Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai


(yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui
aman, yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan
yang telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak Mutu
merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan


penilaian. Dalam praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu
dalam pelayanan kebidanan bersifat multi dimensional. Artinya setiap orang dapat
berbeda persepsi penilaiannya tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai.
Salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan adalah dengan menggunakan siklus
PDCA.

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,


pelaksanaan kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus
menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam
pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.

            Dalam sistem tenaga kesehatan ini tidak luput merupakan tugas untuk
bagaimana membangun dengan indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka.Kami
membuat suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami menggunakan sistem PDCA (Plan,
Do, Check, Action) yaitu Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.

1
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus PDCA.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan siklus
PDCA.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Siklus PDCA

PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" adalah suatu
proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga
disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai
siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai
bapak pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA
menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan
rekomendasinya.

B. Siklus PDCA
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )

Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan


merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang
ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait
dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara
penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah
tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan
diselenggarakan.

Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung


setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:

a Judul rencana kerja (topic),


b Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi
(problem statement),

3
c Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang
ingin dicapai (goal, objective, and target),
d Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and
personnels)
f Biaya yang diperlukan (budget)
g Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).

2. Pelaksanaan ( Do )

Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang


telah disusun.  Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota
dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik,
diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :

a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan


pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia
menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan
kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang
dilaksanakan.

3. Pemeriksaan ( Check )

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa


kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :

a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah


sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum
berjalan dengan baik

4
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan
perbaikan

Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada


dua alat bantu yang sering dipergunakan yakni:

a Lembaran pemeriksaan (check list)

Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk


mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah
pembuatan lembar pemeriksan adalah:

1) Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati


2) Tetapkan jangka waktu pengamatan
3) Lakukan perhitungan penyimpangan

b Peta kontrol (control diagram)

Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan


besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta
kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :

1) Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum


2) Tentukan prosentase penyimpangan
3) Buat grafik penyimpangan
4) Nilai grafik

4. Perbaikan (Action)

Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan


rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu
mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk
selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali.
Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk

5
kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan
yang sesuai.

Cara melakukan penilaian mutu pelayanan kebidanan

a. Lihat daftar tilik

Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur


sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana,
pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb.

b. Lihat sasaran penilaian


1) Observasi : mengamati pada saat pelayanan

Observasi: suatu penyelidikan yg dijalankan secara sistematis &


sengaja diadakan dgn menggunakan alat indra terutama mata terhadap
kejadian-kejadian yg langsung (Bimo Walgito, 1987:54)

a) dilakukan sesuai dgn tujuan yg telah dirumuskan lebih dulu.


b) direncanakan secara sistematis.
c) hasilnya dicatat & diolah sesuai dgn tujuannya.
d) dpt diperiksa validitas, reliabilitas & ketelitiannya
e) bersifat kwantitatif.

2) Wawancara : dengan diskusi, tanya jawab, cek pemahaman

Kartono (1980: 171) interview (wawancara) : suatu percakapan yg


diarahkan pd suatu masalah ttt; ini merupakan proses tanya jawab lisan,
dimana 2 orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.

Dalam proses interview terdapat 2 pihak dgn kedudukan yg


berbeda. pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai
interviewer, lainnya berfungsi sebagai pemberi informasi (Information
supplyer), interviewer atau informan.

Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta


keterangan (penjelasan), sambil menilai jawaban-jawabannya.

6
Sekaligus ia mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban
interviewee dgn kata-kata lain), mengingat-ingat & mencatat jawaban-
jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih
lanjut & berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan) .

3) Dokumen : sebuah tulisan yg memuat informasi. Biasanya, dokumen


ditulis di kertas & informasinya ditulis memakai tinta baik memakai
tangan atau memakai media elektronik. melihat kelengkapan dokumen
rekam medik, register, buku catatan.

2.2. Posyandu
posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu
dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989). 
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud
dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu
dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia
balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

7
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit


bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini.Intervensi ke 3 perlu
dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.
Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
-          Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
-          Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan
-          Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu
2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat
-          Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan
-          Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan
3. Bagi Puskesmas
-          Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata 1
-          Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
-          Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan
secara terpadu
4. Bagi Sektor Lain
-          Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
-          Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing
Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan
intervensi sebagai berikut :
1.  Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.Keadaan ini
dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader
yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

8
2.  Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu
kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
a.   Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi
dengan metoda simulasi.
b.   Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah dan mencari
penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat.
3.Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8
kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA,Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :
a.  Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat
menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat
dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4.  Posyandu mandiri (warna biru)
Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun
dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya
lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan pembinaan program dana
sehat, memperbanyak program tambahan sesuai dengan masalah dan  pendekatan
PKMD.
Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas)

9
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Kegiatan Pokok Posyandu :
a.       KIA
b.      KB
c.       lmunisasi.
d.      Gizi.
e.       Penanggulangan Diare.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD,
Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB.
Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)
meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB Kesehatan :
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap Februari dan
Agustus.
- Pembagian pil atau kondom
- Pengobatan ringan.
- Kosultasi  KB-Kes.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (petugas kesehatan, desa, perawat ).
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong
royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta

10
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan
Dana Sehat.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Kasus semu


Suatu hari, seorang ibu yang baru saja selesai menimbang anaknya diposyandu,
mengeluh bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan di Posyandu
ini kurang memuaskan.Petugas kesehatannya tidak menampakkan sikap ramah
kepada pasiennya.saat ini Sudah 6,8% Ibu yang berkunjung keposyandu
mengeluh petugas kurang ramah di Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab
utamanya adalah kurangnya petugas dalam memberikan pelayanan secara 5S.

3.2. Penyelesaian masalah dengan siklus PDCA


a. Planning
1. Judul Rencana
menurunkan angka keluhan klien terhadap petugas kesehatan yang kurang ramah
di posyandu XX pada tahun 2013.

2. Rumusan pernyataan masalah dan penyebab masalah


6,8% Ibu yang berkunjung keposyandu mengeluh petugas kurang ramah di
Posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya adalah kurangnya petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan secara 5S.

3. Rumusan tujuan
Menurunkan angka keluhan ibu yang datang berkunjung keposyandu di Posyandu
XX tahun 2012 terhadap petugas kesehatan yang kurang ramah dari 6,8% menjadi
2% pada tahun 2013.
  

12
4.Uraian Kegiatan

Plan Do Check Action


-    Buat peraturan tertulis -    Membuat peraturan Evaluasi dengan - Memberlakukan
-Sosialisasikan peraturan tertulis kuesioner sebagai kegiatan
tersebut mensosialisasikan peratur kembali pada bulan rutin
-   Buat perjanjian reward an tersebut berikutnya
atau penghargaan jika  -    Membuat perjanjian - Memberikan
iamemenuhi kriteria reward  penghargaan
-   Buatperjanjian ataupenghargaan jika ia
sangsi jikia melanggar  memenuhi kriteria
- Terapkan prinsip 5S -    membuat perjanjian
-   Buat kuesioner  sangsi jikaia
-    Buat kotak saran melanggar 
- menerapkan prinsip 5S
-   Membuat kuesioner dan
menyebarkan kuesioner
-   Buatkotak
saranMenerapkan
prinsip 5S (senyum,
sapa, salam, sopan,
santun) pada petugas
kesehatan

5. Metode dan kriteria penilaian


- Kuesioner yang berisi tentang bagaimana kepuasan klien dengan pelayanan yang
diberikan petugas kesehatan, criteria nilai 2 jawaban iya 1 jawaban tidak

13
mengandung arti bahwa pelayanan yang diberikan sudah menerapkan prinsip 5S,
sedangkan 2 jawaban tidak 1 jawaban iya mengandung arti bahwa pelayanan yang
diberikan tidak / belum menerapkan prinsip 5S.
- menyediakan kotak saran dimana klien dapat menulis keluhan-keluhannya.
- Menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) kepada petugas
kesehatan

6. Waktu

MEI JUNI
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat peraturan tertulis x 
2 Buat kuesioner x 
3 Buat kotak saran  x
4 Menyebarkan kuesioner  x
5 Meninjau kotak saran  x
6 Mengevaluasi kuesioner  x
Memberlakukan peraturan sebagai
7
kegiatan rutin  x

7. pelaksana
No Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab
1. Elita Membuat peraturan
2. Kiki Desi Membuat kuesioner, menyebarkan kuesioner
3. Refina Membuat kotak saran dan meninjau kotak saran

8. biaya
biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan posyandu ini + Rp. 750.000
Pengeluaran Biaya
Pengetikan Rp. 250.000
Fotocopi Rp. 150.000
Peralatan kotak saran Rp. 50.0000

14
Konsumsi Rp. 200.000
Transportasi Rp. 100.000
Jumlah Rp. 750.000

b. DO
-    Membuat peraturan tertulis yaitu “Menerapkan prinsip 5S (Senyum, sapa, salam,
sopan, santun) kepada klien”
-    mensosialisasikan dan mulai menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
santun) kepada setiap klien yang berkunjung ke posyandu
-    Buat perjanjian reward atau penghargaan jika ia memenuhi kriteria
-    Buat perjanjian sangsi jika ia melanggar berupa teguran selama 3x, dan
dilanjutkan penggantian tenaga kesehatan yang lain.
-    Buat kuesioner 
Pertanyaan Ya Tidak
Apakah petugas kesehatan
melakukan pelayanan di
posyandu dengan baik?
Apakah anda puas dengan
pelayanan yang diberikan
petugas kesehatan
diposyandu dan bersedia
melakukan kunjungan
keposyandu bulan depan
Apakah dalam
menjalankan
pelayanannya petugas
kesehatan menerapkan
prinsip 5S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun)
kepada anda?

- Mengevaluasi Kuesioner, hasil:

15
100 klien yang berkunjung ke posyandu yang telah mengisi kuesioner, 40 klien
memilih 2 jawaban iya dan 1 jawaban tidak, 40 klien memilih 3 jawaban iya, dan
20 klien memilih 2 jawaban tidak. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa
pelayanan yang diberikanoleh petugas kesehatan telah menggunakan prinsip 5S.
- Membuat kotak saran dan menyediakan kertas serta bulpoin yang diletakkan di
atas kotak saran.
c. Check
No Kegiatan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1 Petugas kesehatan √
memberikan sapa dan
salam kepada klien yang
baru datang
2 Petugas kesehatan √
memberikan pelayanan
kesehatan dan penyuluhan
dengan senyum, sopan dan
santun
3 Melakukan pelayanan √
kesehatan diposyandu
sesuai dengan standar

d. Action
Memberlakukan prinsip 5S sebagai kegiatan rutin yang dilakukan petugas
kesehatan terhadap klien yang berkunjung keposyandu serta memberikan reward
dan punishment terhadap petugas kesehatan.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Simpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus
menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA terdiri dari empat
tahapan, yaitu:
1.      Perencanaan ( Plan )

17
2.      Pelaksanaan ( Do )
3.      Pemeriksaan ( Check )
4.      Perbaikan (Action)
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Pada masalah 6,8% Ibu yang berkunjung ke posyandu mengeluh petugas
kurang ramah si posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya adalah
kurangnya petugas dalam memberikan pelayanan secara 5S. Penyelesaian
masalah ini mengunakan siklus PDCA yaitu :

Plan Do Check Action


-    Membuat peraturan -    Membuat peraturan Evaluasi dengan -
tertulis tertulis kuesioner Memberlakuk
-Sosialisasikan peraturan  mensosialisasikan peratura kembali pada bulan an sebagai
tersebut n tersebut berikutnya kegiatan rutin
-    Buat perjanjian -   Membuatperjanjian - Memberikan
reward reward  penghargaan
atau penghargaan jika  ataupenghargaan jika iam
iamemenuhi kriteria emenuhi kriteria
-    Buat perjanjian -   membuatperjanjian
sangsi jika ia sangsi jika ia melanggar 
melanggar  - menerapkan prinsip 5S
- Terapkan prinsip 5S -   Membuat kuesioner dan
-   Buat kuesioner  menyebarkan kuesioner
-    Buat kotak saran -    Buat kotak
saranMenerapkan prinsip
5S (senyum, sapa, salam,
sopan, santun) pada

18
petugas kesehatan

Check(pemeriksaan)
No Kegiatan Dilakukan Tidak
Dilakukan
1 Petugas kesehatan √
memberikan sapa dan
salam kepada klien yang
baru dating
2 Petugas kesehatan √
memberikan pelayanan
kesehatan dan penyuluhan
dengan senyum, sopan dan
santun
3 Melakukan pelayanan √
kesehatan diposyandu
sesuai dengan standar
Dari hasil penyelesaian masalah didapatkan bahwa pelayanan yang diberikan
oleh petugas kesehata sudah menggunakan prinsip 5S dimana sudah melakukan
pelayanan kesehatan dengan lebih ramah kepada klien.

4.2. Saran
- sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap menggunakan prinsip 5S dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
- sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat suatu masalah karena
siklus PDCA mampu memecahkan masalah yang sedang dialami.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2007. Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan


Kesehatan.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Buku 1 Standar Pelayanan
Kebidanan. Jakarta.

Yulifah, dkk. 2009. .Komunikasi dan Konseling Dalam Kebidanan.


Jakarta. Salemba Medika

Yulifah, Rita, dkk. 2009. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS. Jakarta:


Salemba Medika.

20
21

Anda mungkin juga menyukai