TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi merupakan salah satu upaya manusia untuk mewujudkan lingkungan bersih
dan sehat dengan cara melakukan upaya pembersihan, pemeliharaan dan perbaikan terhadap
kondisi lingkungan yang bermasalah akibat tumpukan kotoran, sampah dan genangan air
limbah yang dapat dijadikan media tumbuh kembangnya serangga dan binatang pengerat
sebagai perantara penular penyakit dan terjadinya celaka.
Dalam penerapannya sanitasi ditempat kerja upaya pemeliharaan, pengawasan dan perbaikan
di utamakan pada :
1. Penyediaan air bersih yang dapat digunakan untuk membersihkan badan, mencuci
pakaian dan peralatan, menyiram tanaman.
2. Pengelolaan air limbah yang dilakukan dengan baik agar lingkungan sekitar tidak
tercemar dan menjadi kotor. Sanitasi Industri dan K3
3. Pengelolaan sampah yang dilakukan dengan baik agar lingkungan sekitar tidak
tampak tumpukan sampah yang dapat dijadikan media untuk bersarang serangga dan
binatang pengerat perantara penular penyakit.
4. Pengawasan vektor penyakit yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan
sehingga tempat yang menjadi media bagi vektor untuk tumbuh dan berkembang biak
bisa dicegah.
5. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah yang dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan terhadap telur cacing perantara penyakit.
3. Pengelolaan sampah
Sampah adalah benda padat hasil aktivitas manusia yang oleh pemiliknya
tidak digunakan lagi dan dibuang, Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan,
pengumpulan, pengankutan dan pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung
berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan
lazimnya muncul karena hasil aktivitas manusia di industri, rumah sakit dan tempat
kerja lainnya. Air limbah yang dibuang tampa melalui proses pengolahan terlebih
dahulu mengakibatkan masalah bagi lingungan dan sumber air bersih, sehingga untuk
amannya air limbah sebelum dibuang harus melalui proses pengolahan agar air
buangannya aman bagi mahluk hidup yang terdapat di badan air atau sungai.
2.2 Pengertian keselamatan kerja
Keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam hal memberi
perlindungan pada pekerja agar terhindar dari terjadinya celaka. Oleh karena itu penerapan
keselamatan kerja di tempat kerja merupakan keharusan bagi setiap tempat kerja.
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamanan tenaga kerja Keselamatan kerja menyangkut segenap proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur, 1996).
2. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaannya.
Keselamatan kerja mengarah kepada perlindungan fisik pekerja agar tidak terjadi
celaka pada pekerja yang berhubungan dengan mesin, peralatan kerja, bahan kerja, proses
pengolahan, tempat kerja dan lingkungan fisik kerja.
Keselamatan kerja merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
terjadinya :
2. Kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap manusia, peralatan, objek
kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung.
4. Menjamin segala keutuhan dan juga kesempurnaan dari para pekerja baik secara
rohani maupun jasmani yang meliputi hasil kerja budaya demi kesejahteraan
masyarakat.
6. Memberi rasa aman dan nyaman bagi pekerja saat berada di tempat kerja
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan atau cedera pada manusia, kerusakan atau gangguan lainnya.
Bahaya merupakan sifat yang melekat (inherent) dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem,
kondisi atau peralatan. Misalnya api, secara alamiah mengandung sifat panas yang bila
mengenai benda atau tubuh manusia dapat menimbulkan kerusakan cedera. Bahaya dalam
212 Sanitasi Industri dan K3 kehidupan sangat banyak ragam dan jenisnya.
Risiko keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kombinasi dari kemungkinan terjadinya
kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan dari cedera atau gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut (Soedirman, 2014). Jadi dapat
disimpulkan bahwa risiko merupakan hasil dari peluang terjadinya suatu kejadian yang tidak
diinginkan dengan besar dampak atau kerugian yang dapat timbul dari kejadian tersebut.
2) Perbaikan kondisi lingkungan kerja dan pekerjaan yang kondusif bagi keselamatan
dan Kesehatan Kerja,
3) Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja ke arah yang
mendukung Keselamatan dan Kesehatan Kerja . juga meningkatkan kondisi sosial
yang positif dan operasi yang lancar dan dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan (Widjayakusuma M, 2010).
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam aktivitas
dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
ini tergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. K3
menjadi wacana industri abad ini setelah ditemukannya teori – teori yang representatif yang
mendukung akan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang
muncul dalam kegiatan industri yang lebih luas.
Meninjau kembali literatur – literatur yang telah dikenal dan diterapkan mengenai
studi kasus dalam masalah K3 dimana kesempurnaan metoda dan penerapan yang penuh
komitmen dan konsistensi penuh dari semua pihak masih banyak diharapkan. Kendala –
kendala makro seperti costibility dan understanding sering kali banyak ditemui dilapangan
akan tetapi tidak berarti pula bahwa program K3 tidak berjalan, ini menuntut komitmen dan
kesadaran pada masing – masing pihak.
Walaupun hakekat bahaya bersifat labil dan tidak bisa direncanakan akan tetapi
setidaknya dengan program K3 membantu dalam menjamin peminimalisasian bahaya dan
manajemen resiko. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap dinamika industri.
2. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintregasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat
kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (SMK3, pasal 2
).
Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak
diperhatikan. Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan kecelakaan bagi
pekerja. Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa kecelakaan itu :
Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja yang
mengalami kecelakaan. Setelah tahun 1911, pekerja mendapat kompensasi Penyakit Akibat
Kerja (PAK). Bila disebabkan terkena panas (atmosphere)seharusnya panas dalam industri
diberi pelindung (safety) dan inilah yang menghasilkan dasar pemikiran mengenai
perkembangan teknologi safety dan sanitasi industri.
Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000 (Quality)
dan ISO 14001 : 1996 (Enviromental) yang diterapkan diseluruh Negara didunia adalah
dengan munculnya berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang
disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dan compatibility dari jenis dan lingkungan
di industri masing – masing Negara tersebut, misalnya NSC (USA), SAFETY MAP
(Australia), SMK3 (Indonesia), British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris), SGS
Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS (Swiss), National Standard
Authority of Ireland (Irlandia)
Potensi bahaya dapat berasal dari mesin – mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan –
bahan serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi yang beresiko
akan munculnya bahaya. Faktor – faktor sumber bahaya diantaranya: faktor fisik, faktor
kimia, faktor biologi, faktor fisiologi, dan faktor psikologi.
Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga kemungkinan dari
akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber – sumber resiko adalah:
1. Perubahan
2. Produk
6. Personel
7. Tempat kerja dan lingkungan
Keselamatan ini mencakup akan semua aspek, bisa melalui Manusia, Metode,
Mesin (alat), atau Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan
tentang perlengkapan dalam kegiatan kerjanya dengan melalui intruksi kerja aman atau
Prosedur standar. Metode yang representative dan compatible juga mampu mendatangkan
keselamatan.