Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS KLINIS

Pengelolahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan : Perencanaan, Pengadaan,


Penerimaan dan Penyimpanan

Nama : Qurrotul A’yun


NIM : 190 101093

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di Apotek haruslah mampu
menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat dan sesuai
dengan amanat Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Dalam
rangka peningkatan penggunaan obat rasional untuk mencapai keselamatan
pasien, dilakukan pelayanan kefarmasian sesuai standar di fasilitas kesehatan.
Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan
Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
Permenkes Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek telah memuat kebijakan pelayanan kefarmasian termasuk pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan
pelayanan farmasi klinik yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab
seorang apoteker. Akan tetapi, masih terdapat beberapa aspek pelayanan
kefarmasian yang memerlukan penjelasan lebih lanjut yang belum dimuat
dalam
standar pelayanan kefarmasian. Selain itu, terdapat amanat pada Permenkes
Nomor 73 Tahun 2016 untuk menyusun Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek yang diharapkan dapat menjadi pedoman Apoteker di
Apotek dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian yang sesuai standar.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mapu menyusun perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
di apotek
2. Mahasiswa mampu membuat Surat Pesanan dan memilih PBF dalam rangka
pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di apotek
3. Mahasiswa mampu melakukan penerimaansediaan farmasi dan alat
kesehatan di apotek
4. Mahasiswa mampu melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan di apotek

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERENCANAAN
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dann kemampuan masyarakat.
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP merupakan tahap awal
untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
yangsesuai dengn kebutuhan.

B. PENGADAAN
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka Pengadaan Sediaan
Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang –
undangan. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP di apotek
dilaksanakan
dengan pembelian. Pembelian merupakan suatu metode penting untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga. Apabila ada dua atau lebih
pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kriteria berikut: mutu produk
(kualitas
produk terjamin ada NIE/Nomor Izin Edar), reputasi produsen (distributor berijin
dengan penanggungjawab Apoteker dan mampu memenuhi jumlah pesanan),
harga,berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman (leadtime cepat), mutu
pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang
dikembalikan, dan pengemasan.

C. PENERIMAAN
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan sediaan farmasi di Apotek harus
dilakukan oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan hadir, penerimaan sediaan
farmasi dapat didelegasikan kepada Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk oleh
Apoteker Pemegang SIA.

D. PENYIMPANAN
1. Obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
2. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
3. System penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk dan kelas
terapi obat serta disusun secara alfabetis.

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Referensis Permenkes No 9 Tahun 2017 Tentang Apotek, Permenkes No 73
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan
peraturan - peraturan lainnya yang terkait apotek
2. Formulir – formulir
a. Buku defecta
b. Surat Pesanan
1) SP untuk golongan Obat Keras, Bebas Terbatas, Bebas, Alat
Kesehatan
2) SP untuk golongan Obat Narkotika
3) SP untuk golongan Obat Psikotropika
4) SP untuk golongan Obat Precursor Farmasi
5) SP untuk golongan obat obat – obat tertentu (OOT)
c. Faktur
d. Buku penerimaan barang
e. Kartu stok
f. Label High Alert Medication
g. Label LASA

B. Prosedur Kerja:
1. Persiapan
1.1 Praktikan mempersiapkan kelengkapan untuk praktikum, yaitu:
a. SP untuk golongan obat keras, bebas terbatas, bebas, alkes, obat
tradisional (5 lembar)
b. SP untuk golongan obat narkotika (2 lembar)
c. SP untuk golongan obat psikotropika (1 lembar)
d. SP untuk golongan obat precursor farmasi (2 lembar)
e. SP untuk golongan obat obat – obat tertentu yang sering
disalahgunakan (OOT) (2 lembar)
1.2 Praktikum menguraikan teori perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

2. Pelaksanaan Praktikum
2.1 Perencanaan
a. Laboran mempersiapkan buku defecta yang berisi nama – nama sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang akan dipesan.
b. Praktikum merencanakan jenis dan jumlah sediaan farmasi yang akan
dibeli dengan mempertimbangkan stok minimal dan stok maksimal

3
2.2 Pengadaan
Praktikan membuat SP untuk obat-obat tersebut diatas ke PBF yang sesuai
menggunakan surat pesanan yang sesuai (lampirkan SP yang telah telah
dibuat pada buku panduan praktikum)
2.3 Penerimaan
a. Laboran mempersiapkan faktur dan barang yang dikirim dari PBF
b. Praktikan melaksanakan penerimaan barang sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
c. Praktikan melakukan pencatatan pada buku penerimaan barang. Buku
pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian sediaan farmasi
dan alat kesehatan yang dilakukan apotek melalui PBF yang dilakukan
setiap harinya
d. Praktikan menghitung harga jual obat dengan ketentuan margin sebagai
berikut :
1. Golongan obat keras, narkotika, psikotropika 25%
2. Golongan obat bebas terbatas, obat bebas, obat tradisional 15%
3. Alat kesehatan 20%
2.4 Penyimpanan
Praktikan melakukan penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
yang diterima sebelumnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PERENCANAAN
a. Buku Defecta

GOLONGAN G0LONGAN
NO NAMA OBAT NO NAMA OBAT
OBAT OBAT
1 Cefilla 100 mg Keras 9 Stop cold Bebas Terbatas
2 Mwfinal 500 mg Keras 10 Kalpanax krim Bebas Terbatas
3 Braxidin tablet Psikotropika 11 Masker Alkes
MST continuous 10 Tradosik capsul
4 Narkotika 12 Keras
mg 50 mg
5 Codein 10 mg Narkotika 13 Stimuno capsul Fitofarmaka
6 Sanmol syrup Bebas 14 Vicks F 44 60 ml Bebas Terbatas
7 Valisanbe tab 5 mg Psikotropika 15 Kaltrofen suppo Keras
Novorapid
8 Rhinos SR Keras 16 Keras
flexpen

b. Perhitungan Stok Minimal Dan Stok Maksimal

NO Nama Obat Isi Sisa stok Pemakaian Waktu Periode Stok Stok Jmlh Jmlh
(Box) (satuan) rata2/hari Tunggu pengadaan min maks yang box
(satuan) (hari) harus yg
di hrs di
pesan pesan
1 Cefilla 100 30 100 30 3 7 290 10
180 390
mg box
2 Mefinal 500 100 40 60 2 7 620 7 box
240 660
mg
3 Braxidin tab 100 30 20 2 7 80 220 190 2 box
4 MST 60 30 40 6 7 730 13
continuous 480 760 box
10 mg
5 Codein 10 250 50 30 6 7 520 3 box
360 570
mg
6 Sanmol 1 2 6 2 7 64 64
24 66
syrup botol
7 Valisanbe 100 30 20 2 7 190 2 box
80 220
tab 5 mg
8 Rhinos SR 50 50 30 30 7 300 6 box
120 330

9 Stop cold 25(st) 15 16 3 7 96 208 193 8 box


10 Kalpanax 1 2 5 3 7 63 63
30 65
krim tube
11 Masker 50 10 30 4 7 240 450 440 9 box
100 50 30 2 7 120 330 280 3 box
Tradosik
capsul 50

5
12 mg
13 Stimuno 30 15 40 2 7 425 15
160 440
capsul box
14 Vicks F 44 1 3 5 3 62 62
30 65
60 ml botol
Kaltrofen 10 5 10 3 7 125 13
60 130
15 suppo box
16 Novorapid 5 2 1 2 7 31 7 box
12 33
flexpen

Rumus : SS = CA x LT SMin = SS x 2 SMaks = SMin + (PP x CA)

2. PENGADAAN

3. PENERIMAAN

6
Perhitungan harga jual obat:
1. Magalat Susp 4. Dexamethasone 0,5 mg ‘200
HNA = N + (N x 11%) HNA = N + (N x 11%)
= 28.000 + (28.000 x 11%) = 30.400 + (30.400 x 11%)
= 31.080 = 33.744
HJA = HNA + (HNA x 15%) HJA = HNA + (HNA x 25%)
= 31.080 + (31.080 x 15%) = 33.744 + (33.744 x 25%)
= 35.742 = 42.180
2. Braito Original 5 mL 5. Combantrin Susp 125
HNA = N + (N x 11%) HNA = N + (N x 11%)
= 7.000 + (7.000 x 11%) = 15.000 + ( 15.00 x 11%)
= 7.770 = 16.650
HJA = HNA + (HNA x 15%) HJA = HNA + (HNA x 15%)
= 7.770 + (7.770 x 15%) = 38.184 + (38.184 + 15%)
= 8.935 = 19.147
3. Sagestam Cr 10 g
HNA = N + (N x 11%)
= 15.000 + (15.000 x 11%)
= 16.650
HJA = HNA + (HNA x 25%)
= 16.650+ (16.650 x 25%)
= 20.812

1. PENYIMPANAN

NO Nama sediaan farmasi dan alat Tempat penyimpanan


kesehatan
Amoksisilin 500 mg Lemari etalase depan (OTC)
1
2 Asam mefenamat 500 mg Lemari etalase belakang Generik
3 Codein 10 mg Lemari Narkotika
4 Sanmol syrup Lemari etalase depan (OTC)
5 Valisanbe tab 5 mg Lemari Psikotropika
6 Stop cold Lemari etalase depan (OTC)
7 Kalpanax krim Lemari etalase depan (OTC)
8 Masker Lemari etalase depan (OTC)
9 Stimuno capsul Lemari etalase depan (OTC)
10 Vicks F 44 60 ml Lemari etalase depan (OTC)
11 Kaltrofen suppo Lemari pendingin pada suhu 2-4C
12 Novorapid flexpen Lemari pendingin pada suhu 2-4C
13 Amlodipine 5 mg Lemari etalase dalam (Ethical)
14 Amlodipine 10 mg Lemari etalase dalam (Ethical)
15 D 40 % Lemari etalase dalam (Ethical)
16 Glibenklamid Lemari etalase dalam (Ethical)
17 Betadine kumur Lemari etalase depan (OTC)

A. Pembahasan
1. Melakukan perencanaan terlebih dahulu dengan mempersiapkan SP untuk
memesan obat sesuai golongannya dan sesuai PBF obat yang di pesan ,
Pengecekan dan pencatatan stok kosong (buku defecta) Setiap hari
petugas/asisten apoteker memeriksa stok obat kosong atau hampir habis lalu
melakukan pencatatan dalam buku defecta yang berisi nama-nama sediaan

7
farmasi dan alat kesehatan yang akan dipesan. Perencanaan pembelian
dilakukan oleh Apoteker.pada kolom diatas ada 17 obat yang masing-masing
berbeda golongan dan akan di pesen melalu PBF yang berbeda. Dengan
merencanakan perhitugan jenis maupun jumlah sediaan yang akan di beli
dengan rumus perhitungan stok min dan stok max.
2. Pengadaan; dilakukan dengan cara mengisi kartu SP dengan benar. SP untuk
obat Narkotika ada empat lembar yaitu untuk PBF , dinkes , BPOM , dan
arsip apotek dan hanya boleh 1 item obat saja dalam sat SP Narkotika ,
sedangkan SP Psikotropika ada 2 lembar yaitu asli dan satu untuk arsip dan
boleh untuk beberapa item obat.
3. Penerimaan; dengan faktur yang diberikan kemudian sediaan obat di periksa
apakah sesuai dengan faktur tersebut dan harus sesuai dengan (SOP) lalu catat
pada buku penerimaan barang sesuai dengan data yang ada pada faktur yang
diberikan , disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama
transportasi. Obat tidak boleh diterima jika sudah atau mendekati
kadaluwarsa. Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa obat, bahan obat dan alat
kesehatan harus dicatat pada saat penerimaan, untuk mempermudah
penelusuran. Selain itu, kesesuaian jumlah, jenis dan bentuk sediaan obat
tersebut juga diperiksa dan dilakukan pemeriksaan berupa data pada Surat
Pesanan (SP), faktur serta kondisi fisik barang tersebut. Jika ditemukan
obat,bahan obat, dan alat kesehatan diduga palsu, bets tersebut harus segera
dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke pemegang izin
edar.lalu lakukan perhitungan harga jual obat dengan rumus HNA dan HJA
dengan ketentuan margin yang ada sesuai dengan golongan obat yang ita
terima dari faktur tersebut .
4. Penyimpanan; obat disimpan berdasarkan golongan , suhu , bentuk sediaan ,
alfabet dan farmakologinya ,pada obat LASA harus diberikan tanda atau label
khusus untuk membedakan keduanya dengan menerapkan prinsip FEFO dan
FIFO. Melakukan penyimpanan dapat memelihara mutu, menjaga ,
ketersediaan , dan memudahkan pencarian dan pengawasan .

8
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pelayanan


kefarmasian pada apotek dalam hal perencanaan , pengadaan , penerimaan ,dan
penyimpanan harus sangat berhati-hati dan teliti karna jika terjadi kesalahan
makan sistem di apotek tidak berjalan dengan baik.
1. Pada perencanaan Apoteker/TTK harus memeriksa stok obat yang kosong
atau hampir habis sesuai dengan golongannya . Lalu dicatat dalam buku
defecta kemudian akan dipesan oleh Apoteker. Pemesanan harus segera
dilakukan jika obat sudah mencapai stok minimal.

2. Pengadaan pembekalan farmasi di apotek dilakukan oleh bagian unit


pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas, bebas terbatas, obat keras,
narkotika, psikotropika dan alat Kesehatan. Sesuai denan ketentuan SOP yang
berlaku.

3. Penerimaan obat yang diterima harus sesuai dengan jenis, jumlah dan
mutunya berdasarkan faktur pembelian atau surat pengiriman barang yang
sah. Penerimaan sediaan farmasi di apotek harus dilakukan oleh apoteker.
Lalu dilakukan perhitungan harga jual obat sesuai faktur yang diberikan.

4. Penyimpanan, system penyimpanan di apotek telah memenuhi standar, yaitu


dengan melakukan system FIFO dan system FEFO. Agar menyamin kualitas
dari sediaan farmasi .

Anda mungkin juga menyukai