Anda di halaman 1dari 18

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Kapuskesad


PUSAT KESEHATAN Nomor Kep / 841 / XII / 2019
Tanggal 20 Desember 2019

PENGETAHUAN BEKAL KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Pembekalan kesehatan sangat erat hubungannya dengan penyelenggaraan


dukungan kesehatan maupun pelayanan kesehatan, untuk itu unsur pembekalan
merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan pembinaan
kesehatan.

b. Seluruh aspek yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan data


teknis medis harus diketahui dan dipahami dengan jelas oleh seluruh Satuan atau
Instansi yang berada di jajaran Kesehatan TNI AD agar didapat keseragaman dan
ketetapan dalam pelaksanaannya. Material kesehatan merupakan salah satu
sarana untuk berhasilnya penyelenggaraan jasa kesehatan di lingkungan TNI AD
mengingat bekal kesehatan yang dipergunakan untuk pelayanan dan dukungan
kesehatan terdiri atas bermacam-macam material kesehatan.

c. Rangkaian pelaksanaan kegiatan administrasi bekal kesehatan merupakan


bagian siklus material yang berawal dari tahap penerimaan, pencatatan,
permintaan, penyerahan, pertanggung jawaban dan pengembalian material yang
tertuang dalam beberapa bentuk, kartu-kartu dan daftar-daftar, sehingga
pengurusan administrasi berjalan dengan tertib dan kesiapan material kesehatan
lebih optimal serta mempermudah pimpinan untuk melaksanakan pembinaan
material kesehatan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah Sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


salah satu bahan ajaran pada Pendidikan Dasar Kecabangan Kesehatan.

b. Tujuan. Naskah Sekolah ini disusun dengan tujuan agar para Perwira
Siswa mengerti tentang bekal kesehatan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Naskah ini meliputi macam bekal kesehatan prosedur


pembekalan dan penggunaan serta administrasi material kesehatan.

b. Tata urut. Naskah ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

RAHASIA
2

a. Pendahuluan.
b. Macam-macam Bekal Kesehatan.
c. Prosedur Pembekalan dan Penggunaan.
d. Penutup.

4. Pengertian.

a. Bekal Kesehatan. Adalah sejumlah materiil kesehatan dan materiil non


kesehatan yang disusun dengan rumusan tertentu, guna pelaksanaan fungsi teknis
kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan.

b. Bekal Kesehatan Awal. Adalah materiil kesehatan baik berupa bekal


yang dalam penggunaannya habis pakai (Tanja Habis) maupun berupa bekal yang
relatif tidak habis pakai (Tanja Kekal), yang diperlukan untuk mendukung
kesehatan pasukan yang akan melaksanakan tugas operasi.

c. Bekal Kesehatan Ulang. Adalah bekal kesehatan yang merupakan


bagian dari perangkat kesehatan lapangan yang bersifat habis pakai, sehingga
memerlukan remateriilisasi bagi satuan-satuan tugas yang melaksanakan tugas
minimal 3 bulan.

d. Bendaharawan Material Kesehatan. Adalah seseorang yang karena


jabatannya diangkat dan diberhentikan oleh Ordonatur Material Kesehatan dan
mempertanggungjawabkan tugas pengurusannya berdasarkan undang-undang
perbendaharaan membuat, mengirimkan perhitungan dan pertanggungjawaban
serta melaporkan pelaksanaannya kepada Ordonatur Material Kesehatan atau
instalasi yang ditunjuk.

e. Dukungan Kesehatan. Adalah penyelenggaraan bantuan administrasi


kesehatan yang ditujukan baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk
mendukung penggunaan kekuatan Angkatan Darat yang dilaksanakan oleh unsur
kesehatan Angkatan Darat.

f. Komisi Pemeriksaan Material Kesehatan. Adalah orang-orang yang


diangkat oleh Ordonatur Material Kesehatan untuk keperluan pemeriksaan dan
pengujian material kesehatan yang diterima, dikirimkan, dihapuskan dan untuk
melaksanakan pencatatan dan pencocokan persediaan material kesehatan di
gudang.

g. Materiil Lebih. Adalah materiil yang disebabkan hari persediaan


berlebihan dari kebutuhan nyata/riil.

h. Materiil Mati. Adalah materiil yang sudah tidak dapat dipergunakan


dihancurkan/sudah tidak berfungsi/rusak maupun sudah tidak layak pakai.

i. Material Kesehatan. Adalah bagian dari kekayaan negara yang terdiri


dari bekal kesehatan, alat kesehatan dan pendukung kesehatan guna mendukung
pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan bagi prajurit, PNS dan keluarga
dilingkungan TNI AD.
3

j. Pelayanan Kesehatan. Adalah penyelenggaraan bantuan administrasi


kesehatan yang ditujukan bagi personel Angkatan Darat, PNS dan keluarganya
yang berhak dalam mendukung penyelenggaraan fungsi administrasi Angkatan
Darat, untuk mencapai derajat kesehatan anggota Angkatan Darat, PNS yang
setinggi-tingginya yang dilaksanakan oleh unsur kesehatan Angkatan Darat.

k. Pembendaraan Material Kesehatan. Adalah aturan tentang tata laksana,


pengurusan materiil kesehatan yang mencakup kegiatan pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengawasan dan pengendalian.

BAB II
MACAM-MACAM BEKAL KESEHATAN

5. Umum. Bekal kesehatan adalah: sesuatu yang disediakan dalam bentuk


tanja habis dan tanja kekal untuk digunakan dalam perjalanan. membawa bekal dalam
Bekal kesehatan satuan operasi (Bekkes Satops) TNI AD dan personel serta bekal
kesehatan habis pakai (Tanja Habis).

6. Penggolongan Materiil Kesehatan. Materiil kesehatan yang digunakan


dalam rangka mendukung pelayanan dan dukungan kesehatan dapat digolongkan
menurut berbagai aspek sebagai berikut :

a. Dari Aspek Pertanggungjawaban.

1) Bekal kesehatan habis pakai (Tanja Habis), pemakai/pengguna dapat


menggunakan bekal kesehatan ini sesuai kebutuhan tanpa harus
mempertanggungjawabkan penerimaan/pemakaian secara administratif,
tetapi untuk instalasi kesehatan maupun perbekalan sampai tingkat
terendah tetap harus mempertanggungjawabkan pengeluaran/pendistri
busian sesuai ketentuan yang berlaku yang termasuk jenis bekal kesehatan
habis pakai adalah :

a) Obat-obatan
b) Suplay medis
c) Blangko, formulir, alat embalase dan lain-lain

2) Bekal kesehatan tidak habis pakai (Tanja Kekal). Bekal kesehatan


yang termasuk golongan ini harus dipertanggungjawabkan penggunaannya
oleh pemakai selama dalam penggunaan, sehingga apabila rusak atau
hilang harus memberi laporan kepada atasannya (secara tertulis) sesuai
ketentuan yang berlaku dalam bentuk berita acara (BA). Demikian pula
seluruh instalasi kesehatan Angkatan Darat harus memperlakukan bekal
kesehatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan bila rusak atau hilang harus
mengganti secara fisik maupun dengan uang, sesuai nilainya dan disetorkan
kepada kas Negara. Bekal kesehatan yang termasuk jenis ini adalah :

a) Alat kedokteran
b) Alat laboratorium
c) Alat produksi
4

d) Beberapa alat bahan Alkes tetap termasuk dalam bekal


kesehatan, antara lain :

(1) Tas kanvas, peti keslap.


(2) Ranmor, Alhub.
(3) Alat pendingin.

b. Dari Aspek Jenis Bekal Kesehatan dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Obat-obatan yang terdiri atas :

a) Obat-obatan basah.
b) Obat-obatan kering.
c) Obat-obatan khusus gigi.

2) Alat peralatan kesehatan (Alpalkes), adalah Matkes yang digunakan


untuk keperluan petugas tehnis kesehatan dalam menjalankan tugasnya
yang digolongkan sebagai berikut :

a) Alat-alat kesehatan.
b) Alat-alat kesehatan gigi.
c) Alat-alat kesehatan laboratorium.
d) Alat-alat produksi.
e) Instrumen kesehatan.
f) Instrumen gigi.
g) Instrumen laboratorium.

Catatan : Instrumen adalah alat kesehatan yang berupa pendukung


kegiatan, misalnya gambar-gambar, audio dan lain-lain.

3) Bekal kesehatan non kesehatan yang termasuk pembekalan


kesehatan. Bekal kesehatan yang bukan khusus untuk digunakan teknis
medis tetapi dipergunakan untuk terlaksananya kegiatan tehnis medis
antara lain :

a) Bekal administrasi kesehatan.


b) Bekal embalase / pembungkus.
c) Bekal khusus misalnya ambulans, baju dokter, perawat.

c. Dari Aspek Jenis Bekal Kesehatan :

1) Bekal kesehatan wilayah.


2) Bekal kesehatan lapangan.
3) Bekal dasar.
4) Bekal ulang.

d. Dari Jenis Perangkat Kesehatan Lapangan. Khusus untuk tugas operasi :

1) Perangkat Perorangan.

a) Perangkat prajurit pasukan infanteri.


b) Perangkat pembantu perawat.
5

c) Perangkat perawat.
d) Perangkat dokter.

2) Perangkat Satuan.

a) Perangkat Poslongyon.
b) Perangkat Ambulans.
c) Perangkat Ru Tandu.
d) Perangkat Minkes.

7. Penggolongan Bekal Kesehatan. Pada dasarnya tidak ada perbedaan


secara prinsip antara bekal kesehatan wilayah dan lapangan bila ditinjau dari
penggolongannya secara medis. Namun demikian karena Bekkes yang diperuntukkan
pada pemberian dukungan kesehatan di Rah Operasi/Latihan, maka terdapat perbedaan
antara bekal kesehatan tersebut dalam cara pengaturan/pengepakan, jenis obat-obatan
dan alat peralatan kesehatan yang dipergunakan.

a. Ditinjau dari Satuan Kesehatan.

1) Bekal kesehatan wilayah, bekal ini berupa materiil kesehatan dan


sebagian hasil materiil non kesehatan. Penyusunan dan pengawasan bekal
ini disesuaikan dengan macam instansi atau bagian yang diperuntukkan.
Bekal kesehatan wilayah ini diupayakan untuk dapat mencukupi instalasi
pelayanan kesehatan sehingga penyelenggaraannya dapat dilaksanakan
secara seoptimal mungkin. Jenis perangkat kesehatan wilayah yang
terdapat di lingkungan kesehatan Angkatan Darat antara lain :

a) Set Pos Kesehatan. Merupakan perlengkapan Pos


Kesehatan dalam melaksanakan fungsinya sebagai instalasi
pelayanan kesehatan dalam tingkat pengobatan umum.

b) Set Poliklinik Pembantu. Merupakan perlengkapan poliklinik


pembantu dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terbatas
pada pengobatan umum dan pemeriksaan ibu hamil dan anak (KIA).

c) Set Poliklinik Induk. Merupakan perlengkapan poliklinik


induk dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terbatas pada
pengobatan umum, KIA dan pengobatan gigi.

d) Set Dokter. Merupakan perlengkapan dokter untuk


menjalankan profesinya.

