Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

KUNJUNGAN LAPANGAN KE WONOSOBO DAN PUSKESMAS GARUNG

March 14

2012
Oleh : 1. Devi Suryati 2. Eko Berbudi 3. Erdiana Oktaviani 4. Evy Hariana 5. Fandianta

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN....................................................................................................... 3 Latar Belakang ...................................................................................................... 3 Tujuan ............................................................................................................... 4 Manfaat ............................................................................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 5 Sistem Informasi Kesehatan.................................................................................. 5 SISFOMas ......................................................................................................... 6 HASIL ....................................................................................................................... 7 Analisas Situasi ..................................................................................................... 7 Analisis SWOT dan Strategi ................................................................................ 10 KESIMPULAN ........................................................................................................ 12

KUNJUNGAN LAPANGAN KE DINAS KESEHATAN KABUPATEN WONOSOBO DAN PUSKESMAS GARUNG

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sistem informasi kesehatan merupakan penunjang bagi pelaksanaan manajemen kesehatan yang baik dalam mendukung peningkatan kinerja pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut informasi kesehatan harus dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan pada tiap tingkat manajemen kesehatan dari tingkat daerah sampai dengan pusat (WHO, 2000) Menurut Kepmenkes Nomor 511/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijksanaan dan Strategi Pengembangan Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS), salah satu strateginya adalah dengan memfasilitasi pengembangan Informasi Kesehatan

Daerah (SIKDA). Efektifnya SIKNAS tergantung oleh efektifnya SIKDA-SIKDA yang ada di propinsi maupun kabupaten/kota (Depkes RI, 2002). Tujuan dikembangkan dan ditatakembalinya SIKDA Kabupaten/Kota adalah agar SIKDA dapat memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan dan manajemen kesehatan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Sejak tahun 2006, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo telah

mengembangkan SIKDA dengan memakai aplikasi SISFOMAS dari UGM. Pada tahun 2008, SIK ini didukung infrastruktur termasuk pembangunan tower yang tersebar merata di seluruh kecamatan. Kabupaten Wonosobo merupakan daratan tinggi yang terletak di kaki gunung Dieng, dimana daerah ini seringkali dilanda cuaca buruk dan sambaran petir.

Kondisi ini menyebabkan kerusakan pada tower. Jelas ini sangat merugikan, yang memungkinkan loss data yang belum sempat diinput.

Tujuan
Tujuan dilakukannya kunjungan lapangan ini adalah : 1. Mengetahui proses penerapan SIK yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Puskesmas Garung. 2. Menganalisis penerapan SIK dengan menggunakan analisis SWOT. 3. Menetapkan rencana strategi bagi pengembangan SIK. 4. Menilai SIK yang diterapkan berkaitan dengan fungsinya sebagai Decision Support System.

Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dapat digunakan dalam pengembangan SIK di wilayahnya. 2. Menambah pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam penerapan SIK dan Decision Support System. 3. Secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundangundangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat dan tidak tepat waktu

(http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id). Sistem informasi kesehatan merupakan penunjang bagi pelaksanaan

manajemen kesehatan yang baik dalam mendukung peningkatan kinerja pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan hal tersebut informasi kesehatan harus dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan pada tiap tingkat manajemen kesehatan dari tingkat daerah sampai dengan pusat (WHO, 2000) Prinsip umum Penyempurnaan SIK : a. SIK merupakan bagian integral dari sistem kesehatan b. Setiap data/ informasi yang dikumpulkan harus jelas kegunaannya c. Setiap perubahan dalam pencatatan dan pelaporan, harus dikaitkan dengan peningkatan upaya pelayanan tanpa menghilangkan informasi yang penting d. Disain SIK disesuaikan dengan kemampuan manajerial unit pelaksana e. Tidak terjadi duplikasi data, terutama dalam kegiatan pencatatan f. SIK mencakup informasi sektor terkait lain dan swasta serta hasil survey

Pada hakikatnya suatu SIK tidak dapat berjalan sendiri. SIK merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan yang komprehensif, yang memberikan pelayanan kesehatan secara terpadu, meliputi baik pelayanan kuratif, pelayanan rehabilitatif, maupun pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. SIK harus dapat mengupayakan dihasilkannya informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan. Untuk pengembangan SIK, Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo

bekerjasama dengan Simkes UGM, dimana Simkes UGM sebagai vendor. SIK ini berupa aplikasi yang dinamai SISFOMAS.

SISFOMas
Aplikasi SISFOMas ini dikembangkan sejak tahun 2004 dengan nama SIKESDA. Fitur awal dari aplikasi ini masih sangat sederhana sekali karena hanya mendukung kegiatan rawat jalan di BP umum dan BP gigi saja dan fungsi pelaporan yang ada hanya untuk merekap laporan bulanan 1 (LB1). Aplikasi telah beberapa kali dikembangkan dan saat ini aplikasi SISFOMas telah dikembangkan dengan fitur yang jauh lebih lengkap dan didevelop dengan menggunakan Framework CI (CodeIgniter) yang bisa mempermudah developer untuk mengembangkan aplikasi ini. Modul aplikasi yang ada di dalam aplikasi SISFOMas ini didesain dan dirancang untuk mendukung kegiatan pelayanan dan manajemen puskesmas baik untuk kegiatan-kegiatan dalam gedung maupun kegiatan luar gedung baik yang terkait dengan kegiatan transaksional harian secara langsung maupun tidak langsung. Modul-modul aplikasi yang bisa ditemukan di dalam aplikasi SISFOMas antara lain modul pendaftaran, modul pemeriksaan, modul KIA, modul pelaporan, modul statistik dan pemetaan serta modul manajemen data (Panduan SISFOMas 2010).

HASIL

Dari kunjungan lapangan yang kami lakukan pada tanggal 14 Maret 2012, diperoleh hasil sebagai berikut :

Analisas Situasi
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo

SIK Dinas Kesehatan Wonosobo

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Wonosobo

Sarana prasarana SIK di Puskesmas : SDM Pusk. Software (sistem yg kembangkan oleh DKK) Hardware ( 5 Unit) Jaringan tower Internet

Kebijakan di Puskesmas Garung : Diusahakan semua pasien yang dilayani di semua tempat dalam dan luar gedung dapat dimasukkan datanya oleh masing-masing pemberi pelayanan untuk memaksimalkan / meringankan pencatatan dan pelaporan. Untuk didalam gedung puskesmas induk data dimasukkan setiap hari.

Pelayanan diluar gedung puskesmas induk yang meliputi pelayanan di Pustu, PKD dan Posyandu dilakukan sekali seminggu dimana pembina wilayah

masing-masing memasukkan data pada waktu piket di puskesmas induk

Alur data SIMPUS : Dari Pendaftaran pasien dipilah berdasar BP yang dituju.(BP Umum /Gigi/KIA/KB/MTBS) Pembuatan nomer FF baru bagi pasien yg belum punya nomer/ kartu Rawat Jalan. FF (family Folder) diambil petugas pemeriksaan. Hasil pemeriksaan yg meliputi Anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa/ pem penunjang, terapi,dan lain-lain dimasukkan ke data komputer oleh masingmasing petugas piket.

Analisis SWOT dan Strategi


Faktor Internal Strength (Kekuatan) - Diagnosa dapat diketahui dengan cepat tanpa melihat buku - Dukungan kepala dinas - Dukungan kepala daerah - Dukungan biaya - Tertib laporan internal dan eksternal (berkala) - Tower dibangun pada banyak Faktor Eksternal titik dan tersebar merata Weakness (Kelemahan) - SDM dari SMA, Kesling, Perawat, Bidan - Petugas kadang lupa mengbackup data - Petugas jarang mengupdate software - Petugas BP melakukan 2x kerja - Masih tergantung petugas SIK Dinkes

Opportunities (Kesempatan) - Percontohan pengelolaan SIK untuk kab/kota lain - Outputnya dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana tindak lanjut program - Kerjasama dengan SKPD lain untuk memanfaatkan tower yang ada - Bernilai bisnis dalam pemakaian hotspot bagi tempat/ bangunan yang terjangkau - Memanfaatkan tower agar bernilai bisnis dalam hal pemakaian hotspot bagi tempat atau bangunan yang terjangkau - Memanfaatkan dukungan stakeholder untuk kerjasama dengan SKPD lain - Melatih SDM yang ada agar mandiri dalam hal manajemen data dan maintenance agar menjadi percontohan bagi kab/ kota lain

Threat (Ancaman) - Geografis - Gangguan teknis sarana (cuaca, petir) - Komputer SIK masih digunakan untuk kegiatan lain - Data dari polindes dimasukkan 1 x seminggu - Meningkatkan tertib laporan internal dan eksternal agar diperoleh informasi yang update setiap hari - Backup data setiap hari agar meminimalkan ancaman kerusakan akibat petir

Secara umum SIK di Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Puskesmas Garung sudah bagus. Permasalah utama dalam penerapan SIK di sini adalah ketika gangguan tower akibat sambaran petir dan kerusakan hardware yang berdampak pada tertundanya proses penginputan data, dan yang tidak kalah penting adalah butuh biaya besar untuk maintenancenya. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, kami menawarkan strategi unggulan yaitu dengan memanfaatkan tower agar bernilai bisnis dalam hal pemakaian hotspot bagi tempat atau bangunan yang

terjangkau. Menjadikan wilayah sekitar tower sebagai hotspot area dan Puskesmas sebagai hotspot provider. Bagi masyarakat dan pihak yang ingin menggunakan fasilitas hotspot wajib membeli semacam voucher kepada Puskesmas dimana voucher tersebut berisikan password untuk mengakses internet. Voucher ini bisa dibuat paket jam (berapa jam) dan paket unlimited dengan tingkatan harga yang beragam. Hasil yang diperoleh dari penjualan voucher hotspot bisa dimanfaatkan untuk biaya maintenance apabila terjadi kerusakan. Dengan strategi ini, dapat meminimilkan pemakaian anggaran yang bersumber dari APBD kabupaten.

KESIMPULAN

Dari hasil yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan : 1. SIK yang diimplementasikan di Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo dan Puskesmas Garung merupakan suatu sistem pendukung keputusan. SIK ini dapat membantu dalam menetukan diagnosa secara cepat, meringankan pencatatan dan pelaporan serta informasi yang dihasilkan dipakai untuk membuat rencana kerja program kesehatan.

2. Berdasarkan analisa SWOT yang dilakukan, strategi yang dihasilkan adalah : a. Memanfaatkan tower agar bernilai bisnis dalam hal pemakaian hotspot bagi tempat atau bangunan yang terjangkau b. Memanfaatkan dukungan stakeholder untuk kerjasama dengan SKPD lain c. Melatih SDM yang ada agar mandiri dalam hal manajemen data dan

maintenance agar menjadi percontohan bagi kab/ kota lain d. Meningkatkan tertib laporan internal dan eksternal agar diperoleh informasi yang update setiap hari e. Backup data setiap hari untuk meminimalkan ancaman loss data kerusakan akibat petir

Anda mungkin juga menyukai