Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Matra


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Matra adalah
pada kondisi lingkungan yang berubah bermakna yang mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang
atau kelompok. Lingkungan tersebut bisa terjadi di darat (lapangan), laut maupun udara. Kondisi
matra akibat lingkungan yang berubah bermakna ini bisa terjadi karena sudah direncanakan
maupun tidak direncanakan. Sedangkan kondisi Matra adalah keadaan dari seluruh aspek
pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan
pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut. Sehingga
kesehatan matra dapat diartikan sebagai upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik di
lingkungan darat, laut, maupun udara. Kesehatan Matra diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

B. Tujuan Kesehatan Matra

Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk :

1. Mewujudkan upaya kesehatan pada Kondisi Matra secara cepat, tepat, menyeluruh
dan terkoordinasi guna menurunkan potensi Risiko Kesehatan, meningkatkan
kemampuan adaptasi, dan mengendalikan Risiko Kesehatan.

2. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam


menurunkan risiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam menghadapi
Kondisi Matra agar tetap sehat dan mandiri.

3. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi apapun

C. Peran aktif masyarakat dalam kesehatan matra

1. Penyusunan rencana kesiapsiagaan

2. Dukungan sumber daya

3. Dukungan dalam situasi kedaruratan

4. Dukungan dalam upaya pemulihan kesehatan.


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 61 tahun 2013, pasal 31,
pendanaan penyelenggaraan Kesehatan Matra dapat bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, masyarakat,
atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. Pengawasan dan Pembinaan

Menteri, Menteri terkait, Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian


terkait, Gubernur, Bupati atau Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Kesehatan Matra.

1. Pembinaan penyelenggaraan Kesehatan Matra dilakukan melalui:

a. Peningkatan pemberdayaan masyarakat

b. Pendayagunaan tenaga kesehatan

c. Pembiayaan program.

2. Pengawasan penyelenggaraan Kesehatan Matra dilakukan terhadap :

a. Pelaksanaan kegiatan

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

c. Pengelolaan sumber daya.

E. Sumber Daya Kesehatan Matra

Penyelenggaraan Kesehatan Matra wajib didukung oleh :

a. Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan teknis serta
manajemen yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

b. Sarana, prasarana, dan teknologi tepat guna.

Kemampuan dan keterampilan teknis dibuktikan dengan dibuktikan dengan sertifikat


kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

F. Jenis Kesehatan Matra

1. Kesehatan Lapangan

Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan


pekerjaan di darat yang temporer dan serba berubah. Misalnya kesehatan haji dan
kesehatan di bumi perkemahan, Adapun sasaran pokoknya adalah melakukan
dukungan kesehatan opersainal dan pembinaan terhadap para personel yang secara
langsung maupun tidak langsung terlibat di dalam kegiatan lapangan. Contoh
kesehatan lapangan, meliputi :
a) Kesehatan di daerah pegunungan dan hutan
b) Kesehatan perpindahan penduduk (migran)
c) Kesehatan haji dan umrah
d) Kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
e) Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat
f) Kesehatan pada arus mudik, dan sebagainya.

Pada contoh kesehatan lapangan ini, kami mengambil contoh kesehatan pada
kegiatan di area tertentu. Kegiatan di area tertentu dapat berupa :
a) Kegiatan lomba lintas alam
b) Pekan olah raga
c) Lokasi wisata
d) Festival bahari
e) Festival keagamaan
f) Pekan adat, seni dan budaya
g) Jambore di bumi perkemahan
h) Konvensi tingkat nasional dan internasional
i) Kesehatan pada kegiatan di area tertentu diselenggarakan pada
saat :
1) Persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan
Kegiatan pada saat persiapan sebelum kegiatan
dilaksanakan, seperti :
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Komunikasi Risiko Kesehatan
- Pemeriksaan kesehatan
- Penyiapan pelayanan kesehatan primer
2) Pelaksanaan selama berlangsungnya kegiatan, meliputi :
- Penyiapan rumah sakit rujukan
- Penyiapan dan mobilisasi sumber daya
- Surveilans Kesehatan
- Inspeksi sanitasi dan perbaikan kualitas air bersih dan sanitasi.
3) Kegiatan selama berlangsungnya kegiatan, meliputi :
- Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Surveilans kesehatan
- Inspeksi sanitasi dan perbaikan kualitas air bersih dan sanitasi
- Komunikasi dan informasi.

Contoh lain dari kesehatan di tempat tertentu ini adalah di Pegunungan misalnya
ketika kita mendaki. Para pendaki akan banyak menemukan hambatan untuk
mencapai puncak. Hambatan-hambatan tersebut, seperti :
a) Medan tertutup dan berbukit-bukit
b) Ketinggian
c) Rute yang menanjak dan licin
d) Cuaca yang tidak terduga (hujan, kabut, panas)
e) Ancaman dari binatang
Jika tidak ada kesiapan, pelatihan khusus dan kurang berhati-hati ketika
melakukan kegiatan mendaki maka para pendaki akan dengan mudah menderita
gangguan kesehatan, seperti kelelahan (fatique), kehilangan orientasi, hipoksia,
keracunan gas, radiasi, kelapaan, sianosis, gigitan binatang, trauma atau cedera
akibat cedera,tenggelam atau terperosok. Sehingga sebelum kita datang ke tempat
yang belum pernah kita kunjungi seperti ketika mendaki, diperlukan pengetahuan,
ketarampilan dan kesiapan khusus, meliputi :
Mengikuti pembinaan, seperti :
a) Pengorganisasian dan pelatihan
b) Pelatihan dan informasi
c) Meningkatkan daya tahan
d) Keterampila khusus
e) Persiapan bekal dan logistik
f) Persiapan orang dan petugas
g) Mempelajari peta yang akan dikunjungi
h) Informasik husus mengenai medan, flora, faunadan keadaan cuaca
i) Hygiene dan sanitasi lapangan.
2. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air

Kesehatan kelautan dan bawah air adalah kesehatan matra yang berhubungan
dengan pekerjaan atau kegiatan di laut dan berhubungan dengan keadaan lingkungan
yang bertekanan tinggi (hiperbarik). Kesehatan Kelautan dan bawah air meliputi :

a. Kesehatan penyelaman
b. Kesehatan pelayaran dan lepas pantai
c. Kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di laut.
Dalam kesehatan kelautan dan bawah laut ini, kami menggunakan contoh
kesehatan penyelam. Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan di bawah
permukaan air, dengan atau tanpa meenggunakan peralatan,untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Tentunya lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial
bahaya baik fisik maupun biologi. (Ricard larn dan Whisler Rex,1993). Kondisi di
lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan fisiologi pada tubuh
manusia sesuai dengan hukum fisika yang berlaku, yang berisiko menimbulkan
penyakit yang berakhir pada kecacatan hingga kematian apabila penyelaman
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang benar. Untuk ketepatan dalam
mendiagnosis penyakit akibat penyelaman, perawat perlu mengetahui prosedur
penyelaman yang benar disamping pengetahuan tentang riwayat penyelaman,
bahaya dalam penyelaman dan gejala atau tanda klinisnya, karena cepat dan
tepatnya diagnosis menentukan nasib dari penderita tersebut.

Peran Perawat dalam Kesehatan Penyelaman


1) Penyuluhan kesehatan penyelam
2) Pengawasan dan atau pemeriksaan kesehatan penyelam sebelum yang
bersangkutan menyelam
3) Pelayanan gawat darurat penyelam beserta rujukan medik
4) Pengawasan atau pemeriksaan berkala terhadap instruktur (dive master).

Lingkungan bawah laut memiliki potensial hazard biologi antara lain binatang laut
yang berbahaya karena sengatan atau gigitannya. Untuk mengantisipasi keparahan
penyakit akibat sengatan atau gigitan, maka dokter perlu mengetahui
penatalaksanaan penyakitnya.
Faktor-Faktor Yang Memperberat Risiko Penyelaman

a. Faktor Peselam (SDM)

- Kondisi fisik
- Kondisi mental

b. Faktor Peralatan
- Tanpa peralatan selam (penyelaman tahan nafas): Googling dan snorkeling.
Peralatan selam minimal: Masker, snorkel, sirip apung, rompi apung sabuk
pemberat. Peralatan selam lengkap: Masker, snorkel, sirip apung, rompi
apung sabuk pemberat, pakaian selam, pengukur kedalaman, jam selam,
pisau selam,
tas kemas

c. Faktor Lingkungan
- Tekanan tinggi

- Binatang laut berbahaya

- Suhu rendah

Untuk meminimal kandampak penyakit pada penyelaman dokter harus


mengetahui prosedur penyelaman yang benar, yaitu sebagai berikut:
1) Kondisi fisik harus prima
2) Naik ke permukaan harus perlahan mengikuti
gelembung gas pernafasan
3) Jangan menahan nafas waktu naik kepermukaan
4) Jangan panik
5) Rencanakan kegiatan penyelaman dengan baik
6) Rencanakan lokasi penyelaman, lakukan review
prakiraan cuaca, rencanakan kedalaman dan lama menyelam.
7) Makan-makanan berprotein tinggi 24 jam dan karbohidrat sedang sebelum
menyelam, makanan karbohidrat tinggi dan protein sedang 2 jam sebelum
menyelam.
8) Lakukan nitrogen wash out dengan TOHB (Terapi Oksigen Hiperbarik)
setidaknya 2-7 hari sebelum penyelaman berikutnya
9) Lakukan pemanasan dan peregangan dipermukaan selama 10 menit. Selalu
ditemani oleh minimal satu orang. Pada penyelam profesional pun beresiko
terjadi vertigo saat penyelaman (sd 36%). Vertigo yang terjadi bawah laut
adalah hal yang sangat
membahayakan.

Penyakit Akibat Kerja Karena Penyelaman


Lingkungan penyelaman memiliki banyak faktor risiko yang berpengaruh pada
kondisi fisik peselam sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan
kecacatan sampai dengan kematian.

Penyakit dan kecelakaan akibat kerja penyelaman :


Penyakit Dekompresi
Penyakit penyelaman akibat naik ke permukaan dengan cepat sesuai dengan
hukum Henry. Hukum Henry menyatakan bahwa banyaknya gas yang larut
dalam cairan adalah sebanding dengan tekanan gas tersebut di atas air. Semakin
dalam kita menyelam, kelarutan gas dalam cairan tubuh semakin tinggi, sehingga
bila peselam naik ke permukaan terlalu cepat, gas yang larut dalam cairan tubuh
akan mengembang dengan cepat membentuk gelembung gas nitrogen yang
akan menyebabkan penyumbatan (pembuluh darah, otot, otak, tulang, dll).
Faktor risiko :
- Usia di atas 40 tahun
- Jenis kelamin
- Menggigil selama atau sesudah menyelam
- Obesitas
- Dehidrasi
- Latihan berat selama atau sesudah menyelam
- Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur
- Pekerja setelah mengkonsumsialkohol mempercepat
- Terjadinya gelembung nitrogen.
- Udara yang dihirup banyak yang mengandung CO2
- Riwayat penyakit Dekompresi
- Peselam naik pesawat kurang dari 24 jam setelah menyelam
- Trauma atau injury
- Menyelam tidak mengikuti prosedur
- Penyelaman berulang Tanda dan gejala umum :

Penyakit dekompressi dibagi menjadi 2 (dua) tipe menurut gejala klinisnya,


yaitu:
a. Tipe 1 (Pain Only Bends)
Gejala Utama: Nyeri di daerah persendian dan otot-otot sekitarnya.
Gejala lainnya : Kelelahan berlebihan setelah menyelam,
mengantuk atau pusing ringan, gatal-gatal pada kulit (skin bends)
b. Tipe 2
Penyakit dekompresi serius yang menyerang sistem saraf pusat
Gejala neurologis : Penglihatan kabur sampai menurun.
Pengobatan :
Pertolongan pertama dilakukan dengan 3 (tiga) tindakan:
- Oksigenisasi
Jika pasien dalam kondisi tidak sadar berikan oksigen
- Rekompresi
Jika pasien masih sadar lakukan penyelaman kembali ke kedalaman
semula didampingi oleh penolongnya atau dirujuk pada fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat yang memiliki chamber (golden
period < 6 jam). Jika melebihi 6 jam kemungkinan timbul kecacatan
lebih besar.

Penyakit Barotrauma
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sequelenya akibat ketidak
seimbangan antara tekanan udara rongga fisiologis dalam tubuh dengan tekanan
udara di lingkungan sekitarnya. Hukum fisika yang berlaku adalah Hukum
Boyle: ”Bila temperatur dipertahankan konstan, volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan.” Faktor risiko :
- Pemakaian alat yang tidak sesuai.
- Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman baik pada saat
menyelam (barotrauma turun) maupun pada saat naik ke permukaan air
dengan cepat (blow up atau barotrauma naik)
- Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas
(sinusitis, influenza, asma, dll)
- Panik
Tanda dan gejala umum :
- Barotrauma telinga
Nyeri yang bervariasi intensitasnya pada telinga yang terkena barotrauma,
perdarahan dari telinga, kadang-kadang dijumpai perdarahan di sekitar
hidung dan mulut, gangguan pendengaran, tinnitus. Terapi :
- Dilarang menyelam
- Dekongestan
- Anti Biotik
- Barotrauma sinus
- Barotrauma gigi
- Nyeri pada gigi yang ditambal dengan tidak sempurna sehingga masih
ada rongga pada tambalan tersebut.
- Barotrauma wajah
Nyeri pada wajah, pembengkakan pada jaringan facial
khususnya di bawah mata, haemorhagi conjungtiva dan prostusi mata.
Terapi:
Kompres es pada bagian yang udema atau yang
mengalami perdarahan

Penyakit Akibat Keracunan Karbonmonoksida (CO)


Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO 200 kali lebih besar
daripada oksigen sehingga mengakibatkan eliminasi CO yang sangat
lambat dan mengakibatkan hb tidak dapat mengangkut oksigen. Tanda dan
gejala umum : sakit kepala, sesak nafas, mual, delirium sampai dengan
kehilangan kesadaran dan mati.
Penatalaksanaan :
- Hiperbarik oksigen, anti konvulsi (bila kejang)
- kortikosteroid
Pencegahan
Penggunaan alat kompresor yang aman.

Penyakit Akibat Gigitan Binatang Laut


Binatang laut yang berbahaya karena gigitannya: hiu, bara kuda, groper.
Tanda dan gejala umum :
- Secara lokal perdarahan hebat
- Secara umum pre shock sampai shock

Penyakit Akibat Sengatan Binatang Laut


Binatang yang berbahaya karena racunnya: ikan pari, ular laut, kalajengking,
ikan sembilang, ubur-ubur, kerang, lonjong, bulu babi.
Faktor Risiko : Pakaian selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum : Nyeri sampai paralisis, preshock, sampai shock

Hipotherma
Kehilangan panas tubuh lebih besar dari panas yang
dihasilkan.
Faktor Risiko : Peralatan selam tidak standar.
Tanda dan gejala umum :
Gejala Lokal:
- Diawali ujung-ujung jari tangan dan kaki dingin.

- Kemantapan kekuatan lengan menggenggam menurun


- Timbul rasa sakit dan baal mulai dari tangan dan kaki Gejala Sistemik:
- Vaso konstriksi pembuluh darah
- Tekanan darah meningkat
- Curah jantung meningkat
- Berlanjut metabolic rate menurun, kardiak output
menurun akhirnya kesadaran menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Arnold dan dkk .2002. A member of the holder headline group. Great Britain : Diving
Subaquatic Medicine.
Dinas Kesehatan Angkatan Laut. 2000 . Ilmu Kesehatan Penyelaman dan
Hiperbarik. Jakarta : Erlangga

Fiskes.2013.Hiperbarik. (Online). Available :


http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2013/ 08/hiperbarik-
oksigen-terapi.html. Diakses pada Rabu, 11 Maret 2015, pukul 17.00 wita.

Kementerian kesehatan. 2013. Kesehatan Matra Direktorat Jenderal


Peraturan Perundang. (Online). Available :
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?
czozMjoiZD1ibisyMDEzJmY9Ym4xMjAzLTIwMTMucGRm JmpzPTEiOw.
Diakses pada Jumat, 13 Maret 2015, pukul
04.15 wita.

Larn Richard dan Whistler Rex .1993. Commercial Diving Manual. USA : Best
Publishing Company.

Susan dan Supondha Erick .2012. Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Karena
Pajanan Hiperbarik dan Penyakit Lain Akibat Penyelaman. (Online).
Available : http://hyperbaricmedicineconsultant.blogspot.com/2012/
09/tatalaksana-penyakit-akibat-kerja.html. Diakses pada Rabu, 11 Maret
2015, pukul 17.15 wita.
Yapor Y dan Wesley .2002. On-Site of Scuba Diving and Boating Emergencies. USA :
Diversification series.

Anda mungkin juga menyukai