Anda di halaman 1dari 5

Ruang lingkup hygiene industry terdiri dari : 1) Antisipasi Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi

bahaya dan risiko di tempat kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di tempat kerja. Adapun tujuan dari anntisipasi adalah :
Mengetahui

potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum

muncul menjadi bahaya dan risiko yang nyata


Mempersiapkan

tindakan yang perlu sebelum suatu proses

dijalankan atau suatu area dimasuki


Meminimalisasi

kemungkinan risiko yang terjadi pada saat

suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki Langkah-langkah dalam antisipasi yaitu :
Pengumpulan

Informasi

Melalui studi literature Mempelajari hasil penelitian Dokumen-dokumen perusahaan Survey lapangan
Analisis

dan diskusi

Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten

Pembuatan

Hasil

Yang dihasilkan dari melakukan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko yangndapat dikelompokkan: Berdasarkan lokasi atau unit Berdasarkan kelompok pekerja Berdasarkan jenis potensi bahaya Berdasarkan tahapan proses produksi dll 2) Rekognisi Rekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bias dipertanggung jawabkan. Di mana dalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis,

kandungan atau struktur, sifat, dll . Adapun tujuan dari rekognisi adalah :
Mengetahui

karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat,

kandungan, efek, severity, pola pajanan, besaran)


Mengetahui

sumber bahaya dan area yang berisiko pekerja yang berisiko

Mengetahui

3) Evaluasi

Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya , serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja. Tujuan pengukuran dalam evaluasi yaitu :
Untuk Untuk Untuk Untuk

mengetahui tingkat risiko mengetahui pajanan pada pekerja memenuhi peraturan (legal aspek) mengevaluasi program pengendalian yang sudah

dilaksanakan
Untuk

memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki

pekerja
Mengetahui

jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik

4) Pengontrolan Ada 6 tingkatan Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan: Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya. Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau asap, dan mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya kesehatan kerja dengan mengubah beberapa

peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan baku yang diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan potensi bahayanya. Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar, Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja
Menghilangkan Mengurangi

semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.,

sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya, kerja ditempatkan terpisah, ventilasi local/umum. control: Pengendalian bahaya dengan melakukan

Proses

Menempatan

Administrasi

modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja


Pengaturan

schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan sumber bahaya

Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian. Jenis-jenis alat pelindung diri Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya. Mata Sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil, gas, uap dan radiasi. APD: safety spectacles, goggle, faceshield, welding shield. Telinga Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB. APD: ear plug, ear muff, canal caps.

Kepala Sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda berputar. APD: helmet, bump caps. Pernapasan Sumber bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency). APD: respirator, breathing apparatus Tubuh Sumber bahaya: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust terkontaminasi.

APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket. Tangan dan Lengan

Sumber bahaya: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik, bahan kimia, infeksi kulit. APD: sarung tangan (gloves), armlets, mitts. Kaki Sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan logam cair, aberasi. APD: safety shoes, safety boots, legging, spat.

Anda mungkin juga menyukai