Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar ) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat
memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan dampak mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang
telah ditetapkan.
Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam
praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan
bersifat multi dimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya
tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara untuk menilai mutu
pelayanan adalah dengan menggunakan siklus PDCA.
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan
mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian
masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada
umumnya. Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan.
Berdasarkan Human Development Report tahun 2011 masih rendahnya angka
cakupan KB-MKJP dikarenakan masih sangat rendahnya tingkat pengetahuan PUS tentang
metode kontrasepsi jangka panjang. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2006-2007 menunjukkan wanita kawin yang mengetahui metode Mini Operasi Wanita
(MOW) sebesar 63 persen dan metode Mini Operasi Pria (MOP) sebesar 39 persen,
sedangkan pria kawin yang mengetahui metode MOW 44 persen dan MOP sebesar 31 persen.
Bandingkan dengan pengetahuan mereka tentang metode kontrasepsi modern lainnya seperti
Pil, Suntik, IUD, dan kondom yang sudah mencapai rata-rata diatas 80 persen.
Hal tersebut juga didukung dengan angket prepenelitian yang penulis lakukan
terhadap pengunjung Puskesmas Harapan Raya, dan didapatkan hanya 5% pengunjung yang
mengetahui tentang KB-MKJP. Sedangkan 95% lainnya tidak mengetahui tentang KB-MKJP.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab
Program KB di Puskesmas Harapan Raya, penulis menilai masih diperlukan suatu upaya
untuk meningkatkan pengetahuan KB MKJP di Puskesamas Harapan Raya dengan

1
mensosialisasikan KB-MKJP sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan angka cakupan
akseptor KB-MKJP.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan siklus PDCA ?
2. Bagaimana contoh pemecahan masalah dengan siklus PDCA ?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus PDCA
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan siklus PDCA

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Siklus PDCA


Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun
1930 yang disebut dengan Shewhart cycle. PDCA, singkatan bahasa Inggris dari Plan,
Do, Check, Act (Rencanakan , Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah sesuatu proses
pemecahan masalah empat langkah interaktif yang umum digunakan dalam pengendalian
2
kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang
kemudian dikenal dengan The Deming Wheel (Tjitro,2009)

2.2 Penjelasan Siklus PDCA


1. Plan (Perencanaan)

Tahap pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya
menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan kedalam unsur-unsur rencana yang
lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam
melaksanakan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah
tersusun rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang diselenggarakan. Rencana kerja
penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana
yaitu:

a. Judul rencana kerja (topic)


b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah yang dihadapi (problem statement)
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai
(goal, objective, and target)
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities)
e. Metode penilaian dan kriteria penilaian
f. Waktu pelaksanaan
g. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
h. Biaya yang diperlukan (budget)
i. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)

2. Do (Pelaksanaan)

Tahap kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain diluar anggota tim, perlu
diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap
yang akan dilaksanakan.

Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan managerial. Untuk
dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan ketrampilan pokok managerial, yaitu:

a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf


terhadap cara penyelesaian mutu yang akan dilaksanakan.
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan
cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan.

3
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampialn pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksnakan.

3. Pemeriksaan (Check)

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk
mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan
dengan baik
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu
yang sering dipergunakan yakni:
a. Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara
periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan
adalah:
1) Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
2) Tetapkan jangka waktu pengamatan
3) Lakukan perhitungan penyimpangan
b. Peta kontrol (control diagram)
Petakontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan
yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrol dibuat berdasarkan lembar
pemeriksaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
1) Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
2) Tentukan prosentase penyimpangan
3) Buat grafik penyimpangan
4) Nilai grafik

4. Perbaikan (Action)

4
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah
penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara
penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut
dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai.
Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang
sesuai.

BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 Kasus Semu

Pada tahun 2013 di Puskesmas Harapan Raya di Desa Tanjung Karang, dalam program KB
masih kurangnya tenaga dalam mensosialisasikan KB MKJP, karena tidak adanya alokasi
dana khusus untuk sosialisasi KB MKJP, tidak adanya pelaksanaan penyuluhan khusus KB
MKJP, tidak tersedianya media informasi mengenai KB MKJP dan masih rendahnya
pengetahuan PUS tentang manfaat KB MKJP, dimana dari angket prepenelitian hanya 5 %
penduduk Desa Tanjung Karang yang mengetahui tentang KB MKJP.

5
3.2 Siklus PDCAD

1. Judul rencana kerja ( topic)

Kegiatan Peningkatan Mutu Sosialisasi KB-MKJP Di Puskesmas Harapan Raya

2. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah yang dihadapi ( problem statement)

a. Kader posyandu yang aktif masih rendah

b. Sosialisasi KB MKJP masih kurang.

