Anda di halaman 1dari 28

A.

Pengertian Rumah Sakit


Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009, Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Untuk menjalankan tugas tersebut rumah sakit mempunyai
beberapa fungsi, diantaranya:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Instalasi Farmasi adalah unit pelayanan
fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian
di rumah sakit. Pelayanan kesehatan merupakan suatu pelayanan langsung
dan bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi,
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

B. Profil Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedono Madiun


RSUD Dr. Soedono Madiun adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas B Pendidikan milik Pemerintah Provinsi Jawa Komiteur. RSUD dr.
Soedono Madiun merupakan rumah sakit rujukan bagi rumah sakit kelas C
dengan wilayah cakupan meliputi wilayah kerja Badan koordinator I di
Madiun sampai dengan perbatasan Jawa Komiteur – Jawa Tengah, antara

1
2

lain: Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Blitar, Pacitan, Ponorogo, Ngawi,


Trenggalek, Tulungagung, Nganjuk. Pelayanan kesehatan yang diberikan
RSUD dr. Soedono Madiun kepada masyarakat adalah :
1. Rawat jalan
a. Asih m. Mata
b. Asuhan Gizi n. Paliatif Nyeri
c. Bedah Orthopaedi o. Paru
d. Bedah Syaraf p. Peny. Dalam / Interne
e. Bedah Umum q. Psikiatri/Jiwa
f. Bedah Urologi r. Rehabilitasi Medik
g. General Check Up s. Syaraf
h. Gigi dan Mulut t. THT
i. Jantung u. VCT
j. Kebidanan/Kandungan v. PTRM
k. Kesehatan Anak w. TB MDR
l. Kulit dan Kelamin

2. Rawat inap
a. Pavilun Merpati A m. Wijaya Kusuma D
b. Pavilun Merpati B n. Wijaya Kusuma E
c. Pavilun Merpati C o. High Care WK
d. Pavilun Merpati D p. Melati
e. Pavilun Merpati E q. Mawar
f. Pavilun Merpati F r. ROD Bersalin
g. ODC Pavilun Merpati s. ICCU
h. High Care Merpati t. ICU
i. Kamar Bayi Merpati u. NICU
j. Wijaya Kusuma A v. Unit Stoke
k. Wijaya Kusuma B w. ROD
l. Wijaya Kusuma C
3

C. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis


Pakai di RSUD dr. Soedono Madiun
1. Pemilihan
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai adalah tata cara dan langkah-langkah untuk menetapkan jenis
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
dengan kebutuhan. Dalam melaksanakan kegiatan pemilihan yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Direkomendasikan oleh Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit
berdasarkan : pola penyakit, efektivitas dan keamanan, pengobatan
berbasis bukti, mutu, harga dan ketersediaan di pasaran.
b. Memprioritaskan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dengan berpedoman :
1) Formularium Nasional
2) E-catalog
3) Formularium Rumah Sakit
4) Daftar obat asuransi swasta
5) Standar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang telah ditetapkan
c. Pemilihan dilakukan satu tahun sekali sebagai dasar perencanaan
kebutuhan tahun anggaran berikutnya.
Prosedur-prosedur pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan habis pakai sebagai berikut:
a. Minta rekomendasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dari komite farmasi dan terapi.
b. Cek rekomendasi Komite Farmasi dan Terapi dengan Formularium
Nasional, E-catalog, Formularium RS, Daftar obat asuransi swasta,
Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang telah ditetapkan.
c. Buat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai yang direkomendasikan Komite Farmasi dan Terapi dan yang
masuk dalam Formularium Nasional, E-catalog, Formularium RS,
4

Daftar obat asuransi swasta, Standar sediaan farmasi, alat kesehatan,


dan bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan pada formulir
pemilihan.
d. Evaluasi daftar pemilihan dan tetapkan hasil pemilihan.
e. Serahkan hasil pemilihan kepada penanggungjawab perencanaan.
2. Perencanaan
Merupakan tata cara dan langkah-langkah untuk menentukan
jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan
efisiensi. Perencanaan kebutuhan dilakukan setahun sekali dengan
menggunakan metode kombinasi antara metode konsumsi dan
epidemiologi yang berpedoman pada anggaran yang tersedia, penetapan
prioritas, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, waktu
tunggu pemesanan, dan rencana pengembangan. Langkah-langkah dalam
perencanaan sebagai berikut:
a. Review daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai hasil dari kegiatan pemilihan.
b. Buat data pemakaian rata-rata sebulan periode yang lalu.
c. Buat perkiraan sisa stok akhir tahun berjalan.
d. Hitung perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan rumus

A = (B+C+D)-E
A : Rencana kebutuhan
B : Pemakaian rata-rata sebulan x 12 bulan
C : Buffer stok 15%
D : Waktu tunggu 2 minggu (4%-5%)
E : Sisa persediaan
e. Sesuaikan rencana kebutuhan dengan Anggaran yang tersedia
dengan Metode PUT (Prioritas, Utama, dan Tambahan).
5

f. Buat Laporan hasil perencanaan serahkan ke Kepala Instalasi


farmasi.
3. Pengadaan
Merupakan tata cara dan langkah-langkah untuk merealisasikan
kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang telah direncanakan dan disetujui melalui:
a. Pembelian
Melalui online dan offline.
1) Online : Melalui E-Catalog
Yaitu sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis,
spesifikasi teknis dan harga barang/jasa tertentu dari berbagai
penyedia barang/jasa pemerintah.
2) Offline
Jika obat tidak tersedia di E-Catalog, maka dibuat Surat Pesanan
manual (offline) yang tanda tangani oleh Pejabat Pengadaan
dan Apoteker
b. Produksi
Instalasi Farmasi RSUD dr. Soedono Madiun memproduksi sediaan
farmasi karena:
1) Sediaan Farmasi tidak ada di pasaran;
2) Sediaan Farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
3) Sediaan Farmasi dengan formula khusus;
4) Sediaan Farmasi dengan kemasan yang lebih kecil/repacking
c. Sumbangan/Dropping/Hibah
Di RSUD dr. Soedono Madiun contohnya Vaksin , IUD, Obat TB
MDR, Obat VCT & Hepatitis, Obat Malaria.
Prosedur :
1) Mengajukan permintaan ke Dinkes Kota
2) Di Acc Dinas, lalu barang diambil
3) Entry Pemasukan di SIM RS, dan Laporan ke Dinkes setiap
akhir bulan.
6

4. Penerimaan
Tata cara atau langkah-langkah kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga
yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima. Prosedur penerimaan sediaan farmasi, alat kesehtan, dan bahan
medis habis pakai di RSUD dr. Soedono Madiun sebagai berikut:
a. Periksa kesesuaian jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan surat
pesanan.
b. Periksa kesesuaian spesifikasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan
surat pesanan.
c. Periksa kesesuaian jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan
surat pesanan.
d. Periksa tanggal kadaluarsa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai.
e. Periksa kesesuaian harga sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dengan faktur atau surat pengiriman dan surat
pesanan.
f. Tanda tangani faktur jika sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang diterima sudah sesuai dengan faktur atau
surat pengiriman dan surat pesanan oleh Pengurus Barang
Persediaan Medis.
g. Entry faktur pada SIM RS.
h. Catat faktur pada Buku Penerimaan Perbekalan Farmasi.
i. Catat pada kartu barang / steling.
5. Penyimpanan
Adalah tata cara dan langkah-langkah dalam penyimpanan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Setelah barang
diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum
dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas
7

dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
a. Syarat Penyimpanan
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
meliputi:
1) Persyaratan stabilitas dan keamanan
2) Sanitasi,
3) Cahaya
4) Kelembaban
5) Ventilasi
6) Penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
b. Metode Penyimpanan
Metode penyimpanan dilakukan berdasarkan bentuk Sediaan
dan Jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First In
First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) disertai dengan
Sistem Informasi Manajemen.
c. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan secara umum di Unit Pelayanan Farmasi, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tata ruang diatur sehingga petugas mudah bergerak
2) Sirkulasi udara yang baik
3) Temperatur udara dipelihara pada suhu 16°C - 25°C (AC)
4) Kelembaban relative dibawah 60%
5) Keamanan Gudang
a) CCTV
b) Pintu yang tidak mudah dirusak
c) Pemadam kebakaran
6) Fasilitas penyimpanan
8

a) Rak atas 40cm dari atap dan rak bawah 10cm dari ubin
b) Refrigerator obat
c) Pendingin Udara
d) Palet plastik atau kayu
e) Lemari yang terkunci
7) Bersih, rapi, bebas dari kecoa, tikus, dan kucing
8) Ada peringatan “Tidak Boleh Merokok”
9) Hanya petugas yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk
d. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Disimpan pada tempat terpisah.
2) Harus ada labelberisi nama B3 dan tidak boleh lepas.
3) Harus ada label / simbol sesuai dengan klasifikasi B3 dan
dilengkapi MSDS (Material Safety Data Shee).
4) Ruangan di lengkapi dengan APAR dan tanda peringatan
“Dilarang Merokok” untuk B3 yang mudah terbakar.
5) Jangan menyimpan B3 di rak paling atas ( di tempat yang tinggi),
di bawah bak cuci dan dekat kabel listrik.
6) Penyimpanan B3 di unit pelayanan dalam jumlah kecil.
7) Penyimpanan sesuai MSDS.
e. Penyimpanan gas medis harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi
penandaaan untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis
gas medis.
2) Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas
medis yang ada isinya.
3) Pewarnaaan tabung gas medis
a) Oksigen : putih
b) N2O : biru
c) CO2 : abu abu
f. Penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
9

1) Harus disimpan dalam lemari khusus yang kuat, dua pintu dan
berkunci dobel.
2) Apabila lemari khusus tersebut berupa almari ukuran kurang dari
40 x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok
atau lantai.
3) Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang
lain selain narkotika dan psikotropika.
4) Lemari khusus harus ditaruh pada tempat yang aman dan tidak
boleh terlihat oleh umum.
5) Kunci dibawa dua orang penanggung jawab dan harus
dikalungkan, satu orang memegang kunci dalam sebelah kanan
dan bagian luar sebelah kiri, sebaliknya satu orang yang lain.
6) Penyimpanan narkotika dan psikotropika dipisahkan.
7) Penyimpanan dilengkapi dengan kartu barang/stelling.
g. Tata cara penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang masuk dalam daftar “yang perlu
diwaspadai/High Alert” adalah sebagai berikut :
1) Elektrolit Pekat
a) Elektrolit pekat harus disimpan pada tempat terpisah dengan
penandaan garis merah, akses terbatas, dan harus diberi label
berbentuk segi enam warna merah dan tulisan “HIGH
ALERT” berwarna putih pada tempat penyimpanan, bungkus,
dan vial/ampul.
b) Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di rawat inap kecuali di
ICU, ICCU, High Care Merpati, High Care Wijaya Kusuma,
Bersalin Merpati, disimpan di area yang dibatasi ketat dengan
labelberbentuk segi enam warna merah dan tulisan “HIGH
ALERT” berwarna putih untuk mencegah penatalaksanaan
yang kurang hati-hati.
2) Tata cara penyimpanan Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang penampilan dan penamaannya
mirip atau NORUM (Nama Obat, Rupa, dan Ucapan Mirip)
10

a) Tidak ditempatkan berdekatan (harus diberi jarak minimal


satu obat lain).
b) Tempat penyimpanan diberi label berbentuk persegi panjang
berwarna hijau dan tulisan “NORUM” berwarna hitam pada
sisi kiri dan label berbentuk segi enam warna merah dan
tulisan “HIGH ALERT” berwarna putih pada sisi kanan untuk
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.
3) Obat sitostatika disimpan terpisah diberi label warna ungu dengan
peringatan “Obat Kanker, Tangani Dengan Hati-Hati”
h. Penyimpanan Obat Emergensi harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Disimpan dalam ditempatkan di trolley, box, atau ransel disertai
daftar nama, jumlah dan kadaluwarsa obat.
2) Troly emergensi diletakkan pada tempat yang mudah di akses
yang telah ditentukan oleh Tim Code Blue dan selalu dalam
keadaan terkunci dengan kunci beregister.
3) Trolley, box, atau ransel emergency hanya boleh diisi dengan
obat emergency dan tidak boleh dicampur dengan sediaan farmasi
dan alat kesehatan lainnya.
4) Penataan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai di troly emergensi secara baik dan teratur sesuai
dengan kaidah kefarmasian sesuai bentuk sediaan dan kategori
fungsi alat.
5) Hanya boleh digunakan untuk kebutuhan emergensi dan sesudah
dipakai harus segera diganti dan dikunci kembali oleh petugas
farmasi yang berwenang.
6) Petugas farmasi memonitor troly / box/ ransel emergensi setiap
hari, dan disupervisi secara berkala oleh Unit Pelayanan Farmasi
Penanggungjawab.
7) Stok opname dilakukan satu bulan sekali dan jika obat rusak atau
kadaluwarsa harus segera diganti.
11

i. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat


diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal
pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
j. Jika ada obat yang dikeluarkan dari wadah asli diberi label secara
tepat dengan nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan, dan
tanggal kadaluwarsa.
k. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
dibawa oleh pasien dari rumah, yang dikehendaki untuk dilanjutkan
pemakaiannya oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) maka
harus disimpan oleh farmasi dan harus dapat diidentifikasi. Jika tidak
digunakan maka obat dikembalikan ke keluarga pasien, dan di
informasikan untuk tidak digunakan.
l. Dilakukan monitoring suhu penyimpanan (ruangan dan kulkas obat),
dicatat dan diparaf oleh petugas setiap hari minimal dua kali untuk
tempat pelayanan satu dan dua shift serta tiga kali untuk tempat
pelayanan dengan tiga shift.
m. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dimonitor dan diinspeksi secara periodik setiap satu
minggu sekali oleh Unit Pelayanan Farmasi penanggung jawab yang
ditunjuk untuk memastikan telah tersimpan secara benar.
6. Pendistribusian
Tata cara atau langkah-langkah dalam mendistribusikan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Distribusi Dari Gudang Farmasi Ke Unit Pelayanan :
a. Entry Bukti Pengeluaran pada SIM RS sesuai defecta / LP LPO.
b. Cetak Bukti Pengeluaran Gudang Farmasi
c. Ambilkan barang sesuai dengan Bukti Pengeluaran Gudang Farmasi.
d. Periksa kesesuaian antara barang yang telah diambilakan dengan Bukti
Pengeluaran Gudang Farmasi oleh petugas di Unit Pelayanan.
e. Tanda tangani Bukti Pengeluaran Gudang Farmasi.
12

7. Pemusnahan dan Penarikan


Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku bila :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu,
b. Telah kadaluwarsa,
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan
d. Dicabut ijin edarnya
Prosedur pemusnahan sesuai dengan SPO RSUD dr. Soedono
sebagai berikut :
a. Rekap sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang akan dimusnahkan.
b. Lapor kepada Kepala Instalasi Farmasi.
c. Koordinasi jadwal dan cara pemusnahan dengan pihak IPL.
d. Tandatangani berita acara pemusnahan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Prosedur Penarikan :
a. Kepala Instalasi Farmasi menerima pemberitahuan penarikan dari
distributor.
b. Teruskan kepada Direktur melalui Wadir Penunjang Medik dan
Diklit.
c. Sosialisasikan perintah penarikan dari Diretur ke unit terkait.
d. Tarik sediaan dari unit terkait.
e. Buat bukti serah terima dari unit ke gudang farmasi.
f. Rekap sediaan yang telah dikembalikan ke gudang.
g. Laporkan hasil penarikan kepada Direktur melalui Wadir Penunjang
Medik dan Diklit.
h. Kembalikan sediaan ke distributor.
i. Buat bukti serah terima barang dari gudang ke distributor.
j. Ambil obat yang sudah ditarik dan tukar dengan obat baru jika obat
sudah dibawa pasien.
13

8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan
dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama Komite Farmasi
dan Terapi di Rumah Sakit untuk menentukan persediaan efektif dan
efisien dengan melakukan evaluasi persediaan dan stok opname secara
periodik sebulan sekali.
Cara ntuk mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah:
a. Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow
moving).
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam
waktu tiga bulan berturut-turut (death stock).
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
9. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan
berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang
terdahulu.
Kegiatan administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian,
pemusnahan dan penarikan. Pencatatan dilakukan untuk:
1) Persyaratan Kementerian Kesehatan / BPOM
2) Dasar akreditasi Rumah Sakit
3) Dasar audit Rumah Sakit
4) Dokumentasi farmasi.
Pelaporan dilakukan sebagai:
1) Komunikasi antara level manajemen
14

2) Penyiapan laporan tahunan yang komprehensif mengenai


kegiatan di Instalasi Farmasi
3) Laporan Tahunan.
b. Administrasi Keuangan
Administrasi keuangan merupakan pengaturan anggaran,
pengendalian dan analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan,
penyiapan laporan, penggunaan laporan yang berkaitan dengan
semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin
dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
c. Administrasi Penghapusan
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan
penyelesaian terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak,
mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan
penghapusan.
Pencatatan dan Pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebagai
berikut:
a. Pelaporan persediaan Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai di unit yang menyimpan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan setiap
bulan.
b. Pelaporan obat program/dropping/ hibah dibuat secara berkala
sesuai dengan ketentuan.
c. Pelaporan penggunaan obat Narkotika dan Psikotropika
dilakukan oleh setiap unit yang melayani obat Narkotika dan
Psikotropika setiap bulan.
d. Pelaporan stok opname Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai dibuat setiap bulan.
e. Laporan Obat, bahan obat dan bahan kimia yang mendekati
kadaluarsa (kurang dari satu tahun).
15

f. Laporan pendapatan tunai dari setiap unit pelayanan farmasi


dilakukan setiap hari ke bagian keuangan.

D. Struktur Organisasi Dan Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Nama Jabatan Uraian Jabatan


1. Kepala Instalasi A. Fungsi : Manajemen pelayanan pengelolaan
Farmasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai, pelayanan farmasi klinik, dan
manajemen mutu.
B. Tugas Pokok
1. Manajerial
a. Memimpin dan mewakili Instalasi Farmasi
b. Membuat rencana kerja Instalasi Farmasi
c. Melaksanakan program kerja Instalasi
Farmasi
d. Mengevaluasi dan tindak lanjut kegiatan
farmasi
2. Teknis Farmasi
a. Mengambil alih masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh staf
b. Fasilitator setiap perubahan
3. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan
a. Pengembangan SDM sesuai kebutuhan
b. Pengembangan pelayanan kefarmasian sesuai
perkembangan zaman
c. Melakukan pendidikan dan pengembangan
staf berkelanjutan
4. Pembinaan
a. Menjalin hubungan baik dengan seluruh staf
dan unit kerja lain
b. Mengupayakan promosi bagi staf
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
5. Supervisi
a. Melakukan supervisi terhadap pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai
b. Melakukan supervisi terhadap pelayanan
farmasi klinik
c. Melakukan supervisi terhadap manajemen
16

mutu.
d. Melakukan supervisi terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi program kerja
Instalasi Farmasi
e. Melakukan supervisi terhadap
pengembangan pelayanan farmasi
2. Admninistrasi A. Fungsi : Sebagai administrator setiap kegiatan
Instalasi Farmasi.
B. Tugas Pokok
1. Membuat dan mengarsipkan dokumen
2. Mengkomunikasikan semua informasi
3. Memusnahkan arsip
4. Bekerja sama dengan koordinator monev
dalam mengumpulkan laporan
5. Membuat visualisasi data
6. Mengkoordinir masalah kepegawaian dan
SDM
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan
3. Koordinator A. Fungsi : Koordinator pengelolaan sediaan farmasi,
Pengelolaan alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Sediaan B. Tugas Pokok
Farmasi, Alat 1. Menganalisa dan melaporkan hasil
Kesehatan, Dan perencaaan kebutuhan sediaan farmasi, alat
Bahan Medis kesehatan, dan bahan medis habis pakai
Habis Pakai kepada Kepala Instalasi Farmasi
2. Mengawasi dan melaporkan hasil
penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai kepada kepala
instalasi farmasi
3. Mengawasi dan melaporkan hasil distribusi
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai kepada kepala instalasi
farmasi
4. Mengawasi dan melaporkan hasil produksi
kepada kepala instalasi farmasi
5. Mengevaluasi hasil kerja pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dan membuat rencana tindak
lanjut
6. Melakukan supervisi terhadap proses
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
17

dan bahan medis habis pakai dari proses,


perencanaan, produksi, penyimpanan,
distribusi, dan pemusnahan serta penarikan di
gudang farmasi, unit-unit pelayanan dan
ruang keperawatan
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
4. Koordinator A. Fungsi : Koordinator pelayanan farmasi klinik di
Pelayanan Instalasi Farmasi
Farmasi Klinik B. Tugas Pokok
1. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan
pengkajian dan pelayanan resep
2. Mengawasi dan melaporkan kegiatan PIO
3. Mengawasi dan melaporkan kegiatan
konseling
4. Mengawasi dan melaporkan MESO
5. Membuat laporan hasil evaluasi pelayanan
farmasi klinik, dan memberikan rekomendasi
kepada kepala instalasi farmasi
6. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan
farmasi klinik di rumah sakit
7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan.
5. Koordinator A. Fungsi : Koordinator manajemen mutu,
Manajemen pendidikan dan staf
Mutu B. Tugas Pokok
1. Melakukan supervisi kegiatan manajemen
mutu
2. Melaporkan secara berkala hasil monitoring
dan evaluasi kegiatan di Instalasi Farmasi
3. Melakukan evaluasi terhadap mutu pelayanan
4. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan
sesuai target yang ditetapkan
5. Mengawasi dan melaporkan hasil orientasi
staf baru
6. Mengawasi dan melaporkan pelaksanaani
pendidikan dan pelatihan staf farmasi
7. Mengawasi dan melaporkan hasil pembinaan
staf farmasi
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan
18

6. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelaksanaan


Jawab perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Perencanaan bahan medis habis pakai
B. Tugas Pokok
2. Perencanaan
a. Membuat perencanaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai sesuai kebijakan Instalasi Farmasi
b. Membuat RKBU.
3. Koordinasi
a. Koordinasi dengan bagian gudang
farmasi untuk menyusun kebutuhan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai.
b. Koordinasi dengan bagiankeuangan
untuk ketersediaan anggaran.
4. Pencatatan dan Pelaporan.
a. Membuat laporan tri bulan penyerapan
anggaran
b. Membuat laporan tahunan penyerapan
anggaran
5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
7. Penanggung A. Fungsi : Melaksanakan kegiatan pengadaan
Jawab Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Pengadaan Medis Habis Pakai.
Barang B. Tugas Pokok :
1. Melakukan pengadaansediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan perencanaan Instalasi Farmasi;
2. Membuat laporan evaluasi integritas distributor
tiap tahun

8. Penanggung A. Fungsi : sebagai penanggung jawab pelaksanaan


Jawab penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Penyimpanan bahan medis habis pakai di gudang farmasi , unit-
Barang unit pelayanan dan ruang keperawatan

B. Tugas Pokok
a. Menyimpan dan menata Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
gudang
19

b. Melakukan pemeriksaan fisik dan administrasi.


c. Membuat laporan bulanan obat yang mendekati
kadaluarsa dan telah kadaluarsa
d. Membuat laporan narkotika dan psikotropika
gudang farmasi
e. Melakukan supervisi penyimpanan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai di gudang farmasi dan ruang
keperawatan
f. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
9. Penanggung A. Fungsi :Penanggung jawab terhadap produksi
Jawab Produksi sediaan nonsteril
Farmasi B. Tugas Pokok
2. Produksi
a. Menyiapkan dan melakukan pengukuran
bahan produksi menurut formula.
b. Memproses menurut cara pembuatan
obat yang benar.
3. Jaminan mutu
a. Melakukan uji kualitas mutu bahan baku.
b. Melakukan pencatatan tiap langkah –
langkah produksi.
c. Melakukan uji kualitas hasil produksi.
4. Administrasi
a. Melakukan pencatatan proses produksi.
b. Melakukan pencatatan hasil produksi.
c. Melakukan pencatatan mutasi bahan.
d. Melakukan supervisi kegiatan produksi
farmasi
e. Membuat usulan tahunan kebutuhan
bahan baku dan kebutuhan lain untuk
produksi.
5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.

10. Penanggung A. Fungsi : sebagai penggungjawab pelaksanaan


Jawab distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Distribusi bahan medis habis pakai dari gudang ke unit-unit
Barang pelayanan, dan dari unit pelayanan farmasi ke
pasien.
20

B. Tugas Pokok
1. Menyiapkan permintaan dari unit pelayanan
2. Membuat bukti pengeluaran ke unit
pelayanan
3. Membuat laporan distribusi sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
4. Melakukan supervisi kegiatan distribusi
5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
11. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelayanan obat dan
Jawab Unit farmasi klinis di Unit Pelayanan rawat jalan
Pelayanan B. Tugas Pokok
Rawat Jalan 1. Mengkoordinasi kegiatan pelayanan di Unit
Pelayanan rawat jalan
2. Membuat permintaan kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai ke gudang farmasi
3. Membuat permintaan sarana dan prasarana
untuk menunjang pekerjaan
4. Mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai di Unit
Pelayanan rawat jalan
5. Membuat laporan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai di Unit Pelayanan rawat jalan
6. Membuat laporan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa di Unit
Pelayanan rawat jalan
7. Membuat laporan mutu di Unit Pelayanan
rawat jalan
8. Membuat laporan medication error di Unit
Pelayanan rawat jalan
9. Membuat laporan pendapatan di Unit
Pelayanan rawat jalan
10. Melakukan supervisi kegiatan di unit
pelayanan rawat jalan
11. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
12. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelayanan obat dan
Jawab Unit farmasi klinis di Unit Pelayanan rawat inap .
Pelayanan
21

Rawat Inap B. Tugas Pokok


1. Mengkoordinasi kegiatan pelayanan di Unit
Pelayanan rawat inap
2. Membuat permintaan kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai ke gudang farmasi
3. Membuat permintaan sarana dan prasarana
untuk menunjang pekerjaan
4. Mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai di Unit
Pelayanan rawat inap
5. Membuat laporan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai di Unit Pelayanan rawat inap
6. Membuat laporan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa di Unit
Pelayanan rawat inap
7. Membuat laporan mutu di Unit Pelayanan
rawat inap
8. Membuat laporan medication error di Unit
Pelayanan rawat inap
9. Membuat laporan pendapatan di Unit
Pelayanan rawat inap
10. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
13. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelayanan obat dan
Jawab Unit farmasi klinis di Unit Pelayanan rawat darurat
Pelayanan B. Tugas Pokok
Rawat Darurat 1. Mengkoordinasi kegiatan pelayanan di Unit
Pelayanan rawat darurat
2. Membuat permintaan kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai ke gudang farmasi
3. Membuat permintaan sarana dan prasarana
untuk menunjang pekerjaan
4. Mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai di Unit
Pelayanan rawat darurat
5. Membuat laporan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai di Unit Pelayanan rawat darurat
22

6. Membuat laporan sediaan farmasi, alat


kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa di Unit
Pelayanan rawat darurat
7. Membuat laporan mutu di Unit Pelayanan
rawat darurat
8. Membuat laporan medication error di Unit
Pelayanan rawat darurat
9. Membuat laporan pendapatan di Unit
Pelayanan rawat darurat
10. Melakukan supervisi kegiatan di unit
pelayanan rawat darurat
11. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
14. Penanggung A. Fungsi : Penanggung jawab pelayanan obat dan
Jawab Unit farmasi klinis di unit pelayanan merpati dan
Pelayanan kamar operasi
Merpati Dan B. Tugas Pokok
Kamar Operasi 1. Mengkoordinasi kegiatan pelayanan di Unit
Pelayanan merpati dan kamar operasi
2. Membuat permintaan kebutuhan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai ke gudang farmasi
3. Membuat permintaan sarana dan prasarana
untuk menunjang pekerjaan
4. Mengelola sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di Unit Pelayanan
merpati dan kamar operasi
5. Membuat laporan pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
Unit Pelayanan merpati dan kamar operasi
6. Membuat laporan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa di Unit
Pelayanan merpati dan kamar operasi
7. Membuat laporan mutu di Unit Pelayanan
merpati dan kamar operasi
8. Membuat laporan medication error di Unit
Pelayanan merpati dan kamar operasi
9. Membuat laporan pendapatan di Unit
Pelayanan merpati dan kamar operasi
10. Melakukan supervisi kegiatan di unit
23

pelayanan merpati dan kamar operasi


11. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan
15. Penanggung A. Fungsi : Bertanggungjawab terhadap Pelayanan
Jawab Informasi Obat
Pelayanan B. Tugas Pokok
Informasi Obat 1. Menjawab pertanyaan masalah obat bagi
tenaga kesehatan lain
2. Menjawab pertanyaan masalah obat bagi
pasien atau keluarga pasien
3. Memberikan informasi untuk membuat
kebijakan yang berhubungan dengan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai
4. Memberikan informasi mengenai obat kepada
pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan
rumah sakit
5. Menerbitkan leaflet, buletin, poster,
newsletter terkait obat
6. Melakukan penyuluhan bagi pasien
7. Melakukan pendidikan mengenai obat bagi
tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lain
8. Melakukan supervisi kegiatan Pelayanan
Informasi Obat
16. Penanggung A. Fungsi : Penangung jawab monitoring dan
Jawab evaluasi kegiatan kefarmasian di Instalasi Farmasi
Monitoring Dan B. Tugas Pokok :
Evaluasi 1. Melakukan koordinasi dengan para
koordinator dan penanggung jawab tentang
pengumpulan data.
2. Melakukan koordinasi dengan penanggung
jawab administrasi untuk visualisasi data.
3. Melakukan analisis dan evaluasi data
4. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala
Instalasi Farmasi sebagai bahan untuk
peningkatan mutu.
5. Memberikan usulan tindak lanjut atau
perubahan yang diperlukan untuk perbaikan
mutu berdasarkan hasil analisis.
6. Membuat konsep rencana strategi Instalasi
Farmasi
7. Membuat konsep program kerja Instalasi
24

Farmasi.
8. Melakukan monitoring dan evaluasi capaian
pelaksanaan rencana kerja
9. Melakukan supervisi kegiatan monitoring dan
evaluasi
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
atasan
17. Penanggung A. Fungsi : Penanggungjawab pendidikan dan staf
Jawab Sumber Instalasi Farmasi
Daya Manusia B. Tugas Pokok
1. Membuat usulan kebutuhan pendidikan
Instalasi Farmasi
2. Melakukan koordinasi dengan bagian
pendidikan dan penelitian rumah sakit
tentang pelaksanaan in house training
3. Melakukan orientasi staf baru
4. Melakukan koordinasi pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan (PKL)
5. Melakukan analisis kebutuhan SDM
6. Melakukan analisis kebutuhan pendidikan.
7. Melakukan analisis kebutuhan
pengembangan pelayanan Instalasi Farmasi
8. Melakukan evaluasi penilaian kinerja.
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan pendidikan
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
11. Melakukan pencatatan dan pelaporan
kegiatan orientasi pegawai baru
12. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh
atasan

D. Konseling
Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 Konseling Obat
adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi Obat dari
Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya. Konseling untuk
pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat
dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau
25

keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan


pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker.
Pemberian konseling Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil
terapi, meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak dikehendaki (ROTD),
dan meningkatkan costeffectiveness yang pada akhirnya meningkatkan
keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient safety).
Secara khusus konseling Obat ditujukan untuk:
a. Meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan pasien;
b. Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien;
c. Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan Obat;
d. Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan Obat
dengan penyakitnya;
e. Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;
f. Mencegah atau meminimalkan masalah terkait Obat;
g. Meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal
terapi;
h. Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan; dan
i. Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan Obat sehingga
dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan
pasien.
Kegiatan dalam konseling Obat meliputi:
a. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien;
b. Mengidentifikasi tingkat pemahaman pasien tentang penggunaan Obat
melalui Three Prime Questions;
c. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat;
d. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
pengunaan Obat;
e. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien;
dan
f. Dokumentasi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling Obat:
26

a. Kriteria Pasien:
1) Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu
hamil dan menyusui);
2) Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (TB, DM,
epilepsi, dan lain-lain);
3) Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus
(penggunaan kortiksteroid dengan tappering down/off);
4) Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, phenytoin);
5) Pasien yang menggunakan banyak Obat (polifarmasi);
6) Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan rendah.
b. Sarana dan Peralatan:
1) Ruangan atau tempat konseling;
2) Alat bantu konseling (kartu pasien/catatan konseling).

E. Evaluasi Penggunaan Obat


Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 Evaluasi Penggunaan
Obat (EPO) merupakan program evaluasi penggunaan Obat yang terstruktur
dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan EPO yaitu:
a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan Obat;
b. Membandingkan pola penggunaan Obat pada periode waktu tertentu;
c. Memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan Obat; dan
d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan Obat.
Kegiatan praktek EPO:
a. Mengevaluasi pengggunaan Obat secara kualitatif; dan
b. Mengevaluasi pengggunaan Obat secara kuantitatif.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
a. Indikator peresepan;
b. Indikator pelayanan; dan
c. Indikator fasilitas.
27

F. Konseling di Rumah Sakit RSUD dr. Soedono Madiun


Berdasarkan SPO yang telah ditetapkan di RSUD dr. Soedono
Madiun Pelayanan Konseling adalah tata cara atau langkah langkah dalam
pemberian nasehat atau saran terkait terapi obat dari Apoteker atau Tenaga
Teknis Kefarmasian terlatih kepada pasien dan atau keluarganya. Memiliki
tujuan sebagai acuan penerapan langkah langkah dalam memberikan
konseling obat. Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasehat atau
saran terkait terapi obat dari apoteker (konselor) atau Tenaga Teknis
Kefarmasian yang terlatih kepada pasien dan atau keluarganya untuk
meningkatkan keamanan penggunaan obat bagi pasien. Sesuai Keputusan
Direktur RSUD dr. Soedono Madiun No:445/820/303/2017 tanggal 11
Januari 2017 tentang Pemberlakuan Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi
RSUD dr. Soedono Madiun.
Unit terkait untuk pelayanan konseling di RSUD dr. Soedono
Madiun adalah Unit Pelayanan Farmasi, IRNA dan IRJA. Prosedur yang
dilaksanakan pada saat EPO di RSUD dr. Soedono Madiun sebagai berikut:
1. Buka komunikasi dengan mengucapkan salam
“Selamat pagi/ siang /malam “
dan memperkenalkan diri “ Saya…….bagian………. “.
2. Tanyakan identitas pasien (nama. tanggal lahir dan alamat), Cocokan
dengan identitas pasien pada resep / rekam medis pasien.
3. Tanyakan hal yang menyangkut obat kepada pasien sesuai resep dokter
dengan metode “three primary questions” dan “open ended question”
4. Analisa kebutuhan edukasi / konseling pasien.
5. Berikan informasi mengenai :
a) Nama obat dan tujuan pengobatan
b) Aturan pakai obat sesuai resep
c) Cara penggunaan obat, gunakan alat peraga jika diperlukan
d) Kemungkinan efek samping obat dan bagaimana cara mencegah atau
meminimalkannya
e) Interaksi obat dengan obat lain dan makanan
28

f) Cara penyimpanan obat dan cara mengenali obat yang sudah rusak
atau kadaluarsa
6. Berikan leaflet / brosur jika perlu
7. Cek pemahanan pasien untuk mengoptimalkan tujuan terapi, bila perlu
ulangi pemberian edukasi .
8. Tawarkan bantuan kembali “Ada lagi yang bisa saya bantu?”
9. Ucapkan “Terima kasih, semoga lekas sembuh”.
10. Dokumentasikan kegiatan dan minta paraf pasien atau keluarganya pada
formulir edukasi.
11. Paraf dan tulis nama konselor di formulir edukasi.

G. Evaluasi Penggunaan Obat di RSUD dr. Soedono Madiun


Berdasarkan SPO yang telah ditetapkan di RSUD dr. Soedono
Madiun Evaluasi Penggunaan Obat adalah tata cara dan langkah-langkah
untuk melaksanakan evaluasi penggunaan obat. Dengan tujuan yaitu sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan evaluasi penggunaan
obat. Evaluasi penggunaan obat (EPO) dilakukan untuk mengevaluasi
penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan
kuantitatif. Sesuai Keputusan Direktur RSUD dr. Soedono Madiun
No:445/820/303/2017 tanggal 11 Januari 2017 tentang Pemberlakuan
Kebijakan Pelayanan Instalasi Farmasi RSUD dr. Soedono Madiun.
Unit terkait pada evaluasi penggunaan obat di RSUD dr. Soedono
Madiun yautu Komite Medik, IRNA dan IRJA. Prosedur atau langkah-
langkah yang dilakukan di RSUD dr. Soedono Madiun sebagai berikut:
1. Kumpulkan data dari status pasien meliputi diagnosis pasien dan
pengobatan yang diberikan (jenis, jumlah, dan cara pemberian obat).
2. Lakukan evaluasi penggunaan obat rasional meliputi : tepat indikasi tepat
obat, tepat dosis, tepat waktu pemberian obat, tepat cara pemberian obat,
tepat pasien, tepat informasi.
3. Lakukan evaluasi penggunaan obat tidak rasional meliputi : peresepan
dosis berlebihan, dosis kurang, peresepan majemuk, peresepan yang
salah, peresepan boros.

Anda mungkin juga menyukai