PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY
[Document Title]
1. TUJUAN
Jadi, menimbang dari resiko tersebut, perusahaan memerlukan seorang personil di lingkungan
industrinya yang mengerti tentang hygiene industri dan mampu menerapkannya.
Cara membatasinya adalah dengan konsep : antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian terhadap
bahaya atau hazard yang ada di tempat kerja.
Pendekatannya dengan cara preventive untuk melindungi kesehatan pekerja dan mencegah timbulnya
efek dari bahaya tersebut.
Konsep AREP
Berikut penjelasan keempat konsep tersebut :
1. Antisipasi
Antisipasi adalah kegiatan untuk memperkirakan, memprediksi dan mengestimasi potensi bahaya atau
hazard dan risiko yang mungkin ada di tempat kerja sebagai akibat atau dampak dari aktivitas kerja
tersebut.
[Document Title]
Mengetahui potensi bahaya dan risiko sejak dini sebelum menjadi bahaya dan risiko yang nyata.
Mempersiapkan tindakan yang perlu, sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki.
Meminimalkan kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau suatu area
dimasuki.
Metode di dalam antisipasi :
Pengumpulan Informasi
Melalui studi literature
Mempelajari hasil penelitian
Dokumen-dokumen perusahaan
Survey lapangan
Analisis dan diskusi
Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
Pembuatan Hasil
Hasil dari kegiatan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko, untuk memudahkannya bisa
dikelompokkan sesuai dengan tujuan. Contoh pengelompokan tersebut bisa dibagi berdasarkan :
Bahaya yang dimaksud berhubungan dengan pekerjaan dan pemahaman mengenai akibatnya terhadap
para pekerja atau orang disekitarnya.
Didalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi
seperti : konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dan lainnya.
Faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja(occupational health hazards)
yang terkait dengan higiene industri yaitu : Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi. Penjelasannya :
Faktor Fisika
Bahaya Fisika adalah bahaya yang timbul dari tingginya tingkat kebisingan, pencahayaan, radiasi,
getaran, suhu ekstrim dan pressure atau tekanan. Contoh :
Kebisingan
Dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai berdampak pada ketulian. Intensitas
bunyi yang dikategorikan bising dan mempengaruhi kesehatan pendengaran adalah diatas 60 dB.
Jadi karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB, harus dilengkapi
dengan alat pelindung atau penyumbat telinga untuk mencegah gangguan pendengaran.
[Document Title]
Kurangnya penerangan di lingkungan kerja bukan hanya menambah beban kerja karena mengganggu
pelaksanaan pekerjaan namun juga menimbulkan kesan kotor dan tidak higienis.
Cahaya yang cukup juga akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas
dan menghindarkan dari kesalahan kerja.
Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental
bagi para karyawan atau pekerjanya, seperti : sakit kepala atau pusing, menurunnya kemampuan
intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir.
Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna
memperbesar ukuran benda, hal ini akan berdampak kepada kesehatan mata.
Cara mengatasinya adalah dengan mengatur dan menyediakan Penerangan atau Pencahayaan yang
cukup memadai di setiap ruang kerja.
Getaran
Parameter dari getaran hampir sama dengan bising, seperti: frekuensi, amplitudo, dan apakah getaran
berlangsung terus menerus atau ada jeda.
Contoh bahaya dari getaran adalah pekerjaan manual yang menggunakan “powered tool” dapat
menyebabkan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ” Raynaud’s phenomenon ” atau ”
vibration-induced white fingers”(VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sakit pada
tulang belakang.
Hal ini bisa diatasi dengan metode kerja dan ketrampilan pekerja yang disesuaikan dengan pekerjaan
terkait dengan getaran tersebut.
Faktor Kimia
Bahaya Kimia adalah bahaya yang muncul dari tingginya konsentrasi uap, gas atau padatan atau debu di
udara, termasuk juga bahan yang bersifat iritant atau beracun ketika terserap oleh kulit.
Bahaya faktor kimia meliputi korosi,debu Pb, NOx, NH3, CO, dan lainnya, contoh bahaya kimia :
Korosi
[Document Title]
Iritasi
Bahaya Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak, iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada saluran pernapasan dapat menyebabkan
sesak napas, peradangan dan pembengkakan.
Contoh iritasi :
Maksud dari racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
Contoh :
Faktor Ergonomi
Bahaya Ergonomi adalah bahaya dari design peralatan kerja, area kerja, prosedur kerja yang tidak
memadai atau tidak sesuai. Berpotensi juga untuk menyebabkan kecelakaan atau pekerja sakit,
diantaranya proses mengangkat benda atau meraih benda yang tidak memadai, kondisi visual yang
buruk, gerakan monoton yang dilakukan secara tidak benar dari sisi postur tubuh.
Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil baik dari segi : sifat, kandungan, efek, severity, pola
pajanan, besaran.
Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko.
Mengetahui pekerja yang berisiko.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah proses pengambilan keputusan yang hasilnya adalah laporan tingkat bahaya atau hazard
dalam indutri.
Tahap penilaian atau evaluasi lingkungan ini dilakukan dengan pengukuran, pengambilan sampel dan
analisis di laboratorium secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran tingkat
bahaya dengan standar yang berlaku.
[Document Title]
Eliminasi, yaitu upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan kegiatan pekerja di
daerah yang berpotensi bahaya.
Substitusi : modifikasi proses untuk mengurangi mengurangi bahaya, dapat dilakukan dengan :
mengubah beberapa peralatan proses, mengubah kondisi fisik bahan baku untuk dapat menghilangkan
potensi bahayanya.
Isolasi : menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan menempatkannya di tempat
lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya.
Engineering control : melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja seperti :
menghilangkan semua bahaya ditimbulkan., mengurangi sumber bahaya dengan cara mengganti bahan
menjadi ke kurang berbahaya, proses kerja ditempatkan terpisah, menempatan ventilasi.
Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan
lingkungan kerja, seperti : pengaturan jadwal kerja yaitu mengurangi waktu kerja di area kerja yang
mengandung bahaya. Termasuk juga adalah training yang memberikan meningkatkan kemampuan
pekerja untuk mengenali bahaya dan bekerja dengan aman melalui prosedur yang sesuai.
Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian, yaitu penggunaan
APD untuk melindungi pekerja dari bahaya atau hazard yang ada di lingkungan kerjanya.
Namun yang pasti adalah kapan manusia mulai menyadari adanya bahaya di tempat kerja dan bagaimana
cara mengendalikannya adalah saat dimana Higiene industri mulai diterapkan.
Berikut ada beberapa sejarah yang dapat menjadi gambaran penerapan dan perkembangan Higiene
industri di dunia ini :
Cikal bakal adanya higiene industri yang terekam sejarah adalah ketika seorang dokter yang bernama
Hippocrates di tahun 370 SM membuat tulisan mengenai penyakit akibat kerja, yaitu kasus pekerja
pertambangan dan metalurgi yang menderita keracuan timbal. Tulisan ini merupakan tulisan pertama di
bidang kedokteran kerja (occupational medicine).
Awal abad pertama masehi, Plinius Secundus (Pliny the Elder) menceritakan bahwa para penambang
menggunakan penutup muka berupa loose bladder yaitu kain penutup yang terbuat dari kandung kemih
[Document Title]
Mata
Sumber bahayanya seperti : cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil, gas,
uap dan radiasi.
Telinga
Sumber bahayanya seperti : suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
[Document Title]
Sumber bahayanya seperti: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda berputar.
Pernapasan
Sumber bahayanya seperti: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).
Tubuh
Sumber bahayanya seperti: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair,
semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust terkontaminasi.
APD yang disarankan: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.
Sumber bahayanya seperti: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik,
bahan kimia, infeksi kulit.
Kaki
Sumber bahayanya seperti: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan
logam cair, aberasi.
[Document Title]