3. Rumusan tujuan umum dan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai
(goal,objective, and target)

a. Mengapa

Mengapa dilakukan upaya peningkatan mutu pada KB-MKJP di Puskesmas Harapan


Raya ?

Jawab : karena masih kurangnya mutu dan sosialisasi pada masyarakat tentang KB
MKJP di Puskesmas Harapan Raya

b. Apa

Apa tujuan dilakukannya upaya peningkatan mutu sosialisasi pada KB MKJP di


Puskesmas Harapan Raya ?

Jawab : Untuk meningkatkan angka cakupan akseptor KB MKJP, dikarenakan masih


sangat rendahnya tingkat pengetahuan PUS tentang MKJP.

c. Siapa

Siapa yang menjadi sasaran dalam upaya peningkatan mutu sosialisasi KB MKJP di
Puskesmas Harapan Raya ?

Jawab : PUS diwilayah Puskesmas Harapan Raya

d. Dimana

Dimana dilakukan upaya peningkatan mutu sosialisasi KB MKJP ?

Jawab : di Puskesmas Harapan Raya

e. Kapan

6
Kapan dilakukan upaya peningkatan mutu sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan
Raya ?

Jawab : Pada tanggal 2 juni sampai 13 juli tahun 2013

f. Bagaimana

Bagaimana upaya yang dilakukan untuk maningkatkan mutu sosialisasi KB MKJP di


Pukesmas Harapan Raya ?

Jawab : dengan pengadaan pelatihan mutu bagi para pelaksana pelayanan KB MKJP
dan kegiatan penyuluhan kepada kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Harapan Raya, diharapkan para kader yang telah mendapat penyuluhan dapat
memberikan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai KB-MKJP saat
melaksanakan kegiatannya sebagai kader Posyandu di Posyandu nantinya.

Tujuan umum:

Peningkatan mutu sosialisasi KB-MKJP di Puskesmas Harapan Raya tahun 2013.

Tujuan khusus :

a. Untuk diperolehnya solusi dan perbaikan bagi pihak terkait untuk pelaksanaan
upaya pelayanan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya
b. Untuk memecahankan masalah yang belum optimal pada kegiatan sosialisasi KB
MKJP di Puskesmas Harapan Raya

Target :
Dapat terselengaranya kegiatan-kegiatan penyuluhan, adanya pemasangan poster dan
folder agar masyarakat mengetahui tentang KB MKJP.

2. Kegiatan yang akan dilakukan (activities)


a. Melakukan observasi pada masyarakat yang belum mengenal KB MKJP
b. Wawancara dengan Kepala Puskesmas serta staff yang bertanggung jawab
terhadap bagian atau program KB di Puskemas Harapan Raya.
c. Melakukan pengumpulan masyarakat untuk diadakannya penyuluhan KB MKJP
d. Melakukan penenpelan poster-poster di Puskesmas Harapan Raya dan
membagikan kuisioner kepada para pengunjung KIA-KB terhadap KB MKJP

7
e. Menyebarkan folder mengenai KB-MKJP kepada pengunjung KIA-KB

3. Metode dan Kriteria Penilaian


Setelah melakukan brain storming bersama Kepala Puskesmas, dokter penanggung jawab
serta staff Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 2 Juni 2013, didapatkan beberapa
masalah di Puskesmas Harapan Raya. Kemudian dilakukan konfirmasi terhadap
permasalahan yang ditemukan serta beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab, lalu
diperoleh kritik dan saran, baik dari pimpinan maupun staff Puskesmas, yang digunakan
untuk menyaring masalah yang ditemukan.

4. Waktu Pelaksanaan
Keterangan:
a. Menyebarkan kuesioner awal untuk menilai tingkat pengetahuan para pengunjung
KIA-KB terhadap KB MKJP dari tanggal 5 Juni-5 Juli 2013.
b. Menyebarkan folder mengenai KB-MKJP kepada pengunjung poli KIA-KB,
pengunjung puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 12 Juni-5
Juli 2013
c. Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB MKJP pada para
pengunjung poli KIA-KB dari tanggal 2 Juni-5 Juli 2013
d. Menyediakan poster tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya pada tanggal
18 Juni 2013
e. Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP di Ruang
tunggu puskesmas Harapan Raya pada tanggal 20 Juni 2013

5. Pelaksana
a. Bidan Fiyanti : Membuat dan membagikan kuisioner
b. Bidan Lailatul : Memberikan konseling & penyuluhan
c. Bidan Putri : Membuat poster dan folder
d. Kader : Membagikan kuisioner, mencari sasaran penyuluhan

6. Biaya yang diperlukan ( budget)


Jumlah biaya yang diperlukan + 1.500.000,-
a. Pembuatan poster = 100.000,-
b. Biaya kader : 50.000 x 5 = 250.000
c. Konsusmsi : 5.000 x 200.000 = 1.000.000
d. Foto copy : 100.000
JUMLAH : 1.450.000,-

8
B. Pelaksana (DO)

Implementasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi
jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah :
1. Menyebarkan kuesioner awal untuk menilai tingkat pengetahuan para pengunjung KIA-
KB terhadap KB MKJP dari tanggal 5 Juni-5 Juli 2013. Hasil kuesiner awal menunjukkan
tingkat pengetahuan pengunjung tentang KB-MKJP kurang yaitu 70%

Hasil Kuesioner Awal

N
o Penilaian Range Persentase (%)

1 Baik 68-100 20%


2 Sedang 34-67 10%

3 Kurang 0-33 70%

Total 100

2 Menyebarkan folder mengenai KB-MKJP kepada pengunjung poli KIA-KB, pengunjung


puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 12 Juni-5 Juli 2013
3 Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB MKJP pada para pengunjung
poli KIA-KB dari tanggal 2 Juni-5 Juli 2013
4 Menyediakan poster tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 18 Juni
2013
5 Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP di Ruang tunggu
pukesmas Harapan Raya pada tanggal 20 Juni 2013

9
6 Rekomendasi kepada Kepala Puskesmas untuk menambah petugas dan dana untuk
pelaksanaan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya
7 Rekomendasi kepada pemegang program KB-MKJP untuk melanjutkan kegiatan
sosialisasi ini.

C. Pemeriksaan (Check)
Evaluasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi
jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah :
1. Tahap evaluasi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 7-13 Juli dengan memberikan
kuesioner akhir pada PUS pengunjung ke Puskesmas Harapan Raya, terutama pengunjung
poli KB.Setelah dilaksanakannya penyuluhan, konseling dan penyediaan media informasi.
Kemudian dilakukan pembagian kuesioner akhir kepada PUS pengunjung di Puskesmas
Harapan Raya. Hasil kuesioner akhir menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan KB-MKJP
meningkat, dimana pengunjung memiliki pengetahuan kurang menjadi 15%
Tabel 3.6 Hasil Kuesioner Akhir setelah intervensi

No Penilaian Range Persentase (%)

1 Baik 68-100 75%


2 Sedang 34-67 10%

3 Kurang 0-33 15%

Total 100

2. Diterimanya usulan penambahan tenaga dan alokasi dana khusus untuk kegiatan
sosialisasi KB-MKJP oleh Kepala Puskesmas Harapan Raya.

D. Tindak Lanjut (Action)


Kegiatan sosialisasi tentang KB-MKJP ini dapat dijadikan standarisasi untuk pelaksanaan
sosialisasi di Puskesmas Harapan Raya.
Sosialisasi dapat dilakukan melalui tiga metode berikut ini:
1.Komunikasi tatap muka seperti pertemuan warga (musyawarah dusun, musyawarah
desa),kunjungan rumah, kunjungan ke tempat-tempat berkumpulnya warga, rapat evaluasi.

10
2.Komunikasi Massa seperti penyebarluasan leaflet, pamflet, poster, komik, newsletter, dan
pemutaran film.
3.Pelatihan Pelaku seperti pelatihan untuk Panitia Perencana, Juru Ukur, Pengawas
Konstruksi
Dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di Puskesmas maupun di luar
Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan berkoordinasi dengan kepala
Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk mendukung kegiatan sosialisasi ini.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan wawancara, observasi, data sekunder di Puskesmas Harapan Raya


didapatkan beberapa permasalahan yang terindentifikasi di atas, dicari prioritas masalah
berdasarkan sistem skoring dan didapatkan masalah sosialisasi KB MKJP sebagai prioritas
masalah utama.
Kegiatan sosialisasi tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya masih belum optimal
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya tenaga dalam
mensosialisasikan KB MKJP, tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB MKJP,
tidak adanya pelaksanaan penyuluhan khusus KB MKJP, tidak tersedianya media informasi
mengenai KB MKJP dan masih rendahnya pengetahuan PUS tentang manfaat KB MKJP,
dimana dari angket prepenelitian hanya 5 % yang mengetahui tentang KB MKJP.
Oleh karena itu, dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di
Puskesmas maupun di luar Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan
berkoordinasi dengan kepala Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk mendukung kegiatan

11
sosialisasi ini. Evaluasi keberhasilan sosialisasi ini, dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner,
baik sebelum maupun setelah dilakukan intervensi.

4.2 Saran
Bagi Petugas Kesehatan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan.
3. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan menjunjung tinggi mutu pelayanan
sesuai standar.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin (2007), Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pelayanan Kesehatan
Prawirohardjo S.(1999). Keluarga Berencana Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Prawirohardjo,S (1999). Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Saifuddin (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBPSP, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai