1
2
2. Rawat inap
a. Pavilun Merpati A m. Wijaya Kusuma D
b. Pavilun Merpati B n. Wijaya Kusuma E
c. Pavilun Merpati C o. High Care WK
d. Pavilun Merpati D p. Melati
e. Pavilun Merpati E q. Mawar
f. Pavilun Merpati F r. ROD Bersalin
g. ODC Pavilun Merpati s. ICCU
h. High Care Merpati t. ICU
i. Kamar Bayi Merpati u. NICU
j. Wijaya Kusuma A v. Unit Stoke
k. Wijaya Kusuma B w. ROD
l. Wijaya Kusuma C
3
A = (B+C+D)-E
A : Rencana kebutuhan
B : Pemakaian rata-rata sebulan x 12 bulan
C : Buffer stok 15%
D : Waktu tunggu 2 minggu (4%-5%)
E : Sisa persediaan
e. Sesuaikan rencana kebutuhan dengan Anggaran yang tersedia
dengan Metode PUT (Prioritas, Utama, dan Tambahan).
5
4. Penerimaan
Tata cara atau langkah-langkah kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga
yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Prosedur penerimaan sediaan farmasi, alat kesehtan, dan bahan
medis habis pakai di RSUD dr. Soedono Madiun sebagai berikut:
a. Periksa kesesuaian jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan surat
pesanan.
b. Periksa kesesuaian spesifikasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan
surat pesanan.
c. Periksa kesesuaian jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan
surat pesanan.
d. Periksa tanggal kadaluarsa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai.
e. Periksa kesesuaian harga sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan surat
pesanan.
f. Tanda tangani faktur jika sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang diterima sudah sesuai dengan faktur atau
surat pengiriman dan surat pesanan oleh Pengurus Barang
Persediaan Medis.
g. Entry faktur pada SIM RS.
h. Catat faktur pada Buku Penerimaan Perbekalan Farmasi.
i. Catat pada kartu barang / steling.
5. Penyimpanan
Adalah tata cara dan langkah-langkah dalam penyimpanan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Setelah barang
diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas
7
dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
a. Syarat Penyimpanan
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
meliputi:
1) Persyaratan stabilitas dan keamanan
2) Sanitasi,
3) Cahaya
4) Kelembaban
5) Ventilasi
6) Penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
b. Metode Penyimpanan
Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan bentuk Sediaan
dan Jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First In
First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) disertai dengan
Sistem Informasi Manajemen.
c. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan secara umum di Unit Pelayanan Farmasi, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tata ruang diatur sehingga petugas mudah bergerak
2) Sirkulasi udara yang baik
3) Temperatur udara dipelihara pada suhu 16°C - 25°C (AC)
4) Kelembaban relative dibawah 60%
5) Keamanan Gudang
a) CCTV
b) Pintu yang tidak mudah dirusak
c) Pemadam kebakaran
6) Fasilitas penyimpanan
8
a) Rak atas 40cm dari atap dan rak bawah 10cm dari ubin
b) Refrigerator obat
c) Pendingin Udara
d) Palet plastik atau kayu
e) Lemari yang terkunci
7) Bersih, rapi, bebas dari kecoa, tikus, dan kucing
8) Ada peringatan “Tidak Boleh Merokok”
9) Hanya petugas yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk
d. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Disimpan pada tempat terpisah.
2) Harus ada labelberisi nama B3 dan tidak boleh lepas.
3) Harus ada label / simbol sesuai dengan klasifikasi B3 dan
dilengkapi MSDS (Material Safety Data Shee).
4) Ruangan di lengkapi dengan APAR dan tanda peringatan
“Dilarang Merokok” untuk B3 yang mudah terbakar.
5) Jangan menyimpan B3 di rak paling atas ( di tempat yang tinggi),
di bawah bak cuci dan dekat kabel listrik.
6) Penyimpanan B3 di unit pelayanan dalam jumlah kecil.
7) Penyimpanan sesuai MSDS.
e. Penyimpanan gas medis harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi
penandaaan untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis
gas medis.
2) Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas
medis yang ada isinya.
3) Pewarnaaan tabung gas medis
a) Oksigen : putih
b) N2O : biru
c) CO2 : abu abu
f. Penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
9
1) Harus disimpan dalam lemari khusus yang kuat, dua pintu dan
berkunci dobel.
2) Apabila lemari khusus tersebut berupa almari ukuran kurang dari
40 x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok
atau lantai.
3) Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang
lain selain narkotika dan psikotropika.
4) Lemari khusus harus ditaruh pada tempat yang aman dan tidak
boleh terlihat oleh umum.
5) Kunci dibawa dua orang penanggung jawab dan harus
dikalungkan, satu orang memegang kunci dalam sebelah kanan
dan bagian luar sebelah kiri, sebaliknya satu orang yang lain.
6) Penyimpanan narkotika dan psikotropika dipisahkan.
7) Penyimpanan dilengkapi dengan kartu barang/stelling.
g. Tata cara penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang masuk dalam daftar “yang perlu
diwaspadai/High Alert” adalah sebagai berikut :
1) Elektrolit Pekat
a) Elektrolit pekat harus disimpan pada tempat terpisah dengan
penandaan garis merah, akses terbatas, dan harus diberi label
berbentuk segi enam warna merah dan tulisan “HIGH
ALERT” berwarna putih pada tempat penyimpanan, bungkus,
dan vial/ampul.
b) Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di rawat inap kecuali di
ICU, ICCU, High Care Merpati, High Care Wijaya Kusuma,
Bersalin Merpati, disimpan di area yang dibatasi ketat dengan
labelberbentuk segi enam warna merah dan tulisan “HIGH
ALERT” berwarna putih untuk mencegah penatalaksanaan
yang kurang hati-hati.
2) Tata cara penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang penampilan dan penamaannya
mirip atau NORUM (Nama Obat, Rupa, dan Ucapan Mirip)
10
8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan
dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama Komite Farmasi
dan Terapi di Rumah Sakit untuk menentukan persediaan efektif dan
efisien dengan melakukan evaluasi persediaan dan stok opname secara
periodik sebulan sekali.
Cara ntuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah:
a. Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow
moving).
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam
waktu tiga bulan berturut-turut (death stock).
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan
berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang
terdahulu.
Kegiatan administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,
pemusnahan dan penarikan. Pencatatan dilakukan untuk:
1) Persyaratan Kementerian Kesehatan / BPOM
2) Dasar akreditasi Rumah Sakit
3) Dasar audit Rumah Sakit
4) Dokumentasi farmasi.
Pelaporan dilakukan sebagai:
1) Komunikasi antara level manajemen
14
mutu.
d. Melakukan supervisi terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program kerja
Instalasi Farmasi
e. Melakukan supervisi terhadap
pengembangan pelayanan farmasi
2. Admninistrasi A. Fungsi : Sebagai administrator setiap kegiatan
Instalasi Farmasi.
B. Tugas Pokok
1. Membuat dan mengarsipkan dokumen
2. Mengkomunikasikan semua informasi
3. Memusnahkan arsip
4. Bekerja sama dengan koordinator monev
dalam mengumpulkan laporan
5. Membuat visualisasi data
6. Mengkoordinir masalah kepegawaian dan
SDM
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan
3. Koordinator A. Fungsi : Koordinator pengelolaan sediaan farmasi,
Pengelolaan alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Sediaan B. Tugas Pokok
Farmasi, Alat 1. Menganalisa dan melaporkan hasil
Kesehatan, Dan perencaaan kebutuhan sediaan farmasi, alat
Bahan Medis kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Habis Pakai kepada Kepala Instalasi Farmasi
2. Mengawasi dan melaporkan hasil
penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai kepada kepala
instalasi farmasi
3. Mengawasi dan melaporkan hasil distribusi
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai kepada kepala instalasi
farmasi
4. Mengawasi dan melaporkan hasil produksi
kepada kepala instalasi farmasi
5. Mengevaluasi hasil kerja pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dan membuat rencana tindak
lanjut
6. Melakukan supervisi terhadap proses
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
17
B. Tugas Pokok
a. Menyimpan dan menata Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
gudang
19
B. Tugas Pokok
1. Menyiapkan permintaan dari unit pelayanan
2. Membuat bukti pengeluaran ke unit
pelayanan
3. Membuat laporan distribusi sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
4. Melakukan supervisi kegiatan distribusi
5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
11. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelayanan obat dan
Jawab Unit farmasi klinis di Unit Pelayanan rawat jalan
Pelayanan B. Tugas Pokok
Rawat Jalan 1. Mengkoordinasi kegiatan pelayanan di Unit
Pelayanan rawat jalan
2. Membuat permintaan kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai ke gudang farmasi
3. Membuat permintaan sarana dan prasarana
untuk menunjang pekerjaan
4. Mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai di Unit
Pelayanan rawat jalan
5. Membuat laporan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai di Unit Pelayanan rawat jalan
6. Membuat laporan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa di Unit
Pelayanan rawat jalan
7. Membuat laporan mutu di Unit Pelayanan
rawat jalan
8. Membuat laporan medication error di Unit
Pelayanan rawat jalan
9. Membuat laporan pendapatan di Unit
Pelayanan rawat jalan
10. Melakukan supervisi kegiatan di unit
pelayanan rawat jalan
11. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
12. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelayanan obat dan
Jawab Unit farmasi klinis di Unit Pelayanan rawat inap .
Pelayanan
21
Farmasi.
8. Melakukan monitoring dan evaluasi capaian
pelaksanaan rencana kerja
9. Melakukan supervisi kegiatan monitoring dan
evaluasi
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan
17. Penanggung A. Fungsi : Penanggungjawab pendidikan dan staf
Jawab Sumber Instalasi Farmasi
Daya Manusia B. Tugas Pokok
1. Membuat usulan kebutuhan pendidikan
Instalasi Farmasi
2. Melakukan koordinasi dengan bagian
pendidikan dan penelitian rumah sakit
tentang pelaksanaan in house training
3. Melakukan orientasi staf baru
4. Melakukan koordinasi pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan (PKL)
5. Melakukan analisis kebutuhan SDM
6. Melakukan analisis kebutuhan pendidikan.
7. Melakukan analisis kebutuhan
pengembangan pelayanan Instalasi Farmasi
8. Melakukan evaluasi penilaian kinerja.
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan pendidikan
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
11. Melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan orientasi pegawai baru
12. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
D. Konseling
Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 Konseling Obat
adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi Obat dari
Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk
pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat
dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau
25
a. Kriteria Pasien:
1) Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu
hamil dan menyusui);
2) Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB, DM,
epilepsi, dan lain-lain);
3) Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
(penggunaan kortiksteroid dengan tappering down/off);
4) Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, phenytoin);
5) Pasien yang menggunakan banyak Obat (polifarmasi);
6) Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.
b. Sarana dan Peralatan:
1) Ruangan atau tempat konseling;
2) Alat bantu konseling (kartu pasien/catatan konseling).
f) Cara penyimpanan obat dan cara mengenali obat yang sudah rusak
atau kadaluarsa
6. Berikan leaflet / brosur jika perlu
7. Cek pemahanan pasien untuk mengoptimalkan tujuan terapi, bila perlu
ulangi pemberian edukasi .
8. Tawarkan bantuan kembali “Ada lagi yang bisa saya bantu?”
9. Ucapkan “Terima kasih, semoga lekas sembuh”.
10. Dokumentasikan kegiatan dan minta paraf pasien atau keluarganya pada
formulir edukasi.
11. Paraf dan tulis nama konselor di formulir edukasi.