Disamping dalam bentuk bekal, instalasi kesehatan ini didukung pula


materiil kesehatan tanja habis yang berupa obat-obatan, suplai medis dan
obat gigi serta materiil lain yang pemberiannya bersifat rutin.

2) Bekal kesehatan lapangan. Terdiri atas semua jenis materiil


kesehatan dan sedikit non materiil kesehatan yang disusun menurut
rumusan tertentu, dikemas secara khusus agar dapat dipergunakan di
daerah operasi/latihan. Pengemasan ini ditujukan agar bekal-bekal tersebut
dapat tahan terhadap cuaca mudah dibawa di perjalanan.
6

b. Ditinjau dari Sifatnya. Bekal kesehatan dapat dibedakan dalam hal


jenis bekal berdasar pada cara pemeliharaannya adalah sebagai berikut :

1) Bekal dasar. Merupakan bekal awal pada saat satuan akan


melaksanakan operasi/latihan yang mampu mendukung dalam waktu
tertentu (3 bulan). Bekal dasar ini diisi materiil kesehatan yang tidak habis
pakai dan materiil habis pakai.

2) Bekal ulang. Merupakan bekal yang diberikan di daerah operasi


yang ditujukan untuk melengkapkan kembali bekal dasar yang telah dipakai
agar bekal tersebut kembali utuh. Bekal ulang ini berisi materiil yang bersifat
habis pakai dan penerimaan secara periodik atau kurun waktu tertentu
sampai tugas operasi ini dinyatakan selesai.

8. Perangkat Kesehatan Lapangan. Bekal ini diperuntukkan bagi satuan yang


akan melaksanakan tugas operasi, terdiri atas bekal dasar dan bekal ulang, dimana bekal
dasar diberikan pada saat satuan hendak berangkat operasi oleh satuan kesehatan
wilayah (Kesdam), yang selanjutnya untuk kontinuitas dalam bentuk bekal ulang diberikan
kepada satuan tugas operasi tersebut selama bertugas oleh Kesdam tempat operasi.

a. Perangkat Kesehatan Lapangan dilihat dari Fungsinya :

1) Perangkat Perorangan. Diberikan kepada personel yang yang


selalu siap pakai, yaitu :

a) Katprapas. Sebagai perangkat yang diberikan kepada semua


personel Satgasops, yang mampu memberikan pengobatan /
perawatan kepada diri sendiri maupun teman dekat.

b) Untuk anggota Kesehatan selain Katprapas juga diberikan


perangkat sebagai berikut :

(1) Kat Dokter. Diberikan kepada Dokter Batalyon sebagai


alat diagnosa dan pengobatan darurat di lapangan.

(2) Kat Perawat. Diberikan kepada perawat untuk


pertolongan darurat (Pakes dan Bakes selain dokter)

(3) Kat Pembantu Perawat. Diberikan kepada pembantu


perawat untuk pertolongan darurat (Takes)

2) Perangkat Satuan.

a) Katposlongyon. Digelar bila diperlukan (atas perintah), isi


terdiri atas :

(1) Katobber.
(2) Katobring.
(3) Katsiapev.
7

b) Kat Ru Tandu. Siap digunakan oleh Ru Tandu sewaktu


diperintah untuk mengambil korban.

c) Kat Ambulans. Selalu siap pakai dalam mobil ambulans.

d) Kat Minkes. Selalu disiapkan untuk melengkapi kebutuhan


Minkes, baik untuk Kat perorangan maupun Kat satuan.

3) Dari pertanggungjawabannya.

a) Tanggung jawab kekal (Tanja kekal). Isi bekal kesehatan


tidak habis pakai.

b. Tanggung jawab habis (Tanja habis). Isi bekal kesehatan


habis pakai.

b. Perangkat Kesehatan Lapangan dilihat dari Komposisi / Rumusan


berdasarkan TOP ROI Yonif 2000 :

1) Kat Prapas I / II = 747 kat


2) Kat Pembantu Perawat = 11 kat
3) Kat Perawat = 6 kat
4) Kat Dokter = 1 kat
5) Kat Poslongyon :
a) Katobring = 1 kat
b) Katobber = 1 kat
c) Katsiapev = 1 kat
6) Katrutandu = 1 kat
7) Kat Ambulans = 1 kat
8) Kat Minkes = 1 kat

c. Perangkat Kesehatan Lapangan dilihat dari Isi Kat, dibedakan :

1) Bekal kesehatan habis pakai.

a) Obat.

(1) Obat basah.

1. Alkohol
2. Inj. yang dilarutkan atau tidak
3. Solutio
4. Salep
5. Suppositoria

(2) Obat kering.

(a) Tablet, kaplet, tablet bergula


(b) Kapsul
(c) Pulvis, bedak
8

b) Komponen perlengkapan pendukung pembalut.

