MAKALAH
KASUS PDCA
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sistem tenaga kesehatan ini tidak luput merupakan tugas untuk
bagaimana membangun dengan indikator Mutu pelayanan Kebidanan maka.Kami
membuat suatu perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan Kebidanan
Berdasarkan Daftar Tilik, salah satunya kami menggunakan sistem PDCA (Plan,
Do, Check, Action) yaitu Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus PDCA.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan siklus
PDCA.
C. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" adalah suatu
proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga
disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai
siklus Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai
bapak pengendalian kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA
menjadi PDSA ("Plan, Do, Study, Act") untuk lebih menggambarkan
rekomendasinya.
B. Siklus PDCA
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
2.2. Posyandu
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu
dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud
dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu
dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat dari proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia
balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental
sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan
kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan sedikit
bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan Posyandu
merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini.Intervensi ke 3 perlu
dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksesbud.
Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
- Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
- Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan
- Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu
2. Bagi Kader, pengurus Posyandudan tokoh Masyarakat
- Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan
- Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan
3. Bagi Puskesmas
- Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata 1
- Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
- Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan
secara terpadu
4. Bagi Sektor Lain
- Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
- Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing
Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan
intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.Keadaan ini
dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader
yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2. Posyandu madya (warna kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi
cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu
kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah
cakupannya. Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu :
a. Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi
dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah dan mencari
penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat.
3.Posyandu purnama (warna hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8
kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5
program utamanya (KB, KIA,Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada
program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih
sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini adalah :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat
menetukan sendiri pengembangan program di posyandu
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat yang kuat
dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4. Posyandu mandiri (warna biru)
Adalah posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun
dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan ke-5 kegiatan utamanya
lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat. Intervensinya dilakukan pembinaan program dana
sehat, memperbanyak program tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan
PKMD.
Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Kegiatan Pokok Posyandu :
a. KIA
b. KB
c. lmunisasi.
d. Gizi.
e. Penanggulangan Diare.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD,
Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB.
Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima)
meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB Kesehatan :
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap Februari dan
Agustus.
- Pembagian pil atau kondom
- Pengobatan ringan.
- Kosultasi KB-Kes.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (petugas kesehatan, desa, perawat ).
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong
royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan
Dana Sehat.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3. Rumusan tujuan
Menurunkan angka keluhan ibu yang datang berkunjung keposyandu di Posyandu
XX tahun 2012 terhadap petugas kesehatan yang kurang ramah dari 6,8% menjadi
2% pada tahun 2013.
4.Uraian Kegiatan
6. Waktu
MEI JUNI
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat peraturan tertulis x
2 Buat kuesioner x
3 Buat kotak saran x
4 Menyebarkan kuesioner x
5 Meninjau kotak saran x
6 Mengevaluasi kuesioner x
Memberlakukan peraturan sebagai
7
kegiatan rutin x
7. pelaksana
No Pelaksana Uraian tugas dan tanggung jawab
1. Elita Membuat peraturan
2. Kiki Desi Membuat kuesioner, menyebarkan kuesioner
3. Refina Membuat kotak saran dan meninjau kotak saran
8. biaya
biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan posyandu ini + Rp. 750.000
Pengeluaran Biaya
Pengetikan Rp. 250.000
Fotocopi Rp. 150.000
Peralatan kotak saran Rp. 50.0000
Konsumsi Rp. 200.000
Transportasi Rp. 100.000
Jumlah Rp. 750.000
b. DO
- Membuat peraturan tertulis yaitu “Menerapkan prinsip 5S (Senyum, sapa, salam,
sopan, santun) kepada klien”
- mensosialisasikan dan mulai menerapkan prinsip 5S (senyum, sapa, salam, sopan,
santun) kepada setiap klien yang berkunjung ke posyandu
- Buat perjanjian reward atau penghargaan jika ia memenuhi kriteria
- Buat perjanjian sangsi jika ia melanggar berupa teguran selama 3x, dan
dilanjutkan penggantian tenaga kesehatan yang lain.
- Buat kuesioner
Pertanyaan Ya Tidak
Apakah petugas kesehatan
melakukan pelayanan di
posyandu dengan baik?
Apakah anda puas dengan
pelayanan yang diberikan
petugas kesehatan
diposyandu dan bersedia
melakukan kunjungan
keposyandu bulan depan
Apakah dalam
menjalankan
pelayanannya petugas
kesehatan menerapkan
prinsip 5S (senyum, sapa,
salam, sopan, santun)
kepada anda?
d. Action
Memberlakukan prinsip 5S sebagai kegiatan rutin yang dilakukan petugas
kesehatan terhadap klien yang berkunjung keposyandu serta memberikan reward
dan punishment terhadap petugas kesehatan.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus
menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA terdiri dari empat
tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan )
2. Pelaksanaan ( Do )
3. Pemeriksaan ( Check )
4. Perbaikan (Action)
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Pada masalah 6,8% Ibu yang berkunjung ke posyandu mengeluh petugas
kurang ramah si posyandu XX pada tahun 2012. Penyebab utamanya adalah
kurangnya petugas dalam memberikan pelayanan secara 5S. Penyelesaian masalah
ini mengunakan siklus PDCA yaitu :
Check(pemeriksaan)
No Kegiatan Dilakukan Tidak Dilakukan
1 Petugas kesehatan memberikan √
sapa dan salam kepada klien
yang baru dating
2 Petugas kesehatan memberikan √
pelayanan kesehatan dan
penyuluhan dengan senyum,
sopan dan santun
3 Melakukan pelayanan kesehatan √
diposyandu sesuai dengan
standar
Dari hasil penyelesaian masalah didapatkan bahwa pelayanan yang diberikan
oleh petugas kesehata sudah menggunakan prinsip 5S dimana sudah melakukan
pelayanan kesehatan dengan lebih ramah kepada klien.
4.2. Saran
- sebaiknya kita sebagai petugas kesehatan tetap menggunakan prinsip 5S dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
- sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat suatu masalah karena
siklus PDCA mampu memecahkan masalah yang sedang dialami.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
- Sebaiknya kita menggunakan siklus PDCA bila terdapat suatu masalah karena
siklus PDCA mampu memecahkan masalah yang sedang dialami.
DAFTAR PUSTAKA
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2006. Buku 1 Standar Pelayanan
Kebidanan. Jakarta.