatif kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan atau mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki,
maka harus dipilih kegiatan yang mempunyai daya ungkit yang tinggi dengan biaya yang
efektif dan efisien. Oleh karena itu, pemegang kebijakan perlu mengambil keputusan
kegiatan mana yang akan dilaksanakan. Terdapat beberapa teknik pengambilan keputusan
yang dapat membantu kita dalam membuat keputusan terbaik dikaitkan dengan
ketersediaan informasi yang relevan, yaitu antara lain :
1. Pareto Analysis (Analisis Pareto)
Pareto Analysis adalah teknik yang cukup sederhana karena teknik ini membantu kita
untuk menyelesaikan masalah yang penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Teknik
ini menggunakan prinsip Pareto yang ide utamanya adalah mengerjakan 20% kerja dan
menghasilkan 80% keuntungan dari seluruh pekerjaan. Langkah-langkah dalam
melakukan teknik Pareto Analysis adalah sebagai berikut :
a. Membuat daftar masalah yang sedang dihadapi atau pilihan-pilihan yang ada.
b. Jika memiliki banyak masalah, masalah dikelompokkan sesuai besar kecilnya.
c. Memberikan skor yang tepat untuk masing-masing kelompok.
d. Menyelesaikan kelompok yang mempunyai skor yang paling besar.
Pareto Analysis tidak hanya menunjukkan masalah mana yang paling penting dan harus
diselesaikan terlebih dahulu. Hal ini juga menunjukkan kepada kita mengenai berat
ringannya suatu masalah. Analisis Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso
pada akhir abad ke-19 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses
perbaikan suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai
konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya.
2. Cost Benefit Analysis (Analisis Biaya dan Manfaat)
Analisis ini cukup simpel. Teknik ini merupakan teknik yang mudah digunakan untuk
menentukan keputusan. Analisis ini dapat dilakukan hanya dengan menggunakan biaya
dan manfaat saja. Analisis dilakukan dengan cara menjumlahkan semua nilai manfaat
yang diperoleh kemudian membaginya dengan semua nilai biaya yang yang dikeluarkan.
Langkah-langkah dalam melaksanakan CBA :
a. Menentukan seberapa banyak biaya yang akan dipakai untuk melakukan suatu
perubahan (Analisis Biaya).
Pada tahap ini dilakukan identifikasi biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan
kegiatan. Biaya meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya
personal/gaji, biaya pengadaan peralatan kantor/ruangan, biaya pemeliharaan dan
lain-lain yang bersifat tetap, tidak tergantung pada pelayanan. Biaya variabel antara

22 | P a g e
lain biaya penggunaan computer, suplai, dan biaya lainnya yang penggunaannya
tergantung pada pelayanan.
b. Menghitung berapa manfaat yang akan didapatkan dari perubahan tersebut (Analisis
Manfaat).
Manfaat terdiri dari manfaat wujud dan manfaat tak berwujud. Manfaat wujud adalah
manfaat yang mudah dikuantitaskan (dalam rupiah), sedangkan manfaat tak
berwujud sulit untuk dikuantitaskan. Manfaat wujud antara lain: pengurangan
kesalahan pengolahan, peningkatan hasil, pengurangan waktu tanggap, eliminasi
langkah kerja, pengurangan biaya, peningkatan penjualan, percepatan putaran,
perbaikan kredit, pengurangan kredit macet, dan lain-lain. Adapun manfaat tidak
berwujud antara lain: perbaikan citra (nama baik) perusahaan terhadap pelanggan,
perbaikan moral karyawan, perbaikan kepuasan kerja karyawan, perbaikan
pelayanan terhadap pelanggan, perbaikan pengambilan keputusan dan lain-lain.
c. Merencanakan waktu dengan tepat sehingga semua biaya yang digunakan untuk
melakukan perubahan bisa tergantikan dengan manfaat yang diperoleh.
d. Menghitung ratio antara manfaat dan biaya (B:C).
3. Paired Comparison Analysis (Analisis Perbandingan Sepasang)
Teknik analisis paired comparison merupakan metode yang baik untuk mengukur
kepentingan relatif (relative importance) dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan.
Analisis ini memudahkan kita dalam menentukan keputusan pada saat skala prioritas
dari masalah dan solusi tidak jelas, atau ketika seluruh solusi terhadap masalah memiliki
kemungkinan menarik untuk dipilih. Teknik ini menyediakan kerangka untuk
membandingkan setiap solusi atau tindakan terhadap alternatif solusi atau tindakan lain,
dan memperlihatkan pada kita perbedaan kepentingan antara alternatif solusi.
Paired Comparison Analysis memudahkan kita untuk memilih masalah yang paling
penting untuk diselesaikan atau memilih solusi yang memberikan keuntungan paling
besar. Teknik ini berguna ketika data-data yang objektif mengenai masalah yang sedang
dihadapi tidak tersedia. Langkah-langkah dalam melakukan Paired Comparison Analysis:
a. Membuat daftar mengenai hal apa yang akan dibandingkan. Berikan huruf untuk
tiap pilihan.
b. Membuat tabel dengan model baris dan kolom.
c. Menghitamkan bagian tabel dimana kita akan membandingkan mengenai hal yang
sama pada bagian yang lain. Biasanya bagian ini berada di bawah garis diagonal.
d. Pada bagian yang tersisa, bandingkan pilihan yang ada pada baris dengan pilihan
yang ada pada kolom. Untuk tiap sel putuskan hal mana yang lebih penting. Tandai
dengan huruf untuk pilihan yang lebih penting dalam tiap sel-nya. Serta berikan

23 | P a g e
nilai pada perbedaan tingkatan kepentingannya yang berkisar antara 0 (tidak ada
perbedaan) sampai 3 (sangat berbeda).
e. Terakhir, gabungkan hasilnya dengan menjumlahkan nilai total untuk setiap pilihan.
Kita dapat juga merubah nilai tersebut ke dalam bentuk persentase.
4. Grid Analysis (Analisis Jaringan)
Teknik analisis ini membantu kita dalam menentukan keputusan atas beberapa pilihan
yang dihadapkan pada sejumlah faktor yang berbeda. Analisis Jaringan merupakan salah
satu teknik perencanaan yang digunakan dalam pendekatan riset operasional. Dengan
menggunakan model jaringan tersebut, kita akan lebih mudah melihat masalahnya,
serta menentukan metode penyelesaiannya. Hal ini akan menentukan keberhasilan
perencanaan dalam pemecahan masalah.
Dalam analysis jaringan, untuk membuat model jaringan dari masalah yang kita hadapi
dapat dengan mempertimbangkan tiga unsur. Unsur pertama, merupakan tempat, baik
berupa tempat fisik maupun abstrak Unsur kedua, merupakan keterhubungan antara
anggota dua unsur pertama, baik keterhubungan fisik maupun keterhubungan abstrak.
Unsur ketiga, merupakan bobot dari unsur kedua, yang mungkin biaya, mungkin pula
berupa jarak, ataupun berupa waktu tempuh.

VII Evaluasi Hasil Belajar


Evaluasi hasil belajar untuk materi ini dilakukan dengan :
1. Memberikan pertanyaan terkait pengertahuan tentang konsep analisis situasi
2. Memberikan penugasan berupa latihan yang dikerjakan secara berkelompok.
dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil latihan.

VIII Rangkuman
Beberapa hal penting yang perlu diingatkan oleh fasilitator sebelum mengakhiri sesinya
dapat menggunakan acuan di bawah ini :
1. Analisis situasi merupakan langkah awal cara dalam perencanaan kesehatan untuk
mendefinisikan masalah sesuai realita. Beberapa hal yang perlu diingat :
a. Analisis Situasi dalam Perencanaan Kesehatan
b. Pengertian Analisis Situasi
c. Tujuan Analisis Situasi
d. Manfaat Analisis Situasi
e. Jenis-jenis Analisis Situasi
f. Jenis Metode Analisis Situasi
24 | P a g e
2. Langkah perumusan masalah : Identifikasi Masalah, Menetapkan Urutan, Prioritas
Masalah, Mencari Akar Penyebab Masalah, Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
3. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan melalui suatu langkah dalam proses
yang rasional. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diartikan sebagai
suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi
hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan. Untuk menentukan
alternatif kegiatan, dapat menggunakan beberapa metode, antara lain : Diagram force
field analysis (analisis medan kekuatan), dan Pohon Alternatif.
4. Banyak alternatif kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan atau
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi karena keterbatasan sumber
daya yang dimiliki, maka harus dipilih kegiatan yang mempunyai daya ungkit yang
tinggi dengan biaya yang efektif dan efisien. Beberapa teknik pengambilan keputusan
yang dapat membantu kita dalam membuat keputusan terbaik dikaitkan dengan
ketersediaan informasi yang relevan, yaitu antara lain : Pareto Analysis (Analisis
Pareto), Cost Benefit Analysis (Analisis biaya dan Manfaat), Paired Comparison
Analysis (Analisis Perbandingan Sepasang), dan Grid Analysis (Analisis Jaringan).

IX Referensi
▪ Perpres Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN
▪ Henrik L Blum
▪ Hisyam (1998), Analisa SWOT sebagai Langkah Awal Perencanaan Usaha

25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai