BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu tempat kerja (work place) yang mana
didalamnya terdapat aktivitas kompleks dan menyeluruh mulai dari
pengangkutan/pengangkatan pasien, ergonomi, housekeeping, dan yang
lainnya yang mana perlu untuk diperhatikan agar para pengunjung/pasien,
dokter, petugas kebersihan tetap sehat, aman, dan terbebas dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
Departemen Kesehatan RI no 986/Menkes/Per/XI/1992 menetapkan
tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dengan upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit. Dalam laporan kunjungan kali ini
penulis akan memaparkan tentang implementasi higiene dan sanitasi
lingkungan serta program program penunjang untuk pemenuhan upaya
penyehatan lingkungan rumah sakit.
Jika
PKU
Muhammadiyah Surakarta.
3. Untuk mengetahui faktor dan potensi bahaya di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta.
4. Untuk mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) RS
PKU Muhammadiyah Surakarta.
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Dapat mengetahui profil RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
b. Dapat mengetahui penerapan kesehatan lingkungan RS PKU
Muhammadiyah Surakarta..
c. Dapat
mengetahui faktor dan potensi bahaya di RS PKU
Muhammadiyah Surakarta.
d. Dapat mengetahui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
2. Bagi Program Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menambah hubungan yang luas antara kampus dengan RS.
b. Diharapkan agar kampus dapat menempatkan para mahasiswa untuk
bekerja maupun magang di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dan
diterima dengan baik pula oleh RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
c. Dapat menjalin hubungan yang baik antara RS PKU Muhammadiyah
Surakarta dan kampus.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan
penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan
hidup
manusia.
Higiene
adalah
suatu
pencegahan
penyakit
yang
lain :
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman
pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan
dalam
upaya
meningkatkan
derajat
kesehatan
dan
pelatihan
kesehatan
sebelum
bekerja,
panic
handle,
e) Khusus
jendela
yang
berhubungan
langsung
keluar
memakai jeruji.
f) Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daun, mudah
dibuka tetapi harus dapat menutup sendiri (dipasang door
close).
g) Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua daun pintu
dan dilapisi pb minimal 2 mm atau setara dinding bata
ketebalan 30 cm dilengkapi dengan lampu merah tanda
bahaya radiasi serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi.
4) Plafond
a) Rangka plafond kuat dan anti rayap.
b) Permukaan plafond berwarna terang, mudah dibersihkan
tidak menggunakan berbahan asbes.
c) Langit-langit dengan ketinggian minimal 2,8 m dari lantai.
d) Langit-langit menggunakan cat anti jamur.
e) Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan)
lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang di
pasang sebelum pemasangan langit-langit.
5) Ventilasi
a) Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi
udara yang cukup, luas minimum 15% dari luas lantai.
b) Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukkan
ruangan, untuk ruang operasi kombinasi antara fan
exhauster dan AC harus dapat memberikan sirkulasi udara
dengan tekana positif.
c) Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri.
6) Atap
a) Atap kuat, tidak bocor, tidak jadi perindukan serangga, tikus
dan binatang pengganggu lain.
b) Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus
menggunakan penangkal petir.
7) Sanitair
a) Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas
baik, utuh dan tidak cacat, serta mudah dibersihkan.
b) Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat, berfungsi
dengan baik.
10
perpipaan
tidak
boleh
berdekatan
atau
11
12
e) Parkir
basement
dilengkapi
dengan
exhauster
yang
kesejukan,
kenyamanan
bagi
pengunjung
13
h. Iritasi.
i. Mutaganik.
j. Arus listrik.
3. Faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya/ tingkat bahaya
dipengaruhi oleh daya racun.
a. Cara B3 masuk kedalam tubuh yaitu melalui saluran pernapasan,
saluran pencernaan dan penyerapan melalui kulit.
b. Konsentrasi dan lama paparan.
c. Efek kombinasi bahan kimia yaitu paparan bermacam-macam B3
dengan sifat dan daya racun yang berbeda, menyulitkan tindakantindakan pertolongan atau pengobatan.
d. Kerentanan calon korban paparan B3, karena masing-masing
individu mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh
kimia.
4. Prinsip dasar pencegahan dan pengendalian B3
a. Identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk
mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya.
b. Evaluasi, untuk menentukan langkah-langkah atau tindakan-tindakan
yang diperlukan sesuai sifat dan karakteristiknya dari bahan atau
instalasi yang ditangani sekaligus memprediksi resiko yang mungkin
terjadi apabila kecelakaan terjadi.
5. Untuk mengurangi resiko karena penanganan bahan berbahaya antara
lain:
a. Upayakan subtitusi yaitu mengganti penggunaan bahan berbahaya
dengan yang kurang berbahaya.
b. Upayakan menggunakan atau menyimpan bahan berbahaya sedikit
mungkin.
c. Upayakan mendapat informasi terlebih dahulu tentang B3.
d. Upayakan proses dilakukan secara tertutup dengan sistem ventilasi
dan pantau secara berkala.
e. Upayakan agar pekerja tidak mengalami paparan yang terlalu lama.
f. Upayakan agar pekerja menggunakan APD.
g. Upayakan agar penyimpanan bahan berbahaya sesuai prosedur dan
petunjuk teknis.
h. Upayakan agar sistem izin kerja diterapkan dalam penanganan bahan
berbahaya.
i. Tempat penyimpanan bahan berbahaya harus dalam keadaan
aman,bersih dan terpelihara dengan baik.
14
unit
kerja/instalasi
yang
menggunakan,
menyimpan,
15
petunjuk.
Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan.
Jangan menyimpan bahan atau barang yang mudah bereaksi.
Pastikan kerja aman sesuai prosedur.
Jangan menyimpan barang yang tidak bisa di jangkaui.
Laporkan segera bila terjadi kebocoran.
Laporkan setiap kejadian yang menimbulkan bahaya atau
kecelakaan.
2) Penanganan berdasarkan lokasi.
Daerah-daerah yang berisiko (laboratorium, radiologi,
farmasi, dan tempat penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan
B3 yang ada di rumah sakit harus di tetapkan sebagai daerah
berbahaya
dengan
menggunakan
kode
warna
di
area
16
17
B. Perundang-undangan
Perundang-undangan yang mengatur tentang higiene dan sanitasi lingkungan
serta keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jamsostek
5. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Permenaker No. 5/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
7. Keputusan Presiden No. 22/1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-02/Men/1980:
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi No. Per.033/Men/1982:
tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
10. SE Dirjen Yanmedik Tahun 1995 tentang Pembentukan Panitia K3 RS di
Rumah Sakit.
11. Kepmenkes No.1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
BAB III
HASIL
A. Pelaksanaan
18
: Jumat
Tanggal
: 12 Juni 2015
Waktu
: 08.00 - selesai
Lokasi
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
RS PKU Muhammadiyah Surakarta adalah salah satu amal
usaha Muhamadiyah yang bergerak di bidang kesehatan,
yang bertanggung jawab kepada Majelis Kesehatan dan
Kesejahteraan
Masyarakat
Pimpinan
Daerah
Tipe kelas
:B
No. Izin
: sesuai SK MenKes No
HK.0706/111/2350/08
Kapasitas
Lokasi
Luas Lahan
Untuk
menjadi
suatu
Rumah
Sakit
PKU
Kesengsaraan
Oemoem
(BPMPKO).
Balai
19
berpindah
tempat
tempat
di
daerah
Kesehatan
Pembina
Kesejahteraan
Oemoem
Februari
1986
dengan
nomor
izin
baru
Muhammadiyah.
Tahun
1998,
RS.
PKU
meliputi
pelayanan
Medis,
Administrasi
Medis.
RS.
PKU
Muhammadiyah
Surakarta
20
21
peraturan
perundangan.
Panitia
ini
bertugas
untuk
Sekretaris,
Koordinator
Kesehatan
Kerja,
Koordinator
22
23
Diri
pada
pekerja,
pencucian
linen
sendiri
dengan
Surakarta
untuk
pencahayaan
24
berbagai penyakit
25
yang ada di rumah sakit yang dapat menyerang siapa saja. Adapun kasuskasus tersebut meliputi:
1. Teknisi radiologi potensial terpajan dari sinar X dan radioaktif isotope
atau zat kimian lainnya.
2. Perawat sering cidera punggung, terpajan zat kimia beracun, radiasi,
stress akibat shift kerja.
3. Petugas di ruang operasi mempunyai resiko masalah reproduksi atau
gastroenterology, pajanan limbah gas anestesi, resiko luka potong-tusuk,
radiasi, dan lain-lain.
4. Bagian pemeliharaan terpajan: solvent, asbes, listrik, bising dan panas.
5. Pekerja dibagian Cleaning Service terpajan deterjen, desinfektan,
tertusuk sisa jarum suntik, dan lain-lain.
6. Pekerja instalasi gizi sering mengalami terpotong jari, tertusuk, luka
bakar, terpleset, keletihan, stress kerja, dan lain-lain.
7. Laporan NIOSH 1985 di Rumah Sakit terdapat 159 zat yang bersifat
iritan untuk kulit dan mata serta 135 bahan kimia carsinogenic,
mutagenic dipergunakan di Rumah Sakit.
8. Penyakit yang penting antara lain Hypertensi, Varices, Anemia (pekerja
wanita), Ginjal (pekerja wanita), Dermatitis, Low Back Pain, Saluran
pernafasan dan saluran pencernaan.
9. Pekerja paling sering cidera: perawat, pekerja instalasi gizi, pemeliharaan
alat, laundri, cleaning service dan teknisi.
BAB IV
PEMBAHASAN
26
27
manajemen lingkungan yang baik pula agar kegiatan Rumah Sakit tidak
mengganggu terhadap lingkungan sekitar.
2. Penyehatan Air
RS PKU Muhammadiyah Surakarta menggunakan metode water
treatment untuk air RO yaitu air dengan tekanan tinggi yang dilalui pada
membran semi permiabel sehingga bakteri tersaring. Air hasil dari ini
sudah steril yang nantinya bisa digunakan untuk air hemodialisa, air
untuk persalinan, untuk ruang sterilisasi aalat, air minum di instalasi gizi.
Untuk mengetahui keberhasilan dari metode water treatment dilakukan
pengujian secara berkala setiap 3 bulan sekali.
3. Fasilitas Cuci Tangan
RS PKU Muhammadiyah Surakarta sudah baik dalam kaitannya
penyediaan sarana prasarana kaitannya dengan cuci tangan, seperti
penyediaan wastafel diarea kerja dan juga terdapat handsrub disetiap area
pasien untuk pencegahan infeksius.
Pemberiaan penyuluhan kepada pasien tentang cuci tangan yang
baik dan benar juga sangat diperlukan, alangkah lebih baiknya
penyuluhan untuk mencuci tangan dilakukan setiap berkomunikasi
dengan pasien ataupun pekerja lainnya.
4. Penyehatan Higene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
RS PKU Muhammadiyah Surakarta lebih menekankan pada suhu
dan kelembaban dari bahan mentah. Higiene personal dilakukan secara
berkala setiap tahun dua kali, lalu dilakukan uji swap pada alat, uji
sampel makanan dan uji kualitas air di instalasi gizi.
Hal- hal yang harus diperhatikan adalah keamanan dan kebersihan
produk makanan yang dibuat, kebersihan individu dalam pengolahan
produk makanan dan minuman, keamanan terhadap penyediaan air,
pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran, perlindungan makanan
dan minuman terhadap kontaminasi selama proses pengolahan, penyajian
dan penyimpanan, pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.
5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen
RS PKU Muhammadiyah Surakarta menekankan penggunaan Alat
Pelindung
Diri
pada
pekerja,
pencucian
linen
sendiri
dengan
28
untuk
pencahayaan
20
29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. RS PKU Muhammadiyah Surakarta adalah Rumah Sakit yang
kepemilikannya milik umat yang terletak di Jl. Ronggowarsito
130 Surakarta 57131.
2. RS PKU Muhammadiyah Surakarta dengan 800 pekerja
lebih telah memiliki P2K3 dan 2 Ahli K3 umum. P2K3 ini
bertanggung jawab atas segala aspek yang berhubungan
dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja beserta dengan
lingkungannya.
3. Program K3 di rumah sakit (K3RS) bertujuan untuk
melindungi Kesehatan dan Keselamatan kerja serta
meningkatkan produktifitas tenaga kerja, melindungi
keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat serta
lingkungan rumah sakit.
4. Beberapa hal yang dibahas dalam Higene dan Sanitasi
Lingkungan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta antara
lain : Pengelolaan Limbah, Penyehatan Air, Fasilitas Cuci
Tangan, Penyehatan Higiene dan Sanitasi Makanan dan
Minuman, Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry),
30
B. Saran
Beberapa saran dalam upaya peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan di
RS PKU Muhammadiyah Surakarta antara lain :
1.
Menjelaskan dan menerangkan keuntungan
pelaksanaan K3 kepada pengusaha/Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik dan
pekerja agar mereka lebih aware/peduli terhadap implementasi K3 ini dan
demi memperkecil terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2.
Pemerintah lebih peduli terhadap institusi
pendidikan semacam D4 K3, Kesehatan Masyarakat, Hyperkes agar
lulusan dari program studi tersebut dapat diambil sebagai pegawai K3RS
dan juga memberikan pelatihan kepada pekerja di rumah sakit terkait
dengan K3
3.
31
Ipop S, Lusi Ismayenti, Sigit Fajar S. 2015. Buku Pedoman Praktikum Higiene
dan Sanitasi Lingkungan Semester II. Surakarta : Program Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret.
Santoso. 2012. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta :
UNS Press.
Soedirman.2012. Higiene Perusahaan.Bogor : El Musa Press
Stam. 1989. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Bandung : PT.
Intergrafika
Sumamur. (1984). Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja. Jakarta : Gunung
Agung.
Tarwaka, PGDip.Sc., M.Erg. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan
Press, pp:9-24
32