(1) Abbocath
(2) Bidai
(3) Disposable Syringe
(4) Gas streril
(5) Jarum suntik
(6) Kain segitiga
(7) Verband

c) Minkes.

(1) Alat tulis


(2) Formulir

d) Bekum. Batu baterai kecil.

2) Bekal kesehatan tak habis pakai.

a) Alat kesehatan.

(1) Alat jahit (minor sugery)


(2) Gunting verband
(3) Pincet (anatomi / chirurgi)

b) Bekal khusus.

(1) Ban lengan palang merah


(2) Bendera palang merah
(3) Tas perangkat

c) Bekum.

(1) Lampu senter


(2) Peti aluminium berbagai ukuran.

9. Administrasi Penerimaan Material Kesehatan Hasil Pembelian.

a. Material kesehatan hasil pembelian dilaksanakan dengan mempergunakan


APBN atau anggaran lainnya, dimana proses penerimaan berkaitan dengan
penyelesaian pembayaran.
b. Pembelian dapat dilaksanakan melalui kontrak pembelian atau surat
pesanan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Proses penerimaan dibagi dalam 4 tahapan sebagai berikut :

1) Tahap persiapan.
a) Bendaharawan/Kepala Gudang akan menerima dokumen
material berupa kontrak pembelian atau surat pesanan dari Ordonatur
sebagai persiapan penerimaan.
b) Dalam dokumen tersebut akan tercantum antara lain :
9

(1) Rekanan yang mengirim material.


(2) Cara penyerahan apakah sekaligus atau bertahap.
(3) Jumlah material yang akan diterima.
(4) Spesifikasi material yang akan diterima.
(5) Harga satuan dan jumlah harga material.
(6) Batas waktu penyerahan.

c) Setelah menerima dokumen tersebut maka


Bendaharawan/Kepala Gudangang mempersiapkan tempat
penampungan secukupnya sehingga apabila rekanan mengirimkan
barang tidak mengalami kesulitan.

2) Tahap pelaksanaan penerimaan.

a) Rekanan mengirimkan barang ke gudang dan di terima di


gudang Transito In sebelum material diperiksa oleh tim komisi.
b) Dokumen yang harus dibawa oleh rekanan pada waktu
mengirimkan barang adalah :
(1) Kontrak atau Surat Pemesanan.
(2) Surat Pengantar Barang yang mencantumkan barang
berupa jumlah Koli dan “Delivery Order” (DO).
(3) Kelengkapan dokumen material yang dikirim mengenai
spesifikasinya seperti :

(a) Sertifikat analisa untuk obat/bahan baku obat.


(b) Buku petunjuk pemakaian/data untuk alat-alat
kesehatan yang perlu diuji coba.

3) Tahap pemeriksaan.

a) Pemeriksaan dilaksanakan oleh Bendaharawan/Kepala


Gudangang bersama Komisi Penerimaan di tempat penerimaan
dengan disaksikan rekanan pengiriman Matkes.
b) Pemeriksaan ditujukan untuk memeriksa material kesehatan
sesuai kontrak/surat pesanan dengan kenyataan jumlah dan fisik
barang yang diterima.
c) Untuk pemeriksaan barang yang diterima hanya yang baik dan
sesuai dengan spesifikasi kontrak/surat pesanan, sedangkan yang
tidak cocok dikembalikan kepada rekanan untuk diganti (surat
risalah).
d) Apabila ketentuan penyerahan “sekaligus” dan terdapat
material kesehatan yang tidak baik, maka Berita Acara tidak dapat
dibuat, harus menunggu barang lengkap, sedangkan apabila
ketentuan penyerahan “bertahap” maka Berita Acara dapat dibuat
untuk materiil kesehatan yang diterima saja.

4) Tahap penyelesaian .

a) Setelah diputuskan oleh Bendaharawan dan Komisi tentang


materiil kesehatan yang dapat diterima, maka untuk selanjutnya
dibuat Berita Acara penerimaan dengan mempergunakan bentuk VIII.
10

b) Dalam pembuatan Berita Acara tersebut tidak boleh ada


kesalahan mengetik dan tidak boleh ada koreksi (misalnya
menggunakan “Tip Ex”) atau dihapus.
c) Administrasi lampiran pada Berita Acara Komisi adalah
sebagai berikut :

(1) Dibuat Berita Acara Penerimaan bentuk VIII dengan


jumlah rangkap sesuai kebutuhan.
(2) Dibuat Kartu Penerimaan Harian (KPH) sebagai
penerimaan secara koli pada saat rekanan mengirimkan
barang.
(3) Surat Pengantar (DO) dari rekanan ditandatangani
penerimaannya oleh Kepala Gudangang Transito/Expedisi.

d) Berita Acara Penerimaan dikirimkan kepada Ordonatur untuk


dilegalisir yang sekaligus merupakan persetujuan pembayaran
kepada rekanan.
e) Barang yang telah diterima di gudang Transito In setelah
perintah penerimaan materiil dari Ordonatur ke Bendaharawan
selanjutnya dikirim ke gudang penyimpanan/komite.

10. Penerimaan dari Instansi/Dinas.

a. Material kesehatan hasil produksi sendiri dan penerimaan distribusi dari


instansi/dinas lainnya, baik instansi/dinas tingkat atasan, setingkat maupun
bawahan mendapat perlakuan yang sama dalam proses penerimaannya.
b. Proses penerimaan dari instansi/dinas dibagi dalam 4 tahap ialah sebagai
berikut :

1) Tahap persiapan.

a) Sebelum penerimaan material, Bendaharawan/Ka.Gudang


akan menerima dokumen material dari pengiriman barang berupa :

(1) Perintah Pengeluaran Material (PPM).

(2) Bukti Pengiriman (BP).

(3) Atau surat-surat lainnya yang menyebutkan pengiriman


barang tersebut.

b) Setelah dokumen tersebut diterima, selanjutnya dipersiapkan


seperlunya tempat penerimaan/penampungan di Gudang Transito In.
c) Pada dokumen materiil akan disebutkan materiil apa yang
akan diterima beserta jumlahnya.

2) Tahap penerimaan.

a) Setelah materiil kesehatan diterima, ditempatkan di Gudang


Transito In sebagai penampungan sebelum materiil diperiksa.
11

b) Kecuali apabila pada waktu penerimaan terdapat koli yang


rusak/terbongkar, maka koli tersebut langsung diperiksa oleh
Bendaharawan/ Kepala Gudang bersama petugas yang mengirimkan
barang tentang keadaan isi dari koli tersebut.
c) Pada penerimaan tersebut Kepala Gudangang/Bendaharawan
menandatangani Surat Kiriman Barang yang dibawa oleh pengirim.

3) Tahap pemeriksan.

a) Bersama-sama dengan Komisi Penerimaan yang dibentuk


Ordonatur, Bendaharawan/Kepala Gudangang memeriksa materiil
kesehatan di tempat penerimaan tersebut.
b) Dokumen yang diterima digunakan sebagai dasar pemeriksaan
material kesehatan, diteliti tentang :

(1) Surat Kiriman Barang (SKB) jumlah koli.


(2) Surat Pengepakan
(3) Kode yang terdapat pada koli.

c) Pelaksanaan pemeriksaan sebagai berikut :

(1) Nomor koli yang dibuka disesuaikan dengan nomor


pada Bukti Pengeluaran (BP) dari pengirim untuk
memudahkan mengetahui isi koli.
(2) Koli dibongkar dari bagian atas/tutupnya.
(3) Isi koli dihitung dan dicocokkan dengan surat pak yang
terdapat di dalam koli, kemudian dicocokkan dengan yang
tercatat pada BP.
(4) Apabila terdapat kekurangan maka berat koli ditimbang
ulang bersama semua isi koli, apakah sesuai dengan data
pada BP.
(5) Semua data diperlukan untuk membuat Berita Acara
penerimaan.
(6) Setelah selesai pemeriksaan, disimpulkan oleh
Bendaharawan/Ka.Gudang bersama komisi tentang isi
keseluruhan koli tersebut.
(7) Semua materiil yang dalam keadaan baik dipindahkan
ke gudang penyimpanan, sedang yang rusak dipisahkan dan
segera dilaporkan ke pengirim dengan memakai Berita Acara
kerusakan.
4) Tahap penyelesaian.
a) Berita Acara Penerimaan dibuat dengan bentuk yang
disesuaikan dengan keadaan materiil yang diterima/diperiksa dan
keadaan kemasannya.
b) Bentuk Berita Acara tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Untuk material kesehatan yang keadaan kolinya baik, isi
koli dalam keadaan baik dan lengkap sesuai jumlah pada BP
dan Surat pak, dibuat Berita Acara dengan bentuk V.
(2) Untuk barang yang keadaan koli baik, isi koli terdapat
selisih berupa barang, lebih atau ada yang rusak maka dibuat
Beita Acara dengan bentuk VI.
12

(3) Untuk koli terdapat rusak, maka dibuat Berita Acara


dengan bentuk XIV.
c) Semua kolom pada blanko Berita Acara harus terisi dengan
data dan jangan ada kolom yang dikosongkan, demikian juga
pendapat/saran dari komisi serta Bendaharawan atas hasil
pemeriksaan, harus ditulis jelas karena keputusan terakhir atas
saran/usul tersebut berada pada Ordonatur.
d) Berita Acara yang telah dibuat dikirimkan kepada Ordonatur
untuk mendapat pengesahan serta keputusan Ordonatur atas
saran/usul tersebut.
e) Semua dokumen material kesehatan yang dikirim dari instansi
pengirim ditanda tangani oleh Bendaharawan/Ka.Gudang, kemudian
diajukan kepada Ordonatur untuk diketahui.

11. Penyimpanan Material Kesehatan. Dalam melaksanakan administrasi


penyimpanan harus dilengkapi dengan sarana administrasi sebagai berikut :
a. Buku Penerimaan. Pada buku tersebut dicatat data penerimaan materiil
sebagai berikut :
1) Tanggal Penerimaan.
2) Nama pengirim atau nama instansi pengirim.
3) Nomor Berita Acara Penerimaan.
4) Jenis material yang diterima.
5) Jumlah besar (koli) material yang diterima.
6) Keterangan lain yang diperlukan.
b. Buku Pengeluaran. Pada buku tersebut dicatat data pengeluaran materiil
sebagai berikut :
1) Tanggal pengeluaran.
2) Nama penerima atau nama instansi penerima
3) Nomor BP, tanggal BP, No PPM dan tanggal PPM.
4) Jenis material yang dikeluarkan.
5) Jumlah besar (koli) material yang dikeluarkan.
6) Keterangan lain yang diperlukan.

c. Buku Pertanggungjawaban.
1) Buku pertanggungjawaban material ini berisikan semua data material,
baik penerimaan maupun pengeluaran dengan mempergunakan bentuk XII.
2) Buku pertanggungjawaban materiil ini merupakan pertanggung
jawaban Bendaharawan/Kepala Gudangang atas semua materiil yang
dikelolanya.
3) Tiap halaman pertanggungjawaban materiil ini ditulis secara berurutan
di bagian halaman pertama/terakhir diberi angka dan huruf serta diparaf
Bendaharawan/Ka.Gudang.
4) Buku pertanggungjawaban materiil ini tidak boleh ada data yang
dihapus atau ditutup baik dengan kertas atau alat lainnya (misalnya “Tip ex”)
dimana apabila terdapat kesalahan menulis dicoret sedemikian rupa
sehingga kesalahan yang dicoret masih tampak, disebelahnya diparaf oleh
Bendaharawan\Ka.Gudang.
13

5) Semua material yang menjadi tanggung jawab Bendaharawan/


Ka.Gudang harus tercantum pada buku pertanggungjawaban material
tersebut.
6) Apabila serah terima jabatan maka buku ini harus ditutup/digaris dan
diparaf.
7) Semua data pada buku tersebut merupakan pertanggungjawabannya
selaku Bendaharawan/Ka.Gudang.

d. Kartu pertanggungjawaban Bendaharawan/Ka.Gudang.

1) Kartu pertanggung jawaban ini merupakan kartu Bendaharawan/


Ka.Gudang
2) Kartu ini disimpan dalam lemari di ruangan kerja.
3) Kartu ini disusun secara alpabetis.
4) Kartu dikerjakan setiap ada mutasi materiil.
5) Kartu ini juga tidak boleh dihapus datanya/ditempel.
e. Data mutasi pada kartu ini merupakan data untuk pengisian buku
pertanggungjawaban Bendaharawan/Ka.Gudang.

f. Kartu ini dibuat dalam bentuk IX.

g. Kartu Persediaan Gudang.

1) Kartu ini merupakan kartu barang.


2) Kartu ini berada di dalam gudang penyimpanan di tempat
diletakkannya materiil sesuai nama yang tertulis pada kartu tersebut.
3) Angka yang tertulis pada kartu ini merupakan jumlah barang sebagai
persediaan gudang, sehingga angka yang tertulis terakhir pada kartu harus
cocok dengan kenyataan fisiknya.
4) Kartu ini juga tidak boleh ada yang dihapus.

BAB III
PROSEDUR PEMBEKALAN DAN PENGGUNAAN

12. Umum. .Pemberian bekal kesehatan baik untuk kebutuhan Instalasi


kesehatan maupun Satuan Kesehatan, harus memperhatikan beberapa hal seperti harus
terarah sesuai dengan tugas pokok, kelancaran, kesederhanaan serta ketepatan waktu
dalam pendistribusiannya karena pendistribusian adalah suatu rangkaian kegiatan dalam
pengeluaran dan pengiriman materiil yang bermutu terjamin keabsahannya serta tepat
jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat sasaran, dari gudang pusat ke gudang daerah
dan atau dari gudang daerah ke gudang kesehatan yang dilayani/sesuai area servis

13. Prosedur Memberikan Bekal Kesehatan. Pemberian bekal kesehatan


didasarkan kepada kebutuhan/kepentingan instalasi kesehatan atau satuan kesehatan
yang membutuhkan. Pelaksanaan pemberian didasarkan alokasi dari satuan atasan
maupun permintaan dari satuan bawahan. Bekal kesehatan yang diberikan harus
berdasarkan pada beberapa prinsip :
14

a. Terarah pada Tugas Pokok. Prinsip ini dimaksudkan agar bekal yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas atau fungsi satuan yang dibekali sehingga bekal tersebut dapat bermanfaat.

b. Kelancaran dan Kontinuitas. Prinsip ini dimaksudkan agar bekal yang


diberikan harus lancar sehingga dapat diterima satuan/instalasi yang memerlukan
pada waktu yang tepat dan secara kontinyu, sehingga tidak sampai terjadi
kekosongan bekal.

c. Kesederhanaan. Prinsip ini dimaksudkan agar bekal harus secara


sederhana (tidak berlebihan) tetapi dapat memenuhi kebutuhan secara optimal
dengan nilai serendah mungkin, sehingga terhindar terjadinya pemborosan.

d. Ketepatan. Prinsip ini merupakan sasaran utama dari suatu kegiatan


pendistribusian bekal yang terdiri atas :

1) Tepat jenis.
2) Tepat jumlah.
3) Tepat kondisi.
4) Tepat waktu.
5) Tepat pemakai.

e. Kekenyalan. Prinsip ini dimaksudkan agar bekal yang diberikan harus


mempunyai kemampuan penyesuaian apabila terdapat ketidaksediaan atau
kelengkapan.

14. Cara Pendistribusian Bekal Kesehatan. Pemberian bekal kesehatan wilayah


maupun lapangan diberikan atau diadakan berdasarkan program dan permintaan.
Dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a. Bekal Kesehatan Wilayah. Sumber bekal ini diberikan / dikirim dari pusat,
bila tidak terdukung atau terpenuhi maka dilaksanakan melalui pengadaan sendiri
(daerah). Untuk kepentingan yang bersifat insidentil / darurat dapat diadakan
dalam jumlah terbatas melalui dana restitusi. Bekal ini bersifat rutin tiap tahun
anggaran, untuk itu perlu adanya program kebutuhan yang dibuat oleh instalasi
kesehatan wilayah (Kesdam).

b. Bekal Kesehatan Lapangan. Bekal ini diberikan sesuai kebutuhan dan


satuan tempur/Banpur, dan bekal ini mempunyai batasan waktu dukungan yaitu 3
bulan dari (Bekal Dasar), yang selanjutnya untuk kontinuitas bekal diberikan di
daerah operasi (Bekal Ulang). Bekal dasar dan bekal ulang diberikan oleh Puskes
TNI melalui kesehatan wilayah yang selanjutnya didorong ke kesatuan yang
membutuhkan/bertugas.

15. Administrasi Pendistribusian Material Kesehatan.

a. Pendistribusian Material Kesehatan adalah proses distribusi, yakni


pendistribusian dari persediaan gudang untuk dikirimkan kepada instansi lain atau
pemakai.
15

b. Pendistribusian Materiil kesehatan dilaksanakan oleh Bendaharawan/Kepala


Gudang berdasarkan perintah tertulis (PPM) dari Ordonatur, yakni Kapuskesad
untuk tingkat Pusat dan Kakesdam untuk tingkat Daerah dengan menggunakan
bentuk XII.
c. Dalam keadaan mendesak, pendistribusian material kesehatan boleh
dengan Nota Dinas dari Ordonatur, yang selanjutnya segera ditinjaklanjuti dengan
PPM.
d. Material yang akan dikeluarkan harus dalam keadaan baik, kecuali ada
perintah khusus dari Ordonatur, misalnya untuk perbaikan, penghapusan dan lain-
lain.
e. Pelaksanaan Pendistribusian Material Kesehatan di bagi dalam 5 tahap
sebagai berikut :

1) Tahap Persiapan.

a) Setelah PPM diterima material dari persediaan dipisahkan dari


yang lainnya, dipindahkan ke ruang kemas.
b) Disiapkan alat kemas seperlunya dengan mempertimbangkan
juga rencana jenis angkutan yang akan dipakai.
c) Bila menggunakan angkutan jalan darat / laut maka petikemas
yang digunakan adalah peti kayu, bila menggunakan angkutan udara
maka peti kemas yang digunakan adalah dus, karton dengan tujuan
mengurangi berat kemasan.
d) Komisi pengemasan yang telah dibentuk Ordonatur dihubungi.
e) Blanko Surat Pak disiapkan.

2) Tahap Pelaksanaan.

a) Pengepakan dilaksanakan oleh Kepala Gudang Pak dengan


disaksikan oleh Komisi pengepakan.
b) Setiap barang yang dimasukkan ke dalam koli di catat pada
blangko Surat Pak rangkap 4.
c) Komisi dan Kepala Gudang Pak memasukkan barang ke
dalam koli harus sambil memeriksa keadaan barang, menghitung
jumlah dan mengepak dengan baik sehingga tidak rusak dalam
pengiriman.
d) Surat pak lainnya disimpan oleh tim komisi pengepakan atau
Kepala Gudang Pengepakan sebagai arsip dan bukti bahwa material
dari PPM tersebut telah dikemas.
e) Semua Koli yang akan dikirim ditulis data sipenerima lengkap
dan data nomor PPM, Nomor BP, nomor Koli, berat, volume
kemudian baru koli ditutup dan dibandizer/bandizer plastik setelah
selesai pengepakan kemudian dikirim ke gudang transito out.

3) Tahap Penyelesaian Administrasi.

a) Kepala Gudang membuat Renpam untuk diajukan ke Direktur


atas dasar Renpam Kepala Gudang, atas dasar itu Direktur membuat
surat pengangkutan material ke Dirbekangad.
b) Semua surat pak dikumpulkan secara berurutan, kemudian
dibuat Bukti Pengeluaran (BP) yang mempergunakan bentuk V. BP
16

tersebut merupakan pertanggungjawaban material yang telah


didistribusikan atau dikeluarkan dari gudang persediaan kepada
Ordonatur.
c) Pada akhir penulisan dari BP, ditulis jumlah koli, jumlah berat
dan jumlah volume.
d) BP ditandatangani oleh Bendaharawan. Kepala Gudang,
Komisi Pengepakan dan dilegalisir oleh Ordonatur.
e) Setelah BP diberi Nomor dan tanggal, Nomor dan tanggal
tersebut beserta nomor PPM menjadi dasar pengeluaran persediaan
gudang pada kartu persediaan, kartu pertanggungjawaban dan buku
pertanggungjawaban bendaharawan/Kepala Gudang.
f) Jumlah lembaran BP sesuai kebutuhan.
g) BP dikirim ke alamat penerima sebelum koli-koli dikirimkan,
dengan tujuan sebagai pemberitahuan rencana penerimaan materiil
dan sebagai bahan persiapan seperlunya bagi sipenerima.
h) BP disimpan secara baik berurutan dan berlanjut karena BP
merupakan pertanggungjawaban Bendaharawan/Kepala Gudang.
i) BP yang dikirimkan ke alamat penerima, disediakan kolom
pada bagian bawah untuk tandatangan penerimanya dimana setelah
barang diterima, BP tersebut 1 berkas dikembalikan kepada
Bendaharawan sebagai bukti penerimaan.

4) Tahap Penataan Persediaan Gudang.

- Setelah material di pak dalam koli, maka kegiatan di gudang


sebagai berikut :

(1) Penataan kembali persediaan gudang.


(2) Pengisian kartu persediaan, kartu pertanggungjawaban
dan buku pengeluaran.

5) Tahap Pengiriman Material

a) Pengiriman material ke alamat penerima dilaksanakan oleh


petugas Ditbekangad.

b) Pengiriman material adalah sebagai berikut :

(1) Buat permintaan angkutan material (PAM) kepada


Ditbekangad untuk tingkat pusat atau ke Bekangdam untuk
tingkat wilayah atau daerah.
(2) Setelah petugas Ditbekangad / Bekangdam tiba di
gudang, buat surat kiriman barang atau (SKB) sebagai
pengantar pengiriman barang. Pada SKB hanya dituliskan
secara global Nomor koli, jenis isi koli, Nomor PPM, Nomor BP,
tetapi tidak ditulis rincian isi koli.
(3) SKB ditandatangani petugas Ditbekangad/Bekangdam
sebagai bukti penyerahan, sedangkan lembaran SKB lainnya
sebanyak 2 lembar dikirimkan ke alamat penerima dan
nantinya setelah ditandatangani oleh penerima dikembalikan ke
bendaharawan/Kepala Gudang Pengiriman.
(4)
17

16. Bentuk Dokumen Pendistribusian Material Kesehatan.

a. Bukti Pengeluaran (BP)


b. Surat Kiriman Barang (SKB)
c. Perintah Pengeluaran Material (PPM)
d. Permintaan Angkutan Material (PAM)
e. Surat Pak
f. Evaluasi
17. Laporan material kesehatan

a. Laporan rutin.

1) Laporan yang dikerjakan sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan


TNI AD, yaitu:
a) Laporan mutasi tiap triwulan.
b) Laporan tahunan lengkap.

2) Laporan yang dikerjakan sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan


Ditkesad, yaitu :

a) Laporan penambahan dan pengurangan obat bius.


b) Laporan alat kesehatan.
c) Laporan material kesehatan lengkap minus obat esensial.
d) Laporan perangkat kesehatan lapangan.

b. Laporan Insidentil. Laporan ini dibuat khusus atas permintaan pejabat


pemeriksa, perintah Ordonatur atau pejabat lainnya yang berwenang dan
mendapat persetujuan Ordonatur.

18. Laporan yang Menjadi Kewajiban Bendaharawan/Kepala Gudang.

a. Laporan Triwulan Mutasi Material Kesehatan. Laporan ini dibuat pada


triwulan I, II dan III pada setiap tahun anggaran sedangkan triwulan IV dibuat
sekaligus pada akhir tahun. Laporan ini hanya mengenai material kesehatan yang
mengalami mutasi berupa penambahan dan pengeluaran saja dan kolomnya
adalah sebagai berikut :

1) Kolom satu nomor urut. Pada kolom ini dituliskan Nomor urut dari
material kesehatan yang dilaporkan.
2) Kolom dua nama material kesehatan. Pada kolom ini dituliskan
nama material kesehatan yang mengalami mutasi.
3) Kolom tiga kode material kesehatan. Pada kolom ini dituliskan
nomor kode dari katalogisasi material kesehatan yang dilaporkan.
4) Kolom empat persediaan awal. Pada kolom ini dilaporkan jumlah
persediaan material kesehatan pada awal triwulan yang dilaporkan. Jumlah
ini harus sama dengan persediaan akhir pada triwulan yang sebelumnya.
5) Kolom lima penambahan. Pada kolom ini diisi jumlah penerimaan
material kesehatan selama triwulan yang dilaporkan.
6) Kolom enam pengurangan. Pada kolom ini diisi jumlah
pengeluaran material kesehatan selama triwulan yang dilaporkan.
RAHASIA
18

7) Kolom tujuh persediaan akhir. Pada kolom ini diisi jumlah


persediaan akhir pada triwulan yang dilaporkan setelah mengalami mutasi.
8) Kolom delapan keterangan. Pada kolom ini dituliskan
keterangan yang perlu dilaporkan +da Ordonatur dan setelah diketahui
Ordonatur diteruskan kepada Itjenad Up Unit Verben di Bandung.

b. Laporan Tahunan Lengkap. Laporan ini dibuat oleh Bendaharawan/


Kepala Gudang pada setiap akhir tahun anggaran. Bentuk kolom serta cara
pengisian sama dengan laporan triwulan, hanya tercatat perubahan periode
laporan tiap 1 tahun. Hal lain yang berbeda adalah:
1) Material yang dilaporkan adalah seluruh material yang menjadi
tanggung jawab Bendaharawan/Kepala Gudang baik yang mengalami
mutasi maupun yang tidak mengalami mutasi.
2) Jumlah penambahan atau pengurangan (mutasi) yang terjadi selama
tahun yang dilaporkan.

Laporan tahunan ini merupakan lampiran dari laporan lengkap


Bendaharawan/Kepala Gudang kepada Ordonatur setiap akhir tahun
anggaran.

BAB VI
PENUTUP

19. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar Pengetahuan Bekal
Kesehatan untuk Pendidikan Perwira TNI AD.

Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat,

Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H.


Mayor Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai