Reynitta Poerwito, Bach. of Psych., M. Psi What steps we should take? Mengenali trigger yang membuat panik » Terkadang kalau kita panik, kita lupa untuk mencari tahu penyebab kepanikan kita sendiri. Misalnya pada pandemi ini, kita panik kalau membaca tentang berapa banyak orang yang terjangkit dan orang yang meninggal dunia karena penyakit komplikasi yang di perparah karena virus Corona. Kalau memang membaca informasi tentang orang yang meninggal dunia membuat panik, kita harus bisa membatasi atau menghindari informasi tersebut untuk beberapa waktu. Mengetahui fakta dan data » Mengupdate diri dengan data yang valid mengenai virus Corona dan informasi lainnya yang terkait akan membantu untuk merasa lebih tenang. Karena, kepanikan bisa meningkat bila kita tidak mengethaui data yang pasti akibatnya pikiran-pikiran kondisi/situasi terburuk bisa terlintas yang membuat panik. Melindungi diri sebisa mungkin » Penyebaran virus bisa terjadi kalau ada interaksi. Jadi, staying at home merupakan pilihan terbaik saat ini untuk melindungi diri dari orang-orang yang kita tidak tahu kondisi kesehatan nya saat ini. Tetap menjaga kesehatan » Melindungi diri saja tidak cukup apabila kita tidak berusaha untuk stay healthy. Lakukan kegiatan sesuai anjuran dokter/profesional untuk membantu kita meningkatkan imuune system yang lebih baik lagi. Misalnya, makan makanan bergizi, tidur cukup dan teratur, serta olah raga ringan di rumah. Tidak fokus hanya dengan berita yang membuat panik
» Berita mengenai virus Corona, tentu
bukan hanya yang terjangkit atau meninggal dunia. Tetapi ada juga berita mengenai orang yang survived dan sembuh serta bisa melanjutkan hidup nyakembali. Fokuskan kepada fakta bahwa virus Corona bisa disembuhkan. Hanya membaca/mendengar informasi dari sumber yang terpercaya
» Jangan biarkan berita hoax atau berita
bohong dari sumber yang tidak dapat dipercaya mempengaruhi intensitas kecemasan. Hal ini tentu sangat merugikan. Oleh karena itu sebaiknya kita membatasi diri kita dari sumber berita yang tidak dapat dipercaya atau tidak valid. Istirahat dari media sosial » Jangan lupa untuk istirahat dari berbagai media termasuk media sosial bila kita sudah merasa over whelmed. Fokus terhadap hal yang bisa dikontrol » Kita tidak bisa mengontrol berapa lama kita harus ada di rumah untuk menghentikan penyebaran virus. Kita juga tidak bisa mengontrol kalau ada orang yang masih keluar rumah melakukan kegiatan kumpul-kumpul. Sebaiknya tidak perlu stress akan hal ini karena memang itu semua diluar kontrol kita. Yang bisa kita kontrol adalah diri kita sendiri, jadi yang bisa kita lakukan adalah: tidak keluar rumah, cuci tangan berkala, menghindari berdekatan dengan orang lain, membersihkan barang-barang di sekitar kita dengan sabun atau sanitizer, serta mengikuti saran-saran dari departemen kesehatan dan pemerintah. Stop pemikiran “what if” » Seringkali yang membuat panik adalah pemikiran “bagaimana kalau … “. Nah pemikiran inilah yang bisa menningkatkan kecemasan kemudian berkembang menjadi panik. Kita akan selalu merasa cemas ketika memiliki pertanyaan yang kita tidak tahu jawabannya. Ketidakpastian dalam hidup merupakan salah satu faktor terbesar yang bisa menyebabkan seseorang menjadi panik. Belajar menenangkan diri sendiri » Tenang itu bukan berasal dari lingkungan. Tenang itu berasal dari dalam diri sendiri sehingga kita perlu untuk belajar membuat diri sendiri tenang walau lingkungan sekitar kita tidak menenangkan. Mencoba kegiatan yang bisa membuat tenang seperti yoga, slow breathing practice, meditasi, membaca buku, mendengarkan musik yang menenangkan bisa membantu kita untuk belajar mengatur emosi agar lebih tenang di tengah kepanikan. Thank You