Anggota :
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir dan menggunakan proses yang efektif untuk
menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan Alat
Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan
oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu. Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi
Farmasi sistem satu pintu berupa alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik, antara
lain alat kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent. Sistem satu pintu adalah
satu kebijakan kefarmasian termasuk pembuatan formularium, pengadaan, dan pendistribusian
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bertujuan untuk
mengutamakan kepentingan pasien melalui Instalasi Farmasi. Dengan demikian semua
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang beredar di Rumah
Sakit merupakan tanggung jawab Instalasi Farmasi, sehingga tidak ada pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan
selain oleh Instalasi Farmasi.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Terselenggaranya pelayanan kefarmasian yang optimal sesuai Visi dan Misi Rumah
Sakit Umum Daerah Alimuddin Umar.
2. Tujuan Khusus :
a. Terselenggaranya pelayanan kefarmasian sesuai Standar Permenkes Nomor 72
Tahun 2016
b. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kefarmasian di RSUD Alimuddin
Umar
c. Sebagai pedoman kerja bagi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dalam
mendukung pelayanan kesehatan.
d. Meningkatkan mutu pelayanan farmasi dan mengurangi medication error.
e. Pelayanan farmasi yang efektif, efisien dan terjangkau.
f. Meningkatkan dan mengutamakan pasien safety.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. KEGIATAN POKOK.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 (dua) kegiatan,yaitu :
a. Pelayanan managerial
Berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai, Reagen Kimia dan Radiologi
2. RINCIAN KEGIATAN
A. PeIayanan ManajeriaI.
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
1. Pemilihan
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai berdasarkan Formularium Nasional, Formularium RS,
standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi, pola penyakit, efektifitas dan keamanan,
pengobatan berbasis bukti, mutu, harga dan ketersediaan di pasaran.
2. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain
konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah
dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Untuk
menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan Farmasi melalui jalur
resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan
kondisi fisik yang diterima.
5. Penyimpanan
a. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat di mana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada
wadah baru. Wadah sekurang– kurangnya memuat nama Obat,nomor batch
dan tanggal kadaluwarsa.
b. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi Obats erta disusun secara alfabetis.
d. Pengeluaran Obat memakai system FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out)
6. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan /
menyerahkan sediaan farmasi.
7. Pemusnahan
a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
b. Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
izin kerja. Penusnahan dibuktikan dengan berita acara penusnahan
nenggunakan fornuIir 1 sebagainana terIanpir.
c. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang–
kurangnya petugas lain di Instalai Farmasi dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep
menggunakan fornuIir 2 sebagainana terIanpir dan selanjutnya dibuat Berita
Acara Pemusnahan dan didokumentasikan.
8. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan
dan pengeluaran. .Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara
manual atau elektronik. Kartu stok memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
9. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatandan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari :
a. Pelaporan internal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk
kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.
b. Pelaporan eksternal
Merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi pelaporan Narkotika dan
Psikotropika dan pelaporan lainnya.
3. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk mengawali konseling, Apoteker rmenggunakan threeprine questions. Apabila
tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode HeaIth BeIief
ModeI. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami Obat yang digunakan. Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi
konseling:
a. Pasien kondisi khusus (gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS,
epilepsi).
c. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid
dengan tapering down/off).
d. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).
e. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi penyakit yang
sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit
yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat.
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
1. PIan
a. Mencatatan pengkajian resep obat yang meliputi :
b. Mencatat dan mendokumentasikan data waktu tunggu pelayanan resep.
c. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasi penulisan resep
tidak
d. sesuai dengan formularium rumah sakit.
e. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasi kepatuhan
pemberian label high alert.
f. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasi kesalahan
dispensing obat.
g. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasikan kekosongan
obat esensial.
h. Mencatat, mengidentifikasi, melaporkan dan mendokumentasikan Efek Samping
Obat.
i. Melakukan evaluasi dan pencatatan terhadap kegiatan manajerial :
2. Do
Mengolah data dan mengevaluasi pengkajian resep, data waktu tunggu
pelayanan resep, penulisan resep tidak sesuai dengan formularium rumah sakit,
kepatuhan pemberian label high alert, kesalahan dispensing obat dan
pencatatan kegiatan manajerial farmasi.
3. Check
Melaksanakan pemantauan hasil pengkajian resep, data waktu tunggu pelayanan
resep, penulisan resep tidak sesuai dengan formularium rumah sakit, kepatuhan
pemberian label high alert, kesalahan dispensing obat, kekosongan obat esensial dan
Efek Samping Obat dan kegiatan manajerial farmasi
4. Action
Hasil evaluasi data pertriwulan dilaporkan ke Pimpinan Rumah Sakit dan
Ketua PMKP
F. SASARAN PROGRAM
1. PENCATATAN
Pencatatan dilakukan pada setiap proses Pengelolaan Kefarmasian meliputi pengadaan
(surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock), distribusi dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
2. PELAPORAN
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Rumah Sakit, meliputi barang dan
laporan lainnya. Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan
serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu
stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok memuat nama Obat, tanggal
kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
a. Tujuan
Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi
Tersedianya informasi yang akurat
Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
Mendapat data/laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
Agaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekala n k esehatan dapat dikelola
secara efisien dan efektif
b. Proses pendataan dan peIaporan dapat diIakukan secara:
Tulis tangan
Menggunakan computer dan SIMRS.
1. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh tehadap semua kgiatan yang dilakukan secara
periodik, Semester dan Tahunan
K. PENUTUP
Demikian Program Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Alimuddin Umar
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2022 disusun untuk dipergunakan sebagai A c u a n dalam
pelaksanaan tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit