PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali perusahan-perusahaan, industri rumahan atau
non formal dan industri formal yang kurang memeperhatikan kebersihan /
sanitasi lingkungan kerja yang mereka buat. Padahal kebersihan
lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kesehatan para pekerja.
Pekerja yang sakit akibat lingkungan kerja yang kurang bersih dapat
menurunkan produktifitas kerja yang dapat mengakibatkan timbulnya
kerugian pada perusahaan / industri tersebut.
Maka sudah seharusnya pemilik industri / pimpinan perusahaan
mengupayakan adanya sanitasi lingkungan kerja agar para pekerja sehat,
dan produktifitas meningkat seiring berjalannya waktu.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Kompetensi
Higiene,
Sanitasi
Lingkungan
di
Pertambangan?
2. Bagaimana Kompetensi Higiene, Sanitasi Lingkungan di Industri
Tekstil?
3. Bagaimana Kompetensi Higiene, Sanitasi Lingkungan di Industri Kimia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui higiene, sanitasi lingkungan di pertambangan
2. Mengetahui higiene, sanitasi lingkugan di industry tekstil
3. Mengetahui higiene, sanitasi lingkungan di industry kimia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Higiene
Untuk mencapai kesehatan yang prima, di dalam buku yang
berjudul The Theory of Cattering, bahwa hygiene is the study of health
and prevent of the disease yang berarti adalah ilmu kesehatan dan
pencegahan timbulnya penyakit. Kebersihan adalah suatu disiplin ilmu
yang mempelajari bagaimana cara hidup sehat dan cara mencapai
kondisi-kondisi
pengajaran
K3
higienis
(hygiene
(Kesehatan
dan
condition).
Keselamatan
Berdasarkan
Kerja),
materi
pengertian
serta
meningkatkan
derajat
kesehatan
manusia,
sejenisnya. Oleh karena itu jika higienis merupakan tujuan, maka sanitasi
merupakan tindakan nyata untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk
melaksanakan hal tersebut maka diperlukan suatu sistem yang mengatur
pelaksanaan higienis dan sanitasi sedangkan menurut West, Wood dan
Harger (1996) sanitasi berasal dari bahasa latin sanus yang berarti
sound and healthy atau bersih secara menyeluruh.
2.3 Tujuan Higiene dan Sanitasi
Tujuan diadakannya usaha higiene dan sanitasi adalah untuk mencegah
timbulnya penyakit dan keracunan serta mengganggu kesehatan lain
sebagai akibat adanya interaksi faktor-faktor lingkungan hidup.
2.4 Ruang Lingkup Higiene dan Sanitasi
1. Pengadaaan air bersih (water supply)
2. Pembuangan air kotor (sewage disposal)
3. Pembuangan sampah (refuse disposal)
4. Higiene makanan (food hygiene)
5. Sanitasi perumahan (housing sanitation)
6. Sanitasi industri (industrial sanitation)
7. Sanitasi tempat-tempat umum (public places sanitation)
8. Pemberantasan serangga dan tikus (insect and rodent control)
9. Pengendalian bising (noising)
2.5 Higene dan Sanitasi Lingkungan Pertambangan
Pandangan Umum
Terdapat dua hal utama mengenai higiene pertambangan. Pertama,
penambangan bijih tambang dan pengolahan hasilnya potensial dapat
berakibat pencemaran lingkungan, baik lingkungan kerja, maupun
lingkungan umum, dengan berbagai dampaknya. Kedua, pertambangan
ditandai kekhususan oleh beroperasi dan cara kerjanya seperti pekerjaan
peledak
diledakkan,
dan
prosedur
kerja
lainnya,
yang
Pencapaian
tujuan
penyehatan
lingkungan
merupakan
akumulasi
Lingkungan
yang
ditandatangani
oleh
Bappenas,
status
kesehatan,
produktifitas,
dan
kualitas
hidup
Kesehatan,
Direktorat
Penyehatan
Lingkungan
telah
sandang
kian
hari
kian
penting
kedudukannya
dalam
soal
sandang
dan
juga
penghasil
devisa
untuk
ekspor.
perhatian
di
perusahaan
demikian.
Kecelakaan
yang
bakteri
dengan
limbah
lebih
merata
serta
tidak
terjadi
10
b) proses sedimentasi
Bak sedimentasi II mempunyai bentuk bundar pada bagian atasnya dan
bagian
bawahnya
berbentuk
kronis
yang
dilengkapi
dengan
11
reduksi
kimia
limbahnya.
dan
pengendapan
dalam
Proses
penghilangan
logam
logam
dan
warna,
jika
menggunakan
12
permukaan
cairan
untuk
mengurangi
tumpahan
o Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
o Pengurangan pemakaian air masing-masing proses
o Otomatisasi proses atau pengendalian proses operasi
secara cermat
o Penggunaan kembali alir limbah proses yang satu untuk
penambahan (make-up) dalam proses lain (misalnya limbah
merserisasi untuk membuat penangas pemasakan atau
pengelantangan)
o Proses kontinyu lebih baik dari pada proses batch (tidak
kontinyu)
o Pembilasan dengan aliran berlawanan
o Penggantian kanji dengan kanji buatan untuk mengurangi
BOD
o Pengelantangan dengan peroksida menghasilkan limbah
yang kadarnya kurang kuat daripada pengelantangan
pemasakan hipoklorit
o Penggantian zat-zat pendispersi, pengemulsi dan perata
yang menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih
rendah.
13
14
15
lainnya yang dalam hal keselamatan, kesehatan dan higiene tidak siap
sama sekali, kalau pun ada, kesiapan tersebut hanya sekadarnya saja.
Keamanan menggunakan bahan kimia berbahaya sangat tergantung dari
kemampuan dan keberhasilan penanganan bahan tersebut dari sudut
keselamatan
kerja
yang
telah
ada
ketentuan
mengaturnya,
bahan
berbahaya
harus
berlantai
dan
sehingga
dapat
16
dicegah
tertimbunnya
bahan
berbahaya baik padat maupun cair. Selain itu harus ada saluran air
mengalir, agar tempat kerja dan perlengkapan kerja mudah sering
dicuci dan dibersihkan.
5. Bubuk yang tumpah harus diambil dengan alat penghisap vakum.
6. Menyapu harus dilakukan secara basah dengan air atau kadangkadang dipakai minyak untuk persenyawaan tertentu yang larut
dalam minyak.
7. Cairan yang tumpah harus dibuang dengan mencuci dan
pembuangan air cuci melalui saluran pembuangan air limbah.
8. Untuk ventilasi umum harus dipakai udara segar, udara yang telah
dipakai tidak boleh digunakan berulang kali.
9. Sedapat mungkin diupayakan substitusi bahan beracun dengan
bahan yang kurang toksiknya.
10. Suhu udara tempat kerja harus diatur sedemikian sesuai dengan
kebutuhan, apabila terdapat bahan berbahaya yang mengalami
dekomposisi oleh karena panas.
11. Udara tempat kerja tidak boleh mengandung kadar bahan
berbahaya yang melebihi NAB-nya.
Pengolahan Limbah Industri Kimia
Limbah yang dihasilkan industri dibagi 4 macam, yaitu limbah padat,
limbah cair, cemaran debu/gas (Betalaktam dan non Betalaktam) serta
limbah bakteri. Pengolahan limbah Industri dilakukan sebagai berikut:
a. Limbah Padat
Limbah padat industri kimia dapat bersumber dari :
1. Obat-obat/zat kadaluarsa
2. Kegiatan produksi, meliputi : Kegagalan produksi, debu bahan formulasi
yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner, bekas kemasan
bahan baku dan bahan pembantu serta kemasan yang rusak
3. Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa
17
b. Limbah cair
Limbah cair dapat berasal dari :
1)
Kegiatan produksi
2)
Kegiatan laboratorium
3)
4)
5)
Limbah kantin
18
collector pada
ruang-ruangan
yang
banyak
menghasikan debu.
3.
Pembersihan
debu-debu dengan
menggunakan vacuum
cleaner,
Limbah B3 dari sisa produksi dan debu dust colector disimpan digudang
khusus limbah B3, untuk penanganannya, industri bekerja sama dengan
pihak ketiga.
19
Limbah Non-Betalaktam
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Higiene dan sanitasi lingkungan harus diterapkan di perusahaan
maupun industri untuk menjaga kesehatan para pekerja dan
meningkatkan produktifitas kerja.
2. Sanitasi pertambangan sangat penting dan ditekankan pada
penyediaan air bersih serta penyediaan pemukiman yang layak
bagi penduduk sekitar.
3. Sanitasi industri tekstil lebih ditekankan pada pengolahan limbah.
4. Sanitasi industri kimia lebih ditekankan pada pengolahan limbah.
3.2 Saran
Pemilik industri atau pimpinan perusahaan seharusnya menyediakan /
menerapkan higiene dan sanitasi di area kerja. Penerapan yang dimaksud
bukan hanya penerapan yang sekadarnya. Namun juga perlu persiapan
yang
matang
dan
persiapan
aspek-aspek
yang
dibutuhkan
21
dan
DAFTAR PUSTAKA
22