2022
I. ANALISA :
Dalam Triwulan 1 kekosongan stok obat yang termasuk dalam formularium Rumah Sakit
Umum Daerah Alimuddin Umar didapatkan angka Rata- Rata dalam 0,68 %. Kejadian Kekosongan
ini disebabkan oleh kosongnya obat dari distributor (Pedagan Besar Farmasi) dan Beberapa kendala
seperti masalah dalam pengiriman (transportasi). Permasalahan ini diantisipasi dengan mengganti
obat memiliki kandungan dan kekuatan yang sama, namun jika bila tidak ada yang sama dan dokter
tidak bersedia mengganti mka dilakukan pembelian ke apotek yang bekerja sama.
Pemantauan Obat baru pada triwulan 1dilakukan oleh obat yang telah disepakati sebelumnya
pada Komite Farmasi dan Terapi (KFT).Pada bulan Juli obat yang dipantau adalah Emebion dan
Ramdesivir , pada bulan Agustus adalah Hi D3 5000 sedangkan pada bulan maret obat yang
dipantau adalah Cafffeine, Favikal dan Tarivid. Pemantauan dilakukan baik dalam segi Medication
error, Efek samping obat, Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Maupun dalam segi penggunaan. Dari
hasil tidak lanjut, tidak ditemukan adanya medication Error, KTD maupun Efek samping. Sedangkan
dalam segi pemakaian obat tersebut cukup bersifat Fast Moving.
IV TINDAK LANJUT
Berdasarkan hasil rapat komite farmasi dan terapi (KFT) seluruh obat yang dipantau pada
Triwulan ke 1 telah disepakati untuk masuk kedalam formularium Rumah sakit.