Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN DAN

PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY

PT. WADAH JAYA PERMAI

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY

1. TUJUAN

1.1 Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif


1.2 Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan
kerja, diantaranya melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan
perbaikan yang mungkin dapat dilakukan.

Jadi, menimbang dari resiko tersebut, perusahaan memerlukan seorang personil di lingkungan
industrinya yang mengerti tentang hygiene industri dan mampu menerapkannya.

2. PENGERTIAN HYGIENE INDUSTRI


Higiene industri adalah ilmu yang mempelajari mengenai cara melakukan antisipasi, rekognisi,
evaluasi dan pengendalian terhadap berbagai faktor lingkungan di tempat kerja yang
menyebabkan pekerja terkena penyakit, mengalami gangguan kesehatan atau mengalami
ketidaknyamanan di lingkungan kerjanya.

3. TUGAS INDUSTRIAL HYGIENE INDUSTRI


Membuat perhitungan koreksi untuk kontrol bahaya atau hazard terkait kesehatan dengan cara
mengurangi atau menghilangkan eksposur. Misalnya : mengganti zat berbahaya dengan zat yang
kurang berbahaya, merubah proses, memasang sistem ventilasi udara, menerapkan housekeeping
yang baik, dan memastikan penggunaan alat pelindung diri (APD).
Monitoring dan analisis untuk mendeteksi besaran eksposur, engineering, dan metode lain untuk
meminimalisir bahaya atau hazard.
Konsep Higiene Industri
Konsep intinya adalah bagaimana membatasi adanya bahaya atau hazard yang bisa berdampak pada
pekerja di tempat kerja.

Cara membatasinya adalah dengan konsep : antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian terhadap
bahaya atau hazard yang ada di tempat kerja.

Konsep AREP : Antisipasi, Rekognisi, Evaluasi dan Pengendalian

AREC concept : Anticipation, Recognition, Evaluation, and Control

Pendekatannya dengan cara preventive untuk melindungi kesehatan pekerja dan mencegah timbulnya
efek dari bahaya tersebut.

Konsep AREP
Berikut penjelasan keempat konsep tersebut :

1. Antisipasi
Antisipasi adalah kegiatan untuk memperkirakan, memprediksi dan mengestimasi potensi bahaya atau
hazard dan risiko yang mungkin ada di tempat kerja sebagai akibat atau dampak dari aktivitas kerja
tersebut.

Tujuan dari Antisipasi :

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY

Mengetahui potensi bahaya dan risiko sejak dini sebelum menjadi bahaya dan risiko yang nyata.
Mempersiapkan tindakan yang perlu, sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki.
Meminimalkan kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau suatu area
dimasuki.
Metode di dalam antisipasi :

Pengumpulan Informasi
Melalui studi literature
Mempelajari hasil penelitian
Dokumen-dokumen perusahaan
Survey lapangan
Analisis dan diskusi
Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
Pembuatan Hasil
Hasil dari kegiatan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko, untuk memudahkannya bisa
dikelompokkan sesuai dengan tujuan. Contoh pengelompokan tersebut bisa dibagi berdasarkan :

Lokasi atau unit


Kelompok pekerja
Jenis potensi bahaya
Tahapan proses produksi
2. Rekognisi
Rekognisi adalah kegiatan untuk mengenali bahaya atau hazard lingkungan yang lebih detil dan lebih
komprehensif, menggunakan metode yang sistematis untuk hasil yang objektif dan bisa dipertanggung
jawabkan.

Bahaya yang dimaksud berhubungan dengan pekerjaan dan pemahaman mengenai akibatnya terhadap
para pekerja atau orang disekitarnya.

Didalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi
seperti : konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dan lainnya.

Faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja(occupational health hazards)
yang terkait dengan higiene industri yaitu : Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi. Penjelasannya :

Faktor Fisika
Bahaya Fisika adalah bahaya yang timbul dari tingginya tingkat kebisingan, pencahayaan, radiasi,
getaran, suhu ekstrim dan pressure atau tekanan. Contoh :

Kebisingan

Dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai berdampak pada ketulian. Intensitas
bunyi yang dikategorikan bising dan mempengaruhi kesehatan pendengaran adalah diatas 60 dB.

Jadi karyawan yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB, harus dilengkapi
dengan alat pelindung atau penyumbat telinga untuk mencegah gangguan pendengaran.

Sumber Suara Skala intensitas (dB) :

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY
Halilintar 120
Meriam 110
Mesin uap 100
Jalan yg ramai 90
Pluit 80
Kantor gaduh 70
Radio 60
Kantor pd umumnya 40
Rumah tenang 30
Tetesan air 10
Penerangan atau Pencahayaan

Kurangnya penerangan di lingkungan kerja bukan hanya menambah beban kerja karena mengganggu
pelaksanaan pekerjaan namun juga menimbulkan kesan kotor dan tidak higienis.

Cahaya yang cukup juga akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas
dan menghindarkan dari kesalahan kerja.

Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan kelelahan fisik dan mental
bagi para karyawan atau pekerjanya, seperti : sakit kepala atau pusing, menurunnya kemampuan
intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir.

Disamping itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna
memperbesar ukuran benda, hal ini akan berdampak kepada kesehatan mata.

Cara mengatasinya adalah dengan mengatur dan menyediakan Penerangan atau Pencahayaan yang
cukup memadai di setiap ruang kerja.

Getaran
Parameter dari getaran hampir sama dengan bising, seperti: frekuensi, amplitudo, dan apakah getaran
berlangsung terus menerus atau ada jeda.

Contoh bahaya dari getaran adalah pekerjaan manual yang menggunakan “powered tool” dapat
menyebabkan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ” Raynaud’s phenomenon ” atau ”
vibration-induced white fingers”(VWF).

Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sakit pada
tulang belakang.

Hal ini bisa diatasi dengan metode kerja dan ketrampilan pekerja yang disesuaikan dengan pekerjaan
terkait dengan getaran tersebut.

Faktor Kimia
Bahaya Kimia adalah bahaya yang muncul dari tingginya konsentrasi uap, gas atau padatan atau debu di
udara, termasuk juga bahan yang bersifat iritant atau beracun ketika terserap oleh kulit.

Bahaya faktor kimia meliputi korosi,debu Pb, NOx, NH3, CO, dan lainnya, contoh bahaya kimia :

Korosi

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY
Bahan kimia yang bersifat korosif dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan terjadinya kontak.
Bagain tubuh yang paling umum terkena adalah kulit, mata dan sistem pencernaan. Contoh : konsentrat
asam dan basa , fosfor.

Iritasi

Bahaya Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak, iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada saluran pernapasan dapat menyebabkan
sesak napas, peradangan dan pembengkakan.

Contoh iritasi :

Kulit : asam, basa, pelarut, minyak


Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
Racun Sistemik

Maksud dari racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
Contoh :

Otak : pelarut, lead,mercury, manganese


Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )
Faktor Biologi
Bahaya Biologi adalah bahaya yang disebabkan oleh organisme hidup yang dapat berdampak pada
kesehatan manusia.

Faktor Ergonomi
Bahaya Ergonomi adalah bahaya dari design peralatan kerja, area kerja, prosedur kerja yang tidak
memadai atau tidak sesuai. Berpotensi juga untuk menyebabkan kecelakaan atau pekerja sakit,
diantaranya proses mengangkat benda atau meraih benda yang tidak memadai, kondisi visual yang
buruk, gerakan monoton yang dilakukan secara tidak benar dari sisi postur tubuh.

Tujuan dari rekognisi :

Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil baik dari segi : sifat, kandungan, efek, severity, pola
pajanan, besaran.
Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko.
Mengetahui pekerja yang berisiko.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah proses pengambilan keputusan yang hasilnya adalah laporan tingkat bahaya atau hazard
dalam indutri.

Tahap penilaian atau evaluasi lingkungan ini dilakukan dengan pengukuran, pengambilan sampel dan
analisis di laboratorium secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran tingkat
bahaya dengan standar yang berlaku.

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY
Hasilnya digunakan untuk menentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, tindakan
pengendalian apa yang akan dilakukan , ada atau tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dengan lingkungannya serta digunakan sebagai dokumen data di tempat kerja.

Tujuan pengukuran dalam evaluasi:

Mengetahui tingkat risiko


Mengetahui kondisi pada pekerja
Memenuhi peraturan atau aspek legal.
Mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan.
Memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja.
Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah proses untuk menurunkan tingkat risiko dari kemungkinan bahaya pada pekerja.

Metode Pengendalian di Tempat Kerja yang dapat dilakukan ada 6 tahapan :

Eliminasi, yaitu upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan kegiatan pekerja di
daerah yang berpotensi bahaya.
Substitusi : modifikasi proses untuk mengurangi mengurangi bahaya, dapat dilakukan dengan :
mengubah beberapa peralatan proses, mengubah kondisi fisik bahan baku untuk dapat menghilangkan
potensi bahayanya.
Isolasi : menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan menempatkannya di tempat
lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya.
Engineering control : melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja seperti :
menghilangkan semua bahaya ditimbulkan., mengurangi sumber bahaya dengan cara mengganti bahan
menjadi ke kurang berbahaya, proses kerja ditempatkan terpisah, menempatan ventilasi.
Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan
lingkungan kerja, seperti : pengaturan jadwal kerja yaitu mengurangi waktu kerja di area kerja yang
mengandung bahaya. Termasuk juga adalah training yang memberikan meningkatkan kemampuan
pekerja untuk mengenali bahaya dan bekerja dengan aman melalui prosedur yang sesuai.
Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian, yaitu penggunaan
APD untuk melindungi pekerja dari bahaya atau hazard yang ada di lingkungan kerjanya.

Sejarah Higiene industri


Kapan pertama kali Higiene industri diterapkan? sulit untuk ditentukan kapannya.

Namun yang pasti adalah kapan manusia mulai menyadari adanya bahaya di tempat kerja dan bagaimana
cara mengendalikannya adalah saat dimana Higiene industri mulai diterapkan.

Berikut ada beberapa sejarah yang dapat menjadi gambaran penerapan dan perkembangan Higiene
industri di dunia ini :

Cikal bakal adanya higiene industri yang terekam sejarah adalah ketika seorang dokter yang bernama
Hippocrates di tahun 370 SM membuat tulisan mengenai penyakit akibat kerja, yaitu kasus pekerja
pertambangan dan metalurgi yang menderita keracuan timbal. Tulisan ini merupakan tulisan pertama di
bidang kedokteran kerja (occupational medicine).
Awal abad pertama masehi, Plinius Secundus (Pliny the Elder) menceritakan bahwa para penambang
menggunakan penutup muka berupa loose bladder yaitu kain penutup yang terbuat dari kandung kemih

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY
binatang. Tujuannya agar mereka bisa melihat tanpa menghirup debu berbahaya yang ada di tempat
kerjanya. Hal ini menunjukkan penerapan identifikasi, kontrol bahaya dan penggunaan APD.
Ellenbog mengenali bahaya uap logam dan menggambarkan gejala apa saja yang diakibatkan keracunan
uap logam timbal dan merkuri di tahun 1473. Dia juga memberi saran mengenai cara mencegah
keracunan tersebut.
Georgius Agricola menerbitkan tulisan De Re Metallica pada tahun 1556, yang menyatakan bahwa
semua aspek di industri pertambangan, peleburan dan penyulingan, tidak ada yang terbebas dari penyakit
dan celaka. Alat yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit dan celaka tersebut adalah ventilasi.
Paracelsus melakukan penelitian yang luar biasa pada tahun 1567 tentang penyakit respirasi pada pekerja
pertambangan, yang disertai penjelasan tentang keracunan merkuri.
Tulisan pertama yang dianggap sebagai risalah lengkap dalam bidang penyakit akibat kerja adalah De
Morbis Artificium Diatriba (penyakit para pekerja) yang diterbitkan pada tahun 1713, hasil karya
Bernardino Ramazzini yang dikenal sebagai Bapak kedokteran kerja (occupational Medicine). Isinya
adalah gambaran akurat mengenai stratifikasi dari pekerjaan, bahaya di tempat kerja dan penyakit akibat
pekerjaan tersebut termasuk cara pencegahan penyakit seperti perlunya menutupi wajah untuk
menghindari debu, kebanyakan rekomendasinya bersifat terapi dan kuratif.
Penelitian Percival Pott pada tahun 1775 menyatakan bahwa para pekerja pembersih cerobong asap di
Inggris menderita penyakit kanker skrotum, penyebabnya adalah adanya jelaga dan kurangnya higiene di
cerobong asap. penelitiannya tersebut menjadikan Percival Pott sebagai Occupational epidemiologist
pertama dalam sejarah.
Pada abad ke-19, dua dokter dari Amerika yaitu Charles Thackrah di Inggris dan Benjamin W. Mc
Cready, memulai lahirnya literatur modern dalam bidang rekognisi penyakit akibat kerja. Karyanya “On
the influenece of Trades, Professions, and Occupations in the United States, in the Production of
disease” merupakan literatur kedokteran kerja pertama yang dipublikasikan di Amerika.
Pada tahun 1920 di Australia dibentuk “Australian Industrial Hygiene Division”
Sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 1938 dibentuk National Conference of Governmental
Industrial Hygienist (NCGIH), yang kemudian di tahun 1946 berubah nama menjadi American
Conference of Governmental Industrial Hygienist (ACGIH).
Pada masa penjajahan kolonial belanda di Indonesia pada tahun 1930 dikeluarkannya mijn politie
reglement, yang merupakan awal dari adanya higiene industri tingkat nasional.
Sejak itu di Indonesia dimulai perkembangannya hingga tahun 1968 dibentuklah Hiperkes (Higiene
pekerja dan kesehatan), kemudian dikukuhkan dengan terbitnya standar regulasi pemerintah yaitu
Undang Undang Nomor 1 tahun 1970.
Jenis APD (alat pelindung diri)
Penggolongan Alat pelindung diri berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari
bahaya :

Mata

Sumber bahayanya seperti : cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil, gas,
uap dan radiasi.

APD yang disarankan : safety spectacles, goggle, faceshield, welding shield.

Telinga

Sumber bahayanya seperti : suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.

APD yang disarankan : ear plug, ear muff, canal caps.

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI


PENGUKURAN DAN
PEMANTAUN HYGIENE
INDUSTRY
Kepala

Sumber bahayanya seperti: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda berputar.

APD yang disarankan: helmet, bump caps.

Pernapasan

Sumber bahayanya seperti: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).

APD yang disarankan: respirator, breathing apparatus

Tubuh

Sumber bahayanya seperti: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair,
semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust terkontaminasi.

APD yang disarankan: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.

Tangan dan Lengan

Sumber bahayanya seperti: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik,
bahan kimia, infeksi kulit.

APD yang disarankan: sarung tangan (gloves), armlets, mitts.

Kaki

Sumber bahayanya seperti: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan
logam cair, aberasi.

APD yang disarankan: safety shoes, safety boots, legging, spat.

[Document Title]

PT. WADAH JAYA PERMAI

Anda mungkin juga menyukai