INSTALASI SANITASI
RUMAH SAKIT TK. III 04.06.03 DR. SOETARTO
YOGYAKARTA
2013
DAFTAR ISI
Halaman
1
II
III
Pendahuluan
1.
Latar Belakang..
2.
Tujuan Pedoman
3.
4.
Batasan Operasional
5. Landasan Hukum
Standar Ketenagaan
1.
2.
Distribusi ketenagaan
3. Pengaturan Jaga
Standar Fasilitas
1.
Denah Ruangan
IV
V
VI
VII
2. Standar Fasilitas
Tata Laksana Pelayanan
Logistik
Keselamatan Pasien ( Kegiatan untuk keselamatan pasien )
Keselamatan Kerja ( kegiatan untuk keselamatan kerja dan
VIII
IX
Lampiran-lampiran
I.
Pendahuluan
Rumah sakit adalah tempat untuk memberikan pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan rumah sakit merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari system pelayanan kesehatan pada
umumnya
yang
memerlukan
penanganan
kesehatan
yang
dan
promotif
dengan
pelayanan
cepat,
akurat
sakit
mempunyai
fungsi
untuk
mempercepat
kualitas badan air penerima buangan limbah cair dari rumah sakit
1. Latar Belakang
Berdasarkan
Indonesia
Keputusan
Nomor
Menteri
Kesehatan
1204/MENKES/SK/X/2004
Republik
tentang
Bahwa
harus dilaksanakan
oleh
pengelola rumah sakit pada umumnya. Untuk menghindari halhal yang tidak menguntungkan maka lingkungan maupun
sarana prasarana rumah sakit perlu dipelihara dengan baik,
sesuai dengan persyaratan kesehatan
2. Tujuan Pedoman
2.1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam mewujudkan lingkungan rumah
Sakit yang bersih, aman, nyaman dan sehat baik bagi
pasien, karyawan, pengunjung maupun lingkungan sekitar
rumah sakit
2.2. Tujuan Khusus
a.
Terpeliharanya
b.
c.
kebersihan
pengganggu
ruang,
untuk
halaman
dan
mencegah
d.
e.
f.
g.
tercipta
kegiatan
pengawasan
kesadaran
terhadap
dan
aspek
Standar Ketenagaan
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1.1. Tenaga Sanitatarian
a. Sarjana Kesehatan Lingkungan / D4 Kesehatan Lingkungan
b. Sarjana Muda ( DIII ) Kesehatan Lingkungan /DIII Politeknik
Lingkungan
c. Sanitarian lulusan SPPH
1.2. Tenaga Laboraturium
a. Sarjana Biologi / D4 Kesehatan Lingkungan
b. DIII Biologi / Kesehatan Lingkungan
c. Analis Kimia
1.3. Tenaga Pendukung
a. Pekarya Kesehatan
b. Operator mekanis
c. Lain-lain yang diperlukan
2. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia yang ada di Instalasi Sanitasi RS TK. III
04.06.03 DR. SOETARTO YOGYAKARTA terdiri dari 9 orang sesuai
dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut:
NO
NAMA
1
2
3
4
5
6
SURONO, SKM
SUPONO, SKM
NURUL HANIFAH, AmKL
SULISTIYANI. NA, AmKL
WAHYU WULANDARI, AmKL
NINA MUKTIYO. R
PENDIDIKAN
S1 Kesehatan Masyarakat
S1 Kesehatan Masyarakat
D-III Kesehatan Lingkungan
D-III Kesehatan Lingkungan
D-III Kesehatan Lingkungan
D-III Teknik Lingkungan
STATUS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
KONTRAK
7
8
9
KONTRAK
PNS
HARLEP
3. Pengaturan Jaga
a.
b.
c.
Hari sabtu
P1 : masuk pagi jam 07.00 s/d 13.00 WIB (petugas 7 orang)
P2 : masuk siang jam 10.00 s/d 16.00 WIB (petugas 2 orang)
d.
Hari minggu
P1 : masuk pagi jam 07.00 s/d 11.00 WIB (petugas 1 orang)
e.
f.
III.
Standar Fasilitas
1. Denah Ruangan
2. Standar Fasilitas
Fasilitas dalam kegiatan Instalasi Sanitasi RS TK. III 04.06.03 DR.
SOETARTO YOGYAKARTA
1. Ruangan / kantor
2. Meja, kursi dan almari
V.
Logistik
Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan instalasi sanitasi antara
lain :
VI.
Keselamatan Pasien
VII.
Keselamatan Kerja
laboratorium
RS
TK.
III
04.06.03
DR.
SOETARTO
K3
serta
Pencegahan
Kecelakaan
Kerja/Keamanan
10
3. Pembinaan
Pembinaan diarahkan agar perilaku dan sikap pekerja di
laboratorium RS TK. III 04.06.03 DR. SOETARTO YOGYAKARTA
sesuai dengan prinsip pelaksanaan K3 sehingga diharapkan nihil
kecelakaan kerja.
IV. Sasaran Utama
Dengan diterapkan kegiatan K3 serta pencegahan kecelakaan
kerja/keamanan laboratorium dengan baik dan benar, maka akan menunjang
pengembangan dan meningkatkan mutu pelayanan laboratorium serta
kenyamanan bekerja.
Susunan utama penerapan ini, meliputi
-
11
petugas laboratorium.
Dianjurkan untuk mengikuti hal di bawah ini:
a. Cuci tangan dengan sabun/disinfektan sebelum melakukan tindakan,
setelah menggunakan sarung tangan, setelah melakukan tindakan,
sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan pasien..
Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
12
13
14
c. Semua wadah yang disimpan harus diberi label yang jelas berisi nama
bahan, tanggal disimpan dan nama orang yang menyimpan. Wadah
yang tidak berlabel dan bahan yang sudah kadaluarsa harus diotoklaf.
d. Cairan yang mudah terbakar tidak boleh disimpan dalam lemari
pendingin.
9. Menyimpan ampul yang berisi bahan infeksi
Ampul berisi bahan infeksi jaringan direndam dalam nitrogen cair karena
ampul yang retak atau tidak tertutup rapat dapat pecah atau meledak saat i
dikeluarkan. Jika membutuhkan suhu rendah, simpan ampul dalam fase
gas di atas nitrogen cair. Alternatif lain simpan dalam lemari pendingin
atau dalam es kering.
Gunakan pelindung tangan dan mata saat memindahkan ampul dari lemari
pembeku.
10. Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh
Tindakan di bawah ini khusus dibuat untuk melindungi petugas
laboratorium terhadap infeksi yang ditularkan melalui darah seperti virus
Hepatitis B, HIV (Human Immunodeficiency dan lain-lain.
a. Mengambil, melabel dan membawa spesimen.
1) Gunakan sarung
2) Perawat bangsal dan analis laboratorium ( yang telah mempunyai
kompetensi / pelatihan ) yang boleh melakukan pengambilan
darah(phlebotomy)
3) Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari sempritnya
dengan
alat
khusus
yang
sekaligus
merupakan
wadah
15
16
biomedis dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan
limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak
negatif.
17
18
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor
(CaO) atau Ca(OH)2.
Sebaiknya limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam sulfat
atau asam klorida. Parameter netralisasi adalah pH dan sebagai
indikator dapat digunakan fenolftalein. Zat ini akan berubah warna
pada pH 6-8 sehingga cukup aman digunakan jika syarat pH limbah
berkisar antara 6,5 - 8,5.
b. Pengendapan, koagulasi dan flokulasi. Kontaminan logam berat dalam
limbah cair dapat dipisahkan dengan pengendapan, koagulasi dan
flokulasi. Tawas garam besi dan kapur amat efektif untuk
mengendapkan logam berat dan partikel koloidnya. Sebagai contoh. 50
ml, FeC13 yang membentuk Fc(OH)3 dapat mengikat arsen. seng,
nikel, mangan dan air raksa. Pengendapan dapat pula dilakukan dengan
menambahkan garam sulfidanya.
c. Oksidasi-reduksi
Terhadap zat organik toksin dalam limbah dapat dilakukan reaksi
oksidasi reduksi sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
Di bawah ini adalah beberapa oksidator dan reduktor untuk mengolah
limbah:
Tabel 2
Oksidator
Cl2, OCO
H2O2
Ozon (O3)
Oksidasi Basah
Elektrolisa
Limbah
CN
CN
Fenol, Sianida
Akrilonitril, CN
CN, Cr16
Reduktor
SO2, Sulfat
FeSS4
FE
Limbah Infeksi
Limbah
16
Cr
Cr16
Cu12
19
Semua
limbah
infeksi
harus
diolah
dengan
cara
disinfeksi,
20
penyakit
sehingga,
keamanan
dan
kesehatan
petugas
21
22
Lampiran I
Tabe1 1. JENIS BAHAYA YANG TIMBUL DALAM PEMAKAIAN ALAT
LABORATORIUM DAN CARA MENGATASINYA
PERALATAN
CARA MENGATASINYA
BAHAYA
LABORATORIUM
Jarum semprit
Tusukan,
Gunakan jarum semprit dengan sistem
aerosol,
pengunci untuk mencegah terlepasnya jarum
tumpahan dari semprit, jika mungkin gunakan alat
suntik sekali pakai. Sedot bahan pemeriksaan
dengan
hati-hati
untuk
mengurangi
gelembung udara. Lingkari jarum dengan
kapas disinfeksi saat menarik jarum dari botol
spesimen. Jika mungkin lakukan dalam
kabinet keamanan biologis. Semprit harus
diotoklaf sebelum dibuang, jarum sebaiknya
dibakar dengan alat insinerasi.
Sentrifus/alat
Aerosol,
Jika diduga ada tabung pecah saat
pemusing
percikan,
sentrifugasi, matikan mesin dan jangan
tabung
dibuka selama 30 menit. Jika tabung pecah
pecah
setelah mesin berhenti, sentrifus harus ditutup
23
Lampiran II
TABEL 2. PERALATAN KEAMANAN, BAHAYA YANG DICEGAH DAN
KEAMANAN YANG DIPEROLEH
ALAT
BAHAYA YANG DICEGAH
KEAMANAN
Kabinet keamanan Aerosol, percikan
Aliran udara yang masuk
biologis Kelas I
ke daerah kerja sedikit
Kabinet keamanan Aerosol, percikan
Aliran udara yang masuk
biologis Kelas II
ke daerah kerja sedikit.
Udara yang keluar dari
daerah
kerja
sudah
terfiltrasi baik.
Kabinet keamanan Aerosol, percikan
Cara pengamanan yang
biologis Kelas III
maksimum
Alat bantu pipet
Bahaya pemipetan dengan Dapat didisfensi, mudah
mulut
yaitu:
tertelannya digunakan dan mencegah
mikroorganisme
patogen, kontaminasi
serta
inhalasi
aeroso
dan kebocoran dari ujung
kontaminasi
pada
ujung pipet
tempat menghisap
Pelindung
Inhalasi aerosol
Tertahannya
partikel
Pernafasan
sebesar
1-5
mikron.
24
LIMBAH LABORATORIUM
I. JENIS LIMBAH
Limbah Cair
- Pelarut organik
- Air Cucian
- Sisa spesimen (darah, urine,
cairan tubuh dll)
- Sisa Reagen yang terpakai
(bahan kimia)
- dll
Limbah Padat
- Sampah Media
- Sampah Domestik
Limbah Gas
Almari Asam
Autoclave
Mesin Cuci
Alat lab lain
25
II. PENGUMPULAN
PENAMPUNGAN
Dok/
Kotak Penampungan
Kantong Kuning
Sampah media
infeksi
Kantong Hitam
Sampah Domestik
Netralisasi dg
CaO atau Ca
(OH)2
Autoclave 121oC
Waktu 15
TPA Sampah
Koagulasi
Al2(SO4)3
Insinerator
800oC-1000oC
Cerobong
Asap
III. PENGOLAHAN
Blower
Exhause Fan
Desinfeksi
Ca (Ocl)2
IV. PEMBUANGAN
Sungai/Saluran
Khusus
Ditimbun
Open
Dumping/Sanitary
Land Fill
Udara
Bebas
26
27
28
LUKA BAKAR
PENANGGULANGAN
PENCEGAHAN
Jauhkan dari sumber api atau Bila memanaskan cairan dalam tabung,
panas
panaskan pada bagian tengah, dengan
mulut tabung menghadap ruang kosong
Tempatkan di daerah terbuka Memakai peralatan tahan api (pyrex)
Bila luka bakar kecil,
rendam dengan air dingin/es
Beri Yodium
TERKENA PECAHAN KACA
PENANGGULANGAN
PENCEGAHAN
Pecahan Kaca Bersih:
Bekerja dengan sarung tangan
Disinfeksi dengan yodium, tutup dengan
plester/balut dengan kasa
Pecahan kaca infeksius:
Darah dibiarkan mengalir/kalau tidak berdarah
tekan sampai darah keluar. Oleskan dengan
yodium, basuh dengan air sabun, beri yodium
lagi.
TERSENGAT LISTRIK
PENANGGULANGAN
Sambungan listrik diputus
PENCEGAHAN
Membenahi kabel-kabel yang
terbuka
Penolong berdiri di atas papan, Bila perlu memakai sarung
koran/karet, memakai sarung tangan
tangan karet
karet
Memegang korban pada pakaiannya
Jika perlu beri nafas buatan
Rujuk Rumah Sakit
KERACUNAN (TERHISAP/TERTELAN)
PENANGGULANGAN
PENCEGAHAN
Tempatkan di daerah terbuka
Memakai masker
Jika pingsan jangan diberi minum Jangan memipet dengan mulut
atau makan
Bila perlu diberi napas buatan
Bila sudah sadar dari pingsan
berikan minum 2-4 gelas air/susu
Diusahakan muntah
29
30
PETUGAS
TERKAIT
Kepala Instalasi
KEGIATAN
Pemeriksaan kesehatan
pegawai dan training/
sosialisasi metode kerja
atau
pemeriksaan
laboratorium
1.
Tim Keselamatan
Kerja
Memastikan
semua
petugas
laboratorium
memahami
dan
melaksanakan peraturan
keselamatan kerja
Tim Keselamatan
Kerja
Pemantauan pelaksanaan
secara berkala tentang:
pemeriksaan kesehatan
pegawai, dekontaminasi
peralatan dan sarana lab.
Tim Keselamatan
Kerja
Tim Keselamatan
Kerja
Tim Keselamatan
Kerja
URAIAN KEGIATAN
Memastikan
bahwa
limbah
dibuang
/
dimusnahkan secara atau
dengan prosedur yang
benar (sesuai SOP)
Memastikan
tindakan
penanganan kecelakaan
kerja sudah benar sesuai
peraturan
keselamatan
kerja lab.
Pengawasan
absen
pegawai yang disebabkan
karena sakit
2.
Pelaksana check up
Kes. Pegawai
Sosialisasi dan training
semua metode dan
peraturan
kerja
keselamatan
kerja
pemeriksaan lab.
JADWAL
KEGIATAN
1. Januari
Agustus
.
2. Januari
1.
2.
Enam bulan
sekali
Setiap
hari
kerja
KET
31