Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG HARI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PASAR MUARA TEMBESI
KECAMATAN MUARA TEMBESI
Jln. Lintas Jambi – Bungo, Kel. Pasar Muara Tembesi ( 36653 )
email : pkmpasartembesi@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUKESMAS PASAR MUARA TEMBESI
Nomor : 010 / SK / PKM-PMT / 2023
TENTANG
PELAYANAN OBAT
KEPALA UPTD PUSKESMAS PASAR MUARA TEMBESI

Menimbang : a. Bahwa obat tersedia dan secara efisien untuk memenuhi kebutuhan
pasien;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang pelayanan
obat;
Mengingat : 1. Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2017
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2017
Tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159/MENKES/SK/V/2014 tentang Formularium Nasional;
7. Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Batang Hari Nomor 13 Tahun 2016
Tentang Formularium Obat Pelayanan Kesehatan dasar Di Puskesmas
Babupaten Batang Hari;

petugas . . .
-2-

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN OBAT

KESATU : Pengelolaan dan pengendalian mutu farmasi adalah tanggung jawab


penanggung jawab farmasi , Pelayanan farmasi di apotik dilaksanakan oleh
petugas farmasi Puseksmas, sedangkan pelayanan obat emergensi dan obat
ruangan menjadi tanggung jawab petugas ruangan

KEDUA : Pelayanan obat di ruangan menjadi tanggung jawab pengelola Obat;

KETIGA : Setiap petugas pemberi layanan klinis wajib mampu mengidentifikasi efek
samping obat dan insiden keselamatan terkait obat, dan mendokumentasikannya
di rekam medis, dengan mengantisipasi kejadian syok anafilatik

KEEMPAT : Daftar obat emergensi dan obat psikotropika tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini

KELIMA : Uraian ketentuan pelayanan farmasi tercantum dalam lampiran II yang


merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini. Surat keputusan ini
berlaku sejaktanggal di tetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan

Ditetapkan di : Pasar Muara Tembesi


Pada Tanggal : 26 Januari 2023

Kepala UPTD Puskesmas


Pasar Muara Tembesi,

dr. A .Taqwin
NIP.198502092014071001
-3-

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


PASAR MUARA TEMBESI
NOMOR : 010 / SK / PKM-PMT / 2023
TANGGAL : 26 JANUARI 2023

DAFTAR OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI EMERGENSI


YANG WAJIB TERSEDIA DI UGD

No Nama Obat No Nama Bahan Habis Pakai


1 Diazepam ampul 1 NGT
2 Lidocain/ pehacain 1% ampul 2 Kateter uretra
3 Metil Ergometin ampul 3 Urinal bag
4 RL Larutan infus botol 4 Kasa steril
5 NaCl larutan infus botol 5 Kasa gulung
6 Vitamin K1 ampul 6 Plester
7 D5 larutan infus botol 7 Spuit berbagai ukuran, 1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc
8 Rivanol botol 8 Kapas
9 Povidon iodine botol 9 Alkohol
10 Abbocath berbagai ukuran
11 Infus set makro, mikro

DAFTAR OBAT DAN BAHAN HABIS PAKAI EMERGENSI


PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK

No Nama Obat Jumlah


1 Abbocath ukuran 20 G, 22G, 24G Masing-masing 1 buah
2 Infus set makro, mikro Masing-masing 1 buah
4 RL Larutan infus botol 1 botol
5 Swab alcohol Secukupnya
6 Plester 1 buah
7 Spuit, 1 cc, 3 cc Masing-masing 1 buah
8 Epinephrine ampul 1 buah
9 Kasa steril I pcs
DAFTAR OBAT PSIKOTROPIK
-4-

NO NAMA OBAT SATUAN


1 Diazepam tablet 2 mg Tablet
2 Diazepam injeksi 5 mg /ml - 2 ml Ampul
3 Fenobarbital tablet 30 mg Tablet
4 Haloperidol tablet 5 mg Tablet
5 Klorpromazin tablet salut 100 mg (HCl) Tablet

LAMPIRAN II: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS UPTD PASAR MUARA TEMBESI


NOMOR : 010 / SK / PKM-PMT / 2023
TANGGAL : 26 JANUARI 2023

A. Penyediaan
1. Ketersediaan obat direncanakan dan dipantau agar memenuhi kebutuhan pelayanan
termasuk penyediaan obat emergensi.
2. Obat harus tersedia di Puskesmas sesuai dengan formularium.
3. Jam buka pelayanan obat mengikuti jam kerja Puskesmas.
4. Ketersediaan obat dievaluasi setiap bulan melalui LP-LPO.
5. Setiap tahun penanggungjawab farmasi membuat Rencana Kebutuhan Obat (RKO) sesuai
dengan formularium.
6. Setiap triwulan penanggungjawab farmasi dapat mengamprah obat sesuai kebutuhan
(essensial dan non essensial) melalui LP - LPO ke gudang obat dinas kesehatan
kabupaten.
7. Pada akhir bulan kerja, stok obat dievaluasi. Jika dalam triwulan amprahan obat berada di
buffer stock atau telah habis karena suatu sebab, maka petugas dapat mengamprah
permintaan obat pada bulan tersebut.
8. Pasokan obat dapat dari jalur lain seperti dana kapitasi, yang akan diatur sesuai juknis.

B. Distribusi dan Penggunaan


1. Setiap obat dan bahan habis pakai (OBHP) harus direkap di gudang farmasi sebagai pusat
kefarmasian di puskesmas, kemudian didistribusikan ke unit layanan dan desa.
2. OBHP poli rawat jalan hanya meliputi obat injeksi dan obat syok anafilaktik yang
dipantau melalui LP-LPO atau buku pengeluaran obat.
3. OBHP UGD dan desa mengikuti formularium UPTD Puskesmas Pasar Muara Tembesi
dan didistribusikan dengan memperhatikan permintaan dan pemakaian.
-5-

4. Penyimpanan dan penggunaan OBHP UGD, poli, dan jejaring menjadi tanggung jawab
petugas unit bersangkutan.
5. Setiap unit di luar apotek harus melaporkan pemakaian obat kepada gudang farmasi
setiap bulan.

C. Peresepan obat
1. Peresepan obat dilakukan oleh dokter atau petugas poli rawat jalan yang memeriksa
pasien.
2. Dalam resep harus tercantum:
a. Tanggal penulisan resep
b. Tanda R/
c. Nama obat, jumlah dan dosis
d. Nama dan paraf penulis resep
e. Identitas pasien: nama, umur, alamat

D. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut:


1. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya bolah dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi. Penggunaan oleh tenaga medis bukan dokter hanya diperkenankan pada
penggunaan injeksi dosis awal penanganan kegawatdaruratan.
2. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus didalam lemari terkunci yang tidak
bisa diakses sembarang orang.
3. Obat psikotropika dapat didistribusikan ke poli atau desa dengan catatan diberikan. hanya
untuk stok emergensi dan dipantau melalui LP-LPO atau buku pengeluaran obat.

E. Penyimpanan
1. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat.
2. Obat dan bahan habis pakai (OBHP) disusun di rak sesuai abjad dengan memperhatikan
kaidah first in first out (FIFO), first expired first out (FEFO) dan standar suhu
penyimpanan. Jika membutuhkan suhu dingin maka disimpan di lemari pendingin.
3. Obat narkotik dan psikotropik disimpan khusus dalam lemari terkunci.
4. Semua obat disertai dengan kartu stok untuk memudahkan kontrol.

F. Penyiapan obat
-6-

1. Yang berhak menyiapkan obat adalah apoteker atau sekurang-kurangnya tenaga tenis
kefarmasian. Jika tidak tersedia maka dapat memberdayakan tenaga teknis perawat
dengan pelatihan.
2. Resep harus dapat terbaca jelas oleh petugas apotek. Jika terdapat keraguan dalam
membaca resep atau jika obat tidak tersedia, petugas apotek wajib mengkonfirmasi
kepada dokter/ penulis resep.
3. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis kefarmasian dengan
memperhatikan higiene dan kebersihan.
4. Obat diberi label dengan tulisan jelas dan mudah terbaca pasien.

G. Penyerahan obat kepada pasien


1. Sebelum menyerahkan obat, petugas memastikan tepat pasien dan tepat obat.
2. Petugas wajib memberi informasi cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat,
dan cara menyimpan obat di rumah kepada pasien atau keluarga pasien.
3. Pemberian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: nama pasien,
tanggal lahir/ umur, aturan pakai, cara pemakaian, dan waktu menggunakan.
4. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi obat,
dan efek samping obat.
H. Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/ keluarga
Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindaklanjuti
sesuai dengan instruksi dokter

I. Penanganan obat kedaluwarsa


1. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien
2. Obat kedaluarsa didokumentasikan dan dipisahkan dari rak penyimpanan obat.
3. Obat tersebut tersebut harus dilabel kedaluarsa agar tidak terpakai kembali.

J. Kontrol mutu
1. Obat dijaga agar tidak rusak sebelum waktunya dengan memperhatikan kaidah
penyimpanan.
2. Mempersiapkan data-data obat-obat yang menjelang kadaluarsa untuk dibuatkan internal
memo kepada dokter umum, dokter gigi untuk mendahulukan penggunaan obat yang
mendekati kadaluarsa.
3. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam medis.
4. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak lanjuti.
-7-

5. Audit kefarmasian diadakan rutin setiap 3 bulan untuk evaluasi. Audit meliputi
kesesuaian resep dengan formularium, ketersediaan obat sesuai dengan formularium,
kejadian insiden keselamatan pasien, dan audit mutu pelayanan.
K. Ketentuan pelayanan-pelayanan di atas dibuatkan prosedur alur kerja agar lebih mudah
dipahami pelaksana layanan.

Ditetapkan di : Pasar Muara Tembesi


Pada Tanggal : 26 Januari 2023
Kepala UPTD Puskesmas
Pasar Muara Tembesi,

dr.A.Taqwin
NIP. 198502092014071001

Anda mungkin juga menyukai