Anda di halaman 1dari 26

standart pelayanan kebidanan

Minggu, 20 Oktober 2013


PDCA

MAKALAH PDCA

MENINGKATKAN MUTU SARANA &


PRASARANA RUANG ANC DI BIDAN PRAKTEK
MANDIRI “DAN”
Disusun oleh:
KELOMPOK 11
NAMA ANGGOTA:
1. Ajeng Kusuma N.
2. Dewi Arlia D.
3. Novita Andrini P.

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA SURABAYA


2013-2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BPM atu yang biasa disebut Bidan Praktek Mandiri “DAN” ini dalam
pembangunannya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan yang bermutu
sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan
diselenggarakan dengan cara yang baik, tepat waktu tanggap serta mampu
menyembuhkan keluhan serta mencegah berkembangnya penyakit atau meluasnya
penyakit.
Di dalam Bidan Praktek Mandiri “DAN” memberikan pelayanan serta fasilitas-
fasilitas yang ada didalamnya seperti ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau
protokol layanan pendukung lainnya yang semoga saja menjadi suatu yang efektif
serta efisien untuk menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi.
Dalam sistem BPM ini tidak luput merupakan tugas untuk bagaimana
membangunnya dengan indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka kami membuat
suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan Berdasarkan
Daftar Tilik, salah satunya kami menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check,
Action) yaitu Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Teori Siklus PDCA


A. Siklus PDCA
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada
tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. PDCA, singkatan bahasa Inggris
dari "Plan, Do, Check, Action" (Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah
suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan
dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter
Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”. (Tjitro,
2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap
sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan
siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart,
dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu
proses atau system sehingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan mutu pelayanan yang terdiri dari
perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang
dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Siklus PDCA digunakan dalam
pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat digambarkan sebagai
berikut :
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu
upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur
rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai
pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai
dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang
akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik
mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
a. Judul rencana kerja (topic)
b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem
statement)
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai
(goal, objective, and target)
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
e. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
f. Biaya dan waktu yang diperlukan (budget and time)
g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)

2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim,
perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut
dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan
manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan
pokok manajerial, yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf
terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan.
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan
cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan.
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan.
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang
dilaksanakan.

3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil
yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari
pemeriksaan untuk mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan
dengan baik.
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia.
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan
atau tidak.
Terdapat dua cara yang sering di pergunakan untuk dapat memeriksa pelaksanaan
cara penyelesaian masalah, yakni :
a. Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara
periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan
adalah:
 Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
 Tetapkan jangka waktu pengamatan
 Lakukan perhitungan penyimpangan
b. Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan
yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar
pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah
:
 Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
 Tentukan prosentase penyimpangan
 Buat grafik penyimpangan
 Nilai grafik

4. Perbaikan ( Action )
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja.
Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan
pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja
yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau
kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta
hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai. Cara melakukan penilaian mutu
pelayanan kebidanan adalah sebagai berikut :
a. Lihat daftar tilik
Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa
jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar
kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb.
b. Lihat sasaran penilaian
 Observasi
Observasi : mengamati pada saat pelayanan
Observasi : suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis & sengaja diadakan
dgn menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yg langsung
(Bimo Walgito, 1987:54)
Observasi : suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung
gejala-gejala yg sedang / berlangsung baik di dlm (di luar) sekolah (Djumhur,
1985:51)
Observasi sebagai alat pengumpul data : pengamatan yg memiliki sifat-sifat
(depdikbud:1975:50) :
a) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.
b) direncanakan secara sistematis.
c) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d) dapat diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
e) bersifat kwantitatif.

 Wawancara
Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman
Kartono (1980: 171), Interview (wawancara) : suatu percakapan yg diarahkan pd
suatu masalah; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih
berhadap-hadapan secara fisik.
Dlm proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg berbeda. pertama berfungsi
sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi
informasi (Information supplyer), interviewer atau informan.
Interviewer mengajukan pertanyaan – pertanyaan, meminta keterangan (penjelasan),
sambil menilai jawaban – jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase
(menyatakan kembali isi jawaban interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat &
mencatat jawaban – jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan –
keterangan lebih lanjut & berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan).
 Dokumen
Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas
& informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media
elektronik, melihat kelengkapan dokumen rekam medik, register, buku catatan.
2.2 Contoh Kasus yang pemecahan masalahnya menggunakan siklus PDCA
Meningkatkan Mutu Sarana dan Prasarana Ruang ANC
di Bidan Praktek Mandiri “DAN”

1. Ruang-ruang di BPM “DAN” :


 Tempat Pendaftaran, Ruang Tunggu, dan toilet
 Ruang Karyawan
 Ruang Pemeriksaan Antenatal
 Ruang Bersalin dan Tempat Bayi (Box Bayi)
 Parkir / Halaman
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sebagai berikut:
1) Pemilik / Pimpinan BPM : Ny. DANI KUSUMA, S. Keb.
2) Staf / Karyawan : - Desi Kurnia, AMd. Keb.
- Asih Chibi, AMd. Keb.
- Helen Manov, AMd. Keb.
3. Pelayanan Di Bidan Praktek Mandiri “DAN”
Dalam hal ini kami merencanakan Berbagai pelayanan-pelayanan atau fasilitas-
fasilitas yang ada di BPM “DAN” diantaranya, yaitu :
 Pelayanan Antenatal dengan perlengkapan yang memadai
Fasilitas ini kami sediakan untuk menambah nilai mutu pelayanan agar klien merasa
nyaman dan aman saat akan melakukan pemeriksaan kehamilan / antenatal karena
apa yang di butuhkan untuk pemeriksaan sudah tersedia di ruang persalinan.
 Persalinan normal dengan perlengkapan yg lengkap
Fasilitas ini kami sediakan untuk menambah nilai mutu pelayanan agar klien merasa
nyaman dan aman saat akan melakukan persalinan karena apa yang di butuhkan klien
sudah tersedia di ruang persalinan.
 Layanan rujukan
Kami juga mempunyai layanan rujukan, agar jika terjadi hal – hal diluar kehamilan
normal kami telah siap dengan merujuk klien di rumah sakit yang kami tunjukkan
karna kami bekerja sama dengan pihak rumah sakit.
 Penyuluhan Mengenai Perawatan Bayi
Di BPM ini kami menyediakan pendidikan tentang bagaimana ibu merawat bayi saat
di rumah nanti agar anak tersebut mendapatkan asupan dan kebutuhan yang cukup
 Pelayanan KB
Kami juga menyediakan pelayanan KB lengkap.

4. Beberapa Fasilitas Di Bidan Praktek Mandiri “DAN”


Terdapat fasilitas di ruang masing-masing kami akan menyebutkan di antaranya :
a) Tempat Pendaftaran dan Ruang Tunggu
Perlengkapan alat tulis, loker, meja, kursi, kipas angin, TV, toilet
b) Ruang Karyawan
Meja, kursi, perlengkapan alat tulis, rak status pasien, toilet
c) Ruang Pemeriksaan (Antenatal, Imunisasi, KB)
1 tempat tidur untuk pemeriksaan, kipas angin, meja, kursi, perlengkapan alat tulis,
lembar balik, alat pemeriksaan (metlin, jangka panggul, funadoskop, stetoskope,
tensimeter, pengukur lila, timbangan berat badan, dll), kulkas untuk menyimpan
vaksin, etalase untuk menyimpan obat-obatan.
d) Ruang Bersalin dan Tempat Bayi (Box Bayi)
3 buah tempat tidur untuk bersalin, 3 box bayi dengan penghangat, tabung oksigen,
kipas angin, tempat sampah medis dan non medis, wastafel, toilet
e) Parkir / Halaman

Melaksanakan PDCA di Ruang Pemeriksaan Antenatal


A. PLAN
Merencanakan meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas di ruang ANC yang
melibatkan seluruh staff yang bekerja di BPM “DAN” di laksanakan minggu depan,
tanggal 14 Oktober 2013, perencanaan tersebut yaitu menambah fasilitas – fasilitas
yang ingin tercakupi di ruang antenatal agar nilai mutu pelayanan mengalami
peningkatan.

Pencakupan fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya :


 Pemeriksaan Antenatal
Kami disini ingin ruang pemeriksaan antenatal terpisah dengan ruangan imunisasi,
dan KB, agar kenyamanan masing – masing klien memuaskan.
 Senam Hamil
Kami mengadakannya senam hamil pada hari tertentu bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan janin dan juga untuk memuaskan klien dalam pelayanan kami.

B. DO
Melaksanakan perubahan – perubahan dilaksanakan oleh staff di BPM “DAN”.
Dalam hal ini kami menambah sarana yang di butuhkan diantaranya:
 Ruang Antenatal
 Dopler
 USG 2 dimensi
 Tensimeter digital
 Thermometer digital
 Pengukur HB digital
 Gambar / Hiasan Dinding / Poster Kehamilan
 Wastafel dan toilet
 Air Condotioner
 Ruang Senam Hamil
 5 Matras Senam
 Poster kehamilan / Gambar
 Wastafel dan toilet
 Air Conditioner
 Mp3 Player
 Loker / lemari

C. CHECK
Pelaksanaan tersebut lumayan baik terlaksana. Perubahan perubahan tersebut perlu
ditinjau dari klien :
Faktor mendukung :
 Fasilitas pelayanan meningkat
 Dalam melakukan pemeriksaan, petugas lebih efisien waktu
 Ibu merasa nyaman dan puas
 Kebutuhan ibu / klien lebih terpenuhi
Faktor Penghambat:
 Biaya mahal
 Keinginan pasien yang selalu ingin di utamakan

D. ACTION
Terlihat dari check bahwa faktor tersebut meningkatkan mutu pelayanan sehingga
klien merasa puas. Namun, dalam hal ini juga terdapat penghambat yaitu biaya yang
dikeluarkan klien pun terbilang mahal karena fasilitas sudah terpenuhi sehingga mutu
pelayanan tersebut hanya bisa di rasakan oleh kalangan menengah ke atas.
Akan tetapi BPM “DAN” ini memberikan kesempatan untuk kalangan menengah
kebawah dengan di adakan surat keterangan tidak mampu. Kami akan memberikan
toleransi kepada keluarga tidak mampu agar mendapat pelayanan kesehatan yang
baik. BPM “DAN” ini juga mengadakan pendidikan kesehatan bagi remaja, bumil,
bufas dan balita.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam hal ini pembuatan penilaian mutu pelayanan kebidanan tidak luput dari
sasaran penilaian yaitu berupa observasi, wawancara serta dokumen. Dalam penilaian
melalui siklus PDCA harus berkesinambungan antara satu dan lainnya agar pelayanan
mutu berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan


Kesehatan.
http://ilmutentangbidan123.blogspot.com/2012/05/contoh-pembuatan-rb-dengan-
siklus-pdca.html
MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Selasa, 22 Oktober 2013
PDCA

PENYELESAIAN MASALAH DENGAN SIKLUS PDCA

DISUSUN OLEH
ANASTHASIA SYLVI (11.14.985)
EKA NUR ALFIANI (11.14.997)
MEGA PRATIDINA (11.14.1025)

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA


SURABAYA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Penyelesaian Masalah dengan Siklus PDCA tepat
pada waktunya. Asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada
mata kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian
penulisan makalah, antara lain :
1. Sugiarti, SKM, M.Kes., selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada
Surabaya
2. Henny Juaria, SKM., M.Kes, selaku pengampu mata kuliah Mutu Pelayanan
Kebidanan di Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi meningkatkan mutu makalah ini pada masa mendatang. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan dan teman – teman sejawat lainnya.
Surabaya,
Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang
dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak Mutu merupakan kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan.
Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan
penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu
dalam pelayanan kebidanan bersifat multi dimensional. Artinya setiap orang dapat
berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah
satu cara untuk menilai mutu pelayanan adalah dengan menggunakan siklus PDCA.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus
dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan
kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan siklus PDCA?
2. Bagaimana contoh pemecahan maslah dengan siklus PDCA?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus PDCA
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan siklus PDCA

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Siklus PDCA


PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" adalah suatu
proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga
disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai
siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi
PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.
2.2 Siklus PDCA
1. Plan (Perencanaan)
Artinya merencanakan SASARAN (GOAL=TUJUAN) dan PROSES apa yang
dibutuhkan untuk menentukan hasil yang sesuai dengan SPESIFIKASI tujuan yang
ditetapkan. PLAN ini harus diterjemahkan secara detil dan per sub-sistem
Tahapan yang dilakukan :
1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan harapan
pengguna jasa pelayanan tersebut melalui analisis suatu proses tertentu.
2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini
 Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam
prose tersebut.
 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut
 Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut
 Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan dinamika
proses
 Teknik yang digunakan : observasi
 Mengunakan alat ukur seperti wawancara
4. Fokus pada peluang peningkatan mutu
 Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan
 Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara kenyataan
dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.
5.Mengidentifikasi akar penyebab masalah
 Menyimpulkan penyebab
 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming
 Alat yang digunakan : fish bone analysis ishikawa
6.Menemukan dan memilih penyelesaian
 Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah
 Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

2. Do (Kerjakan)
Artinya MELAKUKAN perencanaan PROSES yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ukuran-ukuran proses ini juga telah ditetapkan dalam tahap PLAN. Dalam konsep
DO ini kita harus benar-benar menghindari penundaan, semakin kita menunda
pekerjaan maka waktu kita semakin terbuang dan yang pasti kerjaan akan bertambah
banyak.
Tahapan yang dilakukan :
1. Merencanakan suatu proyek uji coba
 Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.
 Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)
2. Melaksanakan Pilot Project
Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 2
minggu)

3. Check (Evaluasi)
Artinya melakukan evaluasi terhadap SASARAN dan PROSES serta melaporkan apa
saja hasilnya. Kita mengecek kembali apa yang sudah kita kerjaan, sudahkan sesuai
dengan standar yang ada atau masih ada kekurangan.
Tahapan yang dilakukan
1. Evaluasi hasil proyek
Bertujuan untuk efektivitas proyek tersebut
 Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang dikumpulkan dan
teknik pengumpulan data harus sama)
 Target yang ingin dicapai 80%
 Teknik yang digunakan: observasi dan survei
 Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner
2. Membuat kesimpulan proyek
 Hasil menjanjikan namun perlu perubahan
 Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain
 Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas

4. Action (Tindak lanjut)


Artinya melakukan evaluasi total terhadap hasil SASARAN dan PROSES dan
menindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan. Jika ternyata apa yang telah kita
kerjaan masih ada yang kurang atau belum sempurnya, segera melakukan action
untuk memperbaikinya. Proses ACT ini sangat penting artinya sebelum kita
melangkah lebih jauh ke proses perbaikan selanjutnya.
Tahapan yang dilakukan :
1. Standarisasi perubahan
 Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan
 Revisi proses yang sudah diperbaiki
 Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada
 Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang
dilakukan.
 Lakukan pelatihan bila perlu
 Mengembangkan rencana yang jelas
 Dokumentasikan proyek

2. Memonitor perubahan
 Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur
 Alat yang digunakan : …….

2.3 Contoh Masalah yang Diselesaikan dengan Siklus PDCA


1. Plan
Masalah
Kurangnya cakupan K1 dan K4 di Puskesmas XXX Surabaya
Judul Rencana
Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas
XXX Surabaya

Rumusan Masalah dan Uraian Masalah


a. Mengapa
Mengapa dilakukan upaya peningkatan mutu pada pelayanan pemeriksaan kehamilan
di Puskesmas XXX Surabaya?
Jawab : karena kurangnya K1 dan K4 di Puskesmas XXX Surabaya
b. Apa
Apa tujuan dilakukannya upaya peningkatan mutu pada pelayanan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas XXX Surabaya?
Jawab : Untuk memenuhi target cakupan K1 dan K4 sesuai target MDGs. K1 sebesar
100% dan K4 sebesar 95%
c. Siapa
Siapa yang menjadi sasaran dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas XXX Surabaya?
Jawab : ibu hamil di wilayah Puskesmas XXX dan petugas pelayanan di Puskesmas
XXX Surabaya
d. Dimana
Dimana dilakukannya upaya peningkatan mutu pelayanan pemeriksaan kehamilan?
Jawab : Di Puskesmas XXX Surabaya
e. Kapan
Kapan dilakukan upaya peningkatan mutu pelayanan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas XXX Surabaya?
Jawab : pada bulan Oktober minggu pertama samapai minggu keempat.
f. Bagaimana
Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas XXX Surabaya?
Jawab : dengan pengadaan pelatihan peningkatan mutu bagi para pelaksana
pelayanan pemeriksaan kehamilan dan penyuluhan bagi ibu hamil tentang pentingnya
memeriksakan kehamilan secara rutin

Rumusan Tujuan
Untuk meningkatkan cakupan K1 dan K4 di Puskesmas XXX Surabaya agar
sesuai dengan target yang diharapakan yaitu cakupan K1 100% dan cakupan K4 95%
sesuai MDG’s

Uraian Kegiatan
1. Menyebarkan kuesioner pada ibu hamil yang datang untuk pemeriksaan kehamilan
tentang mutu pelayanan yang dirasakan di Puskesmas XXX Surabaya. Target
responden 100 orang ibu hamil.
2. Melakukan interview dengan para petugas pelaksana tentang kendala yang dirasakan
saat melakukan pelayanan
3. Melakukan penilaian / sidak pada petugas pemberi pelayanan pemeriksaan kehamilan
4. Mengadakan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan
5. Mengadakan pelatihan bagi petugas pemberi pelayanan pemeriksaan kehamilan

Kriteria Penilaian
1. Kuesioner, dikatakan berhasil bila ada 100 orang responden yang mengisi kuesioner
2. Interview, dikatakan berhasil jika petugas pelayanan menghadiri interview dan
menjawab pertanyaan interview dengan baik
3. Penilaian / sidak, dikatakan berhasil jika petugas pelayanan didapati
menyelenggarakan pelayanan sesuai protap yang ditentukan
4. Penyuluhan pada ibu hamil, dikatakan berhasil jika ada 100 0rang ibu hamil yang
mengikuti penyuluhan dan ibu hamil tersebut mampu mengulang materi penyuluhan
dengan bahasa sendiri
5. Pelatihan petugas, dikatakan berhasil jika petugas menghadiri acara pelatihan dan
mampu mengikuti pelatihan sesuai prosedur yang ditetapkan

Waktu
OKTOBER 2013
KEGIATAN
1 2 3 4
Penyebaran kuesioner
Interview petugas
Penilaian / sidak
Penyuluhan bumil
Pelatihan petugas
Tabel 2.1 Gant Chart waktu pelaksanaan kegiatan di Puskesmas XXX Surabaya

Pelaksana
1. Team Badan Penjamin Mutu Puskesmas XXX sebagai panitia pelaksana
2. Kepala Puskesmas XXX Surabaya
3. Bidan di Puskesmas XXX Surabaya
4. Dokter SpOg sebagai narasumberpenyuluhan
5. Narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Biaya
1. Kuesioner
Fc kuesioner : 100 x Rp 100 = Rp10000
2. Penyuluhan bumil
Konsumsi : 100 x Rp 4500 = Rp 450000
Fc Materi : 100 x Rp 500 = Rp 50000
Narasumber : = Rp 200000
3. Pelatihan petugas
Konsumsi : 20 x Rp 5000 = Rp 100000
Fc Materi : 20 x Rp 1000 = Rp 20000
Narasumber : = Rp 200000

2. Do
Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan
1 Oktober 2013 s/d 7 Oktober 2013 Penyebaran kuesioner bagi ibu hamil
10 Oktober 2013 Interview petugas pelaksana ANC
13 Oktober 2013 Penilaian kinerja petugas (sidak)
Penyuluhan bumil dengan tema
16 Oktober 2013
“Pentingnya ANC rutin”
26 Oktober 2013 Pelatihan petugas pelaksana ANC

3. Check
JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN
Penyebaran kuesioner bagi Responden yang mengisi kuesioner
bumil hanya 75 orang dan 20 di antaranya
mengisi asal - asalan
Interview petugas pelaksana Petugas mengikuti kegiatan interview
ANC dan menjawab pertanyaan interview
dengan baik (mengatakamn kendala saat
pelayanan dan memberi kritik serta saran
mengenai pelayanan di puskesmas XXX)
Penilaian / sidak kinerja petugas Tanggal pelaksanaan yang sifatnya
rahasia telah bocor ke petugas, sehingga
hasilnya tidak sesuai yang diharapkan
karena petugas telah melakukan
persiapan terlebih dahulu
Penyuluhan bumil Bumil yang datang sebanyak 100 orang
dan penyuluhan berjalan lancar. Setelah
selesai penyuluhan bumil dapat
mengulang kembali atau menyimpulkan
hasil penyuluhan dengan bahasa sendiri
Pelatihan bagi petugas 20 petugas menghadiri pelatihan dan
mengikuti pelatihan sesuai prosedur yang
ditetapkan

4. Action
1. Penyebaran kuesioner diganti dengan mewawancarai bumil, sehingga petugas dapat
menggali lebih dalam tentang yang dirasakan bumil mengenai pelayanan yang
mereka terima
2. Melakukan uji kompetensi internal (dalam area Puskesmas XXX saja) pada petugas
kesehatan
3. Menyediakan kotak saran

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Siklus PDCA merupakan metode untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan
menemukan solusi tepat dalam mengatasi sampai memperkecil masalah yang timbul
dalam proses berorganisasi. Siklus PDCA memiliki empat tahap yang harus
dilalui untuk mendapatkan `masalah yang dihadapi 'ke` masalah harus
diselesaikan'. Keempat tahap tersebut diantaranya Plan-Do-Check-Act.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan di sebuah organinsasi, terutama organisasi
kesehatan, tentu adanya siklus ini sangat membantu untuk menyelesaikan masalah
yang ada di organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai