Anda di halaman 1dari 19

RAHASIA

Lampiran III Keputusan Danpusdikkes


KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT
Nomor Kep / / / 2007
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN
Tanggal 2007

SANITASI LAPANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
a. Naskah Hygiene dan Sanitasi Lapangan ini disajikan untuk memenuhi
bahan ajaran untuk SUSPAKESPREVMIL yang disusun sesuai dengan Rangka
Pdajaran Pokok (RPP) dan Acara Pendidikan (AP) yang tdah digariskan oleh
Direktorat Kesehatan TNI-AD.

b. Hygiene dan Sanitasi Lapangan merupakan salah satu bagian dari


rangkaian tindakan praktis di lapangan untuk mempertahankan kesehatan serla
meneegah timbulnya penyak:t di lingkungan Pasukan baik dalam pdaksanaan
tugas operasi maupun latihan lapangan.

e. Hygiene dan Sanitasi Lapangan sangat erat kaitannya dengan tugas-tugas


prajurit di lapangan karena sangat menentukan daya tempur pasukan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Departemen ini disusun agar Peserta Pelatihan


mengetahui tentang Sanitasi lingkungan lapangan / Bivak.

b. Tujuan. Naskah Departemen tentang Sanitasi Lapangan ini disusun untuk


pedoman bagi pendidik dan peserta pelatihan kesprevmil Bakes TNI.

3. Ruang Lingkup dan tata urut.

a. Ruang lingkup. Ruang lingkup Hygiene dan Sanitasi Lapangan ini


mdiputi Hygiene Lapangan, Sanitasi Lapangan dan Sanitasi Lingkungan Bivak.

b. Tata urut. Bahan ajaran Hygiene dan Sanitasi Lapangan ini disusun
dengan tata urut sebagai berikut :

1) Pendahuluan.
2) Sanitasi lingkungan bivak.
3) Evaluasi
4) Penutup.

4. Pengertian

a. Hygiene adalah suatu ilmu pengetahuan / ketrampilan yang memuat eara


untuk memeHhara kesehatan jasmani dan rohani sehingga seseorang terhindar
dari ganguan penyakit.

RAHASIA
2

b. Sanitasi adalah usaha pengendalian terhadap seniua faktor lingkungan fisik


manusia yang mungkin dapaf meniinbulkan lial-hal yang merugikan bagi
keseimbangan lisik, ke.sehatan dan daya tahan liidup manusia.

c. Lapangan adalah suatu tempat yang terletak di luar komplek/asrama,


dimana di tempat tersebut dilakukan/dilaksanakan kegiatan-kegiatan operas!
maupun latihan oleh satuan TNI yang bersifat sementara.

BAB II
SANITASI LINGKUNGAN BIVAK

5. Umum. Kesehatan lingkungan menyangkut keseimbangan antara manusia


dengan lingkungan hidupnya, agar terjadi kesejahteraan dalam arti yang sduas-luasnya.
Oleh karena ilu upaya peningkatan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan
mendorong dan memberi petunjuk kepada setiap Prajurit dalam memdihara, memperbaiki
dan mengembangkan lingkungan yang sehat, baik lingkungan komplek/asrama maupun
lingkungan bivak dimana Prajurit/Pasukan bertugas opersi/latihan

6. Hygiene perorangan

a. Hygiene perorangan adalah. pelaksanaan semua ketentuan-ketentuar.


kesehatan oleh prajurit unluk mdindimgi kesehatan dirinya maupun keseha!au
persond lain disekitamya.

b. Hygiene perorangan dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat


kesehatan, Hal-hal yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan adalah antara lain :

1) Kebersihan diri dan pakaian, menjaga kebersihan tubuh dan pakaian


merupakan tindakan yang mudah dan sederhana, namun hal ini sangat
berguna dalam mengurangi bibit-bibit penyakit yang dapat menyerang
seseorang.
2) Makanan dan minuman yang diperlukan oleh tubuh harus seimbang
artinya kebutuhan makan dan minum harus sesuai dengan tenaga yang
dikeluarkan.
3) Olah raga. Untuk mempertahankan kondisi tubuh agar tetap bugar
diperlukan olah raga yang teratur.
4) Latihan. Agar mencapai hasil yang diharapkan latihan ini dilakukan
secara bertahap, bertingkat dan berlanjut artinya latihan dimulai dari yang
paling ringan kemudian ditingkatkan dan berlanjut terus .
5) Istirahat dan rekreasi Tubuh memerlukan istirahat setelah melakukan
kegiatan, istirahat yang cukup untuk mengembalikan kondisi fisik dan
mental.
6) Menjauhkan diri dari sumber penyakit.
7) Perlindungan terhadap iklim. Prajurit yang bertugas di daerah-daerah
tertentu perlu diberi pengetahuan dan perlengkapan yang memadai.
8) Melaksanakan pembinaan mental.

7. Hygiene satuan. Agar hygiene satuan ini terlaksana dengan baik, ini akan
melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab antara lain :
3

a. Komandan Satuan.

1) Menyediakan/melengkapi fasilitas, alat perlengkapan yang


dibutuhkan oleh pasukan.
2) Menekankan kepada seluruh anggota pasukan agar memliki
pengetahuan dasar-dasar hygiene perorangan.
3) Memantau kesehatan pasukan.

b. Instalasi Kesehatan

1) Membantu Komandan dalam merencanakan fasilitas sarana dan


prasarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi
prajurit pasukan.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan.
3) Menydenggarakan pendidikan dan pdatihan kesehatan .
4) Menydenggarakan pengobatan.

e. Perwira Kesehatan.

1) Memantau pelaksanaan kegiatan hygiene satuan.


2) Menyarankan kepada Komandan tentang tindakan-tindakan yang
berguna untuk meningkatkan kesehatan prajurit pasukan.
3) Mengadakan pemeriksaan, penditian dan pengembangan terhadap
personil dan fasilitas yang berada di kesatuan.
4) Mengadakan penyuluhan tentang pencegahan penyakit.
5) Menyelenggarakan pengobatan .

d. Prajurit / anggota pasukan

1) Mempelajari dan melaksanakan semua ketentuan-ketentuan


kesehatan.
2) Segera mencari instalasi kesehatan bila sakit.
3) Tidak mengobati dirinya sendiri.
4) Hanya berobat pada instalasi kesehatan yang telah ditunjuk oleh
kesatuan.

8. Sampah.
a. Pengertian.

1) Sampah diartikan sebagai suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,


tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (APHA).
2) Sampah adalalh sesuatu benda/bahan padat yang terjadi karena
berhubungan dengan aktifitas manusia yang tidak dipakai lagi, tak disenangi
dan dibuang dengan cara-cara saniter, kecuali buangan yang berasal dari
tubuh manusia (FKM-UI).
4

c. Sampah apabila tidak segera disingkirkan dari perumahan, asrama ataupun


perkemahan maka akan menjadi (tempat yang berbau dan kotor. Lalat, tikus
dan

binatang lain merata dan berbagai macam penyakit akan terjadi, menambah
ketidaknyamanan dan membahayakan kesehatan.

e. Jenis sampah berdasarkan karestik dari sampah, dapat dibedakan sebagai


berikut :

1) Sampah basah. Yaitu jenis sampah ya.ng teridiri atas; sisa-sisa


potongan hewan atau sayuran sebagai hasil dari pengolahan, penyiapan,
pembuatan dan penyajian makanan yang sebagian besar tediri atas zat-zat
yang muidh membusuk, lembek dan mengandumg sejumlah air.
2) Sampah kering. Terdiri atas sampah yang dapat terbakar atau
yang tidak dapat terbakar/sukar terbakar yang berasal dari rumah-rumah
pnsal-pusat perdagangan dan kantor, (tetapi tidak termasuk sampahi basah.
Sampah yang mudah terbakar umumnya terdiri atas zat-zat organik seperti
kertas, karton, sobekan kain, kayu, karet, kulit dan lain-lain. Sedangkan
yang tidak dapat/sukar terbakar sebagian besar berupa zat-zat anorganik
seperli: logam, kaleng, gdas kaea dan lain-lain.
3) Bangkai binatang. Yaitu bangkai-bangkai binatang yang mati karena
alam, penyakit alau keedakaan.
4) Sampah rumah tangga. Yaitu eampuran dari sampah basah dan
sampah kering.
5) Sampah industri,
6) Sampah penghaneuran atau pembangunan gedung.
7) Sampah khusus. Yaitu sampah yang memerlukan penanganan
khusus seperti; Sampah nuklir,.sampah radio aktif dan lain-lain.

d. Pengaruh-pengaruh yang negatif dari pengdolnan sampah. Pengdolaan


sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap
Prajurit dan lingkungannya. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat berupa :

1) Terhadap kesehatan. Pengdolaan sampah yang kurang baik akan


menjadi tempat yang baik bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan
binatang-binatang pengerat untuk meneari makan dan berkembang biak
dengan eepat sehingga mengakibatkan ineidenee penyakit tertentu pada
Prajurit dapat meningkat.

Contoh :

a) Penyakit saluran peneemaan ( diare, kolera, typhus dll) dapat


meningkatkan angka kesakitan karena banyaknya lalat yang hidup
berkembang biak di tempat sampah.
b) Penyakit demam berdarah (Haemorhagie Fever) meningkat
ineidenee-nya karena banyaknya vektor penyakit tersebut (Aides
Aigepty) yang hidup berkembang biak di lingkungan yang
pengdolaannya kurang baik (kaleng-kaleng bekas, ban-ban bekas
dengan genangan air, dll).
5

2) Terhadap lingkungan.

a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menyebabkan


estetika lingkungan yang kurang sedap dipandang mata, misalnya

banyaknya tebaran sampah disana sini sehingga mengganggu


kenyamanan lingkungan-masyarakat.
b) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme
menghasilkan gas tertentu yang dapat menimbulkan bau busuk,
sehingga mengganggu estetika dan kesegaran udara lingkungan
masyarakat.
e) Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan
menyebabkan pendangkalan, juga terjadi proses dekomposisi
biologis yang berupa cairan-cairan organik yang dapat mengotori
bahkan mencemari air permukaan atau air tanah serta bila. turun
hujan, saluran yang daya alirannya sudah menurun akan terjadi
luapan sehingga banjir tidak dapat dihindari.

e. Penanggulangan sampah.

1) Sampah yang dihasilkan manusia dipengaruhi oleh beberapa


fakfor antara lain:

a) Kurangnya Kesadaran tentang hygiene dan sanitasi.


b) Pengaruh demografi/perlumbuhan penduduk.
e) Pengaruh urbanisasi.
d) Perkembangan sosial ekonomi.

2. Untuk menanggulangi sampah ada 4 cara :

a) Cara mekanis (dilakukan pemusnahan).

(1) Pembakaran, pembakaran hanya dilakukan di


daerah yang penduduknya jarang. Pembakaran dapat
dilakukan dengan cara :

(a) Pembakaran sederhana, yaitu pembakaran


dalam tungku kecil Ukuran 1 in x 1 m x 1 m . Konstruksi
tungku lihat gambar no 1
(b) Pembakaran besar-besaran dengan tungku
pembakaran yang disebut Ineenarator.
Syarat untuk konstruksi .Incenarator :
- Terletak di luar kota jauh dari pemukiman.
- Memiliki lapangan penampungan sementara.
- Diperlukan alat angkut, tenaga alat kerja dan
bahan bakar,

Keuntungan Incenarator:
- Mencegah perkembangan vektor.
- Sampah organik dan anorganik 60 % dapat
dimusnahkan.
6

Konstruksi Incenarator dengan ukuran 18 m kubik,


kapasitas pembakaran sdama 12 jam dapat
membakar sampai 24 m kubik. Konstruksi Incenarator
lihat gambar no 2.

(2) Pembuangan sampah terbuka (open damping).


Sampah organik dan anorganik dibuang disuatu tempat
yang terbuka atau rendah dan merupakan lapangan yang
khusus untuk pembuangan sampah. Syaraf-syarat open
damping :

(a) Tempat pembuangan sampah diluar kota, jauh


dari pemukiman.
(b) Tersedia alat angkut, tenaga dan alat kerja.

Kerugian open damping :


(a) Biaya mahal.
(b) Serangga masih dapat berkembang biak
(lalat).
(e) Bau masih terjadi.

Keuntungan open damping :


(a) Dapat meninggikan tanah.
(b) Tanah menjadi subur.

(3) Sanitary Landfill. Sanitary Landfill pembuangan sampah


dengan eara penimbunan dengan tanah. Penimbunan dengan
tanah dilakukan 3 hari sekali dan dipadatkan. Sanitary Landfill
merupakan. eara pembuangan sampah ynng memenuhi
syarat santair sebab :
(a) Dapat dilakukan seeara sederhana maupun
besar-bes-aran.
(b) Dapat menghambat pertumbuhan/ perkemb-
ingan serangga.
(e) Bau hilang,
(d) Tempat pembuangan dapat dilakukan di
dalam maupun di luar kota.
Konstruksi lihat gambar no 3

b) Juridis. Penanggulangan sampah dengan mengunakan


undang-undang atau peraturan daerah tentang kebersihan;

1) Undang-undang Hygiene no 11 tahun 1962.


2) DKI Perda No: 2, 3, 12 tahun 1972

c) Edukatif. Penyuluhan kesehatan tentang Hygiene dan


Sanitasi.

d) Pemanfaatan:
7

1) Kompos atau pupuk hijau.


2) meninggikan tanah.

f. Pembuangan sampah di lapangan. Pembuangan sampah di lapangan yang


dilakukan oleh satuan Militer pada situnsi tugas-tugas lapangan seperti tugas
opemsi atau tugas latihan adalah dengan eara ditanam atau dibakar.

1) Pembuangnn sampah dengan penimbunan/Sanitary Landfill. Jika


sedang mars atau melaksanakan perkemahan/bivak yang kurang dari satu
minggu, sampah ditanam dalam suatu lobang. Buat lobang dengan ukuran
120 em x 120 em x 120-em eukup untuk menampung sampah dari 100
orang prajurit setiap hari. Apabiia sampah tdah meneapai 30 em dari
permukaan tanah, lobang ditutup dengan tanah dan dipadatkan, setdah itu
ditimbun lagi dengan tanah setinggi 20 em dari permukaan tanah.

2) Untuk perkemahan lebih dari satu minggu sampah dibakar,


diharapkan volume sampah dapat berkurang dan tidak dipergunakan
berkembang biak lalat atau binatang lain. Yang perlu diperhatikan pada
waktu membakar sampah adalah :

a) Sampah hrus kering.


b) Arah angin agar tidak mengganggu perkemahan.
e) Kaleng-kaleng, botol bekas sebaiknya ditanam atau
ditimbun.

9. Tinja.
a. Umum.

1) Tinja/kotoran merupakan sampah yang sering dijumpai dalam kehidupan


sehari-hari, yang berasal aiau dikduarkan dari tubuh manusia dan howan.

2) Setiap manusia mengduarkan kotoran baik yang eair maupun yang padat
dalam jumhh tertentu. Kotoran ini harus segera disingkirkan seeara eermat,
sebab jika tidak akan menimbulkan permasalahan, antara lain menlmbulkan
bau, tempat berkembang biak vektor penyakit, merusak keindahan dan
kebersihan.

3) Kalau hal ini terjadi di sekitar asrama, pemukiman atau perkemahan


suatu satuan, maka penduduk sekitar tempat itu akan mudah dijangkiti atau
ditulari beberapa jenis penyakit seperti Typhus Perut, Para Typhus, kolera
dan sebagainya.

b. Pembuangan tinja.
1) Dimusnahkan dalam Jamban. Maeam-maeam jamban yang
hygienis:

a) Jamban gali.

(1) Syarat-syarat jamban gali :


8

(a) Jarak dari sumber air 10 - 15 m dan letak lebih


rendah.
(b) Letak di tempat yang tidak digenangi air.
(e) Memiliki rumah jamban.
(d) Berlantai dan berventilasi.
(e) Tersedia air pembersih yang eukup.

(2) Konstruksi Jamban gali lihat gambar no 4

b) Jamban Septik

(1) Syarat jamban septik sama dengan jamban gali,


perbedaannya pada konstruksi dan fungsinya. Jamban Septik
merupakan eara yang sangat hygienis dalam pembuangan
tinja karena terjadi :

(a) Proses pembusukan oleh bakteri (Methanoeoeus,


Saprophil) sehingga bakteri-bakteri patogen sekitar 80
% dapat dimusnahkan.
(b) Air kotor dalam Jamban sebdum meresap ketanah
dilakukan penyaririgan, sehingga pengotoran air tanah
berkumng.
(e) Tahan lama ( jamban septik terkeeil untuk 5 orang
dapat bertahan/menampung tinja 5-10 tahun )

(2) Pemeliharaan Jamban Septik.

(a) Setiap 2-3 tahun sekali lumpur tinja harus disedot,


lumpur ini dapat dimanfaatkan sebagi pupuk karena
mengandung Nitrogen.
(b) Dilarang membuang benda-benda anorganik seperti
plastik.
(e) Dilarang membuang eairan desinfektan
kedalam Iobang jamban. Konstruksi jamban septik lihat
gambar no 5

e) Jamban Kimiawi (Ehemieal tank). Jamban kimiawi ini bersifat


sebagai penampungan sementara, tinja dilakukan/diberi eairan
desinfektan sehingga semua bakteri patogen dimusnahkan. Jamban
kimiawi ini akan lekas penuh karena tidak terjadi pembusukan, oleh
karena itu dalam waktu yang tepat dan teratur, lumpur tinja harus
disedot dan dibuang di tempat yang ditentukan. Jamban kimiawi
untuk rumah sakit karena tinja didesinfeksi.

2) Pemanfaatan.

a) Im Hoff Tank. Ini merupakan penampungan tinja seeara


besar-besaran, berbentuk suatu instalasi yang mengolah tinja agar
terjadi Dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri Aerobik. Dari
dekomposisi dihasilkan gas methan (sebagai bahan bakar) dan
lumpur nitrogen (sebagai pupuk),
9

b) Petemakan ikan. Pembuangan tinja langsung ke kolam ikan, walau


demikian konstruksi Jamban harus hygienis. Konstruksi lihat gambar
no 6. .

e. Pembuangan tinja dilapangan.

1) Eara pembuangan tinja di lapangan (tergantung dari situasi dan


kondisi setempat :

a) Pada waktu istirahat (sdama pasukan melaksanakan mars),


setiap prajurit yang akan buang air besar, menggali lobang sedalam

sekitar 30 em (dengan eangkul yang dibawa/sangkur) setdah sdesai


buang air besar, lobang ditimbun kembali.
b) Dalam perkemahan sementara (berbivak) yang waktunya tidak
lebih dari seminggu digunakan latrine sementara, lobang tidak terlalu
dalam menurut kebutuhan.
c) Untuk berkemah dengan waktu yang lebih dari satu minggu
untuk pembuangan tinja ini dibuat latrine dalam serta tempat buang
air keeil yang terpisah.
d) Bila komando dapat mendukung dapat pula digunakan latrine
lapangan modem (Latrine mobil).

2) Aturan-aluran latrine lapangan :

a) Maeam latrine yang diperlukan untuk pembuangan tinja di


lapangan tergantung dari :

(1) Lamanya berkemah.


(2) Tingginya peemukaan air dalam tanah.
(3) Keadaan atau kepadatan tanah itu sendiri.

b) Iokasi latrine ditentukan setdah dipastikan tidak akan


meneemari sumber air minum :
(1) Jarak latrine dengan dapur kira-kira 100 m.
(2) Jarak latrine dengan sumber air minimal 35 m. .
(3) Penentuan latrine sedemikian rupa sehingga mudah
dieapai anggota, namun sedapat mungkit tidak terlalu jauh dari
perkemahan dan diperhatikan juga pengaruh angin unluk
menghindari bau yang terus menerus

e) Tiap latrine memerlukan peralatan/perlengkapan antara lam :

(1) Pagar penutup,


(2) Saluran air sekdilingnya.
(3) Ember air beitutup, gayung dll.
(4) Alat keamanan seperti lampu penerang, petunjuk arah
dll.

d) Kebersihan latrine, ini sangat penting disamping mengurangi


bau dan memperkeeil sarang-sarang lalat maka latrine harus :
10

(1) Memakai tutup lobang yang baik.


(2) Bemhkan tempat jongkok (doset) setiap hari.
(3) Gunakan insektisida dua kali seminggu
disekitar/dalam ruangan latrine.

e) Penggunaan latrine dihentikan apabila permukaan kotoran


sudah meneapai kira-kira 20 em dibawah permukaan tanah,
kemudian ditimbun.
Eara menimbun latrine yang sudah penuh :

(1) Sebelum ditimbun seluruhnya disemprot dengan


insektisida.
(2) Kemudian lobang latrine ditimbun dengan tanah
sainpai rata dan dipadatkan,
. (3) Setdah padat ditinggikan lagj urugannya dengan taruh
kemudian disemprot lagi dengan ingektisida.
(4) Setdah itu diberi tanda bahwa ditempat itu pemah
dipergunakan unruk latrine.,

3) Latrine sementara untuk 100 orang dengan waktu tidak lebih dari satu
minggu :

a) Buatlah/gali lobang sebanyak lima, lobang dengan ukran :

(1) Panjang 120 em, lebar 30 em dan dalam 75 - 1.80


em(sesuai keperluan).
(2) Jarak antara lobang satu dengan yang lain 60 em. .

b) Tanah galian tadi ditumpukkan menjadi satu tempat di dekat


lobang bagian bdakang, yang nantinya digunakun untuk menimbun
tinja pada saat sdesai buang air besar. Didekat tumpukan tanah
galian disediakan sekop untuk menimbun tinja dengan tanah agar
tidak dikerumuni lalat dan tidak menimbulkan bau.
e) Buat dinding pagar di sekdiling lobang, antara lobang dibuat
sekat Dinding pagar dibuat dengan bahan-bahan yang berada di
sekitamya (rumput/semak, alang-alang dll).

d) Sediakan drum/ember untuk air dan gayung, beri penerangan


lampu/ting.

e) Disekitar dinding pagar sebdah luar dibuat parit untuk menghindari


air supaya tidak masuk ke lobang latrine. Konstruksi latrine lapangan
lihat gambar no 7.

10. Pengendalian serangga, binatang pengerat dan binatang melata.


Dalani mengendalikan serangga, binatang pengerat dan binatang mdata terlebihi
dahulu kita harus mengetahui siklus hidup dan habitatnya, dengan demikian kita akan
mudah untuk mengetahui dari mana dimulai mengendalikan/membasininya.
11

a. Serangga nyamuk

1) Masalah umum. Nyamuk ditemukan disduruh bdahan dunia, di


daerah tropis seperti Indonesia nyainuk dapat memperbanyak diri sepanjang
tahun.
Di Indonesia ditemukan hampfr semua jenis nyamuk penyebar penyakil
menular, nyamuk yang terkenal untuk menyebarkan penyakit yaitu :

a) Jenis Anoplides
b) Jenis Aedes
e) Jenis Eulex

Kita ketahui bahwa nyamuk-nyanuik tersebut menyebarkan bennaeam-


maeam penyakit yang terpenting yaitu: Malaria, Demam berdarah, Filariasis
(kaki gajah), Ydlow fever (demam kuning) dan Japanise
Eneeplialitis (JE).

2) Siklus hidupp nyamuk. Sdama hidupnya nyamuk mengalami empat


tahap perkembangan.

a) Tdur
b) Jentik-jentik
e) Pupa
d) Nyamuk dewasa

Waktu yang diperlukan untuk perkembangan tdur sampai dewasa


tergantung dari iklim dan jenis nyamuk ilu, rata-rata waktu yang dibutuhkan
dari tdur sampai dewasa antara 1 - 5 mhiggu, nyamuk dewasa dapat hidup 2
minggu sampai beberapa bulan. Penting diketahui bahwa jentik (EUk) dan
pupa memerlukan air.
Tempat-tempat yang disenangi untuk bersarang nyamuk adalah air yang
menggenang lebih dari 5 hari seperti : sumur, saluran air, tong tadah air
hujan, kaleng bekas, ban-ban bekas, lobang-lobang tanah.
Nyamuk dewasa dapat terbang 200 m sampai 5 km.
3) Eiri-eiri umum nyamuk.

a) Nyamuk Anophdes. Pada umumnya nyamuk Anophdes akan


menggigit pada waktu malam hari, di ruang gdap atau yang terhindar
dari sinar matahari pada siang hari.
Jentik-jentik mengatur posisi sejajar dengan permukaan air sedang
nyamuk dewasa pada w'ktu hinggap membntuk sudut 45 derajat
antara sumbu badannya dengan permukaan kulit yang akan digigit.
b) Nyamuk Aedes. Nyamuk ini menggigit pada siang hari dan
bersarang pada air yang menggenang. Aedes Aegepty merupakan
jenis nyamuk yang dapaf. menularkan penyakit demam berdarah,
bersarang di tempat-tempat seperti ban-ban bekas, kaleng bekas,
kendi, pot bunga, tempat penampung air. Posisi jentik membentuk
sudut dengan permukaan air, sedangkan nyamuk dewasa pada
waktu hinggap badannya sejajar dengan kulit pada waktu menggigit.
12

e) Nyamuk Eulex. Eulex P. Faligan menularkan penyakit.


filariasis, Eulex Tritaeniarhynehus Giles menularkan penyakit J.E.
(Japanese Eneephalitis).
Nyamuk-nyamuk ini menggigit pada siang hari maupun malamhari.
Jenis nyamuk ini senang bersarang di air sdokan.
Jentik maupun nyamuk dewasn mempunyai sikap yang sama
dengan jenis Aedes.

4) Eara/usaha pengendalian nyamuk.

a) Sdeksi tempat perkemahan. Setiap perkemahan/bivak


perlu dipilih sesuai dengan situasi taktis serta memperhatikan syarat-
syarat sanitasi.

Lokasi yang ideal adalah kira-kira I 1/2 km dari tempat sarang-sarang


nyamuk (daerah rawa), di tempat yang tinggi dan drainase aimya baik
serta jauh dari perkampungan. Pada umumnya penduduk kampung
(terutama daerah endemis malaria) mengandung penyakit malaria
yang disebarkan oleh nyamuk
b) Pembasmian sarang nyamuk. Nyamuk memerlukan air
untuk tempat bertdur, maka perlu diambil tindakan terhadap air yang
tergenang untuk membasmi nyamuk. Tindakan itu dapat dikerjakan
dengan eara :

(1) Menimbun/menanam dalam tanah kaleng-kaleng bekas,


botol-botol bekas dan lobang-lobang sekitar
rumah/perkemahan yang memungkinkan air tergenang.
Bila terdapat genangan air yang eukup luas diupayakan ..
pembuatan drainnse yang baik.
(2) Pemberian insektisida pada tempat- tempat yang tidak
dapat dibebaskan dari genangan air. Perhatikan pemberian
insektisida seeara berulang-ulang untuk meneegah hidupnya
larva, dan insektisida jangan sainpai membahayakan prajurt.
(3) Pembasmian nyanvak dewasa.
(a) Menghilangkan semak-semak disekitar
perkemahan.
(b) Menyemprotkan insektisida.
(e) Perlindungan perorangan.

b. Serangga Lalat adalah serangga yang tersebar disduruh muka bumi dan
paling banyak di daerah tropis. Serangga ini tidak menggigit manusia tetapi
membawa kuman-kuman penyakit.

1) Siklus hidup lalat. Dalam perkembangan hidupnya lalai


mengalami empat fase yaitu fase tdur., jentik, kepompong dan bentuk
dewasa.
Lalat betina. bertdur ditempat-tempat kotor seperti sampah, makanan atau
buah yang sudah busuk dan bangkai.
Tdur lalat berkdompok, setdah 36 jam akan kduar menjadi jentik, jentik
ini pergi meneari tempat kering dan akan berubah menjadi kepompong,
setdah 4 - 7 hari akan kduar lalat dewasa. Biasanya 2 hari setdah dewasa
13

lalat betina sudah bertdur lagi. Kalau keadaan menguntungkan siklus dari
tdur menjadi dewasa memerlukan waktu 15 hari.
Lalat dewasa dapat hidup sdama 1 bulan Iebih. Untuk mengendalikan lalat
kita perlu eara hidup dan berkembang serta habitat lalat yaitu :

a) Tempat bersarang, tempat bersarang lalat adalah sampah,


kotoran manusia, buah-buahan atau makanan yang membusuk,
bangkai binatang.
b) Suhu yang paling menguntungkan untuk berkembang biak
lalat adalah 30 derajat edeius.
e) Memerlukan makanan, derajat kdembaban dan suhu yang
eoeok.
d) Jentik lalat sdalu meninggalkan sarangnya untuk meneari
tempat yang kering, lalu menjadi kepompong,
e) Lalat dewasa tertarik bau-bauan.

f) Di Indonesia lalat-berkembang biak sepanang tahun.


2) Penyakit-penyakit yang disebarkan oleh iaiat :

a) Eholera
b) Disentri
e) Typhus
d) Penyakit kulit

3) Cara penyebaran penyakit. Dengan perantaraan rambut-rambut halus


yang terdapat pada badan dan kulitnya, lalat membawa bibil penyakit, juga
dari nasi yang dikeluarkan dan perutnya. Lalat membawa bibit penyakit dari

tempat- tempat yang kotor: sampah, kotoran manusia, bibit penyakit


langsung dibawa ke makanan dan minuman manusia.

4) Usaha-usaha mengendalikan lalat.

a) Sanitasi yang baik, dengan menghilangkan sarang-sarang lalat.


Setiap sampah/kotoran/nasi manusia, kotoran binatang, bangkai
binatang segera ditimbun/dibuang sesuai aturan atau diolah secepat
mungkin.
b) Melindungi makanan dengan tirai untuk mencegah lalat masuk ke
dalam rumah atau menutup makanan memakai tudung nasi.
c) Memakai zat kimia yang dapat membunuh jentik dan lalat dewasa.
Dan segala usaha itu, maka sanitasi merupakan usaha yang paling
berhasil untuk mengendalikan lalat.

c. Binatang Pengerat. Yang termasuk binatang pengerat adalah : tikus,


cecurut, tupai, marmut, kelinci, landak. Dalam pelajaran ini yang akan dibahas
hanya jenis tikus

1) Jenis Tikus yang terkenal


a) Tikus Norwegia. Tikus ini senang hidup di lantai, kolong-kolong
rumah, gorong-gorong, menggali lobang dan jalur-jalur kedalam tanah
sebagai sarang, juga dibawah benda-benda yang tidak terpakai seperti
timbunan kayu dll.
14

b) Tikus loteng. Jeniis ini (idak dapat menggali lobang dalam tanah
tetapi dapat memanjat dinding, berkeliaran di loteng-Ioteng, ruangan dan
atap rumah.

2) Hubungan dengan ekonomi

a) Tikus dapat :

(1) mengkontaminasi dan merusak makanan serta bahan-


bahan makanan.
(2) Meiusak bangunan.
(3) Penyebab kebakaran dengan mengggigit-gigit (mengerat)
isolasi kabel listrik

b) Hama tikus dapat merusak pertanian.


c) Dapat menyebarkan penyakit.

3) penyakit-penyakit yangdisebarkan oleh tikus .


a) Penyakit sampar
b) Penyakit typhus Endemi
e) Scrub Typhus
d) Penyakit Laptospirosis
e) Tularemia
f) Salmonelosis, dll.

4) Penyebaran penyakit
a) Pada umumnya penyebaran kuman-kuman penyakit
memerlukan serangga sebagai vektorya (perantaranya).
b) Melalui makanan yang telah terkontaminasi dengan nasi atau
kencing tikus.
c) Kontak langsung.

5) Pemberantasan/pengendalian tikus.
a) Usaha terhadap lingkungan yaitu pengamanan makanan dari
ruangan terhadap tikus.
b) Tindakan mekanis, menggunakan perangkap dll.
e) Pengendalian secara kimiawi,pemakaian zat kimia berupa racun ini
harus sangat berhati-hati.

d. Binatang Melata. Banyak jenis binatang melata, tetapi yang paling


penting diketahui dan diwaspadai bagi prajurit di lapangan terutama di daerah
operasi/latihan adalah jenis ular.
Di Indonesia banyak hidup jenis-jenis ular berbisa seperti ular tanah, ular kobra,
ular welang, ular puspa, ular cabe, dll.
Ular-ular ini bila menggigit manusia bisa/racun yang ditinggalkan pada luka
sangat mematikan.

1) Habitat ular. Ular hidup ditempat-lempat yang lembab atau semak-semak.


15

Ular mencari mangsa pada petang hari mulai matahari terbenam sampai sekitar
jam 20.00 atau pada dini hari.
2) Pengendalian ular.

a) Bersihkan semak-semak sekitar kemah/bivak.


b) Hindari bertumpuknya benda-benda di lempat yang lembab,

3) Pencegahan dari gigitan ular.


a) Hindari berjalan jalan disemak-semak.
b) Kalau harus melakukan kegiatan yang melewati semak-semak
gunakan/pakailah sepatu PDL.
e) Hindari keluar bivak pada petang hari, bila harus melakukan kegiatan
di luar bivak pakailah sepatu PDL dan gunakan senter untuk penerangan.

11. Syarat pembuatan bivak


a. Di daerah operasi atau daerah latihan para Prajurit akan menghadapi
lingkungan alam yang Iebih keras dibandingkan berada di home base (pangkalan). Hal
tersebut disebabkan oleh :

1) terbatasnya fasilitas yang ada, sehingga digunakan fasililas yang serba


darurat.
2) Keadaan lingkungan yang keras dan langsung dihadapi oleh para prajurit,
seperli misalnya hari.KS berdinas terus menerus di Pos disuatu ketinggian yang
berangin kencang dan dingin, berpetroli di udara dingin
3) Beberap;; laktor lijigkungan yang seeara bersamaan dapal meml>erikan
pep.garub, hujan terus menerus disertai dengan angin keneang dan hawa dingin,
keadaan udara yang panas oen^ar; kdembaban udara y;mg linggi dan.persediaan
air kurang.
4) Faktor keidahan yang menonjo!, karena harus bertugas tems menerus
dengan kewaspadaan yang tinggi.

b. Agar kesehatan prajurit tetap terpdihara dengan baik, maka dalam


membuat/mendirikan bivak harus memperhatikan beberapa hal antara lain :

1) Lokasi Bivak

a) pilih tempat/daerah yang lebih tinggi dan keadaan tanahnya


keras, mudah menyerap. atau mengalirkan air limbah agar tidak
becek.
b) Harus jauh dari rawa-rawa, minimal jarak dan rawa 1 1/2 km,
hal ini untuk mencegah nyamuk.
c) Diupayakan jauh dari pemukiman penduduk, terutama daerah
endemis malaria.
d) Harus dekat dengan sumber air bersih atau mudah
mendapalkan air bersih.

2) Keamanan penempatan/pembuatan bivak harus diperhatikan baik


dan segi taktis maupun strategis.
16

3) Kenyaman. Agar bivak sebagai tempat tinggal sementara terasa


nyaman, maka harus diperhatikan kebersihanya. Perwira kesehalan
harus mampu memberikan saran tehnis sehingga hygiene sanitasi
bivak dan lingkungannya terlaksana seita kesehatan sduruh Prajurit
tetap terjamin/terpdihara.

12. Kesehatan lingkungan bivak


a. Mandi Cuci Kakus ( MCK). Mandi cuci kakus ini merupakan
permasalahan yang harus di perhatikan karena menyangkut lingkungan dan
berbagai penyakit yang dapat ditularkan. Oleh karena itu pembuangan tinja dan air
limbah diperlukan cara-cara yang hygienis dan mudah dilaksanakan agar tercipta
lingkungan yang sehat.
Perwira kesehatan dituntut untuk mampu memberikan masukan yang memadai
dengan mdihat keadaan medan, tempat mandi cuci kakus yang bagaimana yang
sesuai, apakah latrine lapangan tradisional ataukah latrine lapangan yang
menyesuaikan tehnologi modem (latrine mobil) tergantung dari dukungan yang
diberikan oleh satuan atas tentunya.

Dalam membuat tempat mandi cuci dan kakus ini yang perlu diperhatikan antara
lain:
1) Mudah dijangkau oleh anggota Pasukan.
2) Terdapat perlindungan,
3) Tidak menjadi sumber pencemaran, terutama pencemaran terhadap sumber
air yang dipergunakan oleh Pasukan
4) Tidak menimbulkan bau.
5) Tidak merusak keindahan/pandangan.
6) Latrine yang di gunakan tergantung dari keadaan dukungan yang tersedia.

b. Dapur lapangan. Sumber utama untuk kekuatan Prajurit adalah


makanan/gizi. Di lapangan kebutuhan makan Prajurit diolah dan dimasak di dapur
lapangan dengan fasilitas yang mungkin tidak sdengkap dapur yang berada di
pangkalan/home base. Oleh karena itu Hygiene dapur lapangan ini harus betul-
betul diperhatikan, antara lain:

1) Pemilihan tempat untuk membuat dapur lapangan diusahakan ;


a) Mudah dicapai anggota
b) Tempat/tanahnya harus keras dan pembuatan drainase mudah
sehingga limbah cucian tidak menggenang.
c) Mudah untuk mendapatkan air bersih.

2) Hygiene dapur.

a) Lantai dapur dan sekitar bivak harus dibersihkan dari rumput, agar
tiap hari mudah membersihkan sisa olahan yang tercecer,
b) Harus disediakan tempat sampah, Tempat ini :
(1) Tertutup-
(2) Tidak bocor
(3) Mudah diangkut
(4) Mudah dibersihkan
17

c) Sampah tiap hari harus dibuang dengan cara ditimbun tanah agar
tidak menjadi sarang lalat, mengingat siklus lalat dari tdur menjadi dewasa
sangat pendek (kurang lebih 15 hari).

d) Penempatan/penyimpanan bahan makanan harus memenuhi syarat


kesehatan,
e) Alat dapur sdesai memasak harus segera dicuci.

c. Penyediaan air bersih di lapangan.


1) Kebutuhan Air

a) Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari,


kekurangan air dapat menimbulkan kesukaran hidup bahkan dapat
menjadikan kematian.
b) Tidak semua .jenis air dapat dipergunakan untuk kehidupan
sehari hari,Air yang tercemar , mengandung kuman atau racun
sangai berbahaya, oleh karena itu perlu diketahui jenis air yang dapat
dipergunakan Prajurit di lapangan.

c) Kebutuhan air seorang Prajuiit dalam keadaan terdesak 5 liter


perhari sedangkan dalam keadaan biasa diperlukan air untuk hidup
sehat 100 liter dengan perincian.
..
(1) Untuk minum 5 liter
(2) Memasak 5 liter.
(3) Mencuci 15 liter.
(4) Mandi 30 liter
(5) Kakus/wc 45 liter

2) Kebutuhan air di lapangan Faktor yang mempengaruhi kebutuhan air


minum di lapangan adalah :
a) Berat ringan pekerjaan yang dilakukan
b) Musim, musim panas kebutuhan air minum Iebih banyak.
c) Letak geografi (dataran rendah/tinggi) didataran rendah
kebutuhan air minum Iebih banyak dari pada di dataran tinggi.
d) Keadaan cuaca. Di daerah panas / cuaca panas dalam
keadaan kerja biasa kebutuhan air minum Iebih banyak dan pada
cuaca dingin.

3) Sumber air di lapangan

a) Di lapangan, sumber air dapat berasal dari :


(1) Air permukaan (sungai, danau, waduk, rawa)
(2) Air tanah (sumur, mata air )
(3) Air yang di pergunakan masyarakat (air ledeng, dll)

b) Pemilihan sumber air tergantung pada macam sumber,


jumlah air yang di butuhkan serta tersediaanya alat dan perlengkapan
untuk membersihkan.
18

c.) Apabila semua sumber air tersebut tersedia dan bebas dari
segala pencemaran, urutan air yang dipilih sebagai berikut :

(1) Sumber air yang dipergunakan masyartakat setempat.


(2) Air permukaan.
(3) Air dari mata air atau sumber.
(4) Sumur yang di buat oleh satuan.
(5) Penyulingan air laut.
4) Tindakan pencegahan. Setiap prajurit harus bertanggung jawab
untuk mencegah terjadinya pengotoran/pencemaran sumber air. Tindakan
pencegahan pencemaran harus dimulai dari sumber mata air sampai air
tersebut dipergunakan oleh prajurit. Tindakan tersebut sebagai berikut :

a) Lokasi
(1) Pemilihan sumber air harus benar-benar bebas dari
sumber pencemaran.
(2) Apabila terdapat beberapa sumber air , pemilihan
sumber air yang akan dipergunakan adalah :
(a) Air tersebut yang paling mudah dibersihkan
(b) Untuk membersihkan air tersebut hanya
membutuhkan tenaga dan peralatan paling sedikit.
(3) Apabila akan menggunakan sumber air tanah (mata
air/sumur) letaknya harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya,
jarak dari pembuangan air kotor atau kakus minimal 15 meter.

b) Konstruksi
(1) Membuat sumur. Sumur harus dijaga kebersihannya,
jangan sampai ada binatang masuk ke dalam sumur
(2) Sumber air dari mata air .Mata air harus diberi pagar,
pagar dapat di buat dari bahan apa saja yang berada di
sekitarnya dengan diberi pagar diharapkan tidak ada binatang
atau manusia mencemarinya.

5) Disiplin penggunaan air. Setiap prajurit di lapangan harus


bertanggung jawab untuk melaksanakan disiplin penggunaan air yang
meliputi :

a) Minumlah air hanya dari sumber air yang sudah dinyatakan


baik, air yang tidak di olah biasanya terkena pencemaran.

b) Hematlah dalam penggunaan air, terutama pada waktu


mars/gerakan. Penggunaan air diprioritaskan untuk minum dan
masak.

13. Evaluasi
a. Coba jelaskan apa yang serdik ketahui tentang pengertian dari hygiene.
b. Jelaskan yang serdik ketahui tentang hal-hal yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan.
19

c. Jelaskan tanggung jawab perwira kesehatan dalam pelaksanaan hygiene


satuan.
d. Jelaskan pengertian sampah !
e. Jelaskan cara penanggulangan sampah.
f. Jelaskan pembuangan tinja di lapangan.
g. Jelaskan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
h. Jelaskan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat
i. Jelaskan usaha-usaha pengendalian lalat
j. Sebutkan syarat-syarat pembuatan bivak
k. Jelaskan kebutuhan air seorang prajurit.
l. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air minum seorang
prajurit di lapangan.
m. jelaskan urutan pemilihan sumber air.

Lampiran III Keputusan Danpusdikkes


RAHASIA
Nomor Kep / / / 2007
19
Tanggal 2007

BAB III
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

14. Evaluasi.

a. Sebutkan tanggung jawab Pa Kes dalam hygiene satuan !


b. Jelaskan pengaruh negatif dari pengelolaan sampah !
c. Jelaskan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat !
d. Sebutkan syarat-syarat pembuatan bivak !
e. Jelaskan hal-hal yang dapat meningkatkan derajat kesehatan I

BAB VI
PENUTUP

15. Penutup. Demikian Naskah Departemen ini disusun sebagai bahan ajaran dan
pedoman bagi Gadik pada Pelatihan Kesprevmil Bakes TNI.

Komandan PUsat Pendidikan Kesehatan

dr. Chairunan Hasbullah


Kolonel Ckm NRP 31841
RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai