Anda di halaman 1dari 36

1

10 BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA


1. Higiene Perusahaan (Industrial Hygiene)
2. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
3. Standar NAB Kondisi Tempat Kerja
4. Toksikologi & Bahan Kimia di Tempat
Kerja
1. Higiene
Perusahaan
 (Industrial
PendahuluanHygiene)
 Konsep Higiene Perusahaan
Pendahuluan
Keselamatan Kerja
 Ilmu & penerapan terkait mesin, alat, bahan, & proses kerja
 Tujuan : untuk menjamin keselamatan tenaga kerja, masyarakat &
seluruh aset produksi agar terhindar dari kecelakaan kerja/kerugian
lainnya

Kesehatan Kerja

 Spesialisasi ilmu kesehatan /kedokteran beserta prakteknya


 Tujuan : agar pekerja memperoleh derajad kesehatan yang setinggi-
Perbandingan tingginya baik fisik, mental maupun sosial.
 Metode : melalui usaha preventif & kuratif terhadap penyakit/gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan, lingkungan kerja &
penyakit umum.

Higiene Perusahaan (Industrial Hygiene)

 Spesialisasi ilmu hygiene serta prakteknya (kesehatan lingkungan)


 Tujuan : upaya pencegahan agar pekerja dan masyarakat
sekitar
perusahaan mengecap derajad kesehatan setinggi-tingginya.
 Metode : Melalui penilaian faktor-faktor penyebab penyakit secara 4
kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja melalui pengukuran.
Pendahuluan
KESELAMATAN KERJA Vs KESEHATAN KERJA Vs HIGIENE PERUSAHAAN

PERBEDAAN SASARAN SIFAT

Keselamatan Kerja Manusia, Alat Teknis

Kesehatan Kerja Manusia Medis

Higiene Perusahaan Lingkungan Kerja Teknis

7
Pendahuluan
Kesehatan Kerja
 Preventif
- Pemeriksaan kesehatan kerja
- Imunisasi
- Rotasi
- Pengurangan waktu kerja
Metode  Kuratif
Pelaksanaan - P3K
- Rawat jalan
- Rawat inap

Higiene Perusahaan (Industrial Hygiene)

Pengukuran lingkungan kerja secara:


 Kualitatif
 Kuantitatif

8
Konsep Higiene Perusahaan

Pengenalan Lingkungan

 Mengenali & memahami proses pelaksanaan kerja/


produksi
(bahan baku, aktivitas , flow diagram, kondisi operasi & limbah).
 Tujuan : mengetahui secara kualitatif bahaya
lingkungan di tempat kerja
KONSEP
Penilaian Lingkungan

 Mengetahui secara kuantitaif tingkat bahaya dari suatu faktor


bahaya di lingkungan kerja
 Melalui metoda pengukuran, pengambilan sampel & analisa di
laboratorium, kemudian dibandingkan dengan NAB

Pengendalian Lingkungan

 Penerapan metode teknik untuk menurunkan tingkat faktor


bahaya lingkungan sampai batas yang dapat ditolerir oleh
manusia & lingkungan

9
Konsep Higiene Perusahaan
Sumber informasi yang perlu dipelajari

 Flow diagram dari kegiatan proses produksi/operasi.


 Kondisi tiap tahapan dalam proses produksi/operasi.
 Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil samping, hasil
akhir (produk) dan bahan buangan/limbah.
 Penyakit akibat kerja yang dapat terjadi
 Buku literatur, jurnal – jurnal teknik, dll
Pengenalan
Lingkungan Kegiatan yang dilakukan

 Walk Through Survey


- Nama bagian, jumlah pekerja
- Lay out process, jenis alat & mesin
- Teknologi pengendalian yang sudah ada, dsb
 Observasi/pengamatan
- Pengaturan shit/schedule kerja
- Cara kerja & cara penanganan bahan
- Penggunaan APD, dsb
 Data Review
- Laporan data klinik (penyakit)
- Tingkat paparan & jumlah tenaga kerja yang terpapar
- MSDS, dsb
10
Konsep Higiene Perusahaan
Manfaat Penilaian Lingkungan

 Mendeteksi kondisi lingkungan kerja apakah berada dalam keadaan


yang secara potensial membahayakan atau tidak
 Data dasar untuk merencanakan alat atau metode pencegahan dan
penanggulangan faktor bahaya lingkungan.
Penilaian  Kelengkapan untuk mengkorelasikan suatu kasus atau keluhan dengan
Lingkungan pemaparan terhadap faktor bahaya lingkungan
 Dokumentasi ditaatinya peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)

Tujuan Umum Penilaian Lingkungan

 Engineering Surveillance : pengetesan peralatan atau mesin pengendali


untuk penanggulangan dan pencegahan bahaya.
 Legal Surveillance : Memeriksa ditaatinya peraturan perundangan K3
 Epidemiologi dan penilaian kesehatan yang diarahkan pada pengaruh
pemaparan seorang tenaga kerja terhadap faktor bahaya tertentu.

*Surveillance : pengamatan, pengawasan, pemeriksaan


Epidemiologi : studi tentang seberapa sering suatu penyakit terjadi pada kelompok orang dan mengapa
11
Konsep Higiene Perusahaan
Pengendalian Teknis

Eliminasi : menghilangkan sumber bahaya

Subtitusi : mengganti bahan berbahaya dengan


Pengendalian yang tidak/kurang bahaya
Lingkungan Isolasi : menutup/mengisolasi proses yang
membahayakan

Segregasi : memisahkan proses yang bahayanya tinggi


‘high risk’ dari proses ‘low risk’ (di ruangan
terpisah atau di bangunan terpisah

Ventilasi : menghisap udara keluar atau


memasukkan udara bersih

Administrasi : training, rotasi kerja, tanda peringatan,


housekeeping, dsb.

Alat Pelindung Diri (APD)

12
Bahaya yang menjadi objek dalam HI
 Kebisingan
 Getaran (vibration)
 Pencahayaan (ilumnination)
 Tekanan panas/panas lingkungan (thermal environment)
 Bahan kimia berbahaya/beracun
 Biologi (virus, bakteri, fungi)
 Radiasi
 Asbestos (banyak digunakan sebagai isian untuk penahan
panas)
 dll.
Contoh Penerapan Teknologi Pengendalian
2. Penyakit Akibat Kerja (PAK)
 Pendahuluan
 Faktor Penyebab PAK
 Contoh PAK
Pendahuluan
Permenakertrans No. 1 Tahun 1981
Mengenai : Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

 Penyakit Akibat Kerja : setiap penyakit yang disebabkan oleh


pekerjaan atau lingkungan kerja
Dasar  Terdapat 30 jenis Penyakit Akibat Kerja
Peraturan
 Pelaporan tertulis mengenai Penyakit Akibat Kerja minimal 2x24
jam kepada Kantor Dirjen Pembinaan Hubungan Perburuhan &
Perlindungan Tenaga Kerja setempat

Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993


Mengenai : Penyakit yang Timbul Akibat Hubungan Kerja

 Penyakit Akibat Hubungan Kerja : setiap penyakit yang


disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
 Terdapat 31 jenis Penyakit Akibat Hubungan Kerja

16
Faktor Penyebab PAK
Fisik
Iklim kerja (suhu, panas radiasi, kelembaban), kebisingan, getaran,
radiasi, penerangan

Kimia
Uap, gas, larutan kimia, fume, mist/kabut, aerosol, dsb

Biologi
Virus, bakteri, jamur, cacing, serangga, dll

Faktor
Penyebab PAK
Fisiologi
Merupakan ketidaksesuaian antara manusia dengan pekerjaan,
karena : Kesalahan konstruksi, tata letak mesin, sikap badan yang
kurang baik

Psikologi
Merupakan gangguan emosional & batin yang disebabkan oleh :
beban kerja, rutinitas kerja, faktor kepemimpinan tidak baik, konflik
antar pekerja atau pekerja dengan atasan
17
19
20
3. Standar NAB Kondisi Tempat Kerja
(SNI 16-7063-2004)
Standar NAB Kondisi Tempat Kerja
(SNI 16-7063-2004)

Iklim Kerja
Hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
Standar NAB :
 Beban kerja ringan : 30 oC
 Beban kerja sedang : 26,7 oC
 Beban kerja berat : 25 oC

Kebisingan
 Semua suara yang tidak dikehendaki, bersumber dari alat proses produksi dan alat
SNI 16-7063- kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
2004  Standar NAB : 85 dB(A)

Getaran
 Gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari
kedudukan keseimbangannya.
 Standar NAB untuk pemaparan tangan-lengan : 4 m/detik2 atau 0,4 Gravity

Radiasi Sinar Ultra Ungu (Ultra Violet)


 Radiasi ultra violet dengan panjang gelombang dari 180 nano meter sampai 400
nano meter.
 Standar NAB : 0,1 W/cm2

20
4. Toksikologi Industri & Bahaya
Bahan Kimia di Tempat Kerja
 Toksikologi Industri
 Bahaya Bahan Kimia
- Toksisitas Bahan Kimia
- Nilai Ambang Batas (NAB)
Toksikologi Industri
 Toksikologi : ilmu tentang racun
 Toksik : racun
 Toksikologi industri : mempelajari bahan beracun yang ada di
industri / di tempat kerja, mengetahui usaha pencegahan,
sehingga bekerja dengan selamat

Tipe Keracunan
 Akut : - waktu singkat
- dosis tinggi
Keracunan - efek langsung terasa
 Kronis : - waktu kontak lama
- dosis rendah
- efek terasa pada waktu yang lama

Tipe Bahan-Bahan Beracun


 Chemical toxicant : bahan-bahan kimia
 Biological toxicant : hewan
 Bacterial toxicant : bakteri
 Botanical toxicant : tumbuh-tumbuhan

22
Toksikologi Industri
Masuknya Bahan ke Dalam Tubuh

 Bahan kimia di industri masuk ke tubuh melalui :


- Pernafasan (inhalation)
- Mulut (oral) – gastro intestinal
- Penyerapan kulit (skin absorption)
Toksikologi Industri

Mekanisme Keracunan
Senyawa kimia sampai ke target organ Lungs
melalui mekanisme :
 Absorpsi melaui saluran Gatro-intestinal
GI tract
(sistem pencernaan), paru-paru, kulit

Blood
 Distribusi ke dalam tubuh

Arterial Blood
Muscle
 Biotransformasi ke dalam tubuh
 Ekskresi (keluar) Bone

 Atau tetap di tubuh (efek racun)


Gonads

Venous
Other
Bahaya Bahan Kimia

 Bahaya bahan kimia terhadap


kesehatan dapat terasa dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
 Derajad bahaya kimia
bahan tergantung pada :
 Sifat fisika

 Toksisitas (daya racun)

 Bagaimana penggunaan

 Lingkungannya

27
Bahaya Bahan Kimia

Toksisitas Bahan Kimia


 Toksik (toxic) : racun (poison)
 Toksisitas : ukuran daya racun bahan kimia
 Bahan kimia dengan daya racun rendah memerlukan dosis
besar untuk menyebabkan terjadinya keracunan
 Bahan dengan daya racun berat hanya memerlukan dosis kecil
untuk menyebabkan keracunan

28
Bahaya Bahan Kimia

Toksisitas Bahan Kimia


 Bahan-bahan beracun diklasifikasikan berdasarkan nilai Lethal
Dosage (LD50)

 LD50 : dosis bahan kimia yang diberikan pada beberapa


hewan
percobaan dengan efek 50% hewan percobaan mati.

 Satuan LD50 adalah berat bahan beracun/berat badan hewan


percobaan (mg/kg.bb)

29
Klas Toksisitas Bahan Kimia & Contohnya
Oral (pada tikus) Manusia, 70 kg Senyawa LD50 (mg/kg.bb)
Klasifikasi
LD50 (mg/kg.bb) Lethal Dose Gliserol 25.200

Amat sangat Ethanol 10.300


beracun <=1 1 tetes
Ethilen glikol 8.500
4 ml (1 sendok
Sangat beracun 1-50 teh) Asam akrilat 2.600
Hidroquinon 320
Beracun 50-500 30 ml
Akrilamida 170
Agak beracun 500-5.000 600 ml
Akrilonitri 93
Praktis tak beracun 5.000-15.000 1 Liter Nikotin 1
Relatif tak Dioxin 0,001
>15.000 > 1 Liter
mg/kgberbahaya
= ppm => part per million, bds : bagian dalam sejuta Botulinus toxin 0,00001

30
Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai Ambang Batas (NAB)
Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian
agar pekerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan
penyakit/gangguan kesehatan untuk bekerja tidak lebih 8 jam sehari atau
40 jam seminggu.

Istilah lain untuk NAB :


 ACGIH – US : TLV (Treshold Limit Value)
 OSHA – US : PEL (Permissible Exposure Limit)
 NIOSH – US : REL (Reccomended Exposure Limit)
Definisi  MAC : Maximum Allowable Concentration

NAB Paparan Singkat (psd) & NAB Tertinggi (ktd)


 TLV – TWA (Time Weighted Average) : NAB – 8 jam/hari
 TLV – STEL (Short Term Exposure Limit) : NAB – psd
Kadar zat kimia yang tidak boleh dilampaui, untuk pemajanan tidak
lebih dari 15 menit dan tidak lebih dari 4 kali pemajanan selama 8 jam
kerja/hari, interval pemajanan tidak kurang dari 60 menit.
 TLV – Ceiling : NAB – ktd
Kadar tertinggi bahan kimia di tempat kerja yang tidak boleh
dilampaui
meskipun dalam waktu sekejap. 29
Nilai Ambang Batas (NAB)

Kegunaan NAB
 Pedoman Standar paparan untuk bekerja dengan selamat
 Pedoman perencanaan proses produksi dan perencanaan teknologi
pengendalian
 Mengetahui daya racun dan tingkat potensi bahaya bahan-bahan
 Substitusi bahan yang kurang berbahaya
 Membantu menentukan gangguan kesehatan, timbulnya penyakit,
hambatan efisiensi kerja

32
IDLH (Immediately Dangerous to Life or Health)
 Suatu kondisi atmosfir yang bisa menyebabkan ancaman kematian
segera, menyebabkan efek samping kesehatan irreversible, atau
akan mengganggu kemampuan seseorang untuk menyelamatkan diri
dari atmosfir berbahaya tersebut.
 Contoh IDLH, yaitu asap/gas beracun dengan konsentrasi
yang
tinggi.

33
Contoh NAB, STEL & Ceiling (IDLH) di udara tempat kerja
Senyawa Kimia NAB (ppm) STEL (ppm) Ceiling (ppm)

Klorin (Cl2) 0,5 10

Sulfur dioksida (SO2) 2 5 100


Hidrogen Sulfida (H2S) 10 15 100

Amonia (NH3) 25 35 300

Karbon Monoksida (CO) 25 200-400 1200

Toluene 50 300 500

Karbon dioksida (CO2) 5000 30000 40000

ppm : part per million, bds : bagian dalam sejuta

*Sumber : SNI 19-0232-2005


34

Anda mungkin juga menyukai