Total quality management (TQM) adalah suatu cara pendekatan dalam upaya meningkatkan efektifitas, efisiensi dan responsive instansi pelayanan kesehatan dengan melibatkan seluruh staf/karyawan dalam segala proses aktifitas meningkatkan mutu dalam rangka memenuhi kebutuhan/tuntutan konsumen pengguna jasa instansi pelayanan kesehatan-instansi pelayanan kesehatan tersebut (1) suatu manajemen yang mempunyai komitmen dan terlibat penuh untuk memberi dukungan organisasi dari atas kebawah (2) suatu focus terus-menerus kepada konsumen internal dan eksternal (3) melibatkan dan memberdayakan seluruh SDM organisasi secara efektif (4) perbaikan terus menerus dari seluruh proses bisnis dan proses produksi, (5) melibatkan para pemasok (supplier) sebagai mitra kerja (6) menentukan sistem pengukuran untuk semua proses. prinsip TQM antara lain: 1. Customer-oriented (fokus pada konsumen) 2. Leadership (kepemimpinan) 3. Strategy planning (perencanaan strategi) 4. Employee responsibility (keterlibatan semua orang) 5. Constinuous improvement (perbaikan terus menerus) 6. Cooperation (kerjasama) 7. Statistical methods (penggunaan metode- metode statistik) 8. Training and education (pendidikan dan latihan Perbaikan mutu berkesinambungan adalah prinsip dasare di mana mutu menjadi pusatnya proses ini merupakan pelengakap dan yang menghidupkan proses orientasi proses dan prinsip fokus pada costemer. Perbaikan mutu yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (continuous quality improvement atau CQI ) dan proses (continuous process improvement) kometmen terhadap kualitas di mulai dengan pernyataan dedikasi pada misi dan visi bersama, serta pemberdayaan semua partisipan untuk secara inkremental mewujudkan visi tersebut Perbaikan Berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-do-chek-act) perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. 1. Perencanaan ( Plan ) Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan Tujuh unsur rencana yaitu: Judul rencana kerja (topic), Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement) Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target) Kegiatan yang akan dilakukan (activities) Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels) Biaya yang diperlukan (budget) Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone). 2. Pelaksanaan ( Do ) Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu : Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan. 3. Pemeriksaan ( Check ) Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui : Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagian mana yang belum berjalan dengan baik Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan ntuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering dipergunakan yakni: 1. Lembaran pemeriksaan (check list) Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah: Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati Tetapkan jangka waktu pengamatan Lakukan perhitungan penyimpangan 2.Peta kontrol (control diagram) Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah : Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum Tentukan prosentase penyimpangan Buat grafik penyimpangan Nilai grafik 4. Perbaikan (Action) Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai. 1. Lihat daftar tilik Daftar tilik adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh pelayanan sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berisi daftar kelengkapan sarana, pra sarana, pengetahuan, kompetensi teknis, persepsi klien, dsb. 2. Lihat sasaran penilaian - Observasi