Oleh:
Susanti Tefa
Febry Wahyudi
Ranindya M.Gustiary
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalam dunia pendidikan.
Dimana di dalam proses pembelajaran inilah hasil dari pendidikan ditentukan. Ketika
proses ini berjalan baik, maka baik pulalah hasil dari pendidikan itu dan begitu pula bila
prosesnya buruk maka buruk pulalah hasilnya. Namun begitu, proses pembelajaran di
indonsia sering kali berjalan kurang maksimal. Kekurangmaksimalan ini disebabkan oleh
berbagai hal yang diantara hal itu adalah kurangnya perencanaan dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung tidak seperti seharusnya.
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran hingga bisa mendapatkan hasil sesuai
dengan yang diharapkan maka diperlukanlah perencanaan pembelajaran terlebih dahulu.
Sedangkan sebelum membuat perencanaan pembelajaran, terlebih dahulu kita perlu
melakukan analisis kebutuhan terhadap siswa. Hal ini perlu dilakukan agar nantinya
materi/pelajaran yang diterima oleh siswa benar – benar suatu yang dibutuhkan oleh
siswa. Oleh karena pentingnya analisis kebutuhan ini, maka disini kami akan sedikit
membahas tentang analisis kebutuhan atau yang sering juga disebut need assessment.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari kesimpang siuran pembahasan dan untuk mengerucutkan
pembahasan maka kami membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu analisis kebutuhan?
2. Apa fungsi analisis kebutuhan?
3. Bagaimana langkah-langkah analisis kebutuhan?
4. Apa peranan analisis kebutuhan?
5. Bagaimana menganalisis kebutuhan dalam belajar mengajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Kebutuhan (Need Assessment)
Dalam konteks pengembangan kurikulum, John McNeil (1985) mendefinisikan need
assessment sebagai: ”the process by which one defines educational needs and decides
what their priorities are”. Sejalan dengan pendapat McNeil, Seels dan Glasglow (1990)
menjelaskan tentang pengertian need assessment : “it meqns a plan for gathering
Information about discrepancies and for using that information to make decisions about
priorities”[1]. Sedangkan menurut Anderson analisis kebutuhan diartikan sebagai suatu
proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas. Need Assessment (analisis kebutuhan)
adalah suatu cara atau metode untuk mengetahui perbedaan antara kondisi yang
diinginkan/seharusnya (should be / ought to be) atau diharapkan dengan kondisi yang ada
(what is). Kondisi yang diinginkan seringkali disebut dengan kondisi ideal, sedangkan
kondisi yang ada, seringkali disebut dengan kondisi riil atau kondisi nyata.
Ada beberapa hal yang melekat pada pengertian need assessment.
Pertama;need assessment merupakan suatu proses artinya ada rangkaian kegiatan dalam
pelaksanaan need assessment. Need assessement bukanlah suatu hasil, akan tetapi suatu
aktivitas tertentu dalam upaya mengambil keputusan tertentu. Kedua; kebutuhan itu sendiri
pada hakikatnya adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian
maka, need assessment merupakan kegiatan mengumpulkan informasi tentang kesenjangan
yang seharusnya dimiliki setiap siswa dengan apa yang telah dimiliki.[2].
6.Identifikasi tujuan; mengidentifikasi tujuan merupakan salah satu tahapan penting yang
ada didalam need assessment, karena mengidentifikasi tujuan merupakan proses
penetapan kebutuhan yang dianggap mendesak untuk dipecahkan sesuai dengan kondisi,
karena tidak semua kebutuhan menjadi tujuan
7.Menentukan permasalahan; tahapan ini adalah tahap akhir dalam proses analisis, yaitu
menuliskan pernyataan adalah sebagai pedoman dalam penyusunan proses desain
instruksional.
2.Setelah terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih untuk
dicocokkan dengan kebutuhan siswa. Inilah inti perbedaan antara perencanaan pengajaran
tradisional dengan perencanaan yang memikirkan kebutuhan siswa.Dalam pendidikan
inovatif, peserta didik merupakan focus dari seluruh proses kegiatan.
3.Guru yakin terhadap materi, lalu menentukan strategi yang tepat untuk penyampaian
materi tersebut, meliputi: pemilihan cara atau metode, pengelolaan kelas dan media yang
digunakan untuk mendukung penyampaian.
Untuk dapat melaksanakan tugas pendidikan baik guru seyogyanya harus paham tentang
“alat” dan “tujuan”. Dengan memahami tujuan, maka akan tepat dalam memilih alternative
alat untuk mencapainya. Gagal mengidentifikasi “apa” yang akan dicapai sebelum
menentukan “bagaimana” mencapainya dengan resiko sesedikit mungkin, dengan biaya
sehemat mungkin, akan gagal pula mencapai sukses secara optimal. Analisis kebutuhan
merupakan seperangkat alat dan teknik formal, serta cara untuk mencermati dunia secara
lebih ilmiah karena memandang alat dan tujuan dalam satu perspektif kesatuan yang
bermakna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Need Assessment (analisis kebutuhan) adalah suatu cara atau metode untuk
mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya (should be / ought to be)
atau diharapkan dengan kondisi yang ada (what is).
Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat kesenjangan yang
terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang sudah didapat.
Langkah – langkah Analisis kebutuhan digambarkan oleh Glasgow dalam bentuk
kegiatan yang dimulai dari tahapan pengumpulan informasi sampai merumuskan masalah.
Sedangkan Morrison menggambarkan Need assessment dalam bentuk kegiatan yang
dimulai dari perencanaan sampai membuat laporan akhir.
Cara mengaplikasikan analisis kebutuhan dalam belajar mengajar adalah guru harus
memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan untuk kemudian mencari materi yang
tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Setelah tujuan dan materi dikuasai maka tinggal
menerapkan strategi dan metode yang sesuai untuk diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H. Wina Sanjaya, M.Pd (2008) Perencanaan dan desain system
pembelajaran, Jakarta.kencana group.
http://lilisherlinaznyemnyem.blogspot.com/2012/03/need-assessment.html
http://bukan-situs.blogspot.com/2012/02/analisis-kebutuhan-pembelajaran-dan_28